• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pembahasan

Beberapa penelitian mengenai pengaruh minuman beroksigen terhadap latihan fisik telah banyak dilaporkan. Ada beberapa kriteria seseorang dikatakan membutuhkan tambahan oksigen dalam tubuhnya. Diantaranya adalah mereka yang merasa cepat lelah saat berolahraga. 16

Selama latihan fisik, jumlah kebutuhan oksigen meningkat.20 VO2 maks adalah jumlah terbesar oksigen yang dapat dikonsumsi seseorang pada saat kerja keras yang maksimal. VO2 maks dipengaruhi oleh curah jantung, kemampuan respirasi terhadap pengiriman oksigen ke darah dan kemampuan otot selama latihan fisik terhadap penggunaan oksigen. Namun VO2 maks lebih banyak dipengaruhi

oleh sistem jantung daripada sistem pernafasan. Hal ini disebabkan oleh karena jumlah oksigen yang digunakan tubuh tidak pernah melebihi nilai rata – rata oksigen yang dikirim oleh sistem jantung ke jaringan. Alasan ini menunjukkan bahwa ketahanan seseorang dalam melakukan latihan fisik terutama tergantung pada jantung mereka oleh karena berhubungan dengan pengiriman oksigen yang adekuat ke otot selama latihan fisik. Sehingga pengukuran VO2 maks biasanya digunakan untuk menilai ketahanan latihan fisik seseorang. 15,20,21,30,31

Pada beberapa penelitian dilaporkan bahwa subyek dapat melakukan latihan fisik lebih lama pada latihan fisik maksimal setelah mengkonsumsi minuman beroksigen.17 Penelitian sebelumnya menemukan mengenai seorang olahragawan yang diberi minuman air beroksigen memiliki ketahanan fisik yang lebih lama (28 detik). Namun penelitian mengenai air beroksigen ini masih sedikit.16 Jenkins A (2002) melaporkan bahwa minuman beroksigen berpotensial dalam memperbaiki performans latihan fisik. Penelitian Jenkins A ini juga memperlihatkan peningkatan saturasi oksigen pada kelompok yang mendapat minuman beroksigen.35 Young R menyatakan bahwa atlit yang mendapat minuman beroksigen jarang cepat lelah. Young R juga melaporkan dalam suatu penelitian terhadap 8 orang atlit sepeda bahwa semua atlit bersepeda lebih cepat, memiliki kadar asam laktat yang rendah, VO2 maks yang rendah dan denyut jantung yang lebih rendah dengan kecepatan yang sama setelah mengkonsumsi air beroksigen.36

Nilai normal VO2 maks untuk individu yang tidak aktif adalah antara 30 – 40 ml/kg/menit. 15 Nilai VO2 maks pada penelitian ini dengan sample anak laki – laki SLTP adalah 33,5±3,78 ml/kg/menit pada kelompok oksigen dan 34,15±3,39 ml/kg/menit pada kelompok plasebo. Dari data tersebut menunjukkan bahwa VO2

perbedaan bermakna di antara ke dua kelompok. Sehingga penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Young R dkk sebelumnya. Pengukuran nilai VO2 maks yang biasanya digunakan untuk menilai ketahanan latihan fisik tidak dilakukan pada penelitian ini sehingga masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut dan lengkap.

Pada latihan fisik sedang, peningkatan ventilasi terutama disebabkan pada dalamnya pernafasan yang diikuti oleh peningkatan frekuensi nafas. Tetapi pH arteri, PCO2 dan PO2 tetap konstan. Sedangkan pada latihan fisik berat, terjadi penurunan PO2 alveolar.27 Kadar PO2 pada penelitian ini tidak ada dijumpai perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok baik yang minum air beroksigen maupun air putih sebelum dan sesudah latihan fisik.

Peningkatan denyut jantung seimbang terhadap beratnya latihan fisik.14 Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi denyut jantung, yaitu : tipe latihan fisik, posisi tubuh selama latihan fisik, jenis kelamin, kesehatan subyek, dan kondisi lingkungan (panas, dingin dan kelembaban).12

Pada latihan fisik tertentu posisi tubuh dapat mempengaruhi denyut jantung. Dimana pada posisi tegak akan mengakibatkan berkurangnya volume darah ke jantung sehingga menyebabkan isi sekuncup berkurang yang kemudian diikuti dengan peningkatan denyut jantung.24 Suhu yang panas sangat besar pengaruhnya terhadap sistem kardiovaskular, dengan responnya terhadap sistem kardiovaskular menimbulkan keadaan yang sama seperti di atas yaitu berupa peningkatan denyut jantung dan penurunan isi sekuncup dengan tujuan untuk mempertahankan curah jantung.15

Pada penelitian ini sampel melakukan latihan fisik berupa treadmill dengan posisi tegak, tetapi suhu ruangan pada latihan fisik tersebut disesuaikan dengan

suhu ruangan normal yaitu antara 22 – 240C. Namun, pada pada penelitian ini tidak ada dijumpai penurunan denyut jantung pada kelompok yang diberi minuman beroksigen. Tetapi yang terjadi pada puncak latihan fisik adalah berupa peningkatan denyut jantung yang sedikit lebih besar terjadi pada kelompok yang mendapat minuman beroksigen dibandingkan kelompok plasebo dan pada masa pemulihan terjadi penurunan denyut jantung bila dibandingkan dengan puncak latihan. Walaupun begitu, tetap tidak ada perbedaan yang bermakna di antara denyut jantung pada kedua kelompok.

Ukuran jantung pada wanita adalah lebih kecil sehingga menyebabkan isi sekuncup kecil, curah jantung rendah dan denyut jantung submaksimal tinggi bila dibandingkan dengan ukuran jantung pada pria.12 Perbedaan ukuran jantung ini dapat menimbulkan bias pada penelitian ini sehingga sampelnya adalah anak laki – laki saja.

Penelitian ini sesuai dengan penelitan yang dilakukan Porcari JP, dkk (2002) yaitu tidak menemukan adanya pengaruh minuman beroksigen terhadap denyut jantung pada kelompok yang diberi minuman beroksigen.17 Robbins MK, dkk (1992) melaporkan bahwa oksigen tambahan yang diberikan selama masa pemulihan setelah aerobik submaksimal dan maksimal tidak mempengaruhi denyut jantung atau ventilasi secara bermakna.18 Penelitian Baker JD, dkk (2001) memperlihatkan stress terhadap denyut jantung rata – rata dan maksimal menurun setelah mengkonsumsi minuman beroksigen.dikutip dari 37

Sistem pengangkutan oksigen dalam tubuh terdiri atas paru – paru dan sistem kardiovaskular. Pengangkutan oksigen ke jaringan tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru – paru, pertukaran gas yang cukup dalam paru - paru, aliran darah ke jaringan dan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Aliran

darah dipengaruhi oleh konstriksi dari pembuluh darah dalam jaringan dan curah jantung. Jumlah oksigen dalam darah ditentukan oleh jumlah oksigen yang terlarut , jumlah hemoglobin darah dan afinitas hemoglobin terhadap oksigen. 27

Hemoglobin adalah protein yang terdiri dari 4 subunit , masing – masing mengandung hem yang terikat pada rantai polipeptida. Hem adalah kompleks yang dibentuk dari porfirin dan satu atom besi ferro. Masing – masing atom besi dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul oksigen. 27

Oksigen diangkut oleh darah sebagian besar dalam bentuk terikat dengan hemoglobin dan sisanya dalam bentuk terlarut dalam plasma.32 Darah pada orang normal mengandung hemoglobin hampir 15 gam dalam tiap 100 ml darah, dan tiap gam hemoglobin dapat berikatan dengan maksimal kira – kira 1,34 ml oksigen. Oleh karena itu, rata – rata hemoglobin dalam 100 ml darah dapat bergabung dengan total sekitar 20 ml oksigen bila tingkat kejenuhan 100%.30 Konsentrasi hemoglobin dalam darah normal pada wanita 12 - 16 g/dl dan pada laki – laki 14 - 18 g/dl.38

Pada penelitian ini diperoleh Hb rata – rata pada masing – masing kelompok adalah 14,53 g/dl pada kelompok oksigen dan 14,55 g/dl pada kelompok plasebo. Meskipun telah dilakukan intervensi, namun pada penelitian ini tidak dijumpai adanya penurunan maupun peningkatan daripada Hb pada ke dua kelompok. Dimana Hb pada ke dua kelompok berada dalam batas normal. Sehingga oksigen yang berikatan dengan hemoglobin yaitu lebih kurang 19,43. Hal ini dapat disimpulkan kalau kadar hemoglobin tidak mempengaruhi transpor oksigen pada ke dua kelompok baik sebelum maupun sesudah latihan fisik.

Dokumen terkait