• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembagian Beban Instalasi dalam Kelompok

Dalam dokumen BAB 1 BESARAN DAN HUKUM PENERANGAN (Halaman 38-45)

 

Dengan adanya perumusan di atas pemakaian perabot dalam rumah tangga terdapat beban induktif dan beban kapasitif.

Contoh lihat gambar 2 adalah rangkaian lampu tabung (TL).

Gambar 2 rangkaian lampu tabung (TL)

Gambar 3 skema bagan motor kapasitor Keterangan :

XL1= kumparan kerja

XL2= kumparan start yang disambung seri terhadap Xc dan Sw (sentrifugal switch)

B. Pembagian Beban Instalasi dalam Kelompok

Di dalam pemasangan instalasi perlu diperhatikan dalam pembagian beban kelompok-kelompoknya harus dibuat seimbang satu sama lain. Pembagian kelompok terdiri pembagian atau batas jumlah titik penerangan dan stop kontak, menurut PUIL tidak lebih dari 10 titik ini

Pembagian beban menurut daya yang ada, dan penerangan rumah sederhana kelayakan rata-rata mendapat daya listrik di bawah atau sama dengan 450 VA. Lihat gambar 4 jelas di sini titik penerangan nomor 1 sampai dengan nomor titik k3-7 dan 3 buah pemasangan stop kontak, dan jumlah daya 365 W pada kelompok I.

Untuk kelompok II jumlah titik penerangan serta stop kontak 8 titik, serta jumlah dayanya sama dengan 365 W, jadi kedua kelompok jumlah titiknya tidak sama tetapi jumlah dayanya sama.

Gambar . 4. Pembagian seimbang pada PHB

C. Hubungan PHB dengan PUIL

Perangkat hubung bagi (PHB) berfungsi untuk membagi penyaluran tenaga listrik dari sumber utama PLN ke bagian-bagian pelayanan tenaga listrik sampai ke sub-sub bagian pelayanan terkecil.

Selain itu, PHB juga diharapkan dapat memberikan keamanan dalam sistem penggunaannya, seperti :

a. Kalau suatu subbagian pelayanan terjadi gangguan listrik diharapkan subbagian lain tidak sampai terganggu, walaupun hubungan kelistrikan bagian tersebut dalam keadaan terputus.

b. Apabila dalam suatu ruangan bengkel kerja terjadi hubungan singkat atau orang yang sedang bekerja terkena tegangan listrik maka hubungan rangkaian kelistrikan PHB secepatnya dapat dipusatkan.

Mengingat peranan PHB yang sangat penting dalam penyaluran dan pengamanan tenaga listrik maka semua komponen yang terhimpun

dalam PHB mulai dari jenis bahan, cara perakitan, dan penggunaannya diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Umum Instalasi Listrik yang disingkat PUIL 1987.

Penyambungan saluran masuk dan saluran ke luar pada PHB yang harus menggunakan terminal sehingga penyambungan dengan komponen dapat dilakukan dengan mudah, teratur, dan aman sesuai ayat 601.A.4.

PHB harus dipasang sedemikian sehingga pelayanan mudah, aman dan bagian yang penting mudah dicapai 601.A.2, tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas lain ayat 601.A.3.

Karena penempatan PHB terletak pada posisi yang sering dilakui maka gangguan fisik sering terjadi seperti penempatan dekat pintu, maka rangka rumah dan bagian konstruksi PHB harus terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembap, dan kokoh ayat 610.A.I.

Apabila PHB ditempatkan pada ruangan yang khusus maka harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Lalu lintas menuju PHB harus cukup leluasa sekurang-kurangnya 0,75 m.

b. Tinggi ruangan harus sekurang-kurangnya 2 m.

c. Apabila dalam ruangan yang sama terdapat instalasi listrik lain maka lebar ruang bebas diantaranya sekurang-kurangnya 1,5 m lihat gambar 5.

Gambar. 5. Ruang pelayanan

Bila pada tempat umum terpaksa harus ditempatkan lemari hubung bagi, maka pemasangannya harus pada ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 m dari lantai, atau diberi pagar agar tidak didekati oleh umum 620.B.3. Untuk instalasi perumahan, lemari, atau kotak hubung bagi harus dipasang sekurang-kurangnya 1,5 m dari lantai.

Menurut ayat 601 DI pada saluran masuk suatu perlengkapan hubungan bagi yang berdiri sendiri, harus ada sekurang-kurangnya satu sakelar. Kemampuan hantar arus sakelar masuk ini harus sekurang-kurangnya sama dengan arus nominal pengamannya, tetapi tidak boleh kurang dari 10 A ayat 601 D2, 412 BI dan 840 C7, lihat gambar 6.

Gambar 6 contoh gambar bagan ayat 420 B.1 dan ayat 601 D.1

Sakelar masuk tersebut boleh ditiadakan kalau perlengkapan hubung baginya mendapat suplai dari saluran ke luar suatu perlengkapan hubung baginya mendapat suplai dari saluran ke luar saluran perlengkapan hubung bagi lain, dan pada saluran luar ini sudah ada sakelar yang dicapai. Dalam hal ini kedua perlengkapan hubung bagi tersebut harus berada dalam ruangan yang sama dengan jarak antara tidak lebih dari 5 meter ayat 601 D3, lihat gambar 7.

Gambar 7 PHB tidak berdiri sendiri

b. Dihubungkan tiga buah atau lebih motor / perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut dayanya masing-masing lebih kecil atau sama dengan 1,4 KW dan letaknya dalam ruangan yang sama.

c. Dihubungkan tiga buah atau lebih kotak kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 ampere.

d. Mempunyai arus nominal 100 ampere atau lebih ayat 601 EI lihat gambar 8.

Gambar 8

Sakelar yang dipasang pada PHB harus mempunyai kutub yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan fase yang digunakan. Semua kutub harus dapat dibuka atau ditutup secara serentak 630 G1. Sehingga gangguan tegangan atau arus listrik dari luar tidak sampai mengganggu komponen lain.

Apabila pengaman lebur dan sakelar kedua-duanya terdapat pada saluran keluar sebaiknya pengaman lebur dipasang sesudah sakler ayat 601 G2, lihat gambar 9. Kalau ada gangguan rangkaian pada kelompok tersebut jangan sampai menganggu ke rangkaian lain, dengan membuka sakelar maka penggantian pengaman lebur dapat dilakukan dengan bebas tagangan listrik.

Untuk memperoleh keadaan bebas tegangan pada semua kutub dan fase dalam instalasi untuk sistem tegangan di atas 1.000 V arus bolak balik atau di atas 1500 V arus searah, pemisah atau alat sejenis harus dipasang pada :

a. Semua cabang dari sistem rel, lihat gambar 10

b. Kedua sisi pemutus di tempat yang mungkin bertegangan, lihat gambar 11. Gambar ini juga memberikan pengertian tentang cara menggambar sakelar masuk dan sakelar ke dalam suatu PHB.

Gambar 9 contoh gambar bagan ayat 601 G.1

Gambar 10 contoh gambar bagan ayat 601 H.1.1

Dalam dokumen BAB 1 BESARAN DAN HUKUM PENERANGAN (Halaman 38-45)

Dokumen terkait