• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perkembangan seni disebuah kota merupakan salah satu indikator pertumbuhan sebuah kota, bukan hanya dalam penguatan bidang ekonomi yang menjadikan sebuah kota dapat berkembang, akan tetapi kini seni menjadi sebuah hal yang penting bagi sebuah kota karna dapat menjadi faktor penarik kunjungan pariwisata dan mewakili identitas sebuah kota. Berkembangnya kesenian sebuah daerah atau kota, pada akhirnya melahirkan banyak komunitas yang mewakili seni yang mereka geluti, setiap komunitas seni yang ada di sebuah kota berusaha untuk menjadi “eksis”, hal ini pula yang sedang di lakukan oleh Kota Bekasi yang merupakan sebuah kota dengan banyak percampuran budaya di dalamnya.

Melalui sejarah terbentuknya Kota Bekasi yang merupakan sebuah daerah yang dahulu kala termasuk kedalam wilayah Kerajaan Tarumanegara, yang mana Kota Bekasi juga menjadi ibu kota Kerajaan Tarumanegara yang memiliki nama Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri. Perkembangan Kota Bekasi dari masa kemasa juga mengalalami sejarah yang panjang dan penuh dinamika, Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina. Nama Kota Bekasi sendiri merupakan berasal dari kata Bagasasi yang artinya sama dengan Candrabaga yang tertulis dalam Prasasti Tugu, yang mana merupakan nama sebuah sungai yang melewati wilayah Kota Bekasi. Melihat dari sejarah singkat terbentuknya Kota Bekasi maka kita dapat melihat bahwa adanya beberapa campuran budaya yang mempengaruhi kebudayaan Kota Bekasi yakni Sunda, Jawa Barat, dan Betawi.

Seiring dengan pertumbuhanya, Kota Bekasi kini tumbuh menjadi sebuah kota urban, dalam kenyataanya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian Khas Jakarta. Ini disebabkan Budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan budaya Betawi. Sejak masa Kerajaan Pasundan, beberapa kesenian asli

(2)

daerah muncul seperti kesenian Tari Topeng dan kesenian Ujungan. Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.

Melihat pertumbuhan Kota Bekasi dengan berbagai kebudayaan di dalamnya yang kemudian memilki pengaruh langsung terhadap kemunculan berbagai macam komunitas seni, komunitas seni ini muncul dari berbagai bidang yang diwakilinya seperti, Komunitas Seni Betawi yang mewakili kesenian tari dan musik, Komunitas Musik yang mewakili banyak genre seperti musik jazz atau pop , sampai dengan Komunitas Fotografi yang banyak menangkap sisi dibalik pertumbuhan Kota Bekasi menjadi sebuah kota Metropolitan saat ini. Seiring dengan berbagai macam pertumbuhan komunitas seni di Kota Bekasi, namun tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana tempat bagi para komunitas seni untuk menunjukan diri mereka sehingga tidak dapat menarik perhatian masyarakat Kota Bekasi sendiri untuk menikmatinya. Hal inilah yang menjadi perhatian penulis dalam mengambil studi kasus untuk Tugas Akhir, dalam kasus ini penulis merasa tertarik untuk dapat mewujudkan sebuah tempat yang dapat mengakomodir kebutuhan komunitas seni yang ada di Kota Bekasi, sekaligus menjadi sebuah sarana bagi masyarakat untuk dapat bertemu dalam satu tempat untuk melihat berbagai macam kesenian dari para komunitas seni yang ada atau bahkan hanya untuk sekedar bersantai menikmati kota.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, berikut beberapa permasalahan yang dapat ditemui dalam proses perancangan interior dalam kasus diatas, diantaranya :

1. Bagaimana merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni dan masyarakat Kota Bekasi yang dapat mengakomodir kebutuhan berbagai macam komunitas seni dan budaya ?

2. Bagaimana merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni dan masyarakat Kota Bekasi yang dapat terkoneksi dengan berbagai

(3)

macam komunitas seni dan budaya yang ada sehingga dapat menjadi sebuah kesatuan tempat yang berhubungan satu sama lain ?

3. Bagaimana merancang interior yang dapat membantu menciptakan terjadinya interaksi sosial antara komunitas dengan masyarakat pengunjung agar dapat terjadi pertukaran informasi seni dan budaya ?

4. Bagaimana merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni di Kota Bekasi yang juga dapat menghadirkan ikon baru kota tersebut agar menjadi sebuah tempat yang dapat mewakili identitas kota tersebut ?

1.3 Batasan Masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat kebudayaan adalah tempat membina dan mengembangkan kebudayaan. Pusat Kebudayaan bertanggug jawab untuk mengendalikan dan merancang kegiatan budaya dan kesenian. Didalamnya sebuah pusat kebudayaan dan seni memiliki beberapa fasilitas khusus yang disediakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat diantaranya:

1. Kantor

2. Perpusatakaan

3. Kelas kursus/kelas bahasa 4. Galeri seni

Sementara dalam perencangan interior pusat budaya dan seni di Kota Bekasi ini juga memiliki fasilitas fasilitas khusus seperti halnya sebuah pusat budaya, akan tetapi terdapat beberapa fasilitas tambahan untuk penyelengaraan kegiatan seni dan pengembangan usaha ukm di Kota Bekasi itu sendiri, fasilitas fasilitas tersebut diantaranya :

1. Kantor. 2. Galeri seni.

3. Panggung pertunjukan umum.

4. Cafe dan lounge makanan lokal tradisional/indonesian food.

5. Retail space UKM pariwisata.

1.4 Kriteria Perancangan 1.4.1 Tujuan Perancangan

(4)

1. Merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni dan masyarakat penikmatnya di Kota Bekasi yang dapat terintegrasi secara baik. 2. Merancang interior sebuah pusat budaya dan seni bagi komunitas seni dan

masyarakat penikmatnya yang sekaligus sebagai usaha pelestarian kebudayaan Kota Bekasi dan menumbuhkan sikap masyarakat untuk cinta terhadap sebuah kebudayaan yang dimilki.

3. Merancang interior yang dapat menjembatani nilai-nilai tradisi sebuah kota dengan perkembangan dan pertumbuhan sebuah kota pada zaman sekarang. 4. Merancang interior sebuah pusat budaya dan seni yang nantinya berfungsi

sebagai pusat kebudayaan dan seni di Kota Bekasi yang dapat dijadikan sebagai sarana pertukaran informasi budaya dan seni dari para pelaku seni kepada masyarakat.

1.4.2 Manfaat Perancangan

1. Sebagai sarana fasilitas yang baik bagi komunitas seni dan ukm yang ada di Kota Bekasi untuk dapat tampil secara umum dan dinikmati oleh masyarakat yang ada di Kota Bekasi.

2. Sebagai pusat budaya dan seni yang ada di Kota Bekasi yang dapat mewakili setiap komunitas seni dan ukm yang ada untuk menunjukan karakter setiap komunitas kepada masyarakat

3. Sebagai sarana tempat pertukaran informasi budaya dan seni dari komunitas seni yang ada kepada para masyarakat penikmat budaya dan seni di Kota Bekasi.

4. Sebagai sarana tempat dalam usaha pengembangan budaya dan seni yang diwakili setiap komunitas seni tersebut dan menjadi tempat pertemuan bagi setiap penikmat seni dan budaya di Kota Bekasi dan sekitarnya .

5. Meningkatnya rasa keingintahuan masyarakat terhadap seni dan budaya dalam konteks sebagai pemenuhan kebutuhan akan hiburan sekaligus edukasi bagi masyarakat.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.1 Kawasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di beberapa tempat yang menjadi sarana bagi komunitas seni dan penikmatnya untuk melakukan pertemuan seperti di daerah Kota Bekasi dan wilayah DKI Jakarta diantaranya :

(5)

1. Sanggar Seli Asih , Rawa Panjang – Kota Bekasi 2. Komunitas Salihara , Jakarta

3. Galeri Indonesia Kaya , Jakarta 4. Taman Ismail Marzuki , Jakarta 1.5.2 Batasan Penelitian

a. Data Profil

Data yang diteliti dari intitusi seni budaya tersebut merupakan data-data internal seperti sejarah berdirinya institusi, visi dan misi, sistem organisasi, jenis-jenis seni budaya yang ada, kegiatan yang dilakukan, target market, dan fasilitas institusi.

b. Data Aktifitas dan Fasilitas

Mengamati dan meneliti aktivitas apa saja yang dilakukan setiap komunitas seni tersebut terhadap sarana tempat yang dimiliki serta jenis pagelaran apa yang sering di adakan yang berguna sebagai acuan penghitungan kebutuhan ruang.

c. Survei

Dilakukan survei lapangan yang meliputi observasi lokasi, observasi pengunjung, penelitian data lapangan, pengambilan gambar lapangan, dan wawancara.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembuatan proposal perencanaan interior, maka penulisan laporan terdiri dari lima bagian dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. BAB 1 - Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan perancangan, kontribusi perancangan, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan metode perancangan.

2. BAB 2 - Landasan Teori

Berisi tinjauan mengenai teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Dalam bab ini teori yang digunakan

(6)

untuk mendukung perancangan juga dijabarkan secara rinci. Tujuan umum berisi penjelasan umum mengenai suatu lembaga atau komunitas seni mulai dari definisi, fungsi, program yang dijalankan, sarana dan prasarana serta semua hal hal umum yang berkaitan dengan lembaga atau komunitas seni tersebut. Sedangkan tinjauan khusus berisi data-data tentang hasil studi lapangan sebagai perbandingan dari studi kasus yang telah diambil. Dilihat dari sejarah, pembagian ruang, dan jenis kegiatan yang dilakukan.

3. BAB 3 - Metode Perancangan

Berisi tentang studi fisik bangunan dan lingkungan, studi aktivitas pengguna, pengurus, dan pengunjung, studi fasilitas ruang yang dibutuhkan dalam perancangan, dan studi permasalahan interior.

4. BAB 4 - Hasil dan Pembahasan

Berisi tentang penjabaran dari keputusan desain yang digunakan. Terdapat juga sketsa, analisa zoning, analisa grouping, konsep perancangan, dan konsep desain.

5. BAB 5 - Simpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dan saran dari perancangan yang dilakukan. Semua yang telah dijelaskan pada bab 1-4 akan dirangkum dan dijelaskan untuk mendapatkan kesimpulan dari keseluruhan proses perancangan yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun