• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahun Kabupaten

D. Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

5. Pembahasan Hasil Penelitian

a) Pengaruh investasi daerah terhadap penyerapan tenaga kerja.

Hasil uji hipotesis, nilai probabilitas diperoleh 0,0001 dengan tingkat signifikasi sebesar 5%. Artinya investasi daerah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika investasi di Karesidenan Surakarta meningkat, maka penyerapan tenaga kerja akan bertambah. Artinya dengan bertambahnya investasi maka

0 dL du 2 4-du 4-dL 4

Menolak Ho Bukti Autokorelasi

positif

Daerah Tidak ada keputusan

Menerima Ho atau H*o atau kedua-duanya

Daerah Tidak ada keputusan Menolak H*o Bukti Autokorelasi negatif 1,50 1,69 2,30 2,50 D-W = 2,201

commit to user

kesempatan kerja akan bertambah karena tumbuhnya industri. Begitu juga sebaliknya berkurangnya investasi maka kesempatan kerja akan berkurang.

Investasi daerah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Karesidenan Surakarta, maka penelitian ini sesuai dengan teori (Sukirno, 2000), yang berpendapat bahwa kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional, maka peningkatan ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja. Pertambahan barang modal sebagai akaibat dari investasi akan menambahkan kapasitas produksi di masa yang akan dating, perkembangan ini akan menstimular perubahan produksi nasional dan kesempatan kerja.

Hasil perhitungan variabel investasi daerah di Karesidenan Surakarta pada tahun 2000-2008 mempunyai nilai koefisien sebesar 0,0000968×100000 = 9 dengan arah parameter positif, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan investasi sebesar 1 juta rupiah, maka akan meningkatkan proporsi penyerapan tenaga kerja ± 9 jiwa, dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan.

Berdasarkan sudut pandang ekonomi makro, maka investasi atau penanaman modal merupakan pengeluaran yang menambah modal bagi masyarakat. Modal tersebut dapat berupa penambahan sejumlah uang yang diinvestasikan maupun penambahan pada faktor-faktor produksi. Investasi daerah adalah semua pembelian

commit to user

barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pembelian barang dan jasa yang dimaksud adalah pembelian barang atau jasa pada tahun yang bersangkutan. Artinya bahwa pengeluaran pemerintah daerah tersebut adalah pengeluaran di pasar barang. Pengeluaran pemerintah tersebut tergambar dalam APBD pada sisi pengeluaran pembangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan investasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah mampu meningkatkan proporsi kesempatan kerja.

b) Pengaruh pengeluaran pemerintah daerah terhadap

penyerapan tenaga kerja.

Hasil uji hipotesis, dengan nilai probabilitas 0,0149 pada taraf signifikasi 5%. Artinya pengeluaran pemerintah daerah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika pengeluaran pemerintah daerah di Karesidenan Surakarta meningkat, maka penyerapan tenaga kerja akan bertambah. Begitu juga sebaliknya berkurangnya pengeluaran pemerintah maka kesempatan kerja akan berkurang.

Pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Karesidenan Surakarta, maka penelitian ini sesuai dengan teori (Susanti, 1995), yang berpendapat bahwa alokasi anggaran untuk bantuan diprioritaskan untuk sektor-sektor yang dapat merangsang dan menimbulkan dampak kegiatan ekonomi secara lebih luas dan intensif. Pada nantinya pengeluaran

commit to user

pemerintah tersebut mengakibatkan pertumbuhan pada sektor industri sehingga dapat memperluas lapangan kerja.

Hasil perhitungan variabel pengeluaran pemerintah daerah di Karesidenan Surakarta pada tahun 2000-2008 mempunyai nilai koefisien sebesar 0,0000125×100000 = 1 dengan arah parameter positif, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan pengeluaran pemerintah daerah sebesar 1 juta rupiah, maka akan meningkatkan proporsi penyerapan tenaga kerja ± 1 jiwa, dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan.

Pengeluaran pemerintah daerah merupakan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang berwujud pada dana-dana pembiayaan. Pembiayaan tersebut tidak semuanya disalurkan untuk kebutuhan proyek-proyek pembangunan tetapi sebagian besar dipergunakan untuk pengeluaran rutin. Pada dasarnya pengeluaran pembangunan merupakan sarana untuk mewujudkan kesejahteraan, dengan kata lain untuk meningkatkan kemakmuran secara merata dan serasi antar daerah dan antar golongan, dilaksanakan melalui upaya bidang ekonomi. Prioritas diberikan kepada sektor-sektor yang dapat merangsang dan menimbulkan dampak kegiatan ekonomi secara lebih luas dan intensif. Hal ini sekaligus berarti perluasan lapangan dan kesempatan kerja.

Pengeluaran pemerintah berfungsi untuk membiayai pelayanan atau program pembangunan tertentu. Terdapat hubungan antara

commit to user

perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, prosentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar, sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin membesar. Pada tingkat ekonomi yang lebih lanjut, pembangunan ekonomi berwujud pada aktivitas pemerintah yang beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti halnya program kesejahteraan, program pelayanan kesehatan masyarakat, dan sebagainya.

c) Pengaruh ekspor daerah terhadap penyerapan tenaga kerja

Hasil uji hipotesis nilai probabilitas 0,0448 pada taraf signifikansi 5%. Artinya ekspor daerah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika ekspor daerah di Karesidenan Surakarta meningkat, maka penyerapan tenaga kerja akan bertambah. Artinya dengan bertambahnya ekspor daerah maka kesempatan kerja akan bertambah karena tumbuhnya industri.

commit to user

Begitu juga sebaliknya berkurangnya ekspor maka kesempatan kerja akan berkurang.

Ekspor daerah berpengaruh signifikan, maka penelitian ini sesuai dengan teori (Djojohadikusumo dalam Boediono, 1995), yang berpendapat bahwa tujuan dilakukannya perdagangan internasional salah satunya adalah untuk mengatasi hambatan ekonomi, terutama dalam upaya meningkatkan pendapatan dam memperluas kesempatan kerja.

Hasil perhitungan variabel ekspor daerah di Karesidenan Surakarta pada tahun 2000-2008 mempunyai nilai koefisien sebesar 0,0000184×100000 = 2 dengan arah parameter positif, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan ekspor daerah sebesar 1 juta rupiah, maka akan meningkatkan proporsi penyerapan tenaga kerja ± 2 jiwa dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan.

Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja. Asumsi ini memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor.

Daerah pengekspor akan menggunakan faktor produksi yang melimpah secara intensif. Dengan adanya ekspor, suatu daerah

commit to user

dapat menaikkan produksi barang-barang yang sudah tidak dapat dijual lagi dalam negeri tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Perluasan pasar yang terjadi akan mendorong sektor produktif untuk mengadakan teknik produksi yang lebih tinggi produktifitasnya dan memperluas produksi, sehingga dapat memperluas kesempatan kerja di daerah.

commit to user

BAB V

Dokumen terkait