• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS MA’ARIF 3 GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS MA’ARIF 3 GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI

GAYA MENGAJAR GURU PAI TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS MA’ARIF 3

GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN

PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:

FARIHUL FADLI

NIM 11110121

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO HIDUP

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir".





(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai.

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah menumbuhkan semangat untuk mewujudkan cita-cita:

1. Ayahanda (Tanwir) dan Ibunda (Marsidah), yang selalu memberikan motivasi dan penyemangat saya untuk terus berjuang menggapai apa yang akan menjadi maksud tujuan saya yang baik untuk saya dan keluarga di masa yang akan datang.

2. Kakak-kakak (Khoirul Aflah, Alhm. Siti Shoimiyah, Siti Muhaiminah, Nanang Sholeh) yang telah memberi dorongan untuk terus belajar menuntut ilmu mewujudkan cita-cita.

3. Semua guru-guru yang telah memberi ilmu dan menghantarkan saya dari orang yang tak berilmu menjadi berilmu.

4. Bapak Fatchurrahman M. Pd, yang telah sabar mengarahkan saya untuk menyelesaikan penelitian ini dan memberi masukan-masuk sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Dosen-dosen IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya, memberi wawasan dan dorongan, menjadikanku orang yang sedikit banyak ilmu yang berguna.

(8)

KATA PENGANTAR

ميح رلا نمح رلا الله مسب

Alhamdulillahirobbil‟alamin, syukur kepada Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmatnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa

Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar Siswa

MTs Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Rosulullah SAW. yang telah kita tunggu-tunggu syafaatnya pada hari kiamat nanti.

Penyusunan skripsi ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M. Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

(9)

3. Bapak Rasimin selaku Ketua Jurusan PAI yang telah membantu memudahkan dalam semua pengurusan yang bersifak akademik maupun non akademik, sehingga penelitian ini dapat selesai.

4. Ibu Asdiqoh selaku mantan Ketua Jurusan PAI yang telah membimbing dan memberi persetujuan penulis untuk melakukan penelitian ini.

5. Bapak Fatchurrohman, S.Ag,.M.Pd, selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan karya tulis ini dengan penuh ketelitian, kesababaran dan kesungguhan.

6. Segenap pengajar dan staf kariawan Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga yang memberi ilmu dan membantu melancarkan dalam penyelesaian karya tulis ini. 7. Bapak H. Aris Djawadir selaku kepala sekolah MTs Ma‟arif 3 Grabag yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin dan telah menyediakan segala sesuatu yang penulis butuhkan guna menyelesaikan karya tulis ini.

8. Ibu, Bapak, kakak-kakak tersayang yang telah memberikan semangat dan menyadiakan sarana dan prasarana dalam proses penulisan karya tulis ini, membimbing dan mendorong serta tak henti-hentinya berharap yang terbaik untuk saya dalam menuntut ilmu dalam setiap do‟anya.

9. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam menyusun skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(10)

Semoga Allah SWT. memberikan balasan atas kebaikan semua pihak-pihak yang telah memberi bantuannya dan memberikan pahala untuk mereka. Amin.

Salatiga, 28 Maret 2014

(11)

ABSTRAK

Farihul Fadli (NIM : 11110121). Pengaruh Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs

Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014.

Seorang guru mengajar di dalam kelas tidak lepas dari teknik dan cara bagaimana menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Guru dituntut untuk membaca situasi dan sesegera mungkin melakukan variasi gaya mengajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan menghilangkan kejenuhan siswa mengikuti pelajaran. Menanggapi hal itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Persepsi siswa tentang variasi gaya PAI mengajar guru MTs

Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014, 2) Motivasi

belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

2013/2014, 3) Ada tidaknya pengaruh Persepsi siswa tentang variasi gaya

mengajar guru PAI terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag

Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014.

Untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang

gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag

penulis melakukan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik angket adalah metode yang penulis pilih dalam melakukan penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik sampel kuota atau quota sample. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 60 siswa dari jumlah total 145 siswa.Data yang terkumpul diolah menggunakan analisis statistik yang berlaku, menggunakan rumus product moment.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara persepsi siswa tentang gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa

di MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket mengenai persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan hasil, untuk kategori tinggi mencapai 51,72%, kategori sedang mencapai 51,72% dan kategori rendah mencapai 0%. Untuk hasil angket mengenai motivasi belajar siswa kategori tinggi mencapai 34,48%, kategori sedang mencapai 53,44% dan kategori rendah mencapai 15,51%. Dari hasil analisis yang telah dilakukan secara sistematik diperoleh hasil akhir yaitu hasil rhitung (rh) adalah 0,283 berada diatas rtabel (rt) pada taraf signifikasi 5% yaitu

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Penelitian ... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

(13)

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

3. Populasi dan Sampel ... 9

4. Metode Pengumpulan Data ... 11

5. Analisis Data ... 12

H. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru PAI 1. Pengertian ... 16

2. Macam-Macam Gaya Mengajar Guru PAI.. 22

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Mengajar Guru PAI... 25

B. Motivasi Belajar Siswa 1. Pengertian ... 28

2. Macam-Macam Motivasi ... 29

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 32

4. Prinsip-Prinsip Motivasi ... 33

C. Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru PAI terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 36

(14)

A. Gambaran Umum MTs Ma’arif 3 Grabag Kabupaten

Magelang ... 39

1. Sejarah Berdirinya ... 39

2. Visi dan Misi Sekolah ... 40

3. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 41

4. Data Guru, Karyawan dan Peserta Didik .... 42

B. Keadaan Umum MTs Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang ... 43

C. Penyajian Data ... 45

1. Data Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI... 45

2. Data Tentang Motivasi Belajar Siswa... 48

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ... 51

B. Analisis Kedua ... 60

C. Analisis Ketiga ... 70

D. Uji Hipotesis ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 74

B. Saran ... 75

(15)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

DATA GURU DAN KARYAWAN MTS MA’ARIF 3 GRABAG ... 42

DATA PESERTA DIDIK MTS MA’ARIF 3 GRABAG ... 43

DAFTAR NAMA RESPONDEN... 45

HASIL ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI... 47

HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA ... 49

NILAI NOMINASI PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI... 52

PRESENTASE MENGENAI PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI DAYA MENGAJAR GURU PAI... 55

DATA MENGENAI PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI... 55

NILAI NOMINASI MOTIVASI BELAJAR SISWA ... 62

PRESENTASE TENTANG MOTIVASI BELAJAR SISWA ... 64

DATA TENTANG MOTIVASI BELAJAR SISWA ... 65

TABEL KERJA PRODUCT MOMENT ... 70

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Mahfud, 2006:32).

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses transfer ilmu dari guru sebagai sumber ilmu kepada peserta didik. Dalam pendidikan juga ada yang dinamakan sebagai belajar mengajar. Belajar tidak hanya dilakukan oleh siswa dan mengajar dilakukan oleh guru, belajar juga bisa dikenakan kepada guru. Setiap guru dalam mengajar juga belajar bagaimana menghadapi setiap situasi yang ada dengan berbagai macam kondisi siswa, lingkungan, sarana dan semua yang berhubungan dengan aktivitas belajar mengajar.

(18)

Hasibuan dan Moedjiono memberikan definisi mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Usman, 2010:20).

Sebagai guru harus tahu karakter dari masing-masing siswanya, karena setiap siswa mempunyai kemampuan dan kematangan belajar yang berbeda. Guru tidak bisa memaksakan kehendaknya sendiri, mengharuskan semua siswa paham dengan apa yang ia sampaikan. Sebagai guru harus mempunyai sifat yang sebar dan teliti, mencoba satu persatu metode mengajar dan menghadapi yang segala situasi yang berbeda-beda dan berubah-ubah dengan waktu yang tidak dapat ditentukan.

Meninjau kembali apa kekurangan dan hasil dari setiap metode mengajar yang telah dilakukannya. Metode yang digunakan juga harus dipikirkan mana dan bagaimana agar dapat menarik dan menumbuhkan semangat belajar siswa. Sehingga siswa merasa tertantang serta menimbulkan keingintahuan yang semakin bertambah. Sehingga suatu saat tanpa harus diberi arahan secara otomatis siswa akan mencari pengetahuan dan apa yang mereka butuhkan secara mandiri. Dengan begitu guru juga akan mendapat kajian keilmuan tentang metode mengajar dan termotivasi untuk mencari berbagai model mengajar siswa.

(19)

mencari dan menggunakan metode yang berbeda dalam setiap kali pertemuan, bahkan dalam sekali pertemuan seorang pengajar juga dapat menggunakan beberapa metode secara spontan untuk meminimalisir siswa tidak merasa bosan dan menjadi tidak perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas penyusun melakukan penelitian apakah benar variasi mengajar guru akan mempengaruhi semangat belajar siswa?. Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa maka diperlukan ketekunan guru dan keberagaman dalam menyampaikan materi pelajaran.

Pelaksanaannya membutuhkan tidak sedikit waktu, karena ada banyak gaya mengajar yang guru tersebut sudah biasa pakai maupun yang belum diketahui dan disampaikan. Gaya tersebut harus dilakukan satu persatu atau spontan menggunakan beberapa gaya jika dirasa dengan satu gaya mengajar siswa belum bisa menumbuhkan semangat belajar siswa.

Menurut pengamatan penulis, siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Desa Kleteran Dusun Kleteran Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, masih banyak yang balum ada semangat belajar walau sudah diberikan materi pelajaran dengan menggunakan beragam gaya mengajar oleh guru. Hal ini diketahui dari beberapa guru yang mengatakan bahwa siswa berasal dari desa dan letak sekolahannya yang berada di desa.

(20)

kelas tujuh yang masih pendiam patuh terhadap guru dan kelas sembilan yang sudah terasah kematangan berfikirnya.

Berdasarkan kenyataan diatas, penyusun tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PERSEPSI SISWA

TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS MA‟ARIF 3 GRABAG

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam mengerjakan penelitian ini penyusun membuat suatu rumusan masalah yang tersusun sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru MTs

Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014?

3. Adakah pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru

terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten

Magelang tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari beberapa rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru

MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang tahun pelajaran

(21)

2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014.

3. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar

guru terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag

Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat semantara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71).

Berdasarkan pengertian diatas penyusun mengartikan hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah penelitian yang muncul dalam pemikiran yang jawabannya bisa benar dan bisa juga salah.

Hipotesis yang penyusun ajukan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh variasi gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa MTs

Ma‟arif 3 Grabag. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi variasi gaya

mengajar guru maka semakin semangat pula belajar siswa MTs Ma‟arif 3

Grabag.

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

(22)

umumnya, dan dapat memperkaya pengetahuan dalam dunia pendidikan pada khususnya.

2. Secara Praktis

a. Memberikan informasi mengenai pentingnya seorang guru mempunyai keahlian yang lebih dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga pengajar.

b. Menyumbangkan sedikit masukan dan wawasan keilmuan khususnya dalam bidang pendidikan agama islam.

c. Bagi guru untuk mempelajari dan menambah pengetahuan dalam mengajar untuk memberikan pengajaran yang lebih bervariasi guna mendongkrak semangat siswa dalam belajar.

d. Bagi siswa untuk lebih semangat lagi dalam kegiatan belajar di dalam maupun di luar kelas sesuai arahan dan petunjuk guru yang bersangkutan.

F. Definisi Operasional

Agar terhindar dari unsur kesalahpahaman tentang penafsiran dalam penulisan kata dan penggunaan istilah dalam penulisan penelitian ini, maka penyusun akan menjelaskan beberapa istilah atau kata-kata yang menjadi variabel dalam penelitian ini.

1. Variasi Gaya Mengajar Guru

(23)

seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.

Mengajar adalah suatu usaha bagaimana mengatur lingkungan dengan adanya interaksi subyek didik (anak) dengan lingkungannya sehingga tercipta kondisi belajar yang baik (Usman,2010:21).

Guru adalah pengelola kegiatan belajar mengajar dimana dalam hal ini guru berperan untuk mengarahkan dan membimbing agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Variasi gaya mengajar guru adalah keragaman cara seorang guru dalam aktivitas mengorganisasi atau mengatur diri sendiri dengan sebaik mungkin untuk membimbing dan mengarahkan serta menimbulkan motivasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan dengan mendatangi orang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas dalam bidang keilmuan. Dalam hal ini yang penyusun maksud adalah lingkungan kelas pada khususnya dan lingkungan sekolah pada umumnya.

2. Motivasi Belajar Siswa

(24)

Motivasi belajar siswa adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang dalam melakukan proses usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman yang diperoleh, menggali dan mengembangkan potensi diri seseorang dengan cara sengaja mendatangi orang yang mempunyai pengalaman dan wawasan yang lebih luas yang sering disebut dengan istilah guru.

Untuk mengfokuskan kajian penelitian dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka akan penyusun uraikan indikator-indikator yang akan diteliti sebagi berikut:

a. Variasi Gaya Mengajar Guru 1) Variasi Suara

2) Variasi Penekanan (Focusing) 3) Pemberian Waktu (Pausing) 4) Kontak Pandang

5) Gerakan Anggota Badan (Gesturing) 6) Pindah Posisi

b. Motivasi Belajar Siswa

1) Menunjukkan minat belajar. 2) Aktif mengikuti pelajaran. 3) Aktif mengerjakan tugas.

(25)

G. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang mendekati sempurna dan mempunyai validitas tinggi maka harus diperhatikan dalam memilih metode yang akan diterapkan. Adapun metode yang penyusun gunakan adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan ini dipilih dengan alasan untuk menguji antara variabel variasi gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang akan penyusun lakukan dalam penelitian ini

adalah di MTs Ma‟arif 3 Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang terletak di Desa Kleteran, Dusun Kleteran, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Sekolah tersebut penyusun pilih karena lokasinya yang setrategis, dan berada di wilayah pedesaan. Sedangkan waktu penelitian penyusun lakukan mulai dari tanggal 4 April 2014 sampai selesai.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

(26)

diteliti dan mempunyai karakter yang berbeda dari kelompok lainnya. Kelompok yang mempunyai karakter unik maupun menarik untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Ajaran

2013/2014 berjumlah 501 siswa. b. Sampel

Kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian disebut sampel (Hadjar, 2001:133). Sampel yang diambil masih dalam kelompok populasi yang dipilih, tidak menambah atau mencampurkan dengan populasi lain, menggunakan sesuai dengan kadar dan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, (Arikunto, 2006:134).

(27)

adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan (Arikunto, 2010:184).

Tehnik yang digunakan untuk mencari sample adalah stratified sampling. Stratified sampling digunakan jika populasi

terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai susunan yang bertingkat. (Kasiram, 2010:262).

Dalam penelitian ini penyusun mengambil sampel sejumlah 58 siswa atau 40% dari 145 jumlah siswa kelas VIII di

MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang tahun pelajaran

2013/2014.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data baik variasi gaya mengajar guru maupun semangat belajar siswa, penyusun menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat pokok dan teknik bantu.

a. Metode Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan orang (Arikunto,2005:102).

Metode ini penulis lakukan untuk mencari data pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru terhadap

(28)

kemudian diolah dan dianalisa guna mengetahui hasil penelitian dengan menggunakan cara penyelesaian yang tepat.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:231).

Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mencari dan mengumpulkan data sebagai kelengkapan penelitian. Dokumentasi dapat berupa gambar, record vidio, catatan, lampiran-lampiran dan sebagainya masih banyak lagi.

5. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisisnya. Dalam menganalisis data penulis melakukan 3 langkah analisis yaitu:

a. Analisis Tingkat Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru.

Analisis pertama dilakukan untuk mengetahui variasi gaya mengajar guru dengan teknik analisis menggunakan rumus sebagai berikut:

(29)

Keterangan

P : Presentase skor F : Frekuensi

N : Jumlah responden

b. Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa.

Analisis kedua dilakukan untuk mengetahui motivasi siswa dengan teknik analisis menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Presentase skor F : Frekuensi

N : Rumlah responden c. Analisis Ketiga.

Dalam analisis ini penyusun ingin mengetahui tentang pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag. Teknik

analisis yang penyususn gunakan adalah teknik “korelasi product

(30)

Rumus product moment:

( )( )

√{ ( ) } { ( ) }

Keterangan:

: Koefisien korelasi : Kuadrat y

: Kuadrat x

: Jumlah skor total variabel x : Jumlah skor total variabel y

: Jumlah sampel yang diteliti

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disini adalah gambaran secara umum tentang skripsi. Skripsi ini terbagi kedalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal berisi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

(31)

Bab II Kajian Pustaka

Memaparkan rangkaian teori mengenai persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, motivasi belajar siswa dan pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar

guru terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag

Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014. Bab III Hasil Penelitian

Hasil penelitian memuat tentang gambaran umum MTs

Ma‟arif 3 Grabag tahun pelajaran 2013/2014, sejarah

berdirinya dan perkembangan MTs Ma‟arif 3 Grabag, letak

geografis sekolah, identitas sekolah, visi misi, keadaan siswa, keadaan guru, keadaan karyawan, sarana prasarana, kegiatan ekstra kulikuler, serta penyajian data dan hasil penelitian.

Bab IV Analisis Data

Berisi tentang analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan.

Bab V Penutup

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi Siswa tentang Gaya Mengajar Guru

1. Pengertian

a. Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan (Walgito, 1994:53). Menurut Moskowis dan Orgel (1969) persepsi itu merupakan proses yang integreted dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang

diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu

yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integreted dalam diri

individu (Walgito, 1994:53-54).

b. Siswa

Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (Suwarno, 2006:36).

(33)

bermanfaat bagi dirinya untuk diterapkan atau juga diproses lebih dalam lagi.

c. Gaya

Gaya adalah segala sesuatu cara yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi. Gaya juga diartikan sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.

d. Mengajar

Mengajar adalah memberikan sesuatu dengan cara membimbing dan membantu kegiatan belajar kepada seseorang (siswa) dalam mengembangkan potensi intelektual, (emosional serta spiritualnya) sehingga potensi-potensi tersebut dapat berkembang secara optimal (Fajar, 2004:13).

e. Guru

(34)

dengan orang yang bersangkutan. Orang-orang semacam itu biasanya disebut dengan istilah guru.

Dalam pendidikan formal tidak semua orang dapat dikatakan sebagai guru. Menjadi seorang guru juga ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan bidang keilmuan yang telah dipelajari. Menjadi seorang guru ada sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya karena mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan dan memberi materi kajian ilmu saja. Seorang guru harus memikirkan sejauh mana perkembangan pemikiran seseorang dan bagaimana kepercayaan atau adat yang berkembang di masyarakat. Hal semacam itu sangat penting jika suatu saat akan menimbulkan perbuatan yang bisa dikatakan tidak sesuai dengan tingkat kematangan atau kondisi adat istiadat masyarakat setempat.

Sosok guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa (Isjoni, 2008:3). Tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan materi, memberi tugas kemudian mengevaluasi. Guru juga harus pandai membaca situasi di sekitarnya supaya guru tahu apa yang dibutuhkan oleh siswa. Menggali potensi-potensi pada setiap individu siswa. Memberi materi sesuai dengan apa yang dikehendaki siswa dan bermanfaat untuk masa depannya.

(35)

dasarnya bertitik tolak dari asumsi bahwa pengajaran adalah suatu aktivitas profesional yang unik, rasional dan humanis. Dalam hal itu, seseorang menggunakan pengetahuannya secara kreatif dan imajinatif untuk mempromosikan pelajaran dan kesejahteraan bagi orang-orang lain (Hamalik, 2004:45).

Fungsi guru dalam suatu sistem pengajaran ialah sebagai perancang dan sebagai guru yang mengajar (unsur satu sistem). Pelaksanaan fungsi pertama, guru bertugas menyusun suatu sistem pengajaran, sedangkan pelaksanaannya mungkin digantikan atau dilaksanakan oleh tenaga lain atau dengan media lainnya. Pelaksanaan fungsi kedua adalah guru berfungsi mendesain sistem pengajaran, sedangkan dia sendiri langsung bertindak sebagai pelaksana (Hamalik, 2004:12).

f. Gaya Mengajar Guru

Gaya mengajar dapat diartikan teknik atau strategi dalam belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Gaya mengajar pada umumnya diartikan sebagai segala sesuatu cara atau strategi dalam menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi (http://www.edu-articles.com/mengenal-gaya-mengajar/2005).

(36)

perbaikan kualitas tenaga pengajarnya. Dengan perbaikan tenaga ini, maka guru paling tidak dapat mengorganisasi pengajaran tersebut dengan jalan menggunakan teori-teori belajar, serta desain yang dapat menimbulkan minat dan memotivasi anak didik (siswa) dalam belajar mata pelajaran tersebut (Hamzah Uno, 2008:133).

Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif, antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang tidak memiliki kemampuan membimbing, mengajar dan melatih, ia tidaklah dapat disebut sebagai guru yang paripurna. Selanjutnya, seseorang yang memiliki kemampuan mengajar, tetapi tidak memiliki kemampuan mendidik, membimbing, dan melatih, juga tidak dapat disebut sebagai guru sebenarnya. Guru memiliki kemampuan keempat-empatnya secara paripurna (Suparlan, 2005:25).

(37)

pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa (Hamzah Uno, 2008:158).

Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa, sehingga setiap anak dapat belajar secara efektif dan efisien. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar murid, seorang guru hendaknya senantiasa secara terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai siswa dari waktu ke waktu, informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar, yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya (Ahmadi, 2004:106).

Dalam mengajar, guru tidak hanya menyamapaikan materi menggunakan gaya, metode dan setelah itu selesai. Akan tetapi guru bertanggung jawab mengenai ketuntasan siswa dalam memahami mata pelajar yang disampaikan. Guru juga harus mengevaluasi gaya dan metode yang dilakukan dalam proses belajar mengajar sesuai. Dan bagaimana respom siswa mengenai materi pelajaran yang disampaikan, jangan sampai dengan gaya yang dilakukan guru akan menyulitkan siswa dalam menerima pelajaran.

(38)

dan efektif pada masa mendatang yang disebabkan oleh bertambahnya pengetahuan dan kemampuan yang didapatkan setelah mengikuti proses belajar (Sopiatin, 2010:46).

2. Macam-Macam Gaya Mengajar Guru

Untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran, seorang guru harus berani mengadakan variasi dalam mengajar. Keterampilan menggunakan variasi diadakan karena faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, minat siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah menurun (Hamzah B. Uno, 2008:171).

Ada banyak sekali hal yang menimbulkan kejenuhan siswa dalam belajar seperti durasi belajar yang terlalu lama, cuaca atau waktu yang sudah siang, pelajaran yang sulit diikuti, gaya mengajar guru yang monoton dan masih banyak yang lainnya. Jika terjadi bahwa para siswa menentang pelajaran guru, atau bersikap acuh atau tidak mau masuk kelas maka salah satu sebabnya adalah masalah metode mengajar yang dipergunakan oleh guru (Hamalik, 2004:16).

(39)

dan metode yang digunakan belum tepat sehingga siswa bersikap acuh terhadap pelajaran.

Variasi dalam gaya guru yang profesional harus hidup dan antusias (teacher liveliness) menarik minat belajar peserta didik (Asril, 2011:87). Variasi gaya mengajar guru meliputi beberapa komponen sebagai berikut:

a. Variasi Suara

Dalam menggunakan variasi suara, seorang guru harus bisa mengadakan tekanan tinggi rendah, cepat-lambat, besar kecilnya suara.

b. Variasi Penekanan (Focusing)

Memusatkan perhatian peserta didik (verbal focusing) pada hal yang dianggap penting dapat dilakukan guru dengan kata-kata seperti, perhatian baik, peka, sekaligus dilakukan dengan gerakan tangan (Asril, 2011:87). Pemusatan perhatian dapat dikerjakan secara verbal, isyarat atau dengan menggunakan model (Hamzah B Uno, 2008:172).

c. Pemberian Waktu (Pausing)

(40)

Pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan macam ini bertujuan meminta perhatian siswa. Ada kalanya kesenyapan dikerjakan apabila guru akan berpindah dari segmen mengajar satu ke segmen mengajar yang lain. Jika hal ini dikerjakan, tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengendapkan pengetahuan yang baru diperoleh sebelum pindah ke segmen berikutnya (Hamzah B. Uno, 2008:172).

d. Kontak Pandang

Guru menguasai dengan kontak mata (eye contact), kalau ada kontak mata guru dengan peserta didik, kata-kata yang diucapkan guru terasa lebih meyakinkan dan memperkuat informasi. Sebaiknya guru menatap peserta didik secara keseluruhan, tidak diarahkan ke arah tertentu saja seperti yang duduk di depan saja, tengah sehingga yang duduk di samping tidak dilihat (Asril, 2011:88). Untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal, maka kontak pandang perlu dikerjakan selama proses mengajarnya (Hamzah B. Uno, 2008:172).

e. Gerakan Anggota Badan (Gesturing)

(41)

perhatian dalam proses pembelajaran (Asril, 2011:88). Perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, badan, sangat penting dalam proses komunikasi (Hamzah B. Uno, 2008:172).

f. Pindah Posisi

Tempat berdirinya guru di kelas (movement) variasi penggantian posisi guru di dalam kelas akan mendapat perhatian oleh peserta didik, seperti gerakan ke arah depan, belakang, kanan ke kiri dan sebagainya (tidak selalu duduk dalam kelas). Jika guru melakukan tanya jawab sebaiknya dekatilah pelan-pelan peserta didik. Kalau guru mendekati peserta didik mengandung arti yang sangat dalam bagi mereka (Asril, 2011:88-89). Perhatian siswa dapat ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi komunikasi (Hamzah B. Uno, 2008:172).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Mengajar Guru

Dalam mengajar yang efektif ini dapat dikemukakan suatu pandangan lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. Pandangan ini mengatakan bahwa mengajar yang efektif perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut (Slameto,2003:95-96):

a. Penguasaan Bahan Pelajaran

(42)

membatasi bahan, membimbing siswa ke arah tujuan yang diharapkan tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya.

b. Cinta Kepada yang Diajarkan

Guru yang mencintai pelajaran yang diberikan, akan berusaha mengajar dengan efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik siswa sehingga berguna bagi hidupnya kelak. Guru yang cinta pada pekerjaannya, akan menyadari pula bahwa mengajar adalah profesinya, sehingga pantang mundur walaupun banyak mengalami kesulitan dalam tugasnya. Ia berusaha mengatasi dengan ketekunan, kesabaran terhadap dirinya.

c. Pengalaman Pribadi dan Pengetahuan yang Telah Dimiliki Siswa

Pengetahuan yang dibawa siswa dari lingkungan keluarganya, dapat memberi sumbangan yang besar bagi guru untuk mengajar. Latar belakang kebudayaan, sikap dan kebiasaan, minat perhatian dan kesenangan berperan pula terhadap pelajaran yang akan diberikan. Guru perlu meneliti hal-hal tersebut, termasuk juga kemampuan dan prestasi siswa, dengan cara apa saja yang dapat mengungkap masalah itu.

d. Variasi Metode

(43)

perhatiannya pada pelajaran. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.

e. Kemampuan Dalam Mengajar

Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran. Maka seorang guru harus selalu menambah ilmunya, dan mengadakan diskusi ilmiah dengan teman seprofesi, agar dapat meningkatkan kemampuannya mengajar.

f. Berpengetahuan Luas

Bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik-baiknya. Pengetahuan yang aktual akan menarik minat siswa, karena saat itu sedang mengalami peristiwa itu juga, sehingga pelajaran guru akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar siswa.

Masing-masing siswa mempunyai perbedaan dalam pengalaman, kemampuan dan sifat-sifat pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan penuh inisiatif dan kreatif dalam pekerjaannya.

(44)

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian

Motif adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu (Hamzah B. Uno, 2008:129). Dorongan yang timbul dalam diri seseorang disebut motivasi, di mana seseorang memperoleh daya jiwa yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang timbul dalam dirinya sendiri dinamakan motivasi intrinsik. Sedangkan dorongan yang timbul yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar disebut motivasi ekstrinsik (Usman, 2010:10).

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Ahmadi, 2004:128).

Individu yang belajar, akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar, karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu (Ahmadi, 2004:129).

(45)

yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya (Ahmadi, 2004:129).

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Suprijono, 2011:163).

Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

2. Macam-macam Motivasi

(46)

dengan hal itu S. Nasution membedakan macam-macam motivasi sebagai berikut (Usman, 2010:10):

a. Memberi Angka

Banyak anak belajar semata-mata untuk mencapai atau mendapatkan angka yang baik, dengan berusaha belajar segiat-giatnya. Angka yang baik bagi mereka merupakan motivasi dalam kegiatan belajarnya.

b. Hadiah

Hal ini dapat membangkitkan motivasi yang kuat bagi setiap orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan atau belajar sekalipun. Hadiah bagi pelajar dapat merusak jiwa mereka bila mana hadiah yang diinginkan tersebut dapat membelokkan pikiran dan jiwa mereka dari tujuan yang sebenarnya.

c. Persaingan

Faktor persaingan ini sering digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi di lapangan industri dan perdagangan dan juga di sekolah. Persaingan dapat mempertinggi hasil belajar anak bila mana dilakukan secara positif.

d. Tugas Yang Menantang (Challenging)

(47)

diberikan kepada mereka merupakan tantangan dan merangsang mereka untuk belajar secara serius dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

e. Pujian

Pujian diberikan sebagai akibat pekerjaan atau belajar anak dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Pujian merupakan motivasi yang baik bila diberikan secara benar dan beralasan.

f. Teguran dan Kecaman

Digunakan untuk memperbaiki kesalahan anak yang melanggar disiplin atau melalaikan tugas yang diberikan. Teguran diberikan harus secara bijaksana dan dapat menjadikan anak menyadari kesalahannya.

g. Celaan (Sarkisme)

Celaan ini secara psikologis dapat merusak jiwa anak antara lain; anak menjadi prustasi dalam belajarnya, dan timbul rasa dendam terhadap guru.

h. Hukuman

(48)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar (Ahmadi, 2004:83).

Motivasi dan minat seseorang tumbuh dari dalam diri sendiri dan dapat dipengaruhi oleh seseorang serta dapat dipengaruhi keadaan sekitar yang mengharuskan seseorang berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk menjadi lebih baik seseorang harus belajar, mencari pengetahuan dan wawasan dalam suatu bidang pelajaran yang bersifat umum maupun bersifat khusus.

(49)

agar siswa mau mempelajari meteri-materi yang diharapkan untuk dipelajarinya (Slameto, 2003:173).

Ada empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi siswa yaitu (Slameto, 2003:99):

a. Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar

b. Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran

c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik di kemudian hari

d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

4. Ptinsip-Prinsip Motivasi

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:

a.Attention (Perhatian)

(50)

dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks.

Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar tidak memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.

b.Relevance (Relevansi)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

Kebutuhan pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement), (2) kebutuhan untuk berkuasa (needs for power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation).

(51)

sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.

c.Confidence (Percaya Diri)

Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya.

d.Satisfaction (Kepuasan)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dan sebagainya

(52)

C. Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI

Pengaruhnya terhadap Motivasi Belajar Siswa

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Ahmadi, 2004:128).

Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya (Suprijono, 2011:3). Guru memiliki peluang besar untuk belajar dari pengalaman mengajarnya di lapangan daripada belajar dari berbagai penelitian atau pendekatan psikologi. Tugas yang dilakukan dalam mengajar setiap hari merupakan sumber pengetahuan bagi guru yang bersangkutan untuk belajar berbagai kekurangan yang nantinya makin lama tugas profesi sebagai seorang guru dapat diperbaiki berdasarkan pengalaman mengajar yang dilakukannya selama ini. Itulah sebabnya sering

dikenal istilah “Pengalaman adalah Guru Besar” maksudnya seorang

belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya. Dengan kata lain

praktik mengajar merupakan suatu “pengalaman empiris” (Hamzah B.

Uno, 2008:1).

(53)

partisipan yang tekun. Perilaku buruk yang dapat terjadi selama pelajaran dengan model pembelajaran langsung harus ditangani dengan akurat dan cepat (Suprijono, 2011:52-53).

Motivasi yaitu dorongan yang berfungsi sebagai penguatan bersemayamnya segala informasi dalam memori peserta didik. Guru dianjurkan memberi reward berupa pujian, hadiah, atau nilai tertentu kepada peserta didik yang menunjukkan kinerja memuaskan. Peserta didik yang belum menunjukkan kinerja yang memuaskan perlu diyakinkan akan arti penting penguasaan materi atau perilaku yang disajikan bagi kehidupan mereka. Seiring dengan upaya tersebut ada baiknya ditunjukkan pula bukti-bukti kerugian orang yang tidak menguasai materi atau perilaku yang telah dimodelkan (Suprijono, 2011:49-50).

Dalam proses belajar mengajar seyogyanya guru tidak menggunakan aktifitas penyampaian materi yang monoton dalam setiap pertemuannya. Variasi gaya mengajar yang dilakukan akan membantu memudahkan dalam menerima materi pelajaran menjadi menyenangkan. Manumbuhkan minat, perhatian, antusias dan rasa ingin tahu siswa. Gaya mengajar juga akan meminimalisir perbuatan yang tidak berguna dan tidak seharusnya dilakukan oleh siswa.

(54)

siswa juga akan berpengaruh terhadap penggunaan gaya mengajar guru. Semakin banyak macam gejala yang dilakukan siswa dalam belajar maka semakin bervariasi pula gaya mengajar yang dilakukan guru.

(55)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan MTs Ma’arif 3 Grabag

Bangunan Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 3 Grabag ini dahulu

adalah pondok pesantren Sunan Geseng Kleteran Grabag. Pada saat itu bangunan masih semi permanen hanya memiliki 3 ruangan yang masing-masing berukuran 6x7 m2.

Pada tahun 2002 atas putusan rapat bersama antara LP Ma‟arif

NU, Kepala Dinas P dan K, Ketua KUA dan tokoh masyarakat di Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran Grabag, Madrasah Tsanawiyah ini didirikan. Hal ini mengingat banyaknya tamatan SD/MI di wilayah kecamatan Grabag yang tidak tertampung di MTs Negeri Grabag.

Bangunan Madrasah Tsanawiyah tersebut adalah tanah wakaf dari pemilik pengasuh Pon. Pes. Sunan Geseng Kleteran Grabag. Awal berdirinya, Madrasah ini menerima siswa sebanyak 45 siswa pada tahun pertama dan 53 siswa pada tahun kedua dan terus mengalami peningkatan pada tahun-tahun berikutnya.

(56)

kelas. Biaya pembangunan tersebut berasal dari infaq masyarakat, infaq wali murid dan dari pemerintah yang terkait. Sampai saat ini Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 3 Grabag terus mengadakan pembangunan untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah siswa baru dari tahun ke tahun serta meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kemajuan saat ini.

2. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

Unggul dalam prestasi terampil dalam berkarya santun dalam budi

pekerti disiplin yang tinggi menjalankan syari‟at Islam sesuai

ajaran Ahlusunnah wal Jama‟ah.

b. Misi

1) Meningkatkan mutu proses pembelajaran dan hasil belajar.

2) Mampu menunjukkan kreatifitas dalam berbagai bidang.

3) Menciptakan generasi yang berakhlakul karimah.

4) Mencetak generasi yang cerdas, jujur, bertanggung jawab demi kemajuan bangsa dan negara.

5) Menumbuhkan kesadaran beragama dan menjalankan ajaran

(57)

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Gedung MTs Ma‟arif 3 Grabag dibangun diareal tanah seluas 2432 m2. Keadaan sarana dan prasarana di MTs Ma‟arif 3 Grabag masih dapat dikatakan belum memadai, karena masih terbatasnya ruangan dan tenaga operasional. Demikian akan penulis paparkan sarana dan prasaranan MTs Ma‟arif 3 Grabag sebagai berikut:

a. Ruang kelas : 12

b. Ruang kepala sekolah : 1

c. Ruang guru : 1

d. Ruang tata usaha : -

e. Ruang lab. IPA : -

f. Ruang lab. Kompute : -

g. Ruang perpustakaan : -

h. Ruang UKS : -

i. Rung keterampilan : -

j. Ruang kesenian : -

k. Toilet guru dan tamu : 1

(58)

4. Guru, Karyawan dan Peserta Didik

a. Data Guru dan Karyawan

Guru dan staff karyawan yang ada di MTs Ma‟arif 3 Grabag

sebagian besar masih berjabatkan guru honorer, dan beberapa guru yang sudah sertifikasi. Berikut adalah paparan guru dan karyawan

MTs Ma‟arif 3 Grabag:

Tabel 1.1

Data Guru dan Karyawan MTs Ma‟arif 3 Grabag Kab. Magelang

(59)

b. Data Peserta Didik

Sebagian besar siswa yang sekolah di MTs Ma‟arif 3 Grabag

adalah domisili desa sekitar sekolah tersebut. Ada beberapa siswa yang datang dari jauh karenan mereka sekolah sambil mondok dan tinggal di Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran yang jaraknya tidak jauh dari sekolah tersebut. Siswa perempuang selisih lebih banyak daripada sisea laki-laki. Berikut data siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang pada tahun pelajaran 2013/2014:

Tabel 1.2

Data Peserta Didik MTs Ma‟arif 3 Grabag Kab. Magelang

NO KELAS L P JUMLAH

1. VII 90 101 191

2. VIII 76 69 145

3. IX 82 83 165

4. JUMLAH 248 253 501

B. Keadaan Umum Madrasah Tsanawiyah Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang

MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang terletak di area

perkampungan dan persawahan penduduk. Tidak jauh dari sekolah tersebut juga terdapat Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran yang mempengaruhi suasana kampung dan sekolah menjadi religius. Berikut

(60)

1. Batas-Batas

Batas Barat : perkampungan penduduk Batas Timur : persawahan

Batas Utara : jalan alternatif Grabag-Kopeng Batas Selatan : pemakaman umum

2. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat sekitar terhadap kemajuan madrasah sudah cukup mengalami kemajuan, hal ini terbukti dengan animo

masyarakat yang mendaftarkan putra putrinya ke MTs Ma‟arif 3

Grabag yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Masyarakat juga mendukung kegiatan-kegian yang diselenggarakan oleh madrasah terutama yang berkaitan dengan keagamaan.

3. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Masyarakat Desa Kleteran mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh tani tradisional, sebagian kecil lainnya bekerja sebagai pengusaha, wiraswasta dan pegawai. Adapun masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani sebanyak 80%, wiraswata 5%, pegawai 5%, dan sisanya adalah bekerja sebagai buruh lainnnya.

4. Lingkungan Sekolah

Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 3 Grabag berada di dusun

(61)

Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran Grabag, kehidupan masyarakat yang agamis sehinggan membawa dampak yang positif terhadap Madrasah terutama siswa.

C. Data Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI Dan

Motivasi Belajar Siswa MTs Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang

Tahun Pelajaran 2013/2014

1. Data Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru

Dalam mengambil data mengenai persepsi siswa tentang gaya mengajar guru ini penlis menggunakan metode angket (questioner). Angket atau pernyataan tentang kondisi seseorang atau responden yang berkaitan dengan maksud penelitian dijawab oleh responden secara langsung. Responden yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas

VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Tahun ajaran 2013/2014 yang sejumlah 58

siswa.

Tabel 1.3

Daftar Nama Responden MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun

pelajaran 2013/2014

NO NAMA RESPONDEN KELAS

1. ACHMAD SYAIFUL ABIDIN VIII

2. AHMAD ARISYIDIN VIII

11. ANGGITA MELINA PUTRI VIII

(62)

13. ANITA DIAN NUR K. VIII

14. APRILIA WULANDARI VIII

15. ATIK MELAWATI VIII

33. MUFLIKHATUL ALAWWIYAH VIII

34. M. AAN ANDI SAPUTRA VIII

42. NURUL ANDRIYANI PUJIYATI VIII

43. RIFANI JAYANTI VIII

44. RINA NUR HIDAYAH VIII

45. ROHMAT EFENDI VIII

46. SAHRUL MUNIR VIII

47. SARINGATUT DAROJATIR R. VIII

(63)

Item pertanyaan tentang variabel gaya mengajar guru adalah 15

Hasil Angket Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI di MTs

Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014

(64)

25. 7 3 - 21 6 - 27

(65)

tentang kondisi yang dilakukan seseorang (responden), dijawab secara langsung. Item yang disediakan adalah 15 item, masing-masing item memiliki tiga jawaban alternatif, yaitu A, B dan C dengan ketentuan

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang

(66)
(67)

BAB IV

ANALISIS DATA

Dalam pembahasan analisis data ini, penulis akan menyajikan data yang telah terkumpul, sehingga dapat kita ketahui ada tidaknya Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Gaya PAI Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas

VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014.

Dalam menganalisis data ini penulis menggunakan rumus product moment dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

A. Analisis Pertama

Dalam menyajikan analisa data mengenai persepsi siswa tentang gaya

mengajar guru di kelas VII MTs Ma‟arif 3 Grabag tahun pelajaran

2013/2014, penulis menggunakan rumus interval. Rumus tersebut dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya gaya mengajar guru di kelas. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

( )

Keterangan:

(68)

( )

7

Dari rumus di atas, diketahui kelas intervalnya sebagai berikut: 1. 30 – 24 Kategori Tinggi dengan nominasi A

2. 23 – 17 Kategori Sedang dengan nominasi B 3. 16 – 10 Kategori Rendah dengan nominasi C

Keterangan:

Jawaban A : persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI tinggi

Jawaban B : persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI sedang

Jawaban C : persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI rendah

Tabel 2.1

Nilai Nominsai Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI

NO RESPONDEN SKOR NILAI RESPONDEN

(69)
(70)

berjumlah orang. Presentase eata tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P = Presentase

F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden

1. Untuk kategori tinggi mengenai persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI dikelas antara skor 30 – 24 berjumlah 30 orang.

= 51,72%

2. Untuk kategori sedang mengenai persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI dikelas antara skor 23 – 17 berjumlah 30 orang.

= 51,72%

3. Untuk kategori rendah mengenai persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI dikelas antara skor 16 – 10 berjumlah 0 orang.

(71)

Tabel 2.2

Presentase Mengenai Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI di MTs

Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014

NO KATEGORI KELAS

Dari perhitungan presentase tersebut di atas dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dikelas pada taraf tinggi mencapai 51,72% atau 30 orang, taraf sedang mencapai 51,72% atau 30 orang dan taraf rendah mencapai 0% atau 0 orang. Dari keseluruhan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI dikelas termasuk pada taraf tinggi, yaitu 51,72%.

Selanjutnya penulis akan menyajikan presentasi dari masing-masing item soal dalam bentuk tabel.

Tabel 2.3

Data Mengenai Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru PAI di MTs

Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014

NO ITEM SOAL FREKUENSI PRESENTASE

A B C A B C

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Jika guru menerangan pelajaran dengan suara

yang pelan dan tidak jelas bagaimana

pendapat anda?

a. Membosankan dan membuat kantuk

b. Biasa saja

c. Menyenangkan

(72)

2. Bagaimana intonasi suara guru saat

menerangkan pelajaran di dalam kelas?

a. Sangat jelas dan enak didengar

b. Biasa saja

c. Menerangkan dengan cepat dan tidak jelas

29 24 7 87 48 7

3. Saat guru menerangkan pelajaran dengan

dengan suara yang keras, bagaimana pendapat

anda?

a. Membosankan

b. Tidak bisa konsentrasi dan menakutkan

c. Sangat menyenangkan

10 47 3 30 94 3

4. Saat menerangkan pelajaran apakah guru

selalu melakukan perbuatan yang menarik,

lucu dan enak didengar?

a. Ya, sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

24 36 - 72 72 -

5. Selama pelajaran berlangsung apakah guru

memberi waktu untuk diam istirahat sejenak?

a. Ya, sering

b. Jika saat ditinggal ke kantor

c. Selalu tergesa-gesa

32 17 11 96 34 11

7. Saat menerangkan pelajaran guru melakukan

peragaan secara fisik atau menggunakan

media yang ada, bagaimana pendapat anda?

a. Menarik dan mudah dipahami

b. Biasa saja

c. Buang-buang waktu

(73)

8. Apakah saat guru sedang mengajar melakukan

perbuatan yang dibuat-buat secara berlebihan?

a. Ya, guru selalu berlebihan

b. Biasa saja

c. Tidak pernah

12 34 14 36 68 14

9. Saat menerangkan pelajaran guru menunjuk

siswa untuk melakukan peragaan, bagaimana

pendapat anda?

b. Hanya kepada murid yang disukai saja

c. Tidak, guru hanya duduk atau berdiri di

depan kelas

44 5 11 132 10 11

Lampiran:

1. Pada item 1, jawaban responden sebanyak 159% menyatakan merasa bosan dan mengantuk apabila guru menerangkan dengan suara yang pelan dan tidak jelas, sedangkan 10% menyatakan biasa saja dan 2% menyatakan menyenangkan. Dari hasil dapat diketahui bahwa sebagian responden menyatakan akan merasa bosan dan mengantuk jika guru menerangkan dengan suara yang pelan dan tidak jelas.

(74)

sebanyak 48% dan responden yang menyatakan guru menerangkan dengan cepat dan tidak jelas sebanyak 7%. Ini membuktikan bahwa guru yang memperhatikan penggunaan intonasi suara dalam menyampaikan pelajaran sangat tinggi.

3. Pada item 3, jawaban responden yang menyatakan sangat senang jika guru menerangkan dengan susana keras dan cemberut sebanyak 3%, yang menyatakan tidak bisa konsentrasi dan merasa ketakutan sebanyak 94% dan responden yang menyatakan membosankan sabanyak 30%. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa pembawaan guru dalam mengajar sangat mempengaruhi belajar siswa, siswa menjadi tertekan tidak bisa berkonsentrasi dan merasa ketakutan dan tertekan jika dengan suara yang keras dan wajah yang cemberut.

4. Pada item 4, jawaban responden mengenai guru saat menerangkan melakukan perbuatan yang menarik, lucu dan enak dilihat, sebanyak 72% responden menyatakan sering, 72% responden menyatakan kadang-kadang dan 10% responden menyatakan tidak pernah. Ini membuktikan bahwa guru yang melakukan perbuatan yang menarik, lucu dan menyenangkan dalam menyampaikan pelajaran masih rendah.

(75)

6. Pada item 6, sebanyak 96% responden menyatakan guru memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas sekolah, sebanyak 34% responden menyatakan jika saat ditinggal dengan urusan di kantor dan sebanyak 11% responden menyatakan selalu tergesa-tergesa. Dengan hal itu dapat diketahui bahwa pemberian waktu yang untuk menyelesaikan tugas oleh guru tinggi.

7. Pada item 7, sebanyak 0% responden menyatakan guru hanya membuang-buang waktu jika saat menerangkan pelajaran menggunakan peragaan atau media peraga, 8% responden menyatakan biasa saja dan 168% responden menyatakan menarik dan mudah dipahami. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga yang dilakukan oleh guru siswa merasa biasa saja dengan hal semacam itu.

8. Pada item 8, sebanyak 36% responden menyatakan biasa-biasa saja jika guru melakukan perbuatan yang berlebihan dan dibuat-buat, 68% Responden menyatakan tidak pernah dan 11% responden menyatakan guru selalu berlebihan saat menerangkan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar guru melakukan perbuatan yang sewajarnya sangat tinggi.

(76)

kurang membuatnya nyaman jika guru menunjuk siswa untuk melakukan peragaan.

10.Pada item 10, jawaban responden mengenai guru mendekati siswa atau hanya duduk atau diam berdiri didepan kelas saat memberi pertanyaan kepada siswa, responden yang menyataka guru hanya duduk atau berdiri ditempat sebanyak 11%, responden yang menyatakan guru selalu berpindah tempat mendekati siswa yang bertanya sebanyak 132% dan 10% responden menyatakan guru akan berpindah mendekati jika yang bertanya adalah siswa yang disukai saja. Ini membuktikan bahwa kesadaran guru berpindah posisi mendekati siswa sangat tinggi.

B. Analisis Kedua

Analisis kedua dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa

kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

2013/2014. Penulis menggunakan 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Dalam melakukan analisis ini penulis menggunakan rumus interval sebagaimana berikut:

( )

Keterangan:

(77)

( )

Dari rumus di atas, diketahui kelas intervalnya sebagai berikut: 1. 30 – 24 Kategori Tinggi dengan nominasi A

2. 23 – 17 Kategori Sedang dengan nominasi B 3. 16 – 10 Kategori Rendah dengan nominasi C Keterangan:

1. Nominasi A : motivasi belajar siswa tinggi 2. Nominasi B : motivasi belajar siswa sedang 3. Nominasi C : motivasi belajar rendah

Nilai dan motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag

(78)

Tabel 2.4

Nilai Nominasi Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten

Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014

NO RESPONDEN SKOR NILAI RESPONDEN

Gambar

TABEL PRODUCT MOMENT ............................................................ 73
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

menghubungkan lebih dari satu computer ke jaringan internet dengan menggunakan. satu alamat

[r]

Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan Pendekatan CBSA pada peserta didik kelas V.A SDN 18

Dengan demikian, dalam mengkolaborasi peran UPT, BUMN, serta alumni maka penelitian ini merumuskan Model Kolaboratif Bimbingan Karir Universitas Malikussaleh dalam

Hal inilah yang menjadi perhatian penulis dalam mengambil studi kasus untuk Tugas Akhir, dalam kasus ini penulis merasa tertarik untuk dapat mewujudkan sebuah

[r]

Manfaat secara umum dari penelitian ini adalah dapat mengetahui Faktor determinan (usia, jenis kelamin, lemak, natrium, kalium, kebiasaan merokok, stress, IMT)

When that anti-polygamy minority converted to Christianity, it clamped the traditional polygamy ban dow n on the rest of Christians. As time passed by, Christianity w