BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data hasil eksperimen dapat dikemukakan pembahasan sebagai berikut :
1. Pengaruh Jumlah Katalisator pada Hidrocarbon Crack System (HCS) terhadap Daya Mesin Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z Tahun 2008.
Penggunaan katalisator pada Hidrocarbon Crack System (HCS) secara umum memberikan pengaruh yang berbeda terhadap daya mesin sepeda motor Yamaha Jupiter Z. Hal ini dapat ditunjukkan pada perhitungan anava dua jalan sebagaimana yang ada pada Tabel 8 bahwa FA= 102,50 lebih besar dari F Tabel = 6,93 (F Observasi > F Tabel) pada taraf signifikansi 1 %, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variasi jumlah Katalisator
Hidrocarbon Crack System (HCS) terhadap daya mesin pada sepeda motor
Yamaha Jupiter Z tahun 2008.
HCS merupakan sistem memecah atom hydrocarbon (bahan bakar premium) menjadi atom hydrogen (H2) dan carbon (C) dengan cara menggunakan pipa Katalisator yang dipanaskan. Dalam hal ini yang diproses oleh Katalisator adalah hydrocarbon dari premium yang diuapkan. Gas hydrogen (H2) yang dihasilkan memiliki sifat mudah terbakar apabila bercampur dengan oksigen sehingga akan sangat membantu proses pembakaran pada ruang bakar dan tercipta pembakaran yang lebih sempurna. Sedangkan pemasangan Hydrocarbon Crack
System (HCS) dengan dua Katalisator yang dipasang secara seri akan
menghasilkan gas H2 dari proses mengcrack premium menjadi lebih banyak. Karena gas H2 yang dihasilkan lebih banyak maka proses pembakaranpun menjadi semakin sempurna. Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan tekanan pembakaran yang tinggi dan memperbesar daya mesin. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan pemasangan Hidrocarbon Crack System (HCS) mampu menaikkan daya mesin pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2008.
Dari hasil komparasi antar kolom yang dapat pada Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa dengan pemasangan Hidrocarbon Crack System (HCS) secara umum akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap daya mesin. Rataan yang diperoleh dari variasi jumlah Katalisator Hidrocarbon Crack System (HCS)
commit to user
57 yaitu HCS dengan dua Katalisator memiliki rataan yang lebih besar daripada HCS dengan satu Katalisator. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh jumlah Katalisator Hidrocarbon Crack System (HCS) terhadap daya mesin yang terbesar diperoleh pada penggunaan dua Katalisator.
2. Pengaruh Variasi Jenis Busi terhadap Daya Mesin Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z Tahun 2008.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa pengaruh variasi panjang jenis busi terhadap daya mesin pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z Tahun 2008 adalah FB=33,0 lebih besar dari FTabel = 9,33 (F Observasi > F Tabel) pada taraf signifikansi 0,01, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada kenaikan daya mesin pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z Tahun 2008 dengan menggunakan variasi jenis busi. Pada Tabel 10 menunjukkan hasil komparasi rataan antar baris dapat dilihat bahwa variasi mjenis busi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap daya mesin sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2008.
Busi jenis standart merupakan busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel menghasilkan percikan bunga api yang cukup serta diameter elektroda pusat 2,5 mm menghasilkan percikan bunga api kurang terpusat. Sedangkan busi jenis
platinum adalah busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan pusat elektroda
dari platinum menghasilkan percikan bunga api yang lebih besar daripada busi
standart serta diameter elektroda 0,6 - 0,8 mm menghasilkan percikan bunga api
lebih terpusat. Semakin besar percikan bunga api dan semakin terpusatnya bunga api yang dihasilkan busi maka semakin sempurna proses pembakaran di dalam ruang bakar sehingga bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna dan daya mesin yang dihasilkan akan meningkat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada kenaikan daya mesin pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z dengan menggunakan variasi jenis busi.
Dari hasil rataan antar baris dapat disimpulkan bahwa variasi jenis busi (busi standart dan platinum) memberi pengaruh yang berbeda terhadap daya mesin. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan busi jenis platinum
commit to user
akan meningkatkan daya mesin daripada dengan menggunakan busi jenis
standart.
3. Interaksi Antara Jumlah Katalisator pada Hidrocarbon Crack System (HCS) dan Variasi Jenis Busi terhadap Daya Mesin Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z Tahun 2008.
Berdasarkan hasil perhitungan anava dua jalan pada Tabel 8 menunjukkan bahwa ada interaksi antara jumlah katalisator pada Hydrocarbon Crack System (HCS) dan variasi penggunaan jenis busi terhadap daya mesin sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2008 dengan hasil perhitungan FAB=7,50 lebih besar daripada FTabel=6,93 (FAB Observasi > FTabel) dengan taraf signifikansi 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Hydrocarbon Crack System (HCS) dan penggunaan variasi jenis busi secara bersama-sama berpengaruh untuk menaikkan daya mesin pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2008.
Pada Tabel 11 hasil komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama menunjukkan bahwa pada tiap perlakuan/sel pada kolom yang sama (pemasangan
Hydrocarbon Crack System) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tiap sel pada kolom yang sama masih dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap daya mesin pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2008. Pada Tabel 12 hasil komparasi rataan antar sel pada baris yang sama menunjukkan bahwa sebagian besar sel pada baris yang sama (variasi jenis busi) diperoleh harga rerata yang berbeda secara signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan pada baris yang sama memberikan pengaruh yang berbeda secara umum terhadap daya mesin pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2008.
4. Komparasi Ganda Pasca Anava.
Komparasi ganda pasca anava yang dilakukan dengan mempergunakan uji
scheffe menunjukkan bahwa daya mesin sepeda motor pada sebagian besar
perlakuan mempunyai perbedaan, untuk lebih lengkapnya lihat Tabel 4.6, 4.7., 4.8 dan 4.9.
commit to user
59 5. Rangkuman Hasil Penelitian Daya Mesin Sepeda Motor dan Rata-Rata (Mean)
Setiap Kelompok Perlakuan.
Berdasarkan Tabel 4.2 merupakan rangkuman hasil penelitian daya mesin sepeda motor dan rata-rata (mean) setiap kelompok perlakuan, dapat dilihat bahwa daya mesin sepeda motor pada interaksi penggunaan dua Katalisator Hydrocarbon
Crack System (HCS) dan pemakaian busi platinum adalah yang paling tinggi. Hal
ini disebabkan karena pemasangan dua Katalisator Hydrocarbon Crack System (HCS) maka gas H2 yang dihasilkan lebih banyak dan akn sangat membantu proses pembakaran pada ruang bakar sehingga diperoleh pembakaran yang lebih sempurna, sedangkan busi platinum menghasilkan percikan bunga api yang lebih besar dan terpusat, karena diameter pusat elektrodanya lebih kecil dibanding busi
standart, dengan demikian makin kecil diameter pusat elektroda, makin fokus
pengapian sehingga diperoleh proses pembakaran yang lebih sempurna.
Daya mesin sepeda motor pada variasi tanpa menggunakan Hydrocarbon
Crack System (HCS) dan pemakaian busi standart, adalah yang paling rendah.
Hal ini disebabkan tidak adanya gas H2 yang dialirkan ke ruang bakar yang dapat membantu proses pembakaran sehingga proses pembakaran hanya berlangsung secara normal, selain itu bunga api yang dihasilkan oleh busi standart kecil, percikan yang dihasilkan hanya satu arah saja sehingga kurang mendukung terjadinya pembakaran yang sempurna. Dengan kondisi tersebut maka daya mesin sepeda motor yang dihasilkan lebih kecil.
6. Daya Mesin Sepeda Motor yang Paling Tinggi dan Paling Rendah.
Pada Gambar 4.1. dan merupakan histogram variasi jumlah katalisator pada Hydrocarbon Crack System (HCS) dan variasi pemakaian jenis busi terhadap daya mesin sepeda motor sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2008. Histogram tersebut diperoleh berdasarkan hasil penelitian, pada histogram tersebut dapat dilihat bahwa daya mesin sepeda motor yang paling tinggi adalah pada pnggunaan dua buah Katalisator pada Hydrocarbon Crack System (HCS) dan pemakaian busi
platinum. Hal ini dapat dilihat pada data penelitian bahwa daya mesin sepeda
commit to user
itu pada histogram tersebut dapat dilihat bahwa daya mesin sepeda motor yang paling rendah adalah pada variasi tanpa menggunakan Hydrocarbon Crack System (HCS) dan pemakaian busi standart. Hal ini dapat dilihat pada data penelitian bahwa daya mesin sepeda motor yang paling rendah yaitu dengan rata-rata 7,17 HP pada ± 6000 rpm.
Mengacu pada hasil rata-rata variasi jumlah Katalisator pada Hydrocarbon
Crack System/HCS (tanpa menggunakan Hydrocarbon Crack System, penggunaan
dua buah Katalisator pada Hydrocarbon Crack System, dan penggunaan dua buah Katalisator Hydrocarbon Crack System) dan pemakain jenis busi (busi standart dan busi platinum) memiliki pengaruh terhadap daya mesin sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2008.
commit to user
61
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN