• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Analisis

1. Hasil Analisis terkait Minat Siswa Menggunakan Metode Konvensional dan Metode Kooperatif Jigsaw

a. Indikator : Perasaan senang saat mengikuti pelajaran matematika Dari hasil analisis tabel 4.12a dapat dideskripsikan bahwa metode kooperatif tipe jigsaw lebih unggul secara skor maupun rata – rata

diandingkan dengan metode konvensional. Minat dengan indikator perasaan senang saat mengikuti pelajaran matematika menggunakan metode konvensional mendapat skor sebesar 259 dengan rata-rata 3,08. Sedangkan minat dengan indikator perasaan senang saat maengikuti pelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mendapat skor sebesar 269 dengan rata – rata 3,20.

Secara presentase, minat dengan indikator perasaan senang saat mengikuti pelajaran matematika menggunakan metode konvensional adalah 259

336 × 100% = 77 % , sedangkan presentase minat dengan indikator perasaan senang saat mengikuti pelajaran matematika menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw adalah269

336 × 100% = 80 % . Jadi, secara presentasi, minat siswa menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dengan indikator perasaan senang saat belajar matematika lebih unggul dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.

b. Indikator : Kemauan untuk belajar matematika

Dari hasil analisis tabel 4.12b dapat dideskripsikan bahwa metode kooperatif tipe jigsaw lebih unggul secara skor maupun rata – rata diandingkan dengan metode konvensional. Minat dengan indikator kemauan untuk belajar matematika menggunakan metode

konvensional mendapat skor sebesar 231 dengan rata-rata 2,75. Sedangkan minat dengan indikator kemauan untuk belajar matematika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mendapat skor sebesar 266 dengan rata – rata 3,17.

Secara presentase, minat dengan indikator Kemauan untuk belajar matematika menggunakan metode konvensional adalah 231

336× 100% = 68,75 % , sedangkan presentase minat dengan indikator Kemauan untuk belajar matematika menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw adalah 266

336× 100% = 79,17 % . jadi, secara presentasi, minat siswa menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dengan indikator Kemauan untuk belajar matematika lebih unggul dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.

c. Indikator : Perhatian yang berupa ketertarikan siswa dalam belajar matematika

Dari hasil analisis tabel 4.12c dapat dideskripsikan bahwa metode kooperatif tipe jigsaw lebih unggul secara skor maupun rata – rata diandingkan dengan metode konvensional. Minat dengan indikator Perhatian yang berupa ketertarikan siswa dalam belajar matematika menggunakan metode konvensional mendapat skor sebesar 498 dengan rata-rata 2,96. Sedangkan minat dengan indikator Perhatian yang berupa ketertarikan siswa dalam belajar matematika

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mendapat skor sebesar 527 dengan rata – rata 3,13.

Secara presentase, minat dengan indikator Perhatian yang berupa ketertarikan siswa dalam belajar matematika menggunakan metode konvensional adalah 498

672× 100% = 74 % , sedangkan presentase minat dengan indikator Perhatian yang berupa ketertarikan siswa dalam belajar matematika menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw adalah 527

672× 100% = 78 % . Jadi, secara presentasi, minat siswa menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dengan indikator Perhatian yang berupa ketertarikan siswa dalam belajar matematika

lebih unggul dibandingkan dengan menggunakan metode

konvensional.

d. Indikator : Tanggapan siswa dalam belajar matematika

Dari hasil analisis tabel 4.12d dapat dideskripsikan bahwa metode kooperatif tipe jigsaw lebih unggul secara skor maupun rata – rata diandingkan dengan metode konvensional. Minat dengan indikator Tanggapan siswa dalam belajar matematika menggunakan metode konvensional mendapat skor sebesar 331 dengan rata-rata 2,95. Sedangkan minat dengan indikator Tanggapan siswa dalam belajar matematika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mendapat skor sebesar 346 dengan rata – rata 3,09.

Secara presentase, minat dengan indikator Tanggapan siswa dalam belajar matematika menggunakan metode konvensional adalah 331

448× 100% = 74 % , sedangkan presentase minat dengan indikator Perhatian yang berupa ketertarikan siswa dalam belajar matematika menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw adalah 346

448 × 100% = 77 % . jadi, secara presentasi, minat siswa menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dengan indikator Tanggapan siswa dalam belajar matematika lebih unggul dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.

e. Indikator : Pengalaman siswa tentang pelajaran matematika

Dari hasil analisis tabel 4.12e dapat dideskripsikan bahwa metode kooperatif tipe jigsaw lebih unggul secara skor maupun rata – rata diandingkan dengan metode konvensional. Minat dengan indikator pengalaman siswa tentang pelajaran matematika menggunakan metode konvensional mendapat skor sebesar 330 dengan rata-rata 2,94. Sedangkan minat dengan indikator Pengalaman

siswa tentang pelajaran matematika menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mendapat skor sebesar 349 dengan rata – rata 3,12.

Secara presentase, minat dengan indikator Pengalaman siswa tentang pelajaran matematika menggunakan metode konvensional

adalah 330

448 × 100% = 73 % , sedangkan presentase minat dengan indikator Pengalaman siswa tentang pelajaran matematika menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw adalah 349

448 × 100% = 77 % . jadi, secara presentasi, minat siswa menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dengan indikator Pengalamanan siswa tentang

pelajaran matematika lebih unggul dibandingkan dengan

menggunakan metode konvensional.

Tabel 4.14 Kesimpulan Rata – rata dan Presentase Minat Siswa Menggunakan Pembelajaran Konvensional dan Kooperatif Tipe

Jigsaw INDIKATOR MINAT A1 A2 A3 A4 A5 KONV ENSIO NAL JIGS AW KONV ENSIO NAL JIIGSA W KONV ENSIO NAL JIGS AW KONV ENSIO NAL JIGS AW KONV ENSIO NAL JIGS AW M EA N 3,08 3,20 2,75 3,17 2,96 3,13 2,95 3,09 2,94 3,12 % 77% 80% 68,75% 79,17% 74% 78% 74% 77% 73% 77%

Keterangan : A1 merupakan aspek perasaan senang saat mengikuti pelajaran matematika

A2 merupakan aspek kemauan untuk belajar matematika

A3 merupakan aspek perhatian yang berupa ketertarikan siswa dalam belajar matematika A4 merupakan aspek tanggapan siswa dalam belajar matematika

A5 merupakan aspek pengalaman siswa tentang pelajaran matematika

Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas, maka secara keseluruhan, minat belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih unggul secara numerik ( rata- rata dan presentasi ) dibanding minat belajar siswa menggunakan metode konvensional.

2. Hasil Analisis Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Konvensional dan Metode Kooperatif Jigsaw

Jumlah siswa yang nilainya memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada metode pembelajaran konvensional sebanyak 25 orang dan yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 5 orang.Sedangkan jumlah siswa yang nilainya memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebanyak 23 orang dan yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal ada 7 orang. Persentase siswa yang tuntas pada tes hasil belajar

menggunakan metode konvensional adalah25

30× 100% = 83 %, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas adalah 5

30× 100% = 17 %. Persentase siswa yang tuntas pada tes hasil belajar menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw adalah23

30× 100% = 77 %, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas adalah 7

30× 100% = 23 %. Maka, presentase ketuntasan menggunakan metode konvensional lebih tinggi

dari pada presentase ketuntasan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw.

Dari hasil analisis tabel 4.14 dapat dideskripsikan bahwa hasil belajar matematika siswa menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw lebih unggul secara skor maupun rata – rata diandingkan dengan metode

konvensional.Hasil belajar matematika menggunakan metode

konvensional mempunyai rata-rata sebesar 82,3. Sedangkan hasil belajar matematika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai rata – rata sebesar 84,14.

Setelah dihitung tingkat penyebaranya dengan rumus standar deviasi, terlihat bahwa nilai standar deviasi hasil belajar siswa menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw lebih mengumpul secara numerik dibandingkan dengan metode konvensional. Nilai standar deviasi untuk hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional sebesar 23,02 sedangkan untuk metode kooperatif tipe jigsaw sebesar 20,65. Ini berarti, hasil belajar siswa pada materi menggunakan metode pembelajaran konvensional relatif lebih menyebar dibanding dengan minat siswa menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Walaupun secara presentase ketuntasan siswa pada metode konvensional lebih tinggi, namun secara rata – rata kelas, dapat disimpulkan bahwa rata – rata hasil belajar menggunkan metode

kooperatif tipe jigsaw mempunyai rata – rata yang lebih tinggi.Hitungan menggunakan standar deviasi pun menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw lebih mengumpul dibandingkan dengan metode konvensional.

Dokumen terkait