HASIL PENELITIAN
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Uji Hipotesis Pertama
HoA : ai = 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan
Quantum Learning melalui metode eksperimen dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen terhadap kemampuan kognitif fisika siswa.
H1A : aj ¹ 0 : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan Quantum Learning melalui metode eksperimen dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen terhadap kemampuan kognitif fisika siswa.
Setelah dilakukan analisis dimana pendekatan pembelajaran sebagai variabel bebas dan kemampuan kognitif fisika siswa sebagai variabel terikat, diperoleh harga Fa = 14,332. Nilai ini kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel, untuk taraf signifikansi a = 0,05 didapatkan harga Ftabel = 3,98. Karena Fa > Ftabel maka H0A ditolak dan H1A diterima. Berarti hipotesis yang berbunyi: “Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan Quantum Learning
melalui metode eksperimen dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa”, ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan Quantum Learning melalui metode eksperimen dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa
Dari tabel 4.6 terlihat bahwa perbedaan pengaruh tersebut signifikan dan bila dilihat nilai rerata kemampuan kognitif Fisika siswa dengan pengajaran yang menggunakan pendekatan Quantum Learning melalui metode eksperimen lebih besar daripada pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen. Sehingga penggunaan pendekatan pembelajaran Quantum Learning melalui metode eksperimen lebih efektif bila dibandingkan dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen terhadap kemampuan kognitif fisika siswa. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan Quantum Learning melalui metode eksperimen siswa mengalami, mengamati dan melakukan kegiatan secara langsung dalam lingkungan belajar yang dirancang agar siswa merasa nyaman dalam belajar, melakukan ice breaking ketika awal pelajaran untuk membangkitkan semangat belajar siswa, menyalakan musik untuk mengiringi selama kegiatan eksperimen berlangsung, dan menyimpulkan materi yang dipelajari dengan menggunakan animasi macromedia flash MX, sedangkan pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen hanya mengalami secara langsung kegiatan yang dilakukannya kemudian menyimpulkan konsep materi yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan.
2. Uji Hipotesis Kedua
HoB : ai = 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal fisika tinggi, sedang dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa.
H1B : aj ¹ 0 : Ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal fisika tinggi, sedang dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa. Setelah dilakukan analisis dimana kemampuan awal Fisika siswa sebagai variabel bebas dan kemampuan kognitif Fisika siswa sebagai variabel terikat, diperoleh harga Fb = 265,377. Nilai ini kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel, untuk taraf signifikansi a = 0,05 didapatkan harga Ftabel = 3,13. Karena Fb > Ftabel maka H0B ditolak dan H1B diterima. Berarti hipotesis yang berbunyi: “ Tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi,
kemapuan awal Fisika siswa kategori sedang dan kemampuan awal Fisika siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa”, ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi, kemapuan awal Fisika siswa kategori sedang dan kemampuan awal Fisika siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa
Sebagai tindak lanjut dari analisis tersebut dan berdasarkan nilai rerata anatar kolom seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.6 terlihat bahwa perbedaan pengaruh itu signifikan dan ditinjau dari nilai rerata kolom1 yaitu kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi > nilai rerata kolom 2 dan 3 yaitu kemampuan awal Fisika siswa kategori sedang dan rendah. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal Fisika kategori tinggi cenderung memperoleh prestasi belajar dalam hal ini kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal Fisika kategori sedang dan rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan awal Fisika kategori tinggi lebih mudah menangkap dan memahami materi yang diberikan oleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal Fisika kategori sedang dan rendah. Pembelajaran dalam hal ini adalah pembelajaran Fisika pada materi pemantulan cahaya di SMP.
3. Uji Hipotesis Ketiga
HoAB : aij = 0 : Tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.
H1AB : aij ¹ 0 : Ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.
Setelah dilakukan analisis dimana pendekatan pembelajaran sebagai variabel bebas 1, kemampuan awal Fisika siswa sebagai variabel bebas 2 dan kemampuan kognitif Fisika siswa sebagai variabel terikat, diperoleh harga Fab =
0,461. Nilai ini kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel, untuk taraf signifikansi a = 0,05 didapatkan harga Ftabel = 3,13. Karena Fab < Ftabel maka H0AB diterima dan H1AB ditolak. Berarti hipotesis yang berbunyi: “Ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal Fisika siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa”, ditolak. Artinya tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal fisika siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pemantulan cahaya di SMP.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajarandengan kemampuan awal fisika siswa berpengaruh sendiri-sendiri dalam pencapaian kemampuan kognitif fisika siswa pada materi pemantulan cahaya di SMP. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang berasal dari luar diri siswa ikut berpengaruh terhadap kemampuan kognitif fisika siswa yang dimiliki siswa tetapi tidak termasuk dalam variabel penelitian. Faktor-faktor tersebut antara lain pribadi guru (motivasi kerja, daya kreativitas, penguasaan materi, gaya kepemimpinan, kemampuan bekerja sama dengan pendidik lain), struktur jaringan hubungan sosial di sekolah (sistem sosial, status sosial siswa, suasana dalam kelas, interaksi antar siswa dan siswa dengan guru), sekolah sebagai institusi pendidikan (disiplin sekolah, penyusunan jadwal pelajaran, pembentukan satuan-satuan kelas, penyusunan kurikulum pengajaran dan pengawasan pelaksanaannya serta hubungan dengan orang tua) dan faktor-faktor situasional (keadaan sosial-ekonomis, sosio-politik, musim dan iklim, peraturan-peraturan pendidikan).
BAB V