BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Dari tabel 37 terlihat bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi otot antara aktivitas fisik submaksimal waktu pendek dengan aktivitas fisik submaksimal waktu panjang. Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa kadar MDA aktivitas fisik submaksimal waktu pendek sebesar 222,380 mmol/L. Kadar MDA aktivitas fisik submaksimal waktu panjang 196,60 mmol/L. Hasil ini menunjukkan aktivitas fisik submaksimal waktu
pendek mempengaruhi perubahan kondisi otot lebih jelek atau kerusakan otot lebih besar dibanding aktivitas fisik submaksimal waktu panjang. Kadar MDA yang tinggi menunjukkan kerusakan otot besar. Kerusakan ini karena pembentukan radikal bebas yang meningkat atau pembentukan antioksidan yang tidak seimbang dengan pembentukan radikal bebas ( Kin, J.D. et al 1996:123 ). Peningkatan pembentukan radikal bebas pada olahraga yang berat berasal dari peningkatan jumlah lekosit, peningkatan aktivitas enzim xantindehidrogenase ( Bachi,. D 2000: 149). Hal ini sesuai dengan (Cooper
2001:83), olahraga yang dilakukan hendaknya dengan intensitas rendah , peningkatan denyut jantung tidak melebihi 80 % dari denyut jantung maksimal. Castel, (1997:738) dalam penelitiannya menemukan bahwa atlet yang melakukan latihan dengan intensitas berat antibodi tubuh akan menurun sehingga terjadi peningkatan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas ). Para atlet akan mengalami penurunan aktivitas system imun saat menjalani pelatihan berat menjelang kompetisi tingkat Nasional. Akhirnya harus ada perhatian yang lebih terhadap atlet yang melakukan olahraga dengan intensitas yang berat (Strenuous Submaximal intencity ) dibanding atlet yang melakukan olahraga dengan prolong submaximal intencity. Beberapa aktivitas olahraga dalam keadaan hipoksia juga perlu perhatian khusus.
Misalnya : latihan fisik ditempat yang tinggi dari permukaan laut, seseorang dengan gangguan kardio vaskuler atau pada week end atlet.
2) Hipotesis 2.
Terdapat perbedaan pengaruh terhadap kondisi otot antara pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dengan pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik Tabel 37 ; F.hit. 22,052 > F.tb .4,15
Pada tabel 16 terlihat antioksidan vitamin yang diberikan sebelum aktivitas fisik MDA plasma 225,030 mmol/L dan antioksidan vitamin yang diberikan sesudah aktivitas fisik sebesar 193,950 mmol/L. Ini berarti pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik berpengaruh terhadap kondisi otot lebih jelek atau kerusakan otot lebih besar dibanding pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik. Dengan kata lain pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik atau setelah olah raga berpengaruh lebih optimal dibanding pemberian antioksidan vitamin sebelum olahraga. Kebiasaan minum antioksidan vitamin sebelum olahraga, seperti vitamin C, Redoxon, Juice buah, dan sebagainya, sebaiknya diubah diminum setelah olahraga.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Lenn, J et. al
2002:237) bahwa perubahan kondisi otot mulai meningkat 24 jam setelah olah raga, mencapai puncaknya 48 jam – 72 jam setelah olah raga dan kembali normal setelah 168 jam. Apabila antioksidan diberikan sebelum olah raga manfaatnya kecil, karena pambentukan radikal bebas masih sedikit, sehingga tubuh masih mampu menangkal serangan radikal bebas dengan pembentukan antioksidan endogen (Haliwell 1996:246). Menurut (Cooper 2001:48) untuk hidup sehat harus berpola antioksidan yang meliputi empat langkah.
- Lakukan olah raga dengan intensitas rendah. Peningkatan denyut jantung tidak boleh melebihi 80% dari denyut jantung maksimal.
- Perlunya penggunaan senyawa antiokasidan setiap hari.
- Pentingnya pengaturan diet dan cara memasak yang benar supaya sifat antioksidan tidak rusak.
- Pengaturan gaya hidup yang bebas dari senyawa radikal bebas. 3) Hipotesis 3
Terdapat perbedaan pengaruh antara tingkat kebugaran rendah, dengan tingkat kebugaran tinggi, terhadap kondisi otot. Tb.37 ; Fhit.61,971 > F.tb.4,15.
Pada Tabel. 16 terlihat kadar MDA plasma pada tingkat kebugaran rendah 218,700 mmol/L. Kadar MDA plasma pada tingkat kebugaran tinggi 200,220mmol/L. Ini berarti seseorang dengan tingkat kebugaran rendah setelah melakukan olah raga kondisi otot yang disebabkan oleh senyawa radikal bebas lebih jelek atau kerusakan otot lebih besar dibanding dengan tingkat kebugaran tinggi. Tingkat kebugaran dalam penelitian ini memakai ukuran besarnya VO2maks. Makin besar VO2maks, makin tinggi tingkat kebugaran seseorang. Untuk meningkatkan tingkat kebugaran adalah dengan meningkatkan VO2maks.
Untuk menangkal senyawa oksidan(radikal bebas) yang terbentuk selama olah
raga, tubuh akan membentuk antioksidan seperti superoksid dismutase
Makin tinggi VO2maks, seseorang makin mampu menangkal serangan radikal bebas. Menurut Natale, V.M (2003:219) peningkatan pembentukan radikal bebas setelah olahraga antara lain disebabkan oleh meningkatnya jumlah lekosit ( Lekositosis ) sewaktu olahraga. Semakin kurang bugar atlets VO2maks. makin rendah dan semakin berat olahraga yang dijalankan, semakin tinggi pembentukan radikal bebas. Ini berarti semakin kurang bugar , kondisi otot setelah olahraga semakin jelek.
4) Hipotesis 4.
Terdapat interaksi antara aktivitas fisik submaksimal dengan pemberian antioksidan vitamin terhadap kondisi otot.
Dari tabel. 37 FAB = 17,892 Ftabel (0, 95; 1:3); 4,15 maka Fhitung > Ftabel. Ini berarti terdapat interaksi antara aktivitas fisik submaksimal dengan pemberian antioksidan vitamin terhadap kondisi otot.
Tabel 14 menunjukkan kadar MDA plasma pada aktivitas fisik submaksimal waktu pendek dengan pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik sebesar 120,000mmol/L. sedangkan kadar MDA pada aktivitas submaksimal waktu panjang dan pemberiam antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik sebesar 97,840mmol/L. Ini berarti kondisi otot atau kerusakan otot terjadi lebih besar pada aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dibanding latihan submaksimal waktu panjang dan pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik.
Implikasi dari hasil penelitian ini untuk menghindari dari kerusakan kondisi otot akibat aktivitas fisik atau olahraga, maka latihan dilakukan waktu panjang (intensitas ringan) dan pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik . 5) Hipotesis 5.
Terdapat interaksi antara aktivitas fisik submaksimal dengan tingkat kebugaran.terhadap kondisi otot. Dari table 37 Fhitung = 12,147 dan Ftabel = 4,15 Fhitung > Ftabel.
Ini berarti terdapat interaksi antara aktivitas fisik submaksimal dengan tingkat kebugaran, terhadap kondisi otot. Tingkat perubahan kondisi otot atau kerusakan otot dapat dilihat dari kadar MDA pada tabel.15. Pada aktivitas fisik submaksimal waktu pendek dan tingkat kebugaran rendah kadar MDA plasma 122,400mmol/L, pada aktivitas fisik submaksimal waktu panjang dan tingkat kebugaran tinggi kadar MDA plasma 93,970mmol/L. Makin tinggi kadar MDA kondisi otot atau kerusakan otot makin jelek.
Ini berarti kondisi otot atau kerusakan otot lebih jelek pada aktivitas fisik submaksimal waktu pendek dan tingkat kebugaran rendah dibanding aktivitas fisik submaksimal waktu panjang dan tingkat kebugaran tinggi. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah untuk mengurangi kerusakan kondisi otot pada tingkat kebugaran rendah ( week end atlet ) maka tingkat kebugaran harus ditingkatkan melalui aktivitas fisik waktu panjang .
6) Hipotesis 6.
Terdapat interaksi antara waktu pemberian antioksidan vitamin dengan tingkat kebugaran terhadap kondisi otot.
Dari Tabel 37 Fhitung = 7,819; Ftabel = 4,15 dan Fhitung > Ftabel. Ini berarti terdapat interaksi antara waktu pemberian antioksidan vitamin dengan tingkat kebugaran. Untuk melihat kondisi otot pada interaksi ini dapat dilihat pada tabel. 17. Kadar MDA plasma pada pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik pada tingkat kebugaran rendah sebesar 114,390 mmol/L, kadar MDA plasma pada pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik pada tingkat kebugaran tinggi 110,640mmol/L. Makin tinggi kadar MDA plasma, makin jelek kondisi otot atau kerusakan otot lebih besar. Pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran tinggi.memberikan kerusakan otot lebih kecil atau kondisi otot lebih baik dibanding pemberian antioksidan sebelum aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran rendah.
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah untuk mengurangi kerusakan otot atau supaya kondisi otot lebih baik, maka pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik lebih penting pada tingkat kebugaran rendah dibanding dengan seseorang dengan tingkat kebugaran tinggi.
7) Hipotesis 7.
Terdapat interaksi antara aktivitas fisik submaksimal, waktu pemberian Antioksidan vitamin dan tingkat kebugaran terhadap kondisi otot.
Pada Tabel. 37, Fhitung = 11,111 dan Ftabel = 4,15 ; Fhitung > Ftabel. Ini berarti tedapat interaksi anatara aktivitas fisik submaksimal, waktu pemberian antioksidan vitamin dan tingkat kebugaran terhadap kondisi otot.
Pada table 17 Kadar MDA plasma pada aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antiokasidan sebelum aktivitas fisik dan pada tingkat kebugaran rendah 65,870mmol/L, sedangkan kadar MDA plasma pada aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi sebear 43,730mmol/L. Ini berarti kondisi otot atau kerusakan otot lebih jelek pada aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, waktu pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah dibanding aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan sesudah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi.
Implikasi dari hasil ini adalah untuk mencegah kondisi otot jelek atau kerusakan otot, maka olahraga dilakukan dengan intensitas waktu panjang ( ringan ), pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dan berusaha meningkatkan tingkat kebugaran.
8) Hipotesis 8.
Terdapat perbedaan pengaruh antara kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran rendah dengan kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran rendah.
Dengan uji analisis varian satu jalur halaman 142 diperoleh sebagai berikut:
Untuk melihat signifikasi perbedaan tersebut hasil Scheffe ; Fhitung 113,593 dan Ftabel 5,32 ; Fhitung > Ftabel
Ada perbedaaan yang signifikan terhadap kondisi otot antara kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah dengan kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah.
Apabila dilihat dari kondisi otot berdasarkan Kadar MDA plasma dapat dilihat pada Tabel. 17. Kadar MDA aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah sebesar 65,870 mmol/L, sedangkan kadar MDA plasma aktivitas submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah 48,52mmol/L.
Ini berarti kondisi otot atau kerusakan otot lebih jelek pada kombinasi aktivitas fisik sub maksimal waktu pendek, waktu pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah dibanding kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, waktu pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah. 9) Hipotesis 9.
Tidak terdapat perbedaan pengaruh kondisi otot antara kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi dengan kombinasi
aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi.
Dari uji analisis varians diperoleh Fhitung3,96; Ftabel 5,32 ; Fhitung < Ftabel. Ini berarti tidak terjadi perbedaan pengaruh yang signifikan antara kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi dengan kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi.
Bila dilihat pada Tabel. 17 kadar MDA plasma pada kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik tingkat kebugaran tinggi 54,130 mmol/L. Kadar MDA pada aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sebelum aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi 54,240mmol/L. Walaupun terjadi perbedaan kadar MDA, namun secara statistik perbedaan itu tidak signifikan.
10) Hipotesis 10
Tidak terdapat perbedaan pengaruh terhadap kondisi otot antara kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah dengan kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah.
Fhitung 1,70;Ftabel 5,32 : Fhitung < Ftabel Ini berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh antara kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah dengan kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah.
Bila dilihat kadar MDA plasma pada Tabel 17. aktivitas fisik submaksimal waktu pendek,pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah 56,530 mmol/L sedangkan aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, pemberian antioksidan vitamin sesudah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran rendah 54,110 mmol/L.
Walaupun terjadi perbedaan kadar MDA plasma, perbedaan itu secara statistik tidak signifikan.
11) Hipotesis 11.
Tidak terdapat perbedaan pengaruh terhadap kondisi otot antara kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, waktu pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi dengan kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, waktu pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi.
Pada uji analisis varians hal 146 terlihat:
Fhitung 0,79 ; Ftabel 5,31 ; Fhitung < Ftabel Ini berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, waktu
pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi dengan kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu panjang, waktu pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi.
Bila dilihat dari kadar MDA plasma pada Tabel 17 kombinasi aktivitas fisik submaksimal waktu pendek, waktu pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi 45,850 mmol/L sedangkan kadar MDA plasma kombinasi aktivitas submaksimal waktu panjang, waktu pemberian antioksidan vitamin setelah aktivitas fisik dan tingkat kebugaran tinggi 43,730 mmol/L.
Walaupun terjadi perbedaan Kadar MDA namun secara statistik perbedaan tidak signifikan.