• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan

2. Pembahasan

2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

Peneliti akan mencoba menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

Sesuai dengan teori prilaku yang dikemukakan oleh Green (1980) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, serta faktor pendorong (Notoatmodjo, 2007).

2.1.1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi merupakan faktor pencetus yang berfungsi untuk memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang terwujud dalam pengetahuan dan sikap.

a. Pengetahuan

Pengetahuan (kognitif) merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk persepsi, sikap, dan perilaku seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan dibagi menjadi enam tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu tahu (know), memahami (comprehensive), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2003).

Hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 03 Talang Mandi, didapatkan data bahwa mayoritas siswa memiliki pengetahuan yang baik terhadap program UKS terutama dalam penyelenggaraan pendidikan kesehatan yaitu salah satu cara hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan (n=75 ; 100%). Secara menyeluruh, pengetahuan siswa terhadap program UKS atau yang lebih dikenal sebagai TRIAS UKS yang berisikan penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat mencapai diatas 90%. Jika dilihat dari karakteristik responden yang mayoritas berusia 8-14 tahun (anak usia sekolah dasar) menandakan siswa sudah siap dalam menerima berbagai pengalaman yang dilihat, didengar, dan dialaminya, termasuk pengetahuan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mursyid (2009) tentang pelaksanaan program UKS di Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan 2003-2004 yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan anak didik tentang program UKS yang dilaksanakan di sekolah sebagian besar pada kategori baik.

b. Sikap

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan, akan tetapi predisposisi perilaku atau reaksi tertutup. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah

melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2005).

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa siswa SDN 03 Talang Mandi memiliki sikap yang baik terhadap pelaksanaan UKS. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas responden menyatakan bahwa mereka harus mencuci tangan menggunakan air bersih sebelum dan sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya, perlu mengikuti pemeriksaan gigi dan mulut yang diadakan di sekolah, menjaga kebersihan diri agar terhindar dari penyakit, dan bekerjasama daam membersihkan lingkungan sekolah (n=75 ; 100%). Hasil ini menunjukkan bahwa siswa SDN 03 Talang Mandi memiliki respon yang baik terhadap pelaksanaan program UKS.

2.1.2. Faktor Pendukung

Faktor pendukung sebagai sesuatu yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa SDN 03 Talang Mandi dalam pelaksanaan program UKS. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada variabel sarana dan prasarana.

a. Sarana dan Prasarana

Mayoritas responden menyatakan bahwa imunisasi di sekolah diadakan oleh petugas kesehatan (n=74 ; 98,7%), di setiap kelas disediakan tempat sampah untuk menjaga kelas tetap bersih (n=74 ; 98,7%), dan sebanyak 57 responden (76,0%) yang menyatakan bahwa mecuci tangan sebelum dan sesudah makan diajarkan disekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyediaan sarana

dan prasarana di SDN 03 Talang Mandi sangat membantu dalam terlaksananya program UKS.

Pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan gabungan antara upaya pendidikan dan pelayanan kesehatan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik (Effendi, 1998). Hal ini seiring dengan putusan Hasil Rakernas di Mojokerto dan Solo (2004) yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang memadai dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan status kesehatan lingkungan di sekolah.

Penyediaan sarana dan prasarana yang baik di SDN 03 Talang Mandi juga dapat dilihat dari fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah seperti gedung permanen, memiliki 6 ruang belajar, 1 kantor dan didalamnya terdapat ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, dan kamar mandi yang terpisah antara laki-laki dan perempuan (Data SDN 03 Talang Mandi, 2013).

2.1.3. Faktor Pendorong

Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2005). Menurut Dignan & Carr, 1992, faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku orang yang berpengaruh dalam hidupnya (Togatorop, 2007). Hasil penelitian pada siswa di SDN 03 Talang Mandi menunjukkan bahwa guru mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS. Ini tidak jauh berbeda dengan sub variabel petugas kesehatan yang juga mempunyai peran dalam mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan faktor UKS.

a. Guru

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-undang No. 14 Tahun 2005). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana mayoritas responden memberikan penilaian yang hampir sama terhadap peran guru dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi. Mayoritas responden menyatakan bahwa guru memberian penyuluhan tentang manfaat olahraga bagi kesehatan (n=74 ; 98,7%).

Kunci pendidikan kesehatan di sekolah merupakan tanggungjawab guru, dimana sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Guru memberikan pengaruh besar dalam perubahan perilaku peserta didiknya karena guru yang bertanggung jawab dalam mengawasi peserta didik selama di sekolah begitu juga dalam perilaku kesehatan. Dalam penelitian di SDN 03 Talang Mandi ini mayoritas responden menyatakan bahwa guru mengajarkan cara menjaga lingkungan sekolah dan rumah serta memotivasi siswa untuk mengerjakan kerja bakti membersihkan pekarangan sekolah (n=73 ; 97,3%).

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Masita (2009) tentang pelaksanaan program UKS dan kebiasaan hidup bersih sehat di SD RA Kartini Kota Tebing Tinggi yang menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan di SD RA Kartini tidak terlepas dari dukungan guru sebagai penanggunng jawab program UKS sehingga dapat berjalan dengan baik.

b. Petugas Kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kesehatan memberikan pengaruh cukup baik kepada siswa SDN 03 Talang Mandi. Mayoritas siswa menyatakan bahwa petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan gigi dan mulut (n=71 ; 94,7%). Namun mayoritas siswa menyatakan untuk menjelaskan tentang pemanfaatan penerangan di dalam ruangan kelas, masih kurang di lakukan oleh petugas kesehatan (n=51 ; 68%). Hal ini menjadi salah satu alasan bagi pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi belum terlaksana dengan maksimal. Kurangnya pengaruh petugas kesehatan di SDN 03 Talang Mandi dikarenakan jadwal kedatangan petugas yang tidak sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

Dokumen terkait