• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

PEMATANG RIDING, DESA GENTING JUAR DAN DESA JAMBAT AKAR DALAM MELAKUKAN PERCERAIAN DI LUAR

SIDANG PENGADILAN

Di Indonesia dalam hal masalah perceraian telah di atur dalam Undang undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Sebagai warga Negara Indonesia sudah sepatutnya mentaati peraturan yang telah ada. Pada Pasal 39 ayat (1) menerangkan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan tidak dapat mendamaikan kedua belah pihak. Dalam hal terjadinya perceraian haruslah memenuhi beberapa alasan-alasan sehingga perceraian tersebut dapat terlaksana, hal ini sesuai dengan Pasal 39 ayat (2) Undang undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang berbunyi :

“Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami dan isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri”.

Bagi umat Islam yang ingin membubarkan ikatan perkawinannya, biasanya dilakukan dengan cara menjatuhkan thalaq. Adapun macam-macam talak dalam hukum Islam, yaitu54 :

1. Talak raj’i

Talak raj’i ialah talak, dimana suami boleh merujuk isterinya pada waktu iddah.

54

2. Talak ba’in

Talak ba’in, ialah talak satu atau talak dua yang disertai dengan uang’ iwald dari pihak isteri. Talak seperti ini disebut talak ba’in kecil. Pada talak ba’in kecil ini

suami tidak boleh merujuk kembali isterinya dalam masa iddah. Jikalau suami hendak mengambil bekas isterinya kembali harus dengan perkawinan baru yaitu dengan melaksanakan akad-nikah. Di samping talak ba’in kecil ada juga talak ba’in

besar, ialah talak yang ketiga dari talak-talak yang telah dijatuhkan oleh suami.

Talak ba’in ini mengakibatkan si suami tidak boleh merujuk atau mengawini kembali isterinya baik dalam masa ’iddah maupun sesudah masa ’iddah habis. Seorang suami boleh mengawini isterinya kembali kalau telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Isteri telah kawin dengan laki-laki lain.

b. Isteri telah di campuri oleh suaminya yang baru. c. Isteri telah di cerai oleh suaminya yang baru. d. Telah habis masa ’íddahnya.

3. Talak sunni

Talak sunni, ialah talak yang dijatuhkan dengan mengikuti ketentuan Al-Quran dan Sunna Rasul.

4. Talak bid,i

Talak bid,i, ialah talak yang tidak mengikuti ketentuan Al-Quran maupun Sunna Rasul dan talak ini hukumnya haram.55

55

Tata cara perceraian yang didasarkan atas talak suami terhadap isterinya harus sesuai ketentuan KHI adalah sebagai berikut:

1. Seorang suami yang akan menjatuhkan talak terhadap isterinya, terlebih dulu mengajukan permohonan secara lisan maupun tertulis kepada Pengadilan Agama di wilayah tempat tinggal isteri dan disertai dengan alasan serta meminta agar diadakan sidang untuk keperluan tersebut (Pasal 129 KHI);

2. Pengadilan Agama yang bersangkutan dapat mengabulkan ataupun menolak permohonan talak tersebut, dan keputusannya dapat dimintakan upaya hukum tingkat banding maupun kasasi (Pasal 130 KHI).

Lebih lanjut sesuai ketentuan Pasal 131 KHI teknis penyelesaian perkara permohonan talak tersebut melalui tahapan berikut:

a. Pengadilan Agama setelah mempelajari, permohonan talak, maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari memanggil peinolion (suami) dan isterinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan maksud menjatuhkan talak;

b. Setelah Pengadilan Agama (Hakim) tidak berhasil menasehati kedua belah pihak dan ternyata cukup alasan untuk menjatuhkan talak serta yang bersangkutan tidak mungkin lagi hidup rukun dalam rumah tangga, maka Pengadilan Agama, menjatuhkan keputusannya tentang izin bagi suami untuk mengikrarkan talaknya.

c. Setelah keputusan Pengadilan Agama mempunyai kekuatan hukum tetap, suami mengikrarkan talaknya di depan sidang Pengadilan Agama, yang dihadiri oleh isteri atau kuasanya;

d. Bila suami tidak mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6 bulan terhitung sejak Putusan Pengadilan Agama tentang izin ikrar talak baginya mempunyai kekuatan hukum tetap, maka hak suami untuk mengikrarkan talaknya gugur dan ikatan perkawinan tetap utuh;

e. Setelah sidang penyaksian ikrar talak dilaksanakan, Pengadilan Agama membuat penetapan tentang Terjadinya Talak sebanyak rangkap 4 yang merupakan bukti perceraian bagi mantan suami dan isteri. Helai pertama beserta surat ikrar talak dikirimkan kepada Pegawai Pencatat Nikah di wilayah .tempat tinggal suami untuk diadakan pencatatan, helai kedua dan ketiga masing-masing diberikan kepada mantan suami isteri, dan helai keempat disimpan oleh Pengadilan Agama.

Dengan demikian perceraian menurut KHI merupakan salah satu sebab putusnya perkawman antara suami-isteri, di samping sebab-sebab lain karena kematian atau putusan pengadilan. Terjadinya perceraian tersebut dapat didasarkan atau dijatuhkannya oleh suami terhadap isterinya maupun atas dasar gugatan isteri terhadap suaminya.

Telah di uraikan sebelumnya bahwa perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha untuk mendamaikan dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Maka pengadilan dengan melanjutkan dengan sidang gugatan yang di ajukan oleh suami atau isteri atau kuasanya kepada pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat. Akan tetapi pada kenyataannya dengan alasan-alasan tertentu masih banyaknya skasus-kasus perceraian yang dilakukan tanpa melalui proses sidang di pengadilan seperti yang terjadi di Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma.

Kabupaten Seluma memiliki 14 Kecamatan yaitu salah satunya adalah Kecamatan Semidang Alas Maras. Kecamatan Semidang Alas Maras memiliki luas wilayah 103.750 hektar yang terdiri dari 1 Kelurahan dan 26 Desa. Desa-Desa yang berada dalam Kecamatan Semidang Alas Maras diantaranya lokasi yang penulis tetapkan sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa Pematang Riding, Desa Genting Juar dan Desa Jambat Akar.

Secara administrasi Kecamatan Semidang Alas Maras mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Semidang Alas b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Lautan

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pinoraya d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Talo Kecil

Berdasarkan data dari Kantor Camat Kecamatan Semidang Alas Maras, maka jumlah penduduk di Kecamatan Semidang Alas Maras per 31 Januari tahun 2014 adalah 26. 241 orang yang terdiri dari 13.207 orang laki-laki dan 13.117 orang wanita. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan tingkatan pendidikan di Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma dapat diperhatikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah

1 Tamat SD/Sederajat 2.570 orang

2 Tamat SMP/Sederajat 3.662 orang

3 Tamat SMA/Sederajat 5.799 orang

4 Perguruan Tinggi 788 orang

5 Lain-Lain 4.367 orang

6 Tidak Sekolah 90.55 orang

Jumlah Penduduk 26. 241 orang

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Semidang Alas Maras, Tahun 2014

Mata Pencaharian penduduk di Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma mayoritas adalah Petani, selain itu ada juga yang berprofesi sebagai Pedagang, Pengusaha, PNS, Perawat dan lain sebagainya. Tabel 2. Jumlah Penduduk Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Berdasarkan Mata Percaharian

No Jenis Perkerjaan Jumlah

1 Petani 18.903 orang

2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 592 orang

3 Pegawai Swasta 898 orang

4 Pedagang 695 orang

5 Lain-Lain 3.947 orang

6 Tidak Berkerja 1.206 orang

Jumlah Penduduk 26.241 orang

Untuk lebih jelasnya mengenai masyarakat yang mengalami perceraian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.Daftar Nama orang yang mengalami Perceraian

Suami Umur Alamat Isteri Umur Alamat TH

Status Cerai

Sah Tdk

Sah

Yoyon 28 P Riding Arni 25 K Agung 2012

Ario 25 U Padang Rita 23 P Riding 2011

Izondri 25 P Kelapo Dewi 23 P Riding 2011

Apikson 26 RGM Zelna 22 G Juar 2012

Mulian 35 J Akar Serupi 37 Serunaian 2011

Rezali 40 P Riding Astimi 38 G Juar 2008

Julius 27 J Akar Susi 23 J Akar 2008

Ujang 31 J akar Nengsi 30 B Utara 2014

Sildi 27 J Akar Icut 30 J Akar 2012

Erwan 19 P Riding Melita 18 K Baru 2007

Darlan 43 P Riding Isa 40 G juar 2007

Akbar 19 P Kelapo Marlena 17 P Riding 2009

Mizon 20 P Riding Nita 18 M Bantan 2013

Dovi 23 P Peri Bisila 25 P Riding 2008

Jon 28 P Riding Bunga 24 U Padang 2012

Ekoan 22 P Riding Yesi 22 P Riding 2012

Burman 29 P Riding Junita 30 U Padang 2007

Tomi 21 Tais Emi 19 P Riding 2012

Alex 25 P Peri Lasmini 22 J Akar 2012

Jon 28 J Akar Neli 25 J Akar 2000

Midi 29 G Juar kesma 24 P riding 2013

Ozi 18 U Padang Lozi 18 P Riding 2014

Jarwo 33 Jawa Aini 35 J Akar 2011

Yanto 37 T Gunung Badok 35 J Akar 2014

Tikad 35 J Akar Tisma 36 G Bantan 2011

Herlon 29 G Juar Yesterni 27 Tedunan 2011

Sumber : Arsip Desa Pematang Riding, Desa Genting Juar dan Desa Jambat Akar.

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas dapat terlihat bahwa banyaknya kasus perceraian, baik didepan pengadilan maupun di luar sidang pengadilan perceraian dan hal tersebut benar-benar ada di lokasi yang dipilih sebagai lokasi penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Desa Pematang Riding

Desa Pematang Riding memliki luas wilayah 2.135 hektar yang termasuk dalam Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma dan secara administrasi Desa Pematang Riding berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ujung Padang Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lautan Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Genting Juar Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pering Baru

Potensi sumber daya manusia dan penduduk Desa Pematang Riding berjumlah 939 orang. Apabila penduduk tersebut dibagi menurut jenis kelamin, maka sebanyak 527 orang penduduk laki-laki, dan sebanyak 412 orang penduduk perempuan. Penduduk berdasarkan Agama yang dianutnya, mayoritas keseluruhan penduduk beragama Islam. Jumlah Penduduk Desa Pematang Riding berdasarkan tingkat pendidikan, dapat kita lihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah

1 Masih TK/PAUD 12 orang

2 Tamat SD/Sederajat 300 orang

3 Tamat SMP/Sederajat 230 orang

4 Tamat SMA/Sederajat 350 orang

5 Perguruan Tinggi 12 orang

6 Tidak Sekolah 35 orang

Jumlah Penduduk 939 orang

Sumber : Laporan Profil Desa Pematang Riding, Tahun 2014

Berdasarkan perkerjaan atau mata pencaharian yang dilakukan oleh penduduk Desa Pematang Riding, maka secara mayoritas mata pencaharian

penduduk Desa Pematang Riding adalah di bidang pertanian. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data yang ada pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Pematang Riding berdasarkan Mata Percaharian

No Jenis Perkerjaan Jumlah

1 Petani 796 orang

2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 5 orang

3 Pegawai Swasta 12 orang

4 Pedagang 11 orang

5 Lain-Lain 70 orang

6 Tidak Berkerja 45 orang

Jumlah Penduduk 939 orang

Sumber : Laporan Profil Desa Pematang Riding, Tahun 2014

2. Desa Genting Juar

Desa Genting Juar memliki luas wilayah 1.750 Hektar, yang termasuk dalam Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma dan secara administrasi Genting Juar berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ujung Padang Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tedunan Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Padang Kelapo Sebelah Barat berbatasan dengan Lautan

Potensi sumber daya manusia dan penduduk Desa Genting Juar berjumlah 991 orang. Apabila penduduk tersebut dibagi menurut jenis kelamin, maka sebanyak 531 orang penduduk laki-laki, dan sebanyak 460 orang penduduk perempuan. Penduduk berdasarkan Agama yang dianutnya, mayoritas keseluruhan penduduk beragama Islam. Jumlah

penduduk Desa Genting Juar berdasarkan tingkat pendidikan dapat kita lihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah

1 Masih TK/PAUD 12 orang

2 Tamat SD/Sederajat 127 orang

3 Tamat SMP/Sederajat 350 orang

4 Tamat SMA/Sederajat 330 orang

5 Perguruan Tinggi 26 orang

6 Tidak Sekolah 46 orang

Jumlah Penduduk 991 orang

Sumber : Laporan Profil Desa Genting Juar, Tahun 2014

Berdasarkan perkerjaan atau mata pencaharian yang dilakukan oleh penduduk Desa Genting Juar, maka secara mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Genting Juar adalah di bidang pertanian. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data yang ada pada tabel dibawah ini :

Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Genting Juar berdasarkan Mata Percaharian

No Jenis Perkerjaan Jumlah

1 Petani 840 orang

2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3 orang

3 Pegawai Swasta 6 orang

4 Pedagang 9 orang

5 Lain-Lain 63 orang

6 Tidak Berkerja 70 orang

Jumlah Penduduk 991 orang

3. Desa Jambat Akar

Desa Jambat Akar memliki luas wilayah 1.650 Hektar, yang termasuk dalam Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma dan secara administrasi Desa Genting Juar berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Maras Tengah Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pinoraya Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Maras Bantan Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Talang Kemang

Potensi sumber daya manusia dan penduduk Desa Jambat Akar berjumlah 754 orang. Apabila penduduk tersebut dibagi menurut jenis kelamin, maka sebanyak 376 orang penduduk laki-laki dan sebanyak 378 orang penduduk perempuan. Penduduk berdasarkan Agama yang dianutnya, mayoritas keseluruhan penduduk beragama Islam. Jumlah Penduduk Desa Jambat Akar berdasarkan tingkat pendidikan dapat kita lihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah

1 Masih TK/PAUD 18 orang

2 Tamat SD/Sederajat 222 orang

3 Tamat SMP/Sederajat 180 orang

4 Tamat SMA/Sederajat 112 orang

5 Perguruan Tinggi 22 orang

6 Tidak Sekolah 200 orang

Jumlah Penduduk 754 orang

Berdasarkan perkerjaan atau mata pencaharian yang dilakukan oleh penduduk Desa Jambat Akar, maka secara mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Jambat Akar adalah di bidang pertanian. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data yang ada pada tabel dibawah ini :

Tabel 9. Jumlah Penduduk Desa Jambat Akar berdasarkan Mata Percaharian

No Jenis Perkerjaan Jumlah

1 Petani 615 orang

2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 12 orang

3 Pegawai Swasta 8 orang

4 Pedagang 6 orang

5 Lain-Lain 54 orang

6 Tidak Berkerja 60 orang

Jumlah Penduduk 754 orang

Sumber : Laporan Profil Desa Jambat Akar, Tahun 2014

Berdasarkan hasil wawancara penulis, menurut Bapak Beruhin selaku Kepala Desa, perceraian di luar sidang pengadilan yang dilakukan oleh sebagian pasangan suami isteri di Kecamatan Semidang Alas Maras, yaitu melalui Kepala Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat. Masyarakat yang ingin bercerai biasanya mendatangi Kepala Desa dan mereka mengemukakan alasan kenapa mereka ingin bercerai, dalam hal ini Kepala Desa terlebih dahulu menganjurkan kepada kedua belah pihak untuk melakukan perceraian didepan sidang pengadilan dan juga berusaha mendamaikan kedua belah pihak yang ingin bercerai dengan segala cara akan tetapi ada kalanya usaha tersebut tidak berhasil, kedua belah pihak tetap pada pendiriannya dengan melakukan perceraian di luar sidang pengadilan atau yang disebut dengan istilah cerai dibawah tangan dan jika usaha tersebut tidak

berhasil atau Kepala Desa tidak mampu lagi mendamaikan kedua belah pihak, maka Kepala Desa menghadirkan tokoh adat dan tokoh masyarakat.

Tugas Kepala Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat disini yaitu bermusyawarah untuk mendamaikan kedua belah pihak yang ingin melakukan perceraian, jika Kepala Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat tidak dapat mendamaikan kedua belah pihak maka Kepala Desa memanggil kedua orang tua kedua belah pihak dan saksi dari masing-masing keluarga. Pasangan suami isteri yang ingin melakukan perceraian sudah memberitahukan kepada Kepala Desa, maupun tokoh adat dan tokoh masyarakat, kemudian suami mengucapkan kata“ cerai/talak” kepada isterinya yang disaksikan oleh pihak keluarga masing-masing dan di hadapan Kepala Desa, maupun tokoh masyarakat, tokoh adat, setelah talak itu di ucapkan maka resmilah mereka bercerai dan bagi mereka perceraian tersebut sudah sah.

Kemudian kedua belah pihak membuat surat pernyataan di atas kertas yang bermaterai yang berisi ungkapan bahwa telah terjadi perceraian antara keduanya, yang kemudian di tandatanganni oleh kedua belah pihak, saksi-saksi dari kedua belah pihak dan kemudian diketahui oleh Kepala Desa. Dari tata cara perceraian tersebut sudah dianggap sah dan yang menjadi bukti perceraian mereka adalah selembar kertas yang berisi ungkapan cerai, yang dilakukan kemudian selembar kertas pernyataan itu di fhoto copy lalu dipegang oleh kedua belah pihak dan satu lembar untuk Kepala Desa sebagai arsip.56

56

Wawancara Dengan Bapak Beruhin Kepala Desa Genting Juar, Tanggal 3 Perbruari 2014

Tradisi perceraian yang terjadi pada masyarakat Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma yang dilakukan di luar sidang pengadilan sudah menjadi adat dan kebiasaan yang dilakukan masyarakat dan masih berlaku hingga sekarang.57Berdasarkan hasil penelitian penulis, Menurut Bapak Paijo selaku Imam Masjid, bahwa perceraian di luar sidang pengadilan yang sering dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kecamatan Semidang Alas Maras yaitu dengan cara menjatuhkan thalaq, karena mereka beranggapan bahwa thalaq merupakan ketentuan agama Islam.58

Peristiwa cerai di luar sidang pengadilan masih sangat umum dilakukan oleh masyarakat di kecamatan Semidang Alas Maras. Meskipun demikian hanya ada beberapa orang yang dapat dijadikan responden oleh penulis. Berikut ini akan penulis paparkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Dewi pelaku cerai di luar pengadilan. Beliau menyatakan bahwa “cerai di luar pengadilan itu prosesnya cepat dan kemudian tidak mengeluarkan biaya, jangankan untuk mengurus perceraian di pengadilan biaya untuk makan sehari-hari saja sulit untuk didapatkan.59

57

Wawancara Dengan Bapak Fauzan, Iman Masjid Desa Jambat Akar, Tanggal 5 Pebruari 2014

58

Wawancara Dengan Bapak Paijo, Imam Masjid Desa Genting Juar, Tanggal 3 Pebruari 2014

59

Wawancara Dengan Ibu Dewi, Pelaku Cerai di luar Pengadilan di Desa Pematang Riding, Tanggal 12 Pebruari 2014

Sedangkan menurut Ibu Zelnawati beliau menyatakan “cerai lewat pengadilan itu lama, bisa sampai berbulan-bulan sedangkan saya ingin cepat-cepat bercerai karena saya sudah tidak tahan lagi dengan sikap suami saya yang dingin, kalau tidak lewat pengadilan prosesnya bisa lebih cepat, tinggal menulis surat pernyataan talak yang ditandatanganni antara kami atau lansung dengan mengucapkan lafaz talak, dengan begitu lansung bisa dinyatakan bercerai.60

Menurut Bapak Sildi, beliau menjelaskan sebenarnya mengetahui kalau cerai itu harus di pengadilan, akan tetapi dengan faktor ekonomi, terutama masalah biaya jadi saya tidak dapat menjalankan aturan yang berlaku dengan melakukan perceraian di pengadilan.61 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Astimi, beliau mengungkapkan bahwa melakukan perceraian di luar sidang pengadilan Agama karena merasa terbebani oleh masalah biaya, Ibu Astimi mengatakan” biaya cerai dipengadilan itu mahal, kalau punya uang lebih baik digunakan untuk biaya hidup sehari hari62.

60

Wawancara Dengan Ibu Zelnawati, Pelaku Cerai di luar Pengadilan di Desa Genting Juar, Tanggal 9 Pebruari 2014

61

Wawancara Dengan Bapak Sildi, Pelaku Cerai di luar Pengadilan di Desa Jambat Akar , Tanggal 8 Pebruari 2014

62

Wawancara Dengan Ibu Astimi, Pelaku Cerai di luar Pengadilan di Desa Genting Juar, Tanggal 7 Pebruari 2014

Sedangkan menurut Ibu Rita, menjelaskan bahwa lemahnya pengetahuan terhadap hukum sehingga takut akan banyaknya urusan dalam persidangan nantinya dan juga belum memahami tentang proses perceraian di pengadilan.63Menurut Bapak Erwan, beliau mejelaskan, masalah cerai di luar Pengadilan yang kami lakukan tidak lepas dari pemahaman kami terhadap posisi hukum dalam kehidupan kami. Pada umumnya, kami memiliki pandangan bahwasanya hukum Islam adalah hukum dasar yang menjadi pijakan dalam kehidupan sehari-hari kami. Oleh sebab itu, sekali lagi, bagi kami pelaksanaan hukum Agama lebih penting dan lebih utama dari pada pelaksanaan hukum lainnya.64

Menurut Bapak Herlon, praktek cerai di luar sidang pengadilan juga didasarkan pada kenyataan bahwasanya proses yang dilalui lebih mudah dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Biasanya proses perceraian di Pengadilan Agama berlarut-larut karena harus menjalani beberapa persidangan. Berbeda dengan perceraian yang dilakukan di luar sidang pengadilan yang langsung dapat diputuskan langsung jika pasangan suami-isteri yang akan bercerai telah benar-benar menginginkan perceraian.65

63

Wawancara Dengan Ibu Rita, Pelaku Cerai di luar Pengadilan di Desa Pematang Riding, Tanggal 14 Pebruari 2014

64

Wawancara Dengan Bapak Erwan, Pelaku Cerai di luar Pengadilan di Desa Pematang Riding, Tanggal 13 Pebruari 2014

65

Wawancara Dengan Bapak Herlon, Pelaku Cerai Diluar Pengadilan di Desa Genting Juar, Tanggal 14 Pebruari 2014

Sedangkan menurut Ibu Marlena, beliau mengatakan bahwasanya perceraian didepan sidang pengadilan itu lama dan yang paling penting ekonomi saya kurang mencukupi untuk biaya ke Pengadilan dan karena saya yang menggugat suami saya untuk bercerai lagi pula suami saya menerima untuk bercerai di luar sidang pengadilan.66

Berdasarkan hasil wawancara dengan bebarapa pelaku cerai di luar sidang pengadilan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor penyebab perceraian di luar sidang pengadilan pada masyarakat Desa Pematang Riding, Desa Genting Juar dan Desa Jambat Akar, yaitu faktor ekonomi, mahalnya biaya yang akan dikeluarkan untuk melakukan perceraian didepan sidang pengadilan sementara mayoritas penduduk perekonomiannya masih sangat lemah. Masih awamnya pemahaman terhadap hukum sehingga masyarakat takut akan banyaknya urusan dipersidangan nantinya. Perceraian didepan sidang pengadilan membutuhkan waktu yang sangat lama sedangkan masyarakat berkeinginan bahwa masalah mereka ingin cepat-cepat diselesaikan.

66

Wawancara Dengan Ibu Marlena, Pelaku Cerai Diluar Pengadilan di Desa Pematang Riding, Tanggal 18 Pebruari 2014

Sedangkan menurut Bapak Baharudin selaku imam, adapun alasan perceraian terjadi di Kecamatan Semidang Alas Maras, yaitu67:

1. Masalah ekonomi.

Tingkat pendapatan rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam rumah tangga sedangkan tuntutan hidup semakin hari semakin meningkat.

2. Kurang serius dalam rumah tangga, hal ini terjadi karena adanya faktor terhadap perkawinan yang dilakukan di usia muda.

3. Keturunan, Isteri tidak bisa memberikan keturunan dan bahkan juga sebaliknya dengan suami.

4. Selingkuh

Isteri berbuat selingkuh dengan orang lain dan sebaliknya juga suami. Hal inilah yang pada sekarang sering sekali memicu keretakan dalam suatu rumah tangga yang akhirnya berakhir dengan suatu perceraian.

Dokumen terkait