BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Permainan woodball mempunyai karakteristik yang mirip dengan permainan golf. (Irdiyana. P. 2010) Dimana sasaran dalam permainan ini adalah berusaha memasukkan bola kedalam sasaran yang telah ditentukan dengan sedikit mungkin jumlah pukulan. Sehingga pemenang dalam permainan woodball ini adalah pemain dengan jumlah pukulan paling sedikit dibanding dengan pemain lainnya. Sementara itu, ada juga metode lain dalam penentuan kemenagnannya, yaitu pemenang di tentukan dengan penghitungan jumlah kemenangan tiap ”gate” sasaran untuk memasukkan bola dari total jumlah gate yang dipertandingkan.
Sejalan dengan analisis permasalahan yang ditemukan dilapangan, dapat diidentifikasi permasalahan :
1. Bagaimanakah proses pelatihan pelatih bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015?
2. Baigamanakah proses pelatihan wasit bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015?
Proses pelatihan pelatih bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng, dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama adalah pemberian materi oleh narasumber Bapak Gede
Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or. Sesi yang kedua adalah pendampingan dan praktek pembuatan program pelatihan. Hasil praktek pembuatan program pelatihan yang dibagi menjadi 6 kelompok, dimana kelompok 1 memperoleh nilai 88, kelompok 2 memperoleh nilai 84, kelompok 3 memperoleh nilai 92, kelompok 4 memperoleh nilai 94, kelompok 5 memperoleh nilai 90 dan kelompok 6 memperoleh nilai 86. Rata-rata pembuatan program pelatihan adalah 89.
Hasil tersebut membuktikan adanya peningkatan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan para peserta pengabdian pada masyarakat terkait pembuatan program latihan. Program pelatihan adalah suatu pedoman yang mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan masa mendatang yang telah ditetapkan. Program Latihan terdiri dari : Jangka Panjang (5 – 12 tahun), Jangka Menengah (2 – 4 tahun) dan Jangka Pendek (1 tahun kebawah). Sedangkan program jangka pendek terdiri dari siklus myo (program harian), siklus mikro (program mingguan), siklus messo (program bulanan) dan siklus makro (program tahunan).
Periodisasi dalam program pelatihan sangat penting diketahui oleh seorang pelatih. Periodisasi adalah proses membagi-bagi program latihan tahunan kedalam beberapa tahap latihan atau fases of training (musim-musim latihan). Program latihan tahunan dalam kebanyakan cabang olahraga pada dasarnya dibagi dalam tiga tahap yaitu : a.tahap persiapan, b.tahap pertandingan/kompetisi dan c.tahap transisi/peralihan.
Selain periodisasi volume dan intensitas latihan juga harus di perhatikan dalam pembuatan program latihan. Pertimbangan penentuan volume dan intensitas latihan. Pada tahap persiapan penekannanya pada volume atau kuantitas latihan, sedangkan intensitas latihannya relatif masih rendah dan sebaliknya pada tahap selanjutnya yaitu tahap pra pertandingan dan tahap pertadingan utama yang dominan ialah intensitas latihannya, sedangkan volume latihannya semakin menurun.
Ketertarikan peserta menayakan contoh program bulanan, mingguan dan harian. Berikut ini akan di paparkan terkait dengan program kerja bulanan, mingguan dan harian.
Contoh program latihan bulanan.
Bulan Januari : Daya tahan, Kekuatan umum, Daya tahan aerobic
Bulan Februari : Daya tahan, Kekuatan umum, Daya tahan aerobik, Kekuatan maksimal, Pengembangan daya tahan khusus. Bulan Maret : Pengembangan daya tahan khusus, kekuatan maksimal,
Daya tahan aerobik.
Bulan April : Pengembangan daya tahan khusus, Kekuatan maksimal, Daya tahan otot, Power, Daya tahan an aerobik.
Bulan Mei : Daya tahan khusus, Daya tahan otot, Power, Kecepatan khusus.
Bulan Juni Daya tahan khusus, Daya tahan otot, Power, Kecepatan khusus.
Bulan Juli : Daya tahan khusus, Pemeliharaan Power, Pemeliharaan daya tahan otot, Pemeliharaan kecepatan khusus.
Bulan Agustus : Pemeliharaan Power, Daya tahan otot, Daya tahan khusus, Pemeliharaan kecepatan
Bulan September : Pemeliharaan Power, Daya tahan otot, Daya tahan khusus, Pemeliharaan kecepatan.
Bulan Oktober : Pemeliharaan Power, Daya tahan otot, Daya tahan khusus, Pemeliharaan kecepatan.
Bulan Nopember : Daya tahan umum, Kekuatan umum.
Bulan Desember : Daya tahan umum, Kekuatan umum dan Rekreasi.
Contoh program latihan mingguan.
Senin : Kekuatan umum
Selasa : Daya tahan umum
Rabu : Kekuatan umum
Kamis : Daya tahan umum
Jum’at : Kekuatan umum
Sabtu : Daya tahan umum
Contoh penjabaran program harian
Hari : Senin
Tujuan : Kekuatan umum
Bagian I : Pemanasan
Jogging 5 menit, Streaching statis dinamis.
Bagian II : Latihan inti
Latihan berbeban seluruh otot tubuh, bentuknya :bench press, squat, shoulder press, leg curl, arm curl, leg extention, back extention, vertical ches, press, sit up, leg pull down.
Intensitas : 70 % dari maksimal
Set : 3 set
Repetisi : 10 kali
Recovery : 2 menit
Irama : Lambat
Bagian III : Pendinginan
Straching statis.
Proses pelatihan wasit bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng berlangsung 2 sesi. Sesi Sesi pertama adalah pemberian materi oleh narasumber Ibu Putu Citra Permana, S.Or., M.Or. Sesi yang kedua adalah pendampingan dan praktek perwasitan.
Sedangkan hasil praktek perwasitan yang dibagi menjadi 10 kelompok, dimana kelompok 1 memperoleh nilai 90, kelompok 2 memperoleh nilai 85, kelompok 3 memperoleh nilai 80, kelompok 4 memperoleh nilai 83, kelompok 5 memperoleh nilai 87, kelompok 6 memperoleh nilai 89, kelompok 7 memperoleh nilai 92, kelompok 8 memperoleh nilai 90, kelompok 9 memperoleh nilai 92 dan kelompok 10 memperoleh nilai 88. Rata-rata praktek perwasitan adalah 87,6.
Berikut ini di paparkan terkait dengan aturan pertandingan dan perwasitan woodball.
I. Prinsip-Prinsip Umum
1. Pertandingan Woodball dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketetapan dengan organizer dan Peraturan Woodball.
2. Setai pemain harus menyelesaikan pertandingan mulai dari fairway pertama sampai dengan fairway ke duabelas atau kelipatannya sebagaimana ditetapkan, dan hasil akhir ditentukan oleh jumlah hitungan pukulan dalam pertandingan.
3. Dalam hal pemain tidak menyelesaikan pertandingan pada satu fairway manapun atau tidak melanjutkan pertandingan, hasilnya tidak akan dihitung.
II. Sistem Kompetensi 1. Jenis Kompetisi
a. Kompetisi tunggal
Tunggal sebagai satu unit kompetisi.
b. Kompetisi ganda
Ganda atau ganda campuran sebagai satu unit kompetisi
c. Kompetisi team
Satu team dengan empat sampai dengan enam pemain sebagai satu team kompetisi
2. Metode Kompetisi
a. Kompetisi pukulan : Pemain yang menyelesaikan duabelas faiway atau
kelipatannya dengan jumlah pukulan paling sedikit akan menjadi pemenang.
b. Kompetisi Fairway : Para pemain yang telah memenangkan jumlah yang
lebih besar dari duabelas fairway atau kelipatannya dengan jumlah pukulan pali sedikit akan menjadi pemenang.
III. Prosedur Kompetisi
1. Memulai Pertandingan
a. Ketika wasit mengumumkan tanda mulai, pemain harus memulai pertandingan sesuai dengan urutan bermain yang diatur oleh pengaturan atau dengan undian.
b. Dalam hal pemain dalam pertandingan terlambat lima menit atau ditolak untuk bertanding setelah wasit mengumumkan start pertandingan kwalifikasinya untuk bertanding dapat dibatalkan.
c. Ketika pemain masuk kedalam area start semua pemain lainnya harus mundur diluar area start demi keselamatan.
d. Pada pukulan pertama, bola harus ditempatkan didalam area start dan menuju arah gawang.
2. Proses Pertandingan
a. Dalam pertandingan, bola yang dimainkan dipukul masuk ke dalam gawang dan melewati cangkir kayu tetapi menjauhinya atau tidak menempel satu sama lain.
Catatan : Melewati Gawang
Jika bola dipukul menerobos gawang dan menggelinding kembali kemudian menempel dengan cangkir kayu, goal tersebut dianggap goal yang berhasil yang disaksikan oleh wasit/hakim garis/ mayoritas para pemain dari group yang bersangkutan.
b. Selama pertandingan bola menggelinding keluar dari batas fairway adalah OB.
Catatan: Keluar Batas/OB
Jika bola menggelinding keluar dari garis pembatas dan masuk kembali kemudian menempel digaris pembatas, bola dianggap OB yang disaksikan oleh wasit/hakim garis/ mayoritas para pemain dari group masing-masing.
Jika tidak, keputusan OB ditentukan dengan posisi bola statis jika masing-masing pemain tidak dapat mencapai persetujuan.
c. Apabila bola OB, bola harus diambil kembali dan ditempatkan pada posisi titik lintas bola keluar dari batas diambil sebagai pusat dengan radius dua kepala mallet.
d. Jika bola yang dimainkan jatuh atau menggelinding kedalam hambatan seperti lobang, pohon, belikar, kolam, dsb, dan tidak bisa sesuai untuk memukul, bola dapat diambil keluar dan diletakkan pada posisi dimana titik (letak) hambatan untuk memasukkan kedalam batas, dan titik ini diambil sebagai pusat. Bola diperlakukansebagai OB, atau bola diletakkan dimana posisi baru mana saja kearah belakang/mundur tanpa batas pada fairway, tetapi salah satu pukulan ditambah team untuk pemain.
e. Selama pertandingan, kemanapun seorang pemain mulai mengayuh mailetnya, para pemain semuanya harus mundur pada kedua sisi fairway atau di belakang sang pemukul pada jarak lebih dari 3 meter atau lebih. f. Dimanapun didepan atau dibelakang gawang, bola difairway dapat
dipukul dengan langsung menembus gawang.
g. Selama pertandingan, dalam cuaca alam yang tidak menentukan pertandingan dilanjutkan atau tidak diumumkan oleh Panitia Penyelenggara Pertandingan.
h. Setelah pertandingan pada setiap fairway selesaikan, pertandingan pada fairway berikutnya dimulai. Pertandingan pada semua fairway dilaksanakan dengan cara yang sama.
i. Pada fairway berikutnya urutan pukulan pertama berdasarkan nomer urutan yang diatur dengan pengaturan, dan tiap giliran dimulai in due
course.
j. Selama pertandingan, bilamana pemain meminta untuk mengganti peralatannya, penggantian diijinkan setelah menyelesaikan satu kompetisi fairway (kecuali peralatannya rusak). Sebelum menggunakan peralatan harus diperiksa oleh wasit.
k. Saat memukul, pemain memukul bola dan dengan bersamaan peralatannya rusak. Dalam hal ini, pukulan dihitung satu pukulan, pemain tidak dapat mengklaim, untuk memukul lagi.
l. Bola dalam fairway terbentur oleh bola dari fairway yang lain, dan berhenti pada posisi baru, dianggap sebagai posisinya.
m. Pemain tidak boleh menyentuh bola yang sedang dimainkan dengan tubuhnya atau malletnya, apakah itu bolanya sendiri atau pemain lawannya.
n. Apabila pemain akan menyerang gawang atau melakukan pukulan, pemain harus memegang bagian pegangan mailetnya saja, tidak boleh mendekat kepala malletnya.
o. Ketika sedang memukul, pemain tidak boleh memukul, atau menyentuh gawang dengan memposisikan malletnya diantara kedua kakinya.
p. Dalam hal tanda tali pada jarak 5 meter dari gawang pada fairnya, pemain memukul langsung ke gawang dan berhasil memasukkan bola melewati gawang. Kurangi satu pukulan dari hitungan pukulannya pada fairway. q. Dalam hal jarak menengah dan jarak jauh ditandai tali menunjukkan 30
meter, Pemain yang memukul pukulan pertamanya, dan bolanya tidak melewati tali harus di tambahkan satu pukulan; sementara jika bolanya keluar batas dalam 30 meter, bola tersebut sebagai OB. Jika bola menggelinding di dalam tali dan kemudian keluar batas tali, bola menjadi OB.
3. Hasil Pertandingan
a. Setiap Pemain harus memiliki catatan hitungan pukulannya dan jumlah hitungan pukulan pada keduabelas fairway atau kelipatannya; jika tidak hasilnya tidak akan dihitung.
b. Keputusan Hasil
A. Kompetisi Pukulan
terendah menjadi pemenang. Dalam kejadian angka dari jumlah hitungan pukulan yang sama, pemain yang skor paling sedikit menurut jumlah fairway diantara 12 fairway menjadi pemenang. Oleh karena itu, hasilnya akan dievaluasi dengan cara yang sama. Jika hasilnya serupa kemudian keputusan akan dinyatakan dan di tetapkan oleh Panitia Penyelenggara Pertandingan.
b. Hasil team kompitisi adalah jumlah hitungan pukulan berdasarkan empat pemain terbaik dalam team. Team dengan pukulan paling sedikit adalah pemenangnya. Dalam kejadian skor yang sama, team yang hitungan pukulan pribadinya terendah menjadi pemenangnya. Oleh karena itu, hasil/skor team akan dievaluasi dengan cara yang sama. Jika hasilnya sama, kemudian keputusan lainnya diumumkan dan ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara Pertandingan.
B. Kompetisi Fairway
Untuk setiap pertandingan, competitor yang telah memenangkan jumlah fairway yang lebih banyak menjadi pemenang dengan jumlah yang sama menang, pertandingan tambahan di fairway di berikan di tunjuk oleh Panitia Penyelenggara Pertandingan berlangsung sampai hasilnya keluar.
Pelanggaran Peraturan pada Pukulan Dan Hukuman
1. Ketika pemain siap wasit memberikan tanda untuk memukul. Pemain harus melakuka pukulan pertamanya dalam waktu 10 detik. Pelanggaran diperingatkan. Apabila dia melanggar peraturan lagi dia akan dikenakan hukuman satu pukulan. 2. Ketika pemain melakukan pukulan pertamanya dia harus meletakkan bolanya
digaris start atau pada area start, dan dia memukul dengan posisi tidak bergerak. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan. Dia memukul pukulan pertamanya kembali, tetapi pukulannya diangga sebagai pukulan kedua.
3. Pemain memukul pukulan pertamanya bolanya tidak diarea start. Pukulan dihitung sebagai satu pukulan. Dia memukulpertamanya lagi tetapi dianggap sebagai pukulan kedua.
Pelanggaran Peraturan Dalam Daerah Pukulan Dan Hukuman
1) Setiap saat pemain akan melakukan pukulan, ia harus berdiri tegak pada kedua kakinya. Memegang mallet pada kedua tangannya dan menaruhnya di belakang bola dan memulai pukulan. Dia tidak boleh melakukan pemukulan sambil berjalan. Pelanggaran dikenai satu pukulan, dan dia melakukan pukulan bola berikutnya dari posisi yang baru.
2) Ketika pemain akan melakukan percobaan pemukulan yang meleset atau akan memulai pemanasan atau latihan memukul (dengan tidak menyentuh bola). Semua pukulan tidak dihitung tetapi dia tidak boleh melakukan berulang-ulang sehingga menunda pertandingan. Pelanggaran akan diperingatkan. Apabila pemain melanggar peraturan lagi dia akan mendapat hukuman satu point.
3) Ketika giliran untuk memukul dia harus menyelesaikan pukulannya dalam 10 detik tanpa penundaan. Pelanggar diperingakan kalau melanggar lagi dia dikenai hukuman satu pukulan.
4) Ketika pemain sedang memukul tak seorangpun diijinkan memasuki atau melintasi fairway di depannya. Setiap pemain yang melanggar dikenai hukuman satu pukulan.
5) Ketika pemain sedang memukul para pemain lainnya tidak boleh berteriak atau mengumpat sehingga mempengaruhi pukulan pemain lainnya. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan.
6) Ketika memukul pemain mengayunkan malletnya yang sedikit menyentuh atau menggerakkan bolanya, dianggap sebagai satu pukulan.
7) Ketika memukul pemain harus memukul bolanya dengan kepala mallet, bisa dengan kepala atau dasar botol, tetapi memukul bola diluar bagian tersebut atau
dengan tongkat mallet tidak diijinkan. Pemain dikenakan hukuman satu pukulan dan melakukan pukulan berikutnya dari posisi baru bolanya.
8) Mendorong bola dengan malletnya tidak diijinkan. Pelanggar dikenai satu pukulan dan melakukan pukulan dari posisi baru bolanya.
9) Pemain tidak diijinkan memukul bola yang sedang menggelinding berulang-ulang. Pelanggar dikenai satu pukulan dan melakukan pukulan dari posisi bula barunya.
Pelanggaran Peraturan pada Permainan dan Hukuman
1) Para pemain yang posisi bolanya dalam fairway paling jauh dari gawang diberikan kesempatan untuk memukul duluan atau urutan pemukulan diatur oleh wasit. Setiap pemain tidak dapat memukul bolanya sesuka hatinya. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan dan memukul bola dari posisi yang baru.
2) Seorang yang memukul bolanya dalam fairway, dan bolanya OB tanpa menyentuh garis batas diperlakukan sebagai OB. Hukuman dikenai satu pukulan. 3) Selama kompetisi jika bola menghalangi bola pemain berikutnya pemain yang bersangkutan dapat meminta main duluan atau mengambil bola dan memberikan tanda dengan ijin wasit. Pelanggaran urutan dikenai hukuman satu pukulan. 4) Bola yang membentur halangan yang dianggap sebagai garis batas dan memantul
kembali ke fairway tidak dianggap sebagai OB. Tetapi bila bola membentur halangan diluar garis batas dianggap dan diperlukan sebagai OB.
5) Bilamana pmain bermain pada fairway yang berbelok/ lengkungan yang berbeda, bola harus diteruskan pada fairway. Pemukulan bola yang melayang melewati batasan keluar atau memotong sudut fairway tidak diijinkan. Pemain yang melanggar peraturan dan bolanya dianggap sebagai OB.
6) Bila bola dalam permainan yang membentur satu sama lain karena pukulan : Bola yang dibentur tetapi tidak keluar, posisi bolanya adalah posisi yang
baru. Dalam hal bola menerobos gawang, bola dianggap mengakhiri satu fairway, tetapi bilamana bola yang dibentur OB, tidak dikenakan satu pukulan.
Jika bola si pemukul OB setelah membentur bola lainnya diperlakukan sebagai OB dan si pemukul dikenai satu pukulan.
Jika bola si pemukul tetap pada fairway setelah membentur, posisi di mana bola berhenti dianggap sebagai posisi barunya.
7) Dalam proses permainan jika pemain melakukan tindakan yang tidak sportif, dia akan diperingatkan dan diminta untuk merubahnya dan bilamana pada saat yang sama dia melakukan lagi, maka dikenakan hukuman satu pukulan. Pengulangan dalam pelanggaran yang berulangkali akan didiskualifikasi.
8) Apabila pemain menyentuh bolanya sendiri atau bola pemain lainnya dengan bagian tubuhnya dan posisi bola yang berhenti dianggap posisi barunya.
9) Pemain yang memainkan malletnya tanpa memperhatikan peraturan atau memukul bola dengan malletnya di antara dua kakinya dikenai hukuman satu pukulan dan dia harus memukul bolanya dari posisi barunya (jika bolanya menembus gawang maka tidak diakui atau dianulir).
10) Selama permainan, si pemain boleh mengajukan permintaan untuk mengganti alatnya setelah peralatan diperiksa oleh Panitia. Bola hanya dapat diganti setelah satu fairway selesai (kecuali bolanya hancur). Penyimpangan akan didiskualifikasi.
Pelanggaran Peraturan dalam daerah gawang dan hukuman
1) Wasit dapat memutuskan urutan pukulan berdasarkan kondisi bola dalam area gawang. Pada prinsipnya, bola yang paling dekat dengan gawang diberikan prioritas pertama.
2) Pemain tidak dapat merusak gawang dengan maksud tertentu. Pemain yang melakukan pelanggaran akan diberi peringatan dan ditambahkan satu pukulan hukuman. Pengulangan pelanggaran, maka pemain akan dikeluarkan.
BAB V.
SIMPULAN DAN SARAN.
5.1 Simpulan.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan P2M ini adalah :
1. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada dari Atlet, mahasiswa, guru ekstrakurikuler yang tergabung dalam PENGCAB Woodball Buleleng terkait ilmu kepelatihan meningkat.
2. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada dari Atlet, mahasiswa, guru ekstrakurikuler yang tergabung dalam PENGCAB Woodball Buleleng terkait perwasitan meningkat.
5.2. Saran-saran.
Beberapa hal yang dapat disarankan dalam kegitan P2M ini adalah : 1. Waktu kegiatan P2M perlu ditambah.
2. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada dari Atlet, mahasiswa, guru ekstrakurikuler yang tergabung dalam PENGCAB Woodball Buleleng terkait ilmu kepelatihan dan perwasitan woodball perlu ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Argasasmita, Husain. 2007. Teori-teori Keplatihan Dasar. Jakarta: Kementrian Pemuda dan Olahraga
Bao, Sheng Chang, 1995. Ilustration Of Woodball Rules & Techniquis. Taipe: Chinese Taipei Woodball Association.
Dwiyogo, Wasis D dan Kriswantoro. 2009. Olahraga Woodball. Malang: Wineka Media
International Woodball Federation, 2007. Indonesia Woodball Workshop 2007.
Semarang. International Woodball Asociation.
International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng, 2013. Kabupaten
Buleleng.
Irdiyana. P. 2010. Definisi Olahraga Woodball. Bandung.
Kriswantoro dkk, 2011. Teknik Dasar Bermain Woodball. Semarang : Multi Media Production.
Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Pascasarjana Program Studi Fisiologi Olahraga UNUD.
FOTO –FOTO KEGIATAN P2M
PETA LOKASI WILAYAH MITRA
SEKOLAH POLISI NEGRA (SPN) SINGARAJA. SKRETARIAT PENGCAB