• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM

D. Pembahasan

1. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA

Berdasarkan hasil pengujian variabel prestasi belajar siswa diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa memiliki hubungan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA. Dengan demikian hubungan dapat diartikan semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai oleh siswa maka semakin tinggi minat untuk memilih jurusan tertentu.

Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian (Mateus Allan Septian, 2007), yang menyatakan bahwa semakin tinggi prestasi belajar siswa maka siswa memiliki kecenderungan menginginkan jurusan yang menantang dan siswa memiliki kebebasan luas untuk memilih jurusan yang diminatinya, dan sebaliknya. Oleh karena itu jika siswa semakin berprestasi dalam belajar, maka minat untuk memilih jurusan yang diinginkan dapat diwujudkan.

Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki prestasi belajar yang cukup. Menurut Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik cenderung lebih memperlihatkan minat yang besar terhadap jurusan yang dipilihnya, karena sebelumnya siswa tersebut telah menyukai mata pelajaran

prasyarat dari jurusan yang akan dipilih. Dengan melihat nilai-nilai mata pelajaran atau prestasi belajarnya, maka siswa akan mempunyai petunjuk dalam menentukan jurusan yang akan dipilihnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun para siswa telah memiliki prestasi yang cukup dalam semua mata pelajaran yang ditawarkan dan sebenarnya telah memiliki petunjuk untuk memilih, siswa cenderung memiliki minat yang rendah untuk memilih jurusan yang diinginkan.

Minat siswa yang rendah tersebut, disebabkan karena siswa dalam belajar kurang maksimal. Oleh karena itu siswa yang berprestasi kurang perlu diberikan perhatian khusus agar dapat mencapai prestasi yang maksimal. Meningkatkan prestasi belajar siswa dibutuhkan usaha dan dorongan dari berbagai pihak selain diri siswa sendiri. Pihak-pihak tersebut meliputi dukungan sekolah baik lingkungan belajar dan guru, orang tua dan teman. Siswa agar lebih sungguh-sungguh dalam belajar dan mulai mengubah pola belajar yang lebih baik lagi dengan cara membuat agenda belajar, tekun berlatih, aktif dalam pembelajaran di kelas dan lebih giat membaca buku-buku pelajaran yang tersedia di perpustakaan sekolah. Hal ini berpengaruh dalam pemilihan jurusan karena siswa harus benar-benar dapat memahami karakteristik belajarnya, kemampuan dalam memahami materi, pengetahuan dan ketrampilannya. Akhirnya siswa dapat memilih jurusan yang sesuai

dengan apa yang diinginkan dan sesuai dengan kemampuan diri sendiri, tidak hanya sekedar ikut-ikutan dengan teman dekat.

2. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Jurusan dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA

Berdasarkan hasil pengujian variabel persepsi siswa terhadap jurusan diperoleh kesimpulan bahwa persepsi siswa terhadap jurusan memiliki hubungan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA. Jika persepsi siswa terhadap jurusan tinggi maka akan tinggi pula minat siswa untuk memilih jurusan yang ditawarkan.

Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian (Maria Dwi Riwayati, 2009), yang menyatakan bahwa semakin tingginya persepsi siswa terhadap jurusan IPS maka akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap jurusan tersebut yang makin positif, sehingga diharapkan siswa juga semakin berminat untuk memilih jurusan IPS.

Berdasarkan deskripsi data tentang persepsi siswa terhadap jurusan sebagian besar dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki persepsi positif terhadap adanya penjurusan di SMA. Persepsi merupakan tanggapan, penerimaan langsung atau proses seseorang dalam memahami informasi tentang lingkungannya melalui panca indera. Setiap siswa pasti memiliki persepsi positif dan persepsi negatif terhadap jurusan di SMA. Artinya sebagian dari siswa dapat memahami pemilihan jurusan sebagai salah satu cara untuk

memotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Sebaliknya ada beberapa siswa memahami hal tersebut sebagai beban studi yang dirasa memberatkan yang diwajibkan untuk memilih, sementara siswa belum memahami benar seberapa besar potensi yang dimiliki terhadap jurusan yang ditawarkan. Semakin tinggi persepsi siswa terhadap jurusan maka akan mempengaruhi cara pandang terhadap jurusan yang semakin positif, sehingga diharapkan siswa juga semakin berminat untuk memilih jurusan yang ditawarkan.

Pemilihan jurusan di SMA dapat dipengaruhi oleh adanya pandangan masyarakat dengan jurusan yang ditawarkan, kesesuaian dengan cita-cita, adanya dorongan psikis dari keluarga, kebimbangan dalam menentukan pilihan, kegemaran dengan mata pelajaran tertentu, kejenuhan dalam proses pembelajaran, dan ikut-ikutan dengan pilihan teman. Namun pada akhirnya persepsi tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk memilih jurusan yang diminatinya.

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA

Berdasarkan hasil pengujian variabel motivasi belajar diperoleh kesimpulan bahwa motivasi belajar memiliki hubungan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA. Hubungan berarti jika motivasi belajar di semester 1 (satu) ditingkatkan maka akan meningkatkan minat siswa dalam memilih jurusan.

Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian (Mateus Allan Septian, 2007), yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar siswa untuk mencapai tujuan terkait dengan motivasi belajarnya tidak lepas dari dukungan orang lain. Sehingga motivasi belajar akan memberikan arahan dan tujuan yang jelas di dalam memilih jurusan. Usaha menumbuhkan motivasi belajar perlu adanya dukungan dari orang tua yang selalu memberikan dorongan untuk belajar misal dengan memberikan hadiah jika anak itu berprestasi dengan begitu maka anak akan termotivasi.

Berdasarkan deskripsi data tentang motivasi belajar yang sebagian besar dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki dorongan dan semangat yang tinggi untuk belajar. Motivasi belajar dapat mempengaruhi belajar siswa, motivasi merupakan pemicu bagi siswa untuk belajar lebih rajin agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya dan untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Dalam mencapai suatu tujuan, siswa mendapatkan berbagai dorongan dan dukungan dari orang lain baik berupa moril maupun materiil. Dengan adanya dukungan tersebut membuat siswa semakin mantap pada jurusan yang diminatinya. Dalam menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang dibutuhkan usaha dan dorongan dari orang-orang terdekat misalnya orang tua dan guru. Banyak hal yang dapat dilakukan orang tua untuk memotivasi anaknya diantaranya dengan memberikan pujian, memberikan tepuk tangan maupun dengan memberikan kado sebagai ungkapan penghargaan atas hasil usaha yang telah dilakukan anaknya.

Peran seorang guru adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, melibatkan siswa untuk berperan aktif di setiap proses belajar mengajar (PBM), memberikan tugas-tugas yang bervariasi sehingga dapat menarik siswa untuk belajar. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi untuk belajar karena adanya dukungan dari orang-orang terdekat.

4. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa, Persepsi Siswa Terhadap Jurusan, dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA.

Oleh karena secara individual prestasi belajar siswa tidak signifikan maka tidak dibahas ketika melakukan pengujian bersama- sama. Oleh karena itu dalam pembahasan lebih difokuskan pada variabel persepsi siswa terhadap jurusan dan motivasi belajar.

Persepsi merupakan tanggapan, penerimaan langsung atau proses seseorang dalam memahami informasi tentang lingkungannya melalui panca indera. Seorang siswa yang memiliki persepsi positif terhadap jurusan tertentu cenderung akan berminat memilih jurusan tersebut karena sesuai dengan yang diinginkan atau dicita-citakan. Sedangkan

siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap jurusan tertentu maka akan cenderung untuk tidak memilih jurusan tersebut. Semakin tinggi persepsi siswa terhadap jurusan maka akan mempengaruhi cara pandang terhadap jurusan yang makin positif, sehingga diharapkan siswa juga semakin berminat untuk memilih jurusan yang ditawarkan.

Motivasi belajar dapat mempengaruhi belajar siswa, motivasi merupakan pemicu bagi siswa untuk belajar lebih rajin agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya dan untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan diimbangi dengan semangat belajar dan usaha yang tinggi pula sehingga siswa dapat lebih optimal dalam menentukan jurusan yang sekiranya sesuai dengan kemampuan dirinya. Keberhasilan belajar siswa untuk mencapai tujuan terkait dengan motivasi belajarnya tidak lepas dari dukungan orang lain. Motivasi belajar akan memberikan arahan dan tujuan yang jelas dalam memilih jurusan. Usaha menumbuhkan motivasi belajar perlu adanya dukungan dari orang tua yang selalu memberikan dorongan untuk belajar misalnya dengan memberikan kado jika anak itu berprestasi, memberikan pujian, maupun memberikan tepuk tangan sebagai ungkapan penghargaan atas hasil usaha yang telah dilakukan anaknya dengan begitu maka anak akan termotivasi.

Dengan demikian persepsi siswa terhadap jurusan dan motivasi belajar secara bersama-sama dapat memacu minat siswa dalam memilih jurusan di SMA.Hubungan menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap jurusan yang positif dan motivasi belajar yang tinggi akan memacu minat siswa dalam memilih jurusan di SMA dan sebaliknya jika persepsi siswa terhadap jurusan yang negatif dan motivasi belajar yang rendah akan mempengaruhi minat siswa dalam memilih jurusan di SMA. 

85  

Dokumen terkait