• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.4 Pembahasan

1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien struktur modal sebesar 0,258 dengan signifikansi 0,001. Artinya adalah setiap adanya peningkatan struktur modal sebesar 1 satuan akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0,258 satuan. Ini menandakan bahwa kebijakan penggunaan hutang dalam struktur modal memberikan suatu sinyal atau tanda bagi investor bahwa dengan kebijakan pendanaan oleh perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan adanya hutang akan dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan arus kas bebas secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Mas’ud (2008) yang mengatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini tercermin dalam market to book ratio, price earning ratio dan pertumbuhan harga saham. Ini menandakan bahwa kebijakan penggunaan hutang dalam struktur modal memberikan suatu sinyal atau tanda bagi investor bahwa dengan kebijakan pendanaan oleh perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak konsisiten dengan penelitian yang dilakukan oleh Eli (2008) yang mengatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Ini diduga disebabkan oleh melemahnya nilai rupiah terhadap dollar menjadi meningkat. Tingginya suku bunga dan kemampuan untuk melunasi hutang sangat lemah mengakibatkan terjadinya penunggakan hutang perusahaan dan industri. Perusahaan tidak mampu untuk melunaskannya dan akhirnya penggunaan hutang perusahaan akan semakin meningkat. Hasil penelitiannya adalah perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002) menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ketidakkonsistenan hasil penelitian ini diduga pada tahun 1993 sampai pada tahun 1997 terjadi perubahan ekonomi di mana meningkatnya nilai rupiah terhadap kurs dollar, suku bunga bank, tingkat inflasi sehingga berpengaruh pada peningkatan hutang. Meskipun kebijakan hutang oleh penelitian terdahulu diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total ekuitas sedangkan nilai perusahaan diukur dengan rasio dari harga pasar per lembar saham terhadap nilai buku ekuitas per lembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model. Penelitian Soliha dan Taswan (2002) pengaruh kebijakan penggunaan hutang pada periode penelitian tahun 1993 sampai tahun 1997 dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan arus kas bebas secara berlebihan oleh manajemen, untuk dapat menghindari penggunaan investasi sia-sia yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan meskipun tidak signifikan.

Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan temuan yang dilakukan oleh Sriwardany (2006), yang menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham. Yang memberi arti bahwa kebijakan struktur modal perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang maka akan terjadi penurunan harga saham yang tercermin dalam nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2000 sampai 2004.

2. Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien struktur modal sebesar 0,201 dengan signifikansi 0,002. Artinya adalah setiap adanya peningkatan struktur modal sebesar 1 satuan akan berdampak pada peningkatkan profitabilitas sebesar 0,201 satuan. Semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka semakin meningkat pengembalian atas ekuitas dalam profitabilitas suatu perusahaan. Semakin banyak penggunaan sumber pendanaan hutang maka semakin besar profitabilitas perusahaan dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham. Penggunaan hutang dalam operasional perusahaan memberikan peluang untuk penambahan keuntungan yang berasal dari tambahan volume dan jenis usaha atau investasi yang dibiayai oleh hutang (Sartono, 2001). Perusahaan memilih menerbitkan obligasi untuk meningkatkan harga saham, mengingat para pemodal akan melihat keputusan tersebut sebagai signal bahwa perusahaan sedang berhadapan dengan kesempatan investasi yang menguntungkan (Husnan, 2000).

Penelitian ini konsisten dengan Arliansyah (2001) bahwa pada pendekatan tradisional tanpa adanya hutang, perusahaan akan beresiko dan menyebabkan biaya modal sendiri naik. Keadaan perusahaan akan menjadi lebih baik setelah perusahaan menggunakan hutang karena nilai perusahaan meningkat atau biaya modal perusahaan turun. Penurunan nilai modal sendiri digantikan oleh struktur hutang. Oleh karena itu, dana yang berasal dari hutang digunakan untuk operasional perusahaan kemudian menghasilkan laba dan dibagi kepada jumlah pemegang saham yang tetap. Pengembalian atas ekuitas dapat mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2001). Rasio ini dipengaruhi besar kecilnya hutang, artinya jika proporsi hutang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Jika proporsi hutang besar maka bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham juga besar sebab tidak ada tambahan pemegang saham baru.

Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarto (2003) tentang pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas (pengembalian atas investasi) dan nilai tambah ekonomis (economic value added) menunjukkan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio profitabilitas maupun terhadap nilai tambah ekonomis. Penelitian Harahap (2003) tentang analisis pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas pada industri pulp dan paper yang masuk pasa modal Indonesia, menyimpulkan bahwa struktur modal sangat berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Chasian (2004) tentang analisis struktur modal dan

pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan consumer goods di BEJ menyatakan kemampuan perusahaan dalm menghasilkan laba yang menjadi bagian dari pemegang saham dapat diukur dari rasio pengembalian atas ekuitas. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa struktur modal secara signifikan mempengaruhi profitibilitas pada perusahaan.

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien profitabilitas sebesar 0,686 dengan signifikansi 0,000. Artinya adalah setiap adanya peningkatan profitabilitas sebesar 1 satuan akan berdampak pada peningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,686 satuan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham. Sehingga permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Laba perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang bagus pada masa mendatang. Prospek yang bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon positif dari investor akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder). Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal

dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham yang tercermin dalam nilai perusahaan tersebut di pasar modal (Irawan, 1996).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ulupui (2007) dan Makaryawati (2002) mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba semakin efisien perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Sujoko (2007) mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat.

Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Paranita (2007) meneliti tentang pengaruh insider ownership, kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, dengan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang go public dan listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2001-2005. Purposive sampling dengan sampel penuh (full sample) digunakan dalam penelitian ini. Jumlah 27 perusahaan publik yang terdaftar di BEJ hingga tahun 2005 adalah 339 emiten, berdasarkan kriteria-kriteria purposive sampling, dari populasi tersebut didapatkan 109 emiten yang memenuhi syarat-syarat sebagai sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa insider ownership, kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Soliha (2002) meneliti tentang insider ownership, profitabilitas, dan ukuran perusahaan, dengan mengambil sampel seluruh perusahaan yang telah listed sejak 1992 sampai dengan 1996. Menggunakan path diagram dalam menganalisis determinan nilai perusahaan dan menyimpulkan bahwa insider ownership, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Haryanto (2003) meneliti tentang pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan industri minuman di Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa peningkatan pengembalian atas ekuitas akan diikuti dengan peningkatan harga saham. Sementara rasio pengembalian atas aset tidak berpengaruh terhadap harga saham.

4. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Melalui

Profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh langsung terhadap nilai perusahaan yang dapat dilihat dari hasil uji kriteria yang dilakukan menunjukkan bahwa koefisien regresi â3 sebesar 0,129 dan tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa profitabilitas merupakan variabel intervening penuh, yang menunjukkan bahwa informasi tentang adanya struktur modal memalui profitabilitas akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Hasil penelitian sebelumnya yang diantaranya dilakukan oleh Arliansyah, (2001) menunjukkan adanya pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian ini yang memberi hasil bahwa ada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Di samping itu, ada teori yang

menyatakan bahwa profitabilitas akan mempengaruhi nilai perusahaan. Teori Signaling, Bhattacarya (1979) mengemukakan bahwa Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham. Sehingga permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat.

Dokumen terkait