• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu."

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT

SISWA DALAM MEMILIH JURUSAN DI SMA Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur Sedayu

Agatha Dhian Novita Universitas Sanata Dharma

2010

Tujuan penelitian ini adalah menyediakan bukti mengenai ada tidaknya hubungan antara: (1) prestasi belajar siswa dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA; (2) persepsi siswa terhadap jurusan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA; (3) motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA; (4) prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA.

Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Maret 2010. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Dengan populasi sebanyak 90 siswa diambil seluruhnya sebagai sampel penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi product moment dan regresi ganda dengan menggunakan taraf signifikansi (α) 5%.

(2)

  ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT, PERCEPTION ON THE MAJOR SUBJECT,

LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ INTEREST IN CHOOSING MAJOR SUBJECT IN SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study: Pangudi Luhur Sedayu Senior High School

Agatha Dhian Novita Sanata Dharma University

2010

The aim of this study is to provide the facts whether there is positive or negative correlation between: (1) students’ achievement and students’ interest in choosing the major subject in Senior High School; (2) students’ perception on the major subject and students’ interest in choosing the major subject in Senior High School; (3) learning motivation and students’ interest in choosing the major subject in senior High School; (4) students’ learning achievement, students’ perception on the major subject, learning motivation and students’ interest in choosing the major subject in Senior High School.

The study was conducted at Pangudi Luhur Sedayu Senior High School in March 2010. The data were gathered by questionnaire method, documentation, and interview. The population of study was 90 students and all of them were the samples. While the data analysis was product moment correlation analysis and double regression with the level signification of (α) 5%.

(3)

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,

PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN,

DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA

DALAM MEMILIH JURUSAN DI SMA

Studi Kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu

Jl. Wates Km.12, Sedayu, Bantul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agatha Dhian Novita 061334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,

PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN,

DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA

DALAM MEMILIH JURUSAN DI SMA

Studi Kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu

Jl. Wates Km.12, Sedayu, Bantul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agatha Dhian Novita 061334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

  iv

PERSEMBAHAN

 

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka.

Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan

yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."

(Pengkotbah 3 : 11)

(8)

iv

 

 

MOTTO

Dimana ada kemauan, di situ ada jalan,

Akulah tuan atas nasibku,

Akulah

nakkoda

jiwaku.

(William

Ernest

Henley)

Yang terbaik adalah yang mampu

(9)

  vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Desember 2010 Penulis

(10)

  vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agatha Dhian Novita

Nomor Mahasiswa : 061334028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA DALAM MEMILIH JURUSAN DI SMA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 6 Desember 2010 Yang menyatakan

(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT

SISWA DALAM MEMILIH JURUSAN DI SMA Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur Sedayu

Agatha Dhian Novita Universitas Sanata Dharma

2010

Tujuan penelitian ini adalah menyediakan bukti mengenai ada tidaknya hubungan antara: (1) prestasi belajar siswa dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA; (2) persepsi siswa terhadap jurusan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA; (3) motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA; (4) prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA.

Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Maret 2010. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Dengan populasi sebanyak 90 siswa diambil seluruhnya sebagai sampel penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi product moment dan regresi ganda dengan menggunakan taraf signifikansi (α) 5%.

(12)

  ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT, PERCEPTION ON THE MAJOR SUBJECT,

LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ INTEREST IN CHOOSING MAJOR SUBJECT IN SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study: Pangudi Luhur Sedayu Senior High School

Agatha Dhian Novita Sanata Dharma University

2010

The aim of this study is to provide the facts whether there is positive or negative correlation between: (1) students’ achievement and students’ interest in choosing the major subject in Senior High School; (2) students’ perception on the major subject and students’ interest in choosing the major subject in Senior High School; (3) learning motivation and students’ interest in choosing the major subject in senior High School; (4) students’ learning achievement, students’ perception on the major subject, learning motivation and students’ interest in choosing the major subject in Senior High School.

The study was conducted at Pangudi Luhur Sedayu Senior High School in March 2010. The data were gathered by questionnaire method, documentation, and interview. The population of study was 90 students and all of them were the samples. While the data analysis was product moment correlation analysis and double regression with the level signification of (α) 5%.

(13)

  x

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, yang telah memberikan semangat, saran, kritik, ide, dan penghiburan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

(14)

  xi

6. Bapak Drs. Paulus Samsuhari selaku Wali Kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

7. Ibu Y. Eny Purwaningsih, S. Si. selaku Wali Kelas XB SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

8. Bapak FX. Purwonggo, S.Pd. selaku Wali Kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, nasehat, dan selalu berdoa untuk penulis.

10.Simbah Putri yang senantiasa memberikan doa dan semangat demi kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

11.Kakakku Mbak Fika dan Mas Teguh yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

12.Seseorang yang kusayangi Damascus Aquarista Desy K, terima kasih atas waktu dan perhatianmu.

13.Teman-temanku Anitasari, Nita, Alin, Arni, Yuni, Pristi terima kasih atas semua bantuan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman angkatan 2006 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang berkepentingan terhadap skripsi ini.

Yogyakarta, 6 Desember 2010

(15)

  xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DARTAR GAMBAR ... xviii

DARTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Batasan Masalah ... 5

C.Rumusan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

(16)

  xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teoritik ... 8

1. Minat ... 8

2. Prestasi Belajar ... 10

3. Persepsi ... 17

4. Motivasi Belajar ... 20

B.Kerangka Berfikir ... 23

1. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA ... 23

2. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Jurusan dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA ... 24

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA ... 26

4. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa, Persepsi Siswa Terhadap Jurusan, dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA ... 27

C.Model Penelitian ... 29

D.Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 31

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C.Subyek dan Obyek Penelitian ... 31

(17)

  xiv

E.Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G.Teknik Pengujian Instrumen ... 37

H.Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM A.Sejarah Berdirinya Sekolah ... 48

B.Gambaran Umum Sekolah ... 49

C.Visi dan Misi ... 50

D.Kepala Sekolah ... 51

E.Guru dan Karyawan ... 52

F. Keadaan Siswa ... 53

G.Kurikulum... 54

H.Sarana dan Fasilitas Sekolah ... 55

I. Struktur Organisasi ... 56

1. Struktur Dasar Organisasi Sekolah ... 56

2. Struktur Organisasi Yayasan Pangudi Luhur ... 57

3. Struktur Komite Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu .... 58

J. Majelis Sekolah/ Dewan Sekolah ... 59

K.Hubungan Antara Sekolah dengan Masyarakat ... 59

(18)

  xv BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data ... 62

1. Prestasi Belajar Siswa ... 62

2. Persepsi Siswa Terhadap Jurusan di SMA ... 64

3. Motivasi Belajar ... 65

4. Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA ... 66

B.Uji Persyaratan Analisis Data ... 67

1. Uji Normalitas ... 67

2. Uji Asumsi Klasik ... 68

C.Pengujian Hipotesis ... 72

D.Pembahasan ... 77

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 85

B.Keterbatasan ... 87

C.Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA

(19)

  xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Persepsi Siswa Terhadap Jurusan di SMA . 34

Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar ... 34

Tabel 3.3 Operasional Variabel Minat dalam Memilih Jurusan di SMA ... 35

Tabel 3.4 Skala Pengukuran (Skala Likert)... 36

Tabel 3.5 Skala Pengukuran (Skala Likert)... 36

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Terhadap Jurusan di SMA ... 39

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 40

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Minat dalam Memilih Jurusan di SMA ... 40

Tabel 3.9 Tingkat Kerterhandalan Variabel Penelitian ... 42

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 42

Tabel 3.11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 46

Tabel 4.1 Data Guru dan Karyawan ... 52

Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 53

Tabel 4.3 Data Fasilitas SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 55

Tabel 5.1 Penilaian Acuan Patokan II (PAP II) ... 62

Tabel 5.2 Deskripsi Prestasi Belajar Siswa ... 63

Tabel 5.3 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Jurusan di SMA ... 64

Tabel 5.4 Deskripsi Motivasi Belajar ... 65

Tabel 5.5 Deskripsi Minat dalam Memilih Jurusan di SMA ... 66

(20)

  xvii

Tabel 5.7 Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas ... 70

Tabel 5.8 Coefficient Correlations Uji Multikolinieritas ... 70

Tabel 5.9 Rangkuman Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 71

Tabel 5.10 Korelasi Product Moment Prestasi Belajar Siswa ... 72

Tabel 5.11 Korelasi Product Moment Persepsi Siswa Terhadap Jurusan di SMA ... 73

Tabel 5.12 Korelasi Product Moment Motivasi Belajar ... 73

Tabel 5.13 ANOVA Korelasi Ganda ... 74

(21)

  xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Dasar Organisasi Sekolah ... 56

Gambar 2 Struktur Organisasi Yayasan Pangudi Luhur ... 57

Gambar 3 Struktur Komite Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 58

(22)

  xix

DAFTAR LAMPIRAN

(23)

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia. Pembangunan suatu negara ditentukan oleh manusia yang ada di dalam negara tersebut. Dalam UU No.20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Menurut Syah (1997:32), pendidikan adalah tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tri tunggal: ayah, ibu, dan anak, dengan mana dia berproses untuk akhirnya memanusiakan, membudaya, dan bisa melaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan.

(24)

sering disebut dengan pendidikan formal. Sekolah dikatakan sebagai pendidikan formal karena serangkaian kegiatan belajar yang terencana dan terorganisir termasuk kegiatan belajar dan mengajar dilaksanakan di sekolah. Sedangkan pendidikan non formal dapat ditempuh melalui kursus-kursus. Dengan belajar anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang mengantarnya ke tahap kedewasaan.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan mendidik anak agar mengerti, menghayati peran sosial dan ilmiah, mengembangkan cara berfikir ilmiah dalam memahami lingkungan fisik, sosial, serta memecahkan masalah yang dihadapi. Penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia terbagi menjadi tiga jenjang yaitu SD (kelas I-VI), SMP (kelas VII-IX) dan SMA (kelas X-XII).

Pada sekolah menengah, pelaksanaan program pengajaran khusus biasanya dikenal dengan nama penjurusan. Penjurusan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Kesempatan yang baik bagi siswa kadang akan hilang karena kekekurangtepatan dalam memilih dan menentukan jurusan. Jurusan itu sendiri merupakan suatu proses penempatan dalam memilih program pengajaran siswa.

(25)

sehingga mereka belum bisa memantabkan pilihannya pada jurusan yang diminati. Dalam memilih jurusan terkadang siswa hanya ikut-ikutan teman atau karena persepsi tertentu terhadap jurusan yang ditawarkan.

Beberapa siswa yang senang masuk jurusan IPA karena dipandang sebagai golongan yang pintar dan beranggapan mempunyai prospek jurusan yang luas diperguruan tinggi. Sebagian besar dari mereka memilih jurusan sosial hanya menghindari pelajaran hitungan di jurusan IPA yang terlalu berat dan kebanyakan memilih jurusan ini karena dianggap lebih santai dan tidak terlalu banyak hitungan. Dibandingkan dengan jurusan IPA ada kecenderungan jumlah kelas untuk jurusan IPS lebih banyak. Sebagian besar siswa memilih jurusan IPS, alasannya adalah jurusan IPS merupakan jurusan yang tidak terlalu sulit, atau dikarenakan hasil belajar tidak memenuhi kriteria untuk masuk ke jurusan IPA.

Tujuan pendidikan pada jenjang sekolah menengah seringkali dipahami sebagai penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Lembaga-lembaga pendidikan yang ada saat ini banyak menekankan pentingnya cara belajar yang baik dan persaingan dalam menempuh tes pengetahuan. Para siswa dituntut untuk menyadari hal tersebut.

(26)

Siswa yang duduk di bangku kelas X menjadi masa persiapan yang sangat penting, artinya siswa dituntut untuk meraih prestasi yang baik untuk dapat menentukan pilihan jurusan sesuai dengan yang menjadi minatnya.

Idealnya, pemilihan jurusan disesuaikan dengan minat, bakat, dan kemampuan siswa. Tujuannya agar dikemudian hari, pelajaran yang diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan siswa. Sehingga siswa berhasil menyelesaikan studinya di SMA dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, tidak sedikit siswa yang mengambil salah satu jurusan tersebut hanya didasarkan pada nilai raport kelas X untuk jurusan tersebut telah memenuhi syarat.

Sebelum melakukan pemilihan jurusan, siswa biasanya telah diberikan psikotes sehingga potensi siswa secara psikologis lebih dapat tergali dan penjurusan yang akan dilakukan tidak salah arah. Dampak yang akan terjadi jika siswa mengalami kesalahan dalam penjurusan adalah rendahnya prestasi belajar siswa, kurang konsentrasi pada saat kegiatan pembelajaran dan kesempatan yang sangat baik bagi siswa akan hilang karena kekurangtepatan menentukan jurusan. Sedangkan ketepatan memilih jurusan dapat menentukan keberhasilan belajar siswa, membantu siswa dalam mempersiapkan melanjutkan studi dan memilih dunia kerja, dan memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang.

(27)

seseorang terhadap bidang tertentu. Prestasi belajar siswa diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan minat siswa dalam menentukan pilihan jurusan. Dipilihnya persepsi siswa terhadap jurusan didasarkan pada pertimbangan bahwa persepsi seseorang mampu mempengaruhi pembentukan minat siswa dalam menentukan pilihan jurusan. Dipilihnya motivasi belajar siswa didasarkan pada pertimbangan bahwa motivasi merupakan pendorong bagi setiap siswa untuk bersedia melakukan kegiatan demi pencapaian tujuan, sehingga motivasi belajar siswa diperkirakan dapat mempengaruhi pembentukan minat siswa dalam menentukan jurusan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat topik ”Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa, Persepsi Siswa Terhadap Jurusan, dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA". Studi kasus siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu.

B. Batasan Masalah

(28)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Apakah prestasi belajar siswa mempunyai hubungan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA?

2. Apakah persepsi siswa terhadap jurusan mempunyai hubungan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA?

3. Apakah motivasi belajar mempunyai hubungan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA?

4. Apakah prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan dan motivasi belajar mempunyai hubungan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menyediakan bukti mengenai ada tidaknya hubungan antara:

1. prestasi belajar siswa dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA 2. persepsi siswa terhadap jurusan dengan minat siswa dalam memilih

jurusan di SMA

3. motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA 4. prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan dan motivasi

(29)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi sekolah, khususnya bagi guru dalam membantu dan mengarahkan siswanya untuk memilih jurusan yang sesuai dengan prestasi dan minat siswa.

b. Universitas

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut, dapat digunakan sebagai pembanding bagi penelitian-penelitian selanjutnya dan sumbangan kepustakaan untuk Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Peneliti

(30)

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat kuat dan sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki minat sebelumnya.

Menurut Winkel (1983:30) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda.

(31)

dengan Ekonomi Akuntansi. Sehingga pada waktu penjurusan ia akan memilih jurusan IPS karena ia lebih mendalami bidang tersebut.

Definisi menurut Slameto (Djaali, 2007:121), minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri, semakin kuat hubungan tersebut semakin besar minatnya. Pengetahuan mengenai minat dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan, antara lain.

a. menempatkan, yaitu minat merupakan alat yang digunakan untuk membantu siswa memilih jurusan yang benar;

b. perbaikan belajar, yaitu membantu guru mengenal siswa yang perlu mendapat perhatian khusus;

c. penilaian program, yaitu menentukan efektivitas suatu program.

Minat individu siswa dapat diketahui dari kecenderungannya terpikat atau tertarik terhadap suatu pengalaman dan ingin untuk melestarikan pengalaman tersebut. Jadi dengan demikian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Sukardi, 1988:62).

(32)

tidak dibawa sejak lahir, melainkan diproses kemudian minat yang tumbuh mendorong seseorang untuk melaksanakan usahanya. Dalam bidang pendidikan, minat merupakan hal yang penting dalam pemilihan jurusan yang akan menentukan keberhasilan dalam studi.

Berdasarkan uraian diatas, minat dalam memilih jurusan di SMA dapat diartikan sebagai kecenderungan/ ketertarikan pada suatu hal yang dapat mengarahkan siswa untuk memilih jurusan yang menjadi pilihannya. Hal ini ditandai dengan perasaan senang terhadap materi-materi yang dipelajari dalam jurusan tersebut, serta berkaitan dengan kebutuhan di masa yang akan datang.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

(33)

dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan (http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/ pengertian-prestasi-belajar/).

Definisi prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1990:700) adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Syah (1997:132) dibedakan menjadi tiga macam.

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa). b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa).

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Uraian mengenai ketiga macam faktor diatas adalah sebagai berikut. a. Faktor internal

(34)

1) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti kesehatan indera pendengaran dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. 2) Aspek psikologis

Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dipandang dan dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa adalah sebagai berikut.

a) Intelegensi siswa

(35)

b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang terdimensi afektif berupa kecenderungan-kecenderungan untuk mereaksi/ merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif terhadap mata pelajaran dan cara mengajar guru, akan menimbulkan kemudahan belajar bagi siswa tersebut.

c) Bakat siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.

d) Minat siswa

(36)

sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas penyampaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

e) Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

(1)Motivasi intristik

Motivasi intristik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.

(2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari luar diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan kegiatan belajar.

(37)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga dan juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

2) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor non sosial ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor pendekatan pembelajaran

Pendekatan yang dapat dipahami sebagai segala cara/ strategi yang digunakan dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran tertentu. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa yang bersangkutan.

(38)

1) memilih dan membantu siswa

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai presentasi belajar siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaaran, seorang guru dapat memilih siswa yang bermutu dan memenuhi syarat-syarat tertentu untuk sesuatu program atau suatu kegiatan.

2) keperluan penelitian

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai presentasi belajar siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaran, maka seorang guru dapat mencari umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dari mata pelajaran yang diampunya.

3) mengetahui sifat-sifat siswa

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai presentasi belajar siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaran, seorang guru sampai batas-batas tertentu dapat mengetahui sifat siswa.

Indikator prestasi belajar menurut Syah (1997:150), pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa, namun pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah tersebut sangat sulit. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan dengan prestasi yang hendak diukur.

(39)

menggunakan tes dan hasilnya adalah nilai yang diberikan oleh guru pada raport. Siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik cenderung lebih memperlihatkan minat yang besar terhadap jurusan yang dipilihnya, karena sebelumnya siswa tersebut telah menyukai mata pelajaran prasyarat dari jurusan yang akan dipilih.

3. Pengertian Persepsi

Persepsi pada dasarnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Dapat disimpulkan, persepsi adalah suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2005:141). Irwanto, dkk (1988:55) menyatakan bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas hubungan antar gejala serta peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan diterima sehingga menghasilkan penafsiran pengalaman.

(40)

Persepsi dapat diartikan sebagai suatu tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan) dan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Balai Pustaka, 1990:675). Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik objek tersebut, misalnya ukuran, warna dan bentuk. Hal yang senada juga diungkapkan Suharnan (2005:23) yang menyatakan bahwa presepsi merupakan suatu proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.

Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu. Persepsi merupakan suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya.

(41)

Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat.

Dengan demikian, dalam proses persepsi seseorang dapat mengorganisasikan input yang kompleks dan bervariasi yang diterima oleh panca indera. Jadi dapat disimpulkan persepsi adalah cara pandang seseorang dalam menilai obyek yang ada di sekitarnya sehingga dapat memotivasi seseorang dalam bertindak.

Menurut Thoha (2005:153) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, sebagai berikut.

a. Artibulasi

Artibulasi diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain. Seseorang tidak hanya tertarik mengamati perilaku dalam organisasi saja, tetapi juga mencari jawaban penyebab dari perilaku orang yang diamati.

b. Stereotype

Stereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai suatu bagian dari kelas atau kategori.

c. Hallo Effect

(42)

4. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” dan dimaksudkan sebagai suatu keinginan untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam hal ini adalah suatu persiapan untuk mengembangkan suatu motif. Motivasi diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam individu untuk bertindak kearah tujuan tertentu. Menurut Winkel (1987:93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu.

Macam-macam motivasi dapat dibedakan sebagai berikut. a. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar, misalnya siswa belajar untuk menyenangkan orang tua dan memperoleh hadiah.

b. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan yang terletak di dalam perbuatan belajar, misalnya siswa belajar agar dapat menjawab pertanyaan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:97) unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

(43)

3) kondisi siswa

4) kondisi lingkungan siswa

5) unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran 6) upaya guru dalam membelajarkan siswa

Menurut Sardiman (1986:91)ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah diantaranya. a) Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang utama justru mencari nilai/ angka yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai raport/ ulangan yang nilainya baik. Angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

b) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

c) Saingan/ kompetisi

(44)

d) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai bentuk motivasi yang sangat penting.

e) Memberi ulangan

Siswa akan giat belajar bila mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi.

f) Mengetahui hasil

Semakin mengetahui hasil belajar meningkat maka akan ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan harapan hasilnya terus meningkat.

g) Pujian

Dengan pujian akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak menjadi alat motivasi.

i) Hasrat untuk belajar

(45)

j) Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan minat.

k) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menggunakan maka akan timbul gairah untuk belajar.

B. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

(46)

tersebut telah menyukai mata pelajaran prasyarat dari jurusan yang akan dipilih.

Dengan melihat nilai-nilai mata pelajaran atau prestasi belajarnya, maka siswa akan mempunyai petunjuk dalam memilih jurusan. Peneliti menduga bahwa siswa yang memperoleh hasil/ prestasi yang tinggi akan tinggi pula pengetahuan, ketrampilan dan kemampuannya. Selain itu siswa dapat memilih program studi dengan keinginannya sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak luar.

Dari dugaan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai prestasi yang tinggi cenderung mempunyai minat yang tinggi untuk dapat masuk jurusan tertentu, karena siswa tersebut telah memiliki petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memilih jurusan, sedangkan siswa yang berprestasi rendah cenderung kurang dapat menentukan pilihan untuk memilih jurusan tertentu.

2. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Jurusan dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA

(47)

Persepsi dapat berupa persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi positif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang baik terhadap suatu objek, sedangkan persepsi negatif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang negatif terhadap suatu objek. Demikian juga dengan siswa, pasti juga memiliki persepsi positif dan negatif terhadap jurusan di SMA. Siswa dapat berpersepsi positif maupun negatif. Artinya sebagian dari mereka dapat memahami pemilihan jurusan sebagai suatu cara untuk motivasi belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Sebaliknya sebagian memahami hal tersebut sebagai beban studi yang dirasa memberatkan yang diwajibkan untuk memilih, sementara siswa belum memahami benar seberapa besar potensi terhadap jurusan yang ditawarkan.

Persepsi pada dasarnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Dapat disimpulkan, persepsi adalah suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2005:141).

(48)

Siswa yang memiliki persepsi positif terhadap jurusan tertentu cenderung akan berminat memilih jurusan tersebut. Sedangkan siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap jurusan tertentu maka akan cenderung untuk tidak memilih jurusan tersebut.

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA

Motivasi belajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Hal tersebut terjadi karena adanya motivasi dari diri siswa yang memacu untuk lebih giat belajar sehingga akan membawa pengaruh terhadap prestasinya.

Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Siswa memusatkan energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan menampakkan keengganan, dan cepat bosan terhadap kegiatan belajar. Maka motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar, karena dengan motivasi siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat dan mempermudah memilih jurusan yang diminatinya.

(49)

keuletan, kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik, keaktifan siswa belajar di kelas, dan kebiasaan siswa di luar jam sekolah.

4. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa, Persepsi Siswa Terhadap Jurusan, dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar pada umumnya diukur dengan menggunakan tes dan hasilnya adalah nilai yang diberikan oleh guru pada raport. Siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik cenderung lebih memperlihatkan minat yang besar terhadap jurusan yang dipilihnya, karena sebelumnya siswa tersebut telah menyukai mata pelajaran prasyarat dari jurusan yang akan dipilih.

Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Persepsi dapat berupa persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi positif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang baik terhadap suatu objek, sedangkan persepsi negatif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang negatif terhadap suatu objek.

(50)

Motivasi belajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Siswa memusatkan energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar.

Fakta membuktikan bahwa motivasi melahirkan prestasi dalam proses pembelajaran. Dari berbagai hasil penelitian yang ada selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Salah satunya hasil penelitian Mateus Allan Septian (2007), menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dan motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang siswa. Siswa yang menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.

(51)

Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah cenderung kurang berminat.

Dengan demikian, penulis menduga bahwa prestasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar terdapat hubungan yang positif dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA.

C. Model Penelitian

Berdasar kerangka berpikir pada sub bab sebelumnya, dapat dibuat model penelitian sebagai berikut.

Prestasi 

Persepsi

Motivasi 

(52)

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA

2. Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap jurusan dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA

3. Ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA

(53)

31

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang menghasilkan gambaran yang berlaku untuk jangka waktu tertentu karena pengumpulan data dan analisis data dilakukan pada waktu tertentu. Penelitian ini mengambil obyek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2010.

C. Subyek dan Objek Penelitian 1. Subyek Penelitian

(54)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah minat memilih jurusan, prestasi belajar, persepsi terhadap jurusan, dan motivasi belajar.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1991:108), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah siswa sebanyak 90 orang.

2. Sampel

(55)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah.

a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah: 1). Variabel prestasi belajar siswa merupakan salah satu ukuran bagi

keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Keberhasilan tersebut, diukur dengan menggunakan tes dan tampak hasilnya pada nilai yang diberikan guru dalam raport, nilai tengah semester pada semester 2.

2). Variabel persepsi siswa terhadap jurusan adalah proses pengenalan atau identifikasi oleh siswa terhadap jurusan di SMA.

(56)
[image:56.612.94.517.177.659.2]

Variabel bebas persepsi dan motivasi belajar dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa Terhadap Jurusan

No Indikator Pernyataan Positif (Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner) Jumlah Item

1. Aspek Kognitif yang Dialami Siswa Melalui Panca Indra

1, 6, 9 - 3

2. Dampak Psikologis 3, 13 14 3

3. Kebutuhan di Masa Depan 7, 10 4 3

4. Proses Belajar 5, 8, 11 - 3

5. Harapan dan Cita-Cita 2, 12 - 2

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar

No Indikator Pernyataan Positif (Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner) Jumlah Item

1. Kemauan Untuk Mengikuti

Pelajaran 1, 8 5 3

2. Keinginan Untuk

Menguasai Materi 2, 11 7 3

3. Ketekunan dan Keuletan 3, 12 9 3 4. Kecenderungan

Mengerjakan Tugas dengan Baik

4, 13 15 3

5. Keaktifan Siswa Belajar di

dalam Kelas 10, 16 17 3

6. Kebiasaan Siswa di Luar

(57)

b. Variabel terikat (dependent variable)

[image:57.612.94.515.160.643.2]

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah minat siswa dalam memilih jurusan di SMA.

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Minat dalam Memilih Jurusan di SMA

No Indikator

Pernyataan Positif (Nomor Item dalam

Kuesioner)

Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner)

Jumlah Item

1. Perasaan Senang 1, 3, 5 4 4

2. Ketertarikan pada Jurusan

yang Dipilih 8 7 2

3. Kebutuhan di Masa

Mendatang 6 2 2

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, setiap variabel yang akan diteliti perlu diukur dengan cara pengukuran masing-masing, maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah.

a. Variabel Bebas

1) Untuk variabel bebas prestasi belajar siswa, diukur berdasarkan nilai tengah semester yang dicapai siswa kelas X semester 2.

2) Untuk variabel bebas persepsi siswa terhadap jurusan dan motivasi belajar, data diperoleh melalui kuesioner.

(58)
[image:58.612.97.515.148.687.2]

sistematis untuk memberi skor. Dalam skala Likert digunakan 5 kategori penilaian diantaranya:

Tabel 3.4 Skala Pengukuran Alternatif

Jawaban

Sangat

Setuju Setuju

Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Pernyataan

Positif 5 4 3 2 1

Pernyataan

Negatif 1 2 3 4 5

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu dalam memilih jurusan.

Minat siswa dalam memilih jurusan adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih jurusan sebagai jurusan yang mereka inginkan. Pengukuran variabel terikat pada penelitian ini dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert yaitu suatu cara yang sistematis untuk memberi skor. Dalam skala Likert digunakan 5 kategori penilaian diantaranya:

Tabel 3.5 Skala Pengukuran Alternatif

Jawaban

Sangat

Setuju Setuju

Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Pernyataan

Positif 5 4 3 2 1

Pernyataan

(59)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, kuesioner disebarkan pada responden.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Cara ini digunakan untuk memperoleh data-data prestasi belajar siswa dan gambaran umum sekolah.

3. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pemimpin atau pihak yang mewakili untuk memperoleh data yang diperlukan, khususnya mengenai gambaran umum sekolah, dan data lain yang dapat dipakai sebagai pelengkap.

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen

(60)

jawaban masing-masing item pertanyaan. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment:

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y n = total responden

Y = skor total dari setiap item X = skor total dari seluruh item

Koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya hasil perhitungan koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan nilai r tabel dengan taraf signifikansi 0,05. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid, begitu pula sebaliknya.

(61)
[image:61.612.94.516.166.627.2]

tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item instrumen tidak valid. Adapun rangkuman dari hasil pengukuran validitas tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa Terhadap Jurusan

No. Item r tabel r hitung Keterangan 1. 0,279 0,210 Tidak Valid

2. 0,279 0,308 Valid

3. 0,279 0,429 Valid

4. 0,279 0,623 Valid

5. 0,279 0,588 Valid

6. 0,279 0,305 Valid

7. 0,279 0,497 Valid

8. 0,279 0,292 Valid

9. 0,279 0,633 Valid

10. 0,279 0,400 Valid 11. 0,279 0,717 Valid 12. 0,279 0,554 Valid 13. 0,279 0,577 Valid 14. 0,279 0,647 Valid

Dari hasil pengukuran 14 item soal, dapat diketahui bahwa ada 13 item soal valid karena rhitung lebih besar daripada rtabel dan ada 1 item soal tidak valid. Setelah dilakukan pengujian ulang ternyata ada 2 item soal tidak valid, maka jumlah item soal yang tidak valid menjadi 3 item soal. Item soal yang tidak valid dibuang, sehingga pada variabel persepsi siswa terhadap jurusan yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 11 item soal.

(62)
[image:62.612.97.514.95.717.2]

Tabel 3.7

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar No. Item r tabel r hitung Keterangan

1. 0,279 0,351 Valid

2. 0,279 0,548 Valid

3. 0,279 0,413 Valid

4. 0,279 0,613 Valid

5. 0,279 0,399 Valid

6. 0,279 0,279 Tidak Valid

7. 0,279 0,594 Valid

8. 0,279 0,503 Valid

9. 0,279 0,726 Valid

10. 0,279 0,442 Valid 11. 0,279 0,684 Valid 12. 0,279 0,436 Valid 13. 0,279 0,537 Valid 14. 0,279 0,531 Valid 15. 0,279 0,464 Valid 16. 0,279 0,502 Valid 17. 0,279 0,378 Valid

Dari hasil pengukuran 17 item soal, dapat diketahui bahwa ada 16 item soal valid karena rhitung lebih besar daripada rtabel dan ada 1 item soal tidak valid. Item soal yang tidak valid dibuang, sehingga pada variabel motivasi belajar yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 16 item soal.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel motivasi belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.8

Hasil Pengukuran Uji Validitas

Variabel Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA No. Item r tabel r hitung Keterangan

1. 0,279 0,420 Valid

2. 0,279 0,388 Valid

3. 0,279 0,326 Valid

(63)

5. 0,279 0,705 Valid

6. 0,279 0,620 Valid

7. 0,279 0,664 Valid

8. 0,279 0,375 Valid

Dari hasil pengukuran 8 item soal, dapat diketahui bahwa semua item soal valid karena rhitung lebih besar daripada rtabel .

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2007:172). Dalam penelitian ini, untuk pengujian reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach- Alpha, dengan rumus:

} 1 }{ 1 { 2 2 11 t b k k r σ σ Σ − − = Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2

b

σ

Σ = jumlah varians butir 2

t

σ = varians total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Cronbach- Alpha. Jika koefisien alpha > 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika alpha < 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2006:42).

(64)
[image:64.612.94.515.97.601.2]

Tabel 3.9

Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan

1. 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi 2. 0,600 – 0,799 Tinggi

3. 0,400 – 0,599 Cukup 4. 0,200 – 0,399 Rendah

5. <0,200 Sangat Rendah

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach- Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS dengan koefisien rtabel pada n= 48. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.10

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Persepsi siswa terhadap jurusan 0,864 0,279

Motivasi belajar 0,870 0,279

Minat siswa dalam memilih

jurusan di SMA 0,763 0,279

(65)

H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan/ menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum/ generalisasi (Sugiyono, 2007:206).

Untuk mendeskripsikan hubungan variabel prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih juruasan di SMA, maka dilakukan perhitungan berdasarkan PAP II dan dilengkapi dengan perhitungan rata-rata (mean), skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi dua sama besar (median), skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribusi skor (modus) dan standar deviasinya.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel, dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya sampel. Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov:

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

(66)

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

( )

X1

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1

So = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5 %, maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan normal.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut.

e S TC S F 2 2 = Keterangan: 2 ) ( 2 − = k TC JK TC S 2 ) ( 2 − = k E JK e S Dimana :

F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = varian tuna cocok

S2e = varian kekeliruan

(67)

Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung < nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Sebaliknya jika nilai F hitung > nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal, atau variabel tersebut tidak memiliki nilai korelasi sama dengan nol. Cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS.

c. Uji Heteroskedastisitas

(68)

4. Uji Hipotesis

a. Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga, digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus (Sugiyono, 2007:248), sebagai berikut. } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y n = total responden

Y = skor total dari setiap item X = skor total dari seluruh item

[image:68.612.93.519.163.620.2]

Untuk selanjutnya pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga menggunakan bantuan program SPSS. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar kesalahan untuk membuat prediksi. Ketentuan pedoman penafsiran koefisien korelasi adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2007:250).

Tabel 3. 11

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Sedangkan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi rxy peneliti akan membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansinya.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

(69)

Kriteria pengujian adalah:

Jika probabilitas > 0,05 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan.

Jika probabilitas < 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan. b. Untuk pengujian hipotesis keempat tentang hubungan antara prestasi

belajar (X1), persepsi siswa terhadap jurusan (X2), dan motivasi belajar (X3) secara bersama-sama terhadap minat siswa dalam memilih jurusan di SMA (Y) akan digunakan analisis korelasi ganda dengan rumus sebagai berikut.

( )

Σ + +

= 1 1 2 2 2 3 3

123

y

a y x a y x a

Rxy χ γ

Dimana:

Ry123 : koefisien korelasi antara variabel Y dengan X1, X1 a1 : koefisien variabel bebas X1

a2 : koefisien variabel bebas X2 a3 : koefisien variabel bebas X3

X1Y : jumlah produk antara X1 dan Y

X2Y : jumlah produk antara X2 dan Y : jumlah produk antara X3 dan Y

Y2

: jumlah kuadrat kriterium Y

Selanjutnya untuk menguji hipotesis keempat mengggunakan bantuan program SPSS. Untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi rxy peneliti akan membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansinya. Kriteria pengujian adalah:

Jika probabilitas > 0,05 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan

(70)

48  

BAB IV

HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Sejarah Berdirinya Sekolah

SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama-sama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/ 113/H/Kpts/1989, tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu Visi SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan penyesuaian. Hal ini karena SMA bukan lembaga terminal sistem seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Yogyakarta karena faktor biaya.

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tanggal 1 Januari 1967 Pastur Paroki Sedayu mendirikan SPG St. Paulus. Tahun 1968 sekolah ini mulai dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Moyudan. SPG Pangudi Luhur Sedayu terdaftar pada Insp. Daerah Pendidikan Guru/ Tenaga No. A.60/Set/SPG Swt, 30 Juni 1969.

(71)

   

oleh masyarakat sekitar terbukti sampai sekarang minat masuk ke SMA Pangudi Luhur Sedayu masih tinggi.

Landasan Konstitusional:

1. UU No.2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional.

2. AKTA Pendirian Yayasan Pangudi Luhur: Tan A Siong, Semarang No. 16 tanggal 6 Oktober 1954.

3. SK Pendirian SPG dari Yayasan Pangudi Luhur Pusat No.B/3581/1968, tanggal 4 Desember 1968.

4. SK Pendirian SPG dan Penyelenggaraan SPG No. 19/ I.13.12/ E.1985, tanggal 7 Januari 1985.

5. SK Mendikbud RI No. 034/ I.13/Kpts/1989 tanggal 28 Februari 1989 tentang Pendirian SMA (alih fungsi dari SPG).

6. Keputusan No.AK:273/C.c7/Kep/MN/99 Dirjen Dikbudnas Seksi Sekolah Swasta Status Disamakan SMA Pangudi luhur Sedayu.

B. Gambaran Umum Sekolah 1. Data Kelembagaan Sekolah

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Alamat : Jl. Wates Km 12, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta 55752

Telp : (0274)7494179 Fax : (0274) 7482229

(72)

   

2. Yayasan Penyelenggara

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Pangudi Luhur Alamat : Jl. Dr. Sutomo No. 4 Semarang 50244 Telp : (024) 314004, (024) 317806

Akta Notaris : No. 16 Tanggal 6 Oktober 1954 Ketua YPL Pusat : Bruder Frans Sugi, FIC

Bendahara YPL Pusat : Bruder Drs. Ignasius Ngadiso, FIC

Kepala Kantor YPL Pusat : Bruder Theodorus Suwariyanto, FIC, MM Kepala YPL Cab. Yogya : Br. Herman Yosef, FIC

C. Visi dan Misi 1.Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki keterampilan hidup dilandasi semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.

2.Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut. a. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan

profesional.

(73)

   

c. Menciptakan suasana kondusif untuk mendorong peserta didik yang berbudi luhur.

d. Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan kekurangan.

e. Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya.

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha-usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

D. Kepala Sekolah

Sejak berdirinya SMA Pangudi Luhur Sedayu sampai sekarang, telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak empat kali.

1. Periode 1967-1975 : V. Supriyanto, BA 2. Periode 1976-1999 : Drs. A. Mukardi, BA 3. Periode 1999-2003 : Drs. Ag. Sadjad

(74)

   

E. Guru dan Karyawan

[image:74.612.94.515.169.712.2]

Berikut ini data mengenai keadaan guru dan karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Tabel 4.1 Guru dan Karyawan No Nama

N/ Y/ GTT/ PTT

NIP/ No.G Jabatan 1. Drs. Markoes

Padmonegoro

Y G.11.062 Kepala Sekolah Guru Biologi FIC-an 2. Drs. Paena Andreas N NIP.19630409

199003 1 004

Wakasek Kurikulum Guru Matematika 3. Dra. C. Sri

Purwaningsih

N NIP.19591208 198603 2 005

Guru B. Indonesia 4. Drs. Alex Sutaryo

Dwidoso

N NIP.19650626 199003 1 007

Guru Geografi Guru PPKn Wali Kelas 5. Drs. Y. Purwoko

Agus S.

N NIP.19620829 199003 1 005

Guru Matematika Guru T.Informatika 6. Paulus Samsuhari N NIP. 19620727

199502 1 001

Guru Sejarah Guru PPKn Wali Kelas 7. Al. Candra

Widyantara

Y G.10.737 Guru Ekonomi Guru Akuntansi Wali Kelas 8. Y. Ujang Sukasna Y G.11.199 Guru OR

Wakasek Kesiswaan 9. Y. Bambang Suharyo Y

Gambar

Tabel 5.7 Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas .......................................
Gambar 1  Struktur Dasar Organisasi Sekolah ..............................................
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa Terhadap Jurusan
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Minat dalam Memilih Jurusan di SMA
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Mengajak siswa keluar dari keadaan mental yang pasif. 3) Merangsang minat dan rasa ingin tahu siswa. 4) Memberi siswa perasaan positif mengenai pelajaran, dan hubungan yang

Upaya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa melalui metode mendongeng dilaksanakan dengan langkah-langkah yakni (1) Pemilihan cerita yang sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara prestasi belajar dan minat memilih jurusan di SMA; (2) hubungan antara motivasi belajar dan minat memilih jurusan di

Menurut Harlock dalam Triana (1991:13-21) yang mengatakan bahwa disiplin berasal dari kata Disciple yang artinya orang belajar dari pemimpinnya/ dalam hal ini orang tua dan

Upaya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa melalui metode mendongeng dilaksanakan dengan langkah-langkah yakni (1) Pemilihan cerita yang sesuai dengan

Sedangkan dorongan yang timbul yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar disebut motivasi ekstrinsik (Usman,2010:10).. Motivasi belajar siswa adalah dorongan yang

Tabel III. Variabel Motivasi Belajar Siswa a.. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri. seseorang, baik berasal dari dalam diri sendiri maupun

intristik dan ekstrinsik.. Motivasi interinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar dan