• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

1. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

Berdasarkan serangkaian pengujian yang telah dilakukan, yakni pada deskripsi data mengenai komposisi responden, tingkat pendidikan orang tua (ayah) paling banyak berada pada tingkat tamat SMA/ SMK yakni sebesar 52,49% yang berarti orang tua siswa (ayah) memiliki tingkat pendidikan yang relatif sangat tinggi. Sedangkan tingkat pendidikan orang tua (ibu) juga berada pada tingkat tamat SMA/ SMK yakni sebesar 51,77% yang berarti orang tua siswa (ibu) memiliki tingkat pendidikan yang relatif sangat tinggi. Penulis menyimpulkan bahwa ada perbedaan minat siswa

untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua yang dapat dilihat dari nilai H hitung yang lebih besar dari nilai χ2tabel yakni 18,020 dan 20,535 > 9,488 serta nilai probabilitas yang berada di bawah 0,05 yakni 0,001 dan 0,000. Siswa sebagai sampel dari penelitian berbeda minatnya untuk mengikuti program bimbingan belajar karena faktor dari tingkat pendidikan orang tuanya yang berbeda-beda. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar dapat ditinjau dari faktor tingkat pendidikan orang tua yang pernah diraih oleh orang tua masing-masing siswa.

Para siswa yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi dalam sampel penelitian, menjadi dasar untuk siswa itu sendiri dalam menentukan minat untuk mengikuti program bimbingan belajar. Orang tua yang tingkat pendidikannya tinggi menginginkan anaknya untuk dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalamannya di luar pendidikan formalnya dengan mengikuti bimbingan belajar yang banyak ditawarkan di luar instansi sekolah. Dengan begitu para siswa timbul rasa ingin atau berminat untuk mengikuti program bimbingan belajar. Harapan para orang tua ini dengan anaknya mengikuti program bimbingan belajar kelak mereka akan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari pada tingkat pendidikan orang tuanya.

Sedangkan bagi para orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah, mereka sedikit mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang

85

mengakibatkan sedikitnya informasi yang diberikan kepada anak mereka. Misalnya program bimbingan belajar dianggap oleh para orang tua tersebut kurang begitu penting dan dengan pendidikan formal saja pengetahuan sudah bisa didapat yang pada akhirnya membuat anak mereka tidak berminat untuk mengikuti program bimbingan belajar.

Oleh karena itu diharapkan kepada orang tua untuk selalu menyadarkan anaknya bahwa yang harus mereka capai adalah pendidikan yang tinggi. Pendidikan adalah hal penting yang harus diraih oleh mereka sejak dini agar pengetahuan mereka terus berkembang karena pengetahuan tidak akan mati dimakan oleh usia. Orang tua juga harus terus memotivasi atau memberikan dorongan kepada anaknya agar mereka berminat untuk mengikuti program bimbingan belajar dengan tujuan agar pendidikan anak-anaknya dapat meraih ke jenjang yang lebih tinggi atau paling tidak sama dengan pendidikan orang tuanya.

Selain itu perlu didukung juga dengan semangat dari para siswa itu sendiri untuk lebih giat belajar agar prestasi belajarnya di sekolah bertambah baik dan dapat lolos ujian masuk ke perguruan tinggi.

Ada beberapa bentuk dukungan lainnya yang bisa disumbangkan adalah sebagai berikut: pihak guru BK (Bimbingan Karier) untuk menginformasikan kepada para siswa dan kepada orang tua baik yang tingkat pendidikannya tinggi ataupun rendah bahwa pentingnya mengikuti program bimbingan belajar karena bisa memperbaiki prestasi belajar anak yang masih kurang baik. Misalnya dilakukan dengan cara memberikan

bimbingan-bimbingan di waktu jam pelajaran Bimbingan Karier ataupun rapat dengan para orang tua siswa untuk menginformasikan bahwa program bimbingan belajar itu diperlukan sebagai upaya alternatif lain dalam mendapatkan ilmu pengetahuan selain yang sudah mereka dapatkan melalui guru-guru di sekolah.

Dari pihak sekolah yakni dengan menyisihkan sedikit uang SPP (Sumbangan Pokok Pembangunan) yang telah dibayarkan dari para orang tua siswa untuk digunakan sebagai biaya operasional bimbingan belajar di sekolah. Pihak sekolah pertama-tama mendekati lembaga bimbingan belajar dan dan menjalin kerjasama dengan lembaga yang ada di luar instansi sekolah seperti Primagama, Neutron maupun tempat-tempat lainnya sehingga dapat menarik para siswa untuk berminat mengikuti bimbingan belajar. Pemberian materi dari lembaga bimbingan belajar ini diharapkan bisa membuat anak lebih cepat menyerap pelajaran dengan cara pemberian materi secara praktis sehingga anak berminat untuk mengikuti bimbingan belajar tersebut. Dengan adanya kerjasama itu diharapkan lembaga tersebut bisa memberikan potongan harga atau discount misalkan sudah bisa menarik 4 orang siswa untuk mengikuti bimbingan belajar dan bisa gratis 1 orang sehingga dapat meringankan beban para orang tua juga.

Program pemerintah yang saat ini sedang berjalan seperti BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diberikan kepada sekolah-sekolah diharapkan juga bisa membantu para siswa untuk mempermudah siswa

87

dalam proses belajar di sekolah. Bantuan Operasional Sekolah ini sedikitnya bisa membantu untuk digunakan sebagai biaya tambahan bagi para siswa yang mengikuti program bimbingan belajar di sekolah selain dari penyisihan uang SPP dari para siswa.

Sekolah juga bisa membuat anggaran baru (APBS) yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah untuk membantu biaya operasional sekolah bagi siswa dalam penyelenggaraan program bimbingan belajar yang diselenggarakan di sekolah, baik diperuntukkan bagi orang tua siswa yang berpendapatan rendah ataupun tinggi.

Pihak sekolah mau memberikan tambahan jam pelajaran yang dilaksanakan setelah jam sekolah usai. Tambahan jam pelajaran ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa semangat belajar untuk menghadapi ujian akhir dan akhirnya bisa berhasil masuk ke dalam perguruan tinggi favorit.

Partisipasi masyarakat dalam mendorong siswa mengikuti bimbingan belajar dapat berupa pengadaan kelompok belajar bersama sesuai dengan tingkat umur siswa masing-masing, membuat perpustakaan umum atau taman bacaan yang buku-bukunya berasal dari pengumpulan buku-buku pelajaran yang sudah tidak terpakai yang dipunyai oleh kakak- kakak kelasnya, membuat jam belajar masyarakat yakni dari pukul 19.00 – 22.00 agar tamu tidak mengganggu waktu belajar anak, serta adanya KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas yang menyelenggarakan program bimbingan belajar kepada warga sekitar secara gratis dari mahasiswa-

mahasiswanya. Pada akhirnya para siswa ini pun muncul minatnya untuk mengikuti program bimbingan belajar dan pada saat hasil ujian mereka diumumkan sekolah mereka mencapai nilai yang memuaskan dan bisa lolos memasuki perguruan tinggi favorit.

2. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

Berdasarkan serangkaian pengujian yang telah dilakukan, yakni pada deskripsi data mengenai komposisi responden, tingkat pendapatan orang tua (ayah) paling banyak berada pada tingkat pendapatan lebih dari Rp 1.250.000,00 yakni sebesar 24,82% yang berarti orang tua siswa (ayah) memiliki tingkat pendapatan yang relatif sangat tinggi. Sedangkan untuk tingkat pendapatan ibu berada pada tingkat pendapatan kurang dari Rp 500.000,00 yakni sebesar 56,03% yang berarti orang tua siswa (ibu) memiliki tingkat pendapatan yang relatif rendah. Untuk pendapatan sampingan ayah dan ibu paling banyak berada pada tingkat pendapatan kurang dari Rp 500.000,00 yang berarti pendapatan sampingan orang tua hanya sedikit yang dimiliki. Penulis menyimpulkan bahwa ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua yang dapat dilihat dari nilai H hitung yang lebih besar dari χ2tabel yakni 36,458 ; 36,305 dan 15,635 > 11,070 serta nilai probabilitasnya yang berada di bawah 0,05 yakni 0,000 ; 0,000 ; 0,008. Siswa sebagai sampel dari penelitian yang masing-masing siswa

89

tersebut berbeda minatnya untuk mengikuti program bimbingan belajar karena faktor dari tingkat pendapatan orang tuanya yang berbeda-beda.

Orang tua yang memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar memberi pengaruh terhadap pendidikan anak-anaknya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih banyak dengan membiayai anak-anaknya mengikuti program bimbingan belajar. Dengan kemampuan finansial para orang tua ini menimbulkan minat kepada anak-anaknya untuk mengikuti program bimbingan belajar karena melihat para orang tuanya tidak mengalami kesulitan untuk membiayai mereka.

Sedangkan bagi para siswa yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikan yang rendah membuat mereka mengurungkan keinginan atau minatnya untuk mengikuti program bimbingan belajar. Hal ini disebabkan ketidakmampuan para orang tuanya untuk membiayai uang administrasi dari pelaksanaan program bimbingan belajar yang ada jika anaknya mengikuti program bimbingan belajar tersebut.

Oleh karena itu diharapkan dukungan dan motivasi yang harus diberikan orang tuanya agar anaknya berhasil menempuh studinya. Hal ini berdasarkan dari cita-cita seorang anak yang ingin masa depannya sukses dan berhasil tetapi harus didukung juga dengan semangat belajar dari para siswa itu sendiri karena yang menentukan keberhasilan prestasi belajarnya hanya dari siswa itu sendiri.

Peran orang tua yang juga menjadi harapan agar anaknya bisa mengikuti program bimbingan belajar adalah dengan membuka usaha

sampingan seperti membuka warung kelontong untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan begitu hasil dari pada usaha tersebut bisa digunakan sebagai biaya tambahan agar anak bisa mengikuti program bimbingan belajar di lembaga bimbingan yang sudah banyak ditawarkan.

Oleh sebab itu para siswa akan muncul minatnya untuk mengikuti program bimbingan belajar dan mereka pun bertekad untuk memperoleh pendidikan setinggi mungkin hingga pada akhirnya cita-cita mereka tercapai.

3. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

Berdasarkan serangkaian pengujian yang telah dilakukan, yakni pada deskripsi data mengenai komposisi responden, jenis pekerjaan orang tua (ayah) paling banyak berada pada golongan menengah yakni sebesar 51,07% yang berarti orang tua siswa (ayah) memiliki jenis pekerjaan yang relatif tinggi. Sedangkan untuk jenis pekerjaan ibu berada pada golongan rendah yakni sebesar 49,65% yang berarti orang tua siswa (ibu) memiliki jenis pekerjaan yang relatif rendah. Penulis menyimpulkan bahwa ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua yang dapat dilihat dari nilai H hitung yang lebih besar dari χ2tabel yakni 13,610 dan 24,951 > 5,991 serta nilai probabilitas yang berada di bawah 0,05 yakni 0,001 dan 0,000. Siswa sebagai sampel dari penelitian yang masing-masing siswa tersebut

91

berbeda minatnya untuk mengikuti program bimbingan belajar karena faktor dari jenis pekerjaan orang tuanya yang berbeda-beda.

Dengan jenis pekerjaan orang tua yang termasuk ke dalam golongan atas, membuat para orang tua menginginkan anaknya agar mereka lebih banyak mendapat ilmu pengetahuan selain yang mereka terima di sekolah dengan mengikuti program bimbingan belajar yang ada di luar sekolah. Jenis pekerjaan orang tua yang termasuk ke dalam golongan atas berarti tingkat pendidikan yang pernah mereka tempuh juga sampai ke tingkat tinggi yang pada akhirnya mereka ingin anak-anaknya memperolah pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak juga. Dengan keadaan ini para siswa pun tumbuh rasa keinginan atau minatnya untuk menambah ilmu sebanyak-banyaknya dengan mengikuti program bimbingan belajar yang banyak sekali ditawarkan.

Sedangkan untuk jenis pekerjaan orang tua yang dimiliki termasuk ke dalam golongan rendah, para siswa pun menjadi mengurungkan niatnya untuk mengikuti program bimbingan belajar. Mereka berpikir karena para orang tuanya tersebut tidak bisa membiayai uang administrasi bila mereka mengikuti bimbingan belajar oleh sebab gaji yang diterima orang tuanya kecil. Dari pihak orang tua pun berpikir untuk makan sehari-hari saja sudah sulit apalagi untuk memasukkan anak-anaknya ke lembaga bimbingan belajar.

Dengan jenis pekerjaan orang tua yang tergolong rendah maka tingkat pendapatan yang diterima pun juga rendah, maka harapan dari

peran orang tua pun salah satunya dengan memperhatikan jam belajar anak di rumah agar waktunya bisa lebih optimal, dan memotivasi atau memberikan dorongan agar belajar anak di rumah lebih giat lagi.

4. Perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari prestasi belajar siswa

Berdasarkan serangkaian pengujian yang telah dilakukan, tampak bahwa prestasi belajar siswa berada paling banyak pada kelas interval 73,8 – 76,8 yakni sebesar 29,79% yang berarti prestasi belajar para siswa memiliki prestasi belajar yang baik. Penulis menyimpulkan bahwa ada perbedaan minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai rata-rata hitung atau means yaitu 5,568 dengan probabilitas 0,000 oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau kedua rata-rata (mean) minat siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar ditinjau dari prestasi belajar siswa benar-benar berbeda. Tampak dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing anak berbeda prestasi belajarnya sehingga minat mereka terhadap program bimbingan belajar berbeda pula.

Prestasi belajar siswa di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef rata-rata masuk ke dalam kategori baik. Hal ini memberi pengaruh kepada mereka untuk terus menambah ilmu pengetahuan dengan mengikuti program bimbingan belajar di lembaga-lembaga bimbingan belajar yang telah tersedia. Dengan harapan ingin meraih cita-cita yang tinggi dan telah

93

meraih prestasi yang baik, para siswa tersebut tumbuh minatnya untuk mengikuti program bimbingan belajar. Mereka menggunakan waktu bimbingan belajar di luar jam sekolah sehingga tidak mengganggu proses belajarnya bersama guru-guru di sekolah.

Sedangkan bagi siswa yang prestasi belajarnya cukup, mereka kurang berminat untuk mengikuti program bimbingan belajar karena sedikitnya ketertarikan untuk ikut program bimbingan belajar. Salah satunya yaitu mereka merasa sudah cukup untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah formal tanpa harus susah- susah lagi orang tuanya mengeluarkan biaya supaya bisa mengikuti bimbingan belajar.

Oleh karena itu diharapkan kepada orang tua untuk terus memotivasi atau memberikan dorongan kepada anaknya agar mereka berminat untuk mengikuti program bimbingan belajar dengan tujuan agar pendidikan anak-anaknya dapat meraih ke jenjang yang lebih tinggi atau paling tidak sama dengan pendidikan orang tuanya.

Selain itu perlu didukung juga dengan semangat dari para siswa itu sendiri untuk lebih giat belajar agar prestasi belajarnya di sekolah bertambah baik. Ketika para siswa di kelas diharapkan juga aktif mengikuti kegiatan belajar misalnya jika ada kegiatan diskusi antar kelompok diharapkan mereka bisa ikut ambil bagian mengungkapkan pendapat dan aktif ikut berdiskusi dengan teman-temannya. Hal ini bisa memunculkan minat dari para siswa untuk belajar lebih banyak lagi dan

berminat untuk mengikuti program bimbingan belajar yang telah banyak ditawarkan di luar instansi sekolah sehingga mereka nantinya dapat lulus ujian dan bisa masuk ke perguruan tinggi favorit.

95

Dokumen terkait