• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Pembahasan

Pembahasan kali ini membahas tentang hasil pengjujian alat yang telah dilakukan. Alat yang dibuat harus terhubung dengan jaringan internet, apabila tidak terhubung maka nilai pembacaan sensor tidak keluar dan LCD tidak menampilkan apa-apa. Alat membutuhkan waktu sekitar ±5 detik untuk dapat tersambung dengan internet yang telah dimasukkan SSID dan password pada kode program ESP-32.

Apabila alat sudah tersambung dengan jaringan internet atau Wi-Fi maka alat baru bisa bekerja dan pada LC menampilkan “AMKARINE” pada baris pertama dan nilai pembacaan “Volume: 0 ml” pada baris kedua untuk mengukur volume cairan infus. Alat akan mengirimkan data pengukuran ke software Node-RED dan ditampilkan pada dashboard monitoring dalam bentuk gauge dan chart. Data dari alat yang diterima Node-RED terdapat jeda sekitar ±1 detik, hal ini karena koneksi internet yang digunakan tidak stabil dan mengakibatkan jeda. Solusinya adalah

74

memastikan jaringan internet yang digunakan mempunyai kecepatan yang cepat dan tentunya stabil.

Setelah alat dinyalakan kadang-kadang mendapati kondisi dimana alat selalu menampilkan volume sebesar 0 ml secara terus-menerus walaupun terdapat benda yang digantungkan. Hal ini berakibat cara kerja alat menjadi error tidak sesuai dengan kode program yang dimasukan pada mikrokontroler ESP-32.

Masalah ini karena pada kode program ESP-32 terdapat perintah apabila hasil pengukuran sensor kurang dari 0, maka data yang ditampilkan adalah 0. Kondisi ini untuk berat kantong infus dalam keadaan kosong sebesar 30 g. Solusi akan masalah ini adalah memastikan saat menghidupkan alat harus steril terhadap benda yang digantungkan atau tidak ada benda yang digantungkan pada saat alat pertama kali dihidupkan. Setelah itu mematikan saklar dan menghidupkan alat kembali dan alat akan kembali normal seperti semula.

Setelah dilakukan pengujian sensor load cell yang mendapatkan nilai error pengukuran sebesar 0.0085 % dan alat mempunyai akurasi pembacaan sebesar 99.992 %. Nilai error pembacaan didapatkan karena beberapa hal. Yang pertama tegangan input yang seharusnya bernilai 5V untuk masuk ke ESP-32 setelah dicek dan diukur dengan multimeter digital didapatkan nilai tegangan output sebesar 4.89V. Hal ini mempengaruhi tingkat akurasi modul amplifier HX711 dari sensor load cell. Karena pada datasheet modul tegangan input yang dibutuhkan sebesar 5V, apabila kurang dari nilai tersebut dapat mengurangi tingkat akurasi dari pembacaan sensor. Yang kedua masalah hardware, dimana pemasangan sensor load cell dimodifikasi dengan menimbang berat secara digantung (timbangan gantung). Cara kerja sensor menjadi kurang optimal yang seharusnya benda yang ditimbang diletakkan di atas sensor, penelitian kali ini justru benda yang ditimbang digantung pada sensor. Yang ketiga nilai kalibrasi yang belum tepat, untuk mendapatkan nilai akurat dari sensor harus mengubah nilai kalibrasi, sedangkan nilai pembacaan sensor sering berubah sehingga sulit untuk mendapatkan nilai kalibrasi yang diinginkan.

Hasil pengukuran sensor yang berubah-ubah nilainya pada saat melakukan monitoring disebabkan karena kecepatan dari prosesor ESP-32 yaitu sebesar

160Mhz. Hal ini dapat mempengaruhi pengukuran sensor menjadi berubah.

Solusinya adalah memasukan delay pada sistem sehingga nilai pembacaan sensor yang ditampilkan menjadi lebih lambat dan tentunya lebih stabil walaupun masih berubah-ubah nilainya. Apabila kecepatan prosesor dari ESP-32 bisa dikurangi, nilai pembacaan alat akan lebih stabil.

Alat monitoring volume cairan infus ini untuk mempermudah perawat atau petugas medis dalam melakukan pengecekan keadaan infus pada kamar pasien.

Petugas medis menjadi lebih efisien dalam bekerja dan mengurangi waktu lama monitoring keadaan infus yang sebelumnya pengecekan masih secara manual. Alat ini juga meminimalisisr pasien kehabisan infus sehingga supply infus ke pasien tidak terhenti apabila terjadi kehabisan cairan infus, karena terdapat semacam buzzer yang berfungsi sebagai alarm apabila cairan infus pada nilai < 50 ml. Pada kondisi volume infus kurang dari 50 ml buzzer berbunyi dan pihak pasien mengetahui apabila infus akan habis. Buzzer akan berbunyi secara terus-menerus dan cara mematikanya yaitu mengganti infus dengan yang baru atau memencet push button pada bagian kanan box alat. Apabila cairan infus sampai keadaan kosong dan yang masuk ke pembuluh darah pasien berupa gelembung udara sangat membahayakan karena dapat menghambat aliran darah. Maka itu ketika pasien sedang diinfus biasanya harus segera diganti sebelum benar-benar cairan habis.

Setelah dibuat alat ini pengecekan menjadi sistem monitoring yang terkomputerisasi dengan menggunakan software Node-RED untuk menampilkan dashboard monitoring volume cairan infus.

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah mengamati dan membahas dari sistem yang sudah dirancang, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu:

1. Pembacaan volume cairan infus menggunakan sensor load cell dan mikrokontrolers ESP-32 mempunyai nilai error pembacaan sebesar 0.0085 % dan mempunyai akurasi pengukuran sebesar 99.992 %.

2. Dashboard monitoring Node-RED menampilkan tanggal, waktu, nama ruang dan keadaan volume infus dalam bentuk gauge dan chart yang mudah dipahami dan mudah diakses secara real time.

3. Mikrokontroler ESP-32 sebagai pemroses data dari pembacaan sensor load cell dan dikirimkan secara nirkabel ke software Node-RED Raspberry Pi.

4. Raspberry Pi digunakan sebagai mini PC untuk dapat mengakses software Node-RED yang nanti bisa diakses menggunakan web browser yang terhubung dengan internet dengan mengakses alamat server “amkarine.mybluemix.net/ui” pada PC dan HP.

5. Sensor load cell diimplementasikan menjadi timbangan gantung untuk melakukan proses pengukuran volume cairan infus.

6. Gauge volume infus menunjukan warna merah apabila cairan infus akan habis, warna kuning menunjukan cairan infus di tengah-tengah dan warna hijau apabila cairan infus masih banyak.

7. Alat yang digunakan harus tersambung dengan jaringan internet atau Wi-Fi yang sudah dimasukan SSID dan password pada kode program ESP-32 dan alat bisa digunakan untuk monitoring volume cairan infus.

8. Sistem monitoring yang dibuat dapat mengurangi kehabisan infus pada pasien karena terdapat buzzer yang berbunyi apabila cairan infus akan habis atau dalam kondisi <50 ml, mengurangi waktu pengecekan infus dan menambah efisiensi pekerjaan petugas medis.

5.2 Saran

Setelah mengamati hasil dari penelitian maka terdapat beberapa saran untuk penelitian berikutnya, yaitu:

1. Kendala yang dialami saat penelitian adalah tegangan input yang masuk pada ESP-32 sebesar 4.89V tidak sesuai dengan datasheet yaitu sebesar 5V, supaya sistem bekerja dengan optimal maka harus dipastikan tegangan input yang masuk pada ESP-32 harus sebesar 5V.

2. Kendala yang dialami dalam pembuatan alat adalah menentukan nilai kalibrasi sensor load cell secara tepat sehingga nilai error pembacaan akan berkurang.

Maka harus dipastikan nilai kalibrasi sensor load cell berada pada nilai yang sesuai sehingga hasil pembacaan sensor tidak terdapat nilai error.

3. Apabila berhubungan dengan data sistem keamaan rumah sakit, maka diharapkan dapat diberi sistem keamanan pada dashboard monitoring Node-RED sehingga pihak yang tidak berkepentingan tidak bisa mengakses sistem.

Contohnya untuk mengakses dashboard monitoring harus menyertakan nama ID dan password.

4. Ditambahkan monitoring untuk mengetahui apabila tetesan infus berhenti dan terdapat darah yang masuk pada selang infus supaya infus pasien benar-benar termonitor secara optimal dengan memanfaatkan sensor load cell untuk mngetahui tetesan infus berhenti dan terdapat darah yang masuk pada selang infus. Sehingga monitoring cairan infus tidak terfokus pada volume infus.

78

DAFTAR PUSTAKA

Aji, S.P;. (2017). Alat Monitoring Tetesan Infus Menggunakan WEB Secara Online Berbasis ESP8266 dengan Pemrograman Arduino IDE, Proyek Akhir, Program Studi Teknik Elektronika, Universitas Negeri Yogyakarta.

Anggraini, D.F; et al;. (2017). Pengembangan Sistem Monitoring Tetesan Infis pada Ruang Perawatan Rumah Sakit, Jurnal, Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Dewi, I.K;. (2016), Pengertian Raspberry Pi, Jurnal, Program Studi Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Darul Ulum Jombang.

Fahreza, A;. (2017). Buzzer Komponen Suara, diakses tanggal 05 Maret 2020, https://www.ajifahreza.com/2017/04/menggunakan-buzzer-komponen-suara

Handaya, Y;. (2010). Infus Cairan Intravena: Macam-Macam Cairan Infus, diakses 20 Januari 2020, http://dokteryudabedah.com/infus-cairan-intravena-macam-macam-cairan-infus.

Kusuma, T; Mulia, M.T;. (2018). Perancangan Sistem Monitoring Infus Berbasis Mikrokontroler Wemos D1 R2, Jurnal, STMIK Atma Luhut, Pangkalpinang.

Mobberley, C;. (2014). Raspberry Pi Hosting Node-Red, diakses tanggal 20 Januari 2020, https://learn.adafruit.com/raspberry-pi-hosting-node-red.

Muhamad, H;. (2017). Sistem Monitoring Infus Menggunakan Arduino Mega 2560, Skripsi, Teknik Informatika, UIN Alauddin, Makassar.

Pandiangan, P;. (2014). Modul Ketidakpastian dan Pengukuran, Universitas Terbuka, Tangerang.

Patel, K.K; Patel, S.M;. (2016). Internet of Things-IOT: Definition, Characteristics, Architecture, Enabling Technologies, Application & Future Challenges,

International Journal of Engineering Science and Computing, 5, 6, 6122-6131.

Pranjoto, H; et al;. (2018). Monitor Sisa Cairan Infus Intravena dengan Penimbang Berat, Jurnal, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Prastyana, H.D;. (2018). Pengamatan Volume Air Bersih Instalasi Pengolahan Air Berbasis Internet of Things (IoT) Menggunakan Arduino UNO dan Raspberry Pi pada PT. Pamapersada Nusantara, Tugas Akhir, D3 Teknologi Instrumentasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Prastyo, E.A;. (2019). Modul ESP32: Arsitektur dan Fitur ESP32 IoT, diakses tanggal 21 Januari 2020, https://www.edukasielektronika.com-arsitektur-dan-fitur-esp32-module-esp32.html.

Rice Lake Weighing System. Load Cell and Weigh Module Handbook., America Module H, diakses tanggal 20 Januari 2020, https://www.ricelake.com/en-us/resources/resource-details/10864.

Sasmoko, D; Wicaksono, Y.A;. (2017). Implementasi Penerapan Internet of Things (IoT) pada Monitoring Infus Menggunakan ESP8266 dan WEB untuk Berbagi Data, Jurnal Ilmiah Informatika, Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer, Semarang.

Suyanti; Yundra, E;. (2019). Rancang Bangun Deteksi Detak Jantung Manusia dengan Metode Pulse Sensor Berbasi IoT (Internet of Things), Jurnal, Teknik Elektro, Universitas Negeri Surabaya.

Wardani, C.K; et al;, (2018). Rancang Bangun Sistem Monitoring Tetes Siklus Periodik Infus Berbasis Arduino pada WEB, jurnal, Jaringan Telekomunikasi Digital, Politeknik Negeri Malang.

81

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kode Program Keseluruhan

1. //LIBRARY

2. #include <WiFi.h>

3. #include "HX711.h"

4. #include <LiquidCrystal_I2C.h>

5. //Inisialisasi 6. HX711 cell(2, 4);

7. LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

8. char WEBSITE[] = "amkarine.mybluemix.net"; //alamat akun Node-Red

9. char* MY_SSID = "Andromax-M5-EFB0"; //SSID Wifi 10. char* MY_PWD = "30000743"; //password Wifi 11. float units;

12. int val = 0;

13. float calibration_factor = 210;

14. int buzzer = 15 ; //inisialisasi buzzer 15. void setup()

16. {

17. pinMode (buzzer, OUTPUT); //inisialisasi buzzer 18. Serial.begin(115200);

19. lcd.init();

20. lcd.backlight();

21. cell.set_scale(calibration_factor);

22. cell.tare();

23. Serial.print("Connecting to "+*MY_SSID);

24. WiFi.begin(MY_SSID, MY_PWD);

25. Serial.println("going into wl connect");

26. while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) //not connected, ...waiting to connect

27. {

28. delay(1000);

29. Serial.print(".");

30. }

31. Serial.println("wl connected");

32. Serial.println("");

33. Serial.println("Credentials accepted! Connected to wifi \n

");

34. Serial.println("");

35. lcd.setCursor(4,0);

36. lcd.print("AMKARINE");

37. }

38. void loop() 39. {

40. delay(1000);

41. WiFiClient client;

42. units = cell.get_units(),10;

43. int unit = units - 30;

44. if (unit < 0) 45. {

46. unit = 0.00;

47. }

48. if (client.connect(WEBSITE, 80)) 49. {

Dokumen terkait