• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembagian Zona Pengelolaan CTN Nantu-Boliyohuto

Dalam dokumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 55-61)

5.3. Zonasi CTN Nantu-Boliyohuto

5.3.3. Pembagian Zona Pengelolaan CTN Nantu-Boliyohuto

Berdasarkan hasil overlay peta sensitivitas ekologi dengan peta pertimbangan potensi daya tarik wisata, peta penggunaan lahan oleh masyarakat, pertimbangan kelestarian satwa endemik babirusa dan anoa, serta pertimbangan efektivitas manajemen, maka diusulkan pembagian zona kawasan CTNNB sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.13. dan Gambar 5.18.

Zona Inti

Zona Inti yaitu bagian dari kawasan taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota atau fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan, keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas. Zona inti yang ditetapkan pada kawasan CTN Nantu-Boliyohuto mempunyai luasan 48.380,3 Ha (76,99%). Berdasarkan ciri fisik dari zona inti di wilayah SM Nantu maka fungsi utama dari zona tersebut adalah untuk perlindungan habitat satwa babirusa dan anoa. Fungsi peruntukkan zona inti adalah untuk pelestarian dan pengawetan fauna dan flora,

sumber plasma nutfah dan perlindungan dan pengawetan tata air. Zona inti merupakan wilayah yang mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa liar beserta ekosistemnya yang langka yang keberadaanya terancam punah, seperti babirusa, anoa, monyet hitam sulawesi, tarsius, serta tumbuhan endemik seperti:

Caryota mitis, Cycas rumphii, Livistonia rotundifolia, Macaranga crassistipulosa, Elmerillia ovalis,, Terminalia celebica, Diospyros hebecarpa, Pterospermum celebicum, Manilkara celebica, Cratoxylum celebicum, Dillenia serrata dan Dillenia sp. Zona ini juga mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit

penyusunnya yang merupakan ciri khas ekosistem dalam kawasan taman nasional yang kondisi fisiknya masih asli dan belum diganggu oleh manusia. Zona ini umunya dicirikan dengan kondisi fisik kelerengan > 30%, ketinggian tempat > 500 mdpal, tutupan lahan berupa hutan primer dan hutan sekunder, dan merupakan daerah jelajah satwa endemik babirusa dan anoa.

Di dalam zona ini tidak boleh dilakukan kegiatan kegiatan pengelolaan atau kegiatan penunjang, kecuali kegiatan penelitian dengan ijin khusus. Sedangkan jenis kegiatan yang diperbolehkan yaitu:

1. Perlindungan dan pengamanan;

2. Inventarisasi dan monitoring SDA hayati dan ekosistemnya;

3. Penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan/atau penunjang budidaya;

4. Dapat dibangun sarana dan prasarana tidak permanen dan terbatas untuk kegiatan penelitian dan pengelolaan

Zona Rimba

Zona Rimba yang ditetapkan pada kawasan CTN Nantu-Boliyohuto mempunyai luasan 10.806,1 Ha (17,2%). Tujuan penetapan zona ini untuk pemanfaatan secara terbatas atas potensi jasa lingkungan berupa kegiatan wisata alam, dan kegiatan penelitian, pelatihan, demplot tanaman obat, tanaman keras dan tanaman budidaya. Pada zona ini dilakukan pula pembinaan habitat babirusa dan anoa untuk meningkatkan populasinya.

Jenis kegiatan yang diperbolehkan yaitu:

1. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam, hayati dengan ekosistemnya.

2. Pengembangan penelitian, pendidikan, wisata alam terbatas, pemanfaatan jasa lingkungan dan kegiatan penunjang budidaya.

3. Pembinaan habitat dan populasi.

4. Pembangunan sarana dan prasarana sepanjang untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan wisata alam terbatas.

Zona Pemanfaatan

Zona Pemanfaatan yang ditetapkan pada kawasan CTN Nantu-Boliyohuto mempunyai luasan seluas 2.447,8 Ha (3,9%), yang terbagi pada 3 lokasi, yaitu: 1) Desa Pangahu, sebagai lokasi dengan prioritas pertama karena berada pada pintu gerbang kawasan CTN Nantu-Boliyohuto, dan dekat dengan lokasi daya tarik wisata salt-lick, air terjun, dan wisata sungai; 2) Desa Bondulalayu, sebagai lokasi dengan priorotas kedua karena berada pada kawasan eks Hutan Produksi Terbatas, dimana aksesibilitas berupa jalan perintis telah terbuka; dan 3) Desa Monano, sebagai lokasi dengan prioritas ketiga, berada pada kawasan Hutan Lindung, dimana akses ke lokasi ini masih sulit.

Fungsi peruntukkan zona pemanfaatan ini adalah: 1. Pengembangan pariwisata alam dan pusat rekreasi;

2. Penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan konservasi; 3. Menunjang kepentingan budidaya.

Jenis kegiatan yang diperbolehkan yaitu: 1. Perlindungan dan pengamanan;

2. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya; 3. Penelitian dan pengembangan pendidikan, dan penunjang budidaya;

4. Pengembangan, potensi dan daya tarik wisata alam; 5. Pembinaan habitat dan populasi;

6. Pengusahaan pariwisata alam dan pemanfaatan kondisi/jasa lingkungan; 7. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan,

wisata alam dan pemanfaatan kondisi/jasa lingkungan.

Tujuan penetapan zona ini untuk pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistem CTN Nantu-Boliyohuto dalam bentuk jasa lingkungan (pariwisata

alam, pendidikan konservasi alam/lingkungan). Penetapan zona ini didasarkan pada kriteria kebutuhan pengusahaan pariwisata alam, yaitu:

1. Kelerengan ≤30% 2. Ketinggian ≤500 mdpal

3. Tutupan lahan merupakan daerah terbuka dan/atau semak & belukar 4. Bukan merupakan daerah jelejah satwa yang dilindungi/endemik

5. Bukan merupakan daerah pemanfaatan tradisional masyarakat (perkebunan/pertanian/pemukiman)

Jenis usaha pariwisata alam menurut Permenhut No. P.48/Menhut-II/2010 dan Perdirjen PHKA No. P.3/IV-SET/2011 yang diperbolehkan adalah:

1. Penyediaan jasa wisata alam, meliputi: 1) informasi pariwisata, berupa usaha penyediaan data, berita, feature, foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk bahan cetak dan/atau elektronik; 2) pramuwisata, berupa usaha penyediaan tenaga pemandu/interpreter untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan biro perjalanan wisata; 3) transportasi, berupa penyediaan kuda, porter, perahu bermesin, kenderaan darat bermesin maksimal 3000cc khusus untuk lokasi dengan kelerengan sampai 30%; 4) perjalanan wisata, berupa usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan wisata atau penyelenggaraan pariwisata, termasuk jasa pelayanan yang menggunakan sarana yang dibangun atas dasar kerjasama antara pengelola dan pihak ketiga; 5) cinderamata dan makanan/minuman, berupa usaha penyediaan cinderamata/souvenir dan makanan/minuman untuk keperluan wisatawan yang didukung dengan perlengkapan berupa kios atau kedai usaha.

2. Penyediaan sarana wisata alam, meliputi: 1) wisata tirta, berupa pemandian alam, tempat pertemuan, darmaga tambat, gudang penyimpanan alat kegiatan wisata tirta; 2) akomodasi, berupa ruang yang relatif datar dan dihubungkan dengan jalan wisata alam, dibangun semi permanen dengan memperhatikan arsitektur budaya setempat yang meliputi: penginapan (dengan fasilitas ruang pertemuan, restoran, fasilitas bermain anak, spa, dan gudang), pondok wisata, pondok apung, rumah pohon, bumi perkemahan, tempat singgah karavan, fasilitas kantor dan pelayanan umum (pelayanan

informasi, telekomunikasi, administrasi, angkutan, penukaran uang, cucian, ibadah, kesehatan, keamanan, menara pandang, pemadam kebakaran, kebersihan, dan mess karyawan); 3) transportasi, berupa bangunan stasiun yang ramah lingkungan untuk kenderaan darat, dan bangunan darmaga untuk kenderaan air; dan 4) wisata petualangan, berupa outbond, jembatan antar tajuk pohon (canopy trail), kabel luncur (flying fox), paralayang, balon udara, dan petualangan hutan (jungle track).

3. Penyediaan fasilitas penunjang sarana kepariwisataan, yaitu: 1) jalan wisata, dengan lebar badan maksimal 5m ditambah bahu jalan 1m kiri dan kanan, dengan sistem pengerasan menggunakan batu dan lapisan permukaan aspal; 2) papan petunjuk: papan nama, papan informasi, papan petunjuk arah, papan peringatan, papan rambu lalu lintas, dan papan bina cinta alam; 3) jembatan, dermaga, dan landasan helikopter (helipad) dibangun dengan berpedoman pada ketentuan teknis yang menyangkut keselamatan dan keamanan; 4) areal parkir dibangun dengan ketentuan: tidak menebang/ merusak pohon, di areal terluar lokasi izin usaha pariwisata alam, pengerasan areal harus dengan konstruksi tidak mengganggu peyerapan air dalam tanah; 5) jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telepon, dan jaringan internet diupayakan dibangun dalam tanah; 6) jaringan drainase/saluran dibangun cara terbuka dan menggunakan pengerasan atau tertutup; dan 7) toilet, sistem pembuangan dan pengolahan limbah.

Zona Tradisional

Zona tradisional yang ditetapkan pada kawasan CTN Nantu-Boliyohuto mempunyai luasan 1.206,3 Ha (1,92%), yaitu bagian kawasan berupa lahan pertanian dan perkebunan yang digarap oleh masyarakat yang telah ada sebelum penetapan kawasan sebagai taman nasional. Selain itu lokasi pemanfaatan/pengambilan hasil hutan bukan kayu juga ditetapkan sebagai zona tradisional. Tujuan penetapan zona ini untuk mempertahankan hubungan tradisional secara turun temurun dengan adanya ketergantungan masyarakat terhdap potensi sumberdaya alam seperti padi, palawija, tanaman buah-buahan, lebah madu, bamboo, tanaman obat-obatan, kayu bakar dan daun untuk atap rumah. Fungsi peruntukkan zona ini untuk pemanfatan sumber daya alam secara

terbatas dan terkendali dengan cara-cara tradisional dan memperhatikan asas pelestarian.

Tabel 5.13. Zona Pengelolaan CTN Nantu-Boliyohuto

Zona Diskripsi Luas(Ha) Persentasi

(%)

Inti

Bagian dari taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota atau fisiknya masih asli dan atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi,berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas

48.380,3 76,99

Rimba Bagian taman nasional yang karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan

10.806,1 17,2

Pemanfaatan

Bagian dari kawasan taman nasional yang letak, kondisi dan potensi alamnya, yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi/jasa lingkungan lainnya.

2.447,8 3,9

Tradisional

Bagian dari taman nasional yang ditetapkan untuk kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejahteraan

mempunyai ketergantungan dengan sumber daya alam

G ambar 5.18. P eta Zo n asi Akhir P enge lol aa n CT NN B

Dalam dokumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 55-61)

Dokumen terkait