• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian mengenai gambaran penggunaan bahan anestesi lokal di praktek dokter gigi di Kota Medan yang dilakukan pada 100 orang responden yaitu dokter gigi yang berpraktek di Kota Medan didapatkan hasil sebesar 46% menggunakan bahan anestesi lokal lidokain, 22% artikain, 9% mepivakain, 11% pehakain dan 12% menggunakan lebih dari satu jenis bahan anestesi lokal. Hal ini juga tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan hasil penelitian Hesham Khalil pada tahun 2013 yang menyatakan bahwa lidokain merupakan bahan anestesi lokal yang sering digunakan oleh dokter gigi yang bekerja di Arab Saudi (73%) artikain dan mepivakain sebesar 13% dan lain-lain sebanyak 1%.21

Selain itu, hasil penelitian Corbett IP dkk pada tahun 2005 mendapatkan hasil sebesar 94% dokter gigi menggunakan lidokain dengan epinephrine di UK dan prilokain sebagai bahan alternatif dalam perawatan gigi.5 Hal ini mungkin terjadi karena sifat lidokain yang mempunyai waktu kerja yang cepat, durasi kerja yang sederhana dan tidak berpengaruh terhadap central nervous systems (CNS).22Sebuah survei mengenai jenis bahan anestesi lokal yang digunakan oleh dokter gigi dilakukan oleh Gaffen dan Haas selama tahun 2007. Keduanya menemukan bahwa lidokain dengan epinefrin 1:100 000 merupakan bahan anestesi lokal yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi di Ontario yaitu 37,31%. Artikain dengan epinephrine 1:200 000 menduduki peringkat kedua dengan persentase penggunaan mencapai 27,04%.4

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lidokain merupakan bahan yang paling sering digunakan oleh dokter gigi di Kota Medan. Lidokain atau nama dagangnya xylestesine® yang mengandung epinephrine 1:100 000 2% HCL. Artikain yang menempati tempat kedua atau nama dagangnya septocaine® yang mengandung epinephrine 1:100 000. Bahan anestesi lokal yang ke tiga sering dipakai adalah mepivakain atau nama dagangnya scandonest® 3% plain.23 Didapatkan data dari

26

Septodent Inc pada Oktober 2006, anestesi lokal yang sering digunakan di United States (US) pada tahun 2005 adalah lidokain dengan persentase 47%, artikain 26%, mepivakain 15%, prilokain 6% dan bupivakain 1%.24

Hasil penelitian ini mendapatkan 86% responden menyatakan alasan dalam memilih bahan anestesi lokal adalah karena memenuhi syarat ideal bahan anestesi lokal, mulai kerja cepat, waktu kerja yang lama dan tidak menyebabkan alergi. Hal ini sesuai dengan persyaratan ideal dari suatu bahan anestesi lokal.1,9,10 Sebesar 12% responden menyatakan bahwa alasan mereka memilih bahan anestesi lokal karena bahan tersebut murah, sudah terkenal dan paling banyak dijual. Selain itu, 1% responden telah menjawab lebih dari satu jawaban.Nils Lofgren di Sweden pada tahun 1943 menemukan bahan anestesi lokal yang baru yaitu lidokain atau dikenali sebagai xylocaine pada tahun 40an. Lidokain dengan cepat telah menggantikan prokain yang pada waktu itu merupakan “gold standard”. Lidokain digemari oleh dokter gigi karena onset kerja yang cepat (3-5 menit), durasi kerja anestesinya yang panjang dan lebih aman malah lebih stabil jika dibandingkan dengan ester.24Di Amerika Serikat pada tahun 2000, dokter gigi menyatakan bahwa artikain menjadi pilihan bahan anestesi lokal mereka karena sifat kerjanya yang cepat, bekerja lebih baik dan memberi kenyamanan kepada pasien, dimana sifat bahan ini tidak didapat pada anestesi lokal yang lain.25

Anestesi lokal dibagi menjadi dua golongan yaitu ester dan amida.Dalam memilih bahan anestesi lokal, dilihat beberapa kriteria sebelum memilih bahan anestesi lokal.Hasil penelitian mendapatkan 75% responden menjawab keefektifan bahan anestesi lokal merupakan alasan utama dalam memilih bahan tersebut. Penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Corbett dkk antara tahun 2002 dan 2003 pada dokter gigi di United Kingdom (UK) yang paling sering dipilih karena efektivitas bahan anestesi lokal. Berdasarkan harga bahan anestesi juga merupakan suatu pertimbangan yang diberikan oleh dokter gigi.5 Hasil penelitian ini mendapatkan 7% responden menjawab dari segi harga bahan anestesi. Pada penelitian Ikhsan M dkk di Manado pada tahun 2013 menunjukkan sebanyak 19,35% dokter gigi di Manado setuju dengan kriteria harga bahan anestesi lokal.3

27

Pada penelitian ini juga didapat dari 100 orang responden, sebanyak 52% respondenmenggunakan kombinasi anestesi lokal (injeksi) dengan anestesi topikal, dan sebanyak 48% responden menjawab tidak. Pada penelitian Ikhsan M dkk pada praktek dokter gigi di Manado mendapatkan hasil 54,83% dokter gigi menggunakan bahan anestesi lokal yang dikombinasikan dengan anestesi topikal. Penggunaan bahan kombinasi anestesi lokal umumnya didasarkan untuk meminimalkan rasa sakit sebelum diberikan penyuntikan.3

Dari penelitian yang dilakukan pada praktek dokter gigi di Kota Medan didapatkan jumlah dokter gigi yang menggunakan bahan anestesi lokal yang dikombinasikan dengan anestesi topikal lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak menggunakan bahan kombinasi.Alasan dokter gigi menggunakan anestesi topikal terlebih dahulu sebelum dilakukan penyuntikan adalah karena untuk menghilangkan rasa sakit semasa injeksi dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan pasien 41%. Alasan lain dokter gigi menggunakan anestesi topikal terlebih dahulu karenaakan melakukan anestesi pada pasien anak (8%), dan sebanyak 4% dokter gigi memberikan alasan tergantung kasus dan kondisi pasien. Hasil penelitian ini mendekati hasil penelitian Ikhsan M dkk di Manado, yang melaporkan sebanyak 35,48% dokter gigi menggunakan kombinasi anestesi lokal dikarenakan pasien takut terhadap rasa sakit sehingga perlu diberikan anestesi topikal terlebih dahulu. Selain itu, untuk menghilangkan ketidaknyamanan terhadap injeksi anestesi menjadi pertimbangan dokter gigi di Kota Manado.3

Dari hasil penelitian ini, didapati lebih banyak dokter gigi yang menggunakan bahan anestesi lokal yang dikombinasikan dengan anestesi topikal.Sebanyak 29% responden menggunakan anestesi topikal gel seperti benzokain gel atau lidokain gel. 6% responden menggunakan anestesi topikal spray seperti chlor etil, xilonihsa. Selain itu, 18% responden menggunakan kedua-duanya yaitu spray dan gel topikal. Penelitian Lawrence Shults pada tahun 2010, melaporkan hasil surveibahwa 98% dokter gigi menggunakan anestesi topikal pada pasien anak, yaitu berupa 20%-Benzocaine gel.25Kohli K dkk juga melakukan survei terhadap dokter gigi di United state (US) pada tahun 2000. Hasil survei didapatkan 89% dokter gigi menggunakan

28

topikal anestesi gel dan 38% dokter gigi menyatakan bahwa penggunakan anestesi topikal lebih efektif sebelum dilakukan injeksi.26

Penelitian pada praktek dokter gigi di Kota Medan, 40% responden memberikan alasan tidak perlu menggunakan bahan anestesi lokal dikombinasikan dengan anestesi topikal, dengan satu cara anestesi sudah cukup. Tetapi 6% responden menyatakan penggunaan anestesi topikal sebelum injeksi dianggap tidak perlu, biaya yang besar karena memakai dua jenis bahan anestesi lokal, dan memperpanjang waktu kerja mereka. Pada penelitian Kohli K dkk di United State (US) pada tahun 2000, 9% dokter gigi yang kadang-kadang menggunakan anestesi topikal, 4% yang jarang menggunakan anestesi topikal dan 1% yang tidak pernah sama sekali memakai anestesi topikal sebelum penyuntikan.26literatur didapatkan injeksi anestesi lokal berkemungkinan bisa menyebabkan toksiksitas dan jika ditambahkan dengan penggunakan anestesi topikal bisa menyebabkan dosis anestesi lokal pada suatu perawatan menjadi berlebihan.27

29

Dokumen terkait