• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.9. Pembahasan

5.9.1. Gambaran Angka Kematian Korban dalam Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Medan pada Tahun 2010-2012

Kematian dalam kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dengan konsekuensi yang sama beratnya dengan berbagai penyakit yang mematikan, seperti penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler. Di seluruh dunia dilaporkan bahwa hampir 1,24 juta orang yang meninggal di jalan setiap tahunnya. Pada tahun 2020, kecelakaan lalu lintas diperkirakan akan menjadi kontributor ketiga terbesar sebagai beban global penyakit dan cedara (WHO, 2013). Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan sarana dan alat transportasi, terjadi juga peningkatan kecelakaan lalu lintas. Data dari Kepolisian menyebutkan bahwa pertambahan kendaraan bermotor di Indonesia sekitar 5-10% per tahun dan angka kejadian kecelakaan sekitar 32,4% dari semua kendaraan pada tahun 2004 (Riyadina, 2009). Di Indonesia sendiri kecelakaan lalu lintas termasuk ke dalam tiga penyebab kematian tertinggi (Dephub, 2011).

Dari hasil yang didapat berdasarkan pencatatan dari data sekunder yang merupakan visum et repertum dari instalasi forensik RSUP Haji Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi, pada tahun 2010 terdapat 66 kasus kematian dalam kecelakaan lalu lintas kemudian pada tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi 99 kasus. Namun, pada tahun 2012 terjadi penurunan kembali menjadi 76 kasus.

Penurunan yang terjadi bisa disebabkan oleh karena terjadi perbaikan dalam hal regulasi lalu lintas dan keselamatan berkendara.

5.9.2. Karakteristik Korban Meninggal Dunia Dalam Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Medan Pada Tahun 2010-2012

Dalam penelitian ini didapat 192 (82,4%) kasus laki-laki yang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas dan 41 (17,6%) kasus perempuan. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhang (2013) di Cina yang memperoleh hasil bahwa persentase laki-laki yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas sebanyak 75,9% dari keseluruhan kasus. Persentase tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan perempuan yang persentasenya hanya sebesar 24,1% dari keseluruhan kasus. Penelitian lain yang juga sejalan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2012) di Banda Aceh yang memperoleh hasil bahwa persentase laki-laki yang meninggal dunia sebesar 87,23% dari keseluruhan kasus dan perempuan 12,77% dari keseluruhan kasus. Laki-laki sering kali berperan sebagai tulang punggung keluarga, sehingga laki-laki lebih sering beraktivitas di luar rumah dibandingkan dengan wanita (Farooq, 2011). Jumlah laki-laki yang memiliki kendaraan juga lebih banyak apabila dibandingkan dengan perempuan. Jumlah laki-laki yang bekerja sebagai supir maupun mekanik kendaraan bermotor juga lebih banyak dibandingkan perempuan. Selain itu, laki-laki juga memiliki kecenderungan untuk mengambil risiko saat berkendara dibandingkan dengan perempuan (WHO, 2002). Hal- hal tersebutlah yang meningkatkan risiko laki-laki terhadap kecelakaan lalu lintas dibandingkan perempuan.

Rata-rata usia korban meninggal dunia dalam penelitian ini ialah 32,66 tahun ± 16,55, dengan nilai median 27 tahun, serta rentang usia korban ialah 4 tahun hingga 81 tahun. Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok usia terbanyak yang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas ialah kelompok usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 64 orang (27,5%). Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Singh (2004) di Kota Rohtak, India yang mendapatkan bahwa kelompok usia terbanyak yang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas ialah kelompok usia

21-30 tahun, yaitu sebanyak 27,3% dari keseluruhan kasus. Menurut Hunter (1975) dalam Kartika (2009), hal ini dikarenakan pada usia dewasa muda terdapat sikap tergesa-gesa dan kecerobohan. Pada usia tersebut juga seorang pengemudi biasanya masih pemula dengan tingkat emosi yang belum stabil.

Tingginya angka kematian dalam kecelakaan lalu lintas pada kelompok usia 21-30 tahun, yang merupakan kelompok usia yang sedang produktif, memberi dampak yang kurang menguntungkan terhadap ekonomi keluarga serta masyarakat (Ngo, 2012). Oleh karena itu ada baiknya apabila strategi pencegahan ditargetkan secara khusus pada kelompok usia tersebut. Pada penelitian ini kelompok usia dengan persentase terendah ialah kelompok usia <10 tahun yaitu sebanyak 4 kasus (1,7%). Hal tersebut dapat berkaitan dengan rendahnya mobilitas pada kelompok usia tersebut.

5.9.3. Gambaran Waktu Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas yang Menyebabkan Korban Meninggal di Kota Medan pada Tahun 2010-2012

Berdasarkan waktu terjadinya, kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban meninggal dunia mencapai puncaknya pada pukul 17.00-20.59 yaitu sebanyak 51 kasus (21,9%). Hal ini dapat terjadi akibat pengemudi yang lelah dan lengah setelah beraktivitas sepanjang hari. Didukung juga dengan rendahnya regulasi lalu lintas pada jam-jam tersebut.

5.9.4. Gambaran Hari Kecelakaan Lalu Lintas yang Menyebabkan Korban Meninggal di Kota Medan pada Tahun 2010-2012

Berdasarkan hari terjadinya kecelakaan, terdapat variasi dalam proporsinya mulai dari yang terendah yaitu pada hari Jumat sebanyak 27 kasus (11,6%) hingga yang tertinggi pada hari Rabu sebanyak 39 kasus (16,7%). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan yang diperoleh dalam penelitian Zhang (2013) di Cina yang memperoleh hasil bahwa hari Rabu memiliki proporsi tertinggi (15%) sebagai hari terjadinya kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

5.9.5. Gambaran Bulan Kecelakaan Lalu Lintas yang Menyebabkan Korban Meninggal di Kota Medan pada Tahun 2010-2012

Jumlah kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa mencapai puncaknya pada bulan Desember yaitu sebanyak 29 kasus (12,4%). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan yang didapatkan oleh Ngo (2012) di Vietnam yang memperoleh hasil bahwa bulan Desember merupakan bulan dengan jumlah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia terbanyak. Tingginya angka kejadian kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia pada bulan Desember dapat disebabkan oleh karena pada bulan Desember terdapat hari raya keagamaan serta perayaan pergantian tahun yang mendorong meningkatnya penggunaan jalan dan peningkatan mobilitas masyarakat pada bulan tersebut.

5.9.6. Gambaran Lokasi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas yang Menyebabkan Korban Meninggal di Kota Medan pada Tahun 2010-2012

Berdasarkan hasil penilitian ini juga didapatkan bahwa Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Labuhan adalah lokasi tersering kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban meninggal dunia yaitu sebanyak 34 kasus (34,6%). Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang diperoleh Sinaga (2012) yang dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa Kecamatan Medan Sunggal adalah lokasi kecelakaan tersering di Kota Medan dengan proporsi sebesar 18,1% dari keseluruhan kasus. Tingginya persentase kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban jiwa pada kedua kecamatan tersebut dapat disebabkan oleh karena jalan yang terdapat di kecamatan tersebut merupakan jalan menuju kawasan-kawasan industri di Kota Medan yang sering dilalui oleh kendaraan berukuran besar seperti kontainer serta truk bertonase tinggi. Sehingga apabila terdapat kecelakaan antara kendaraan berukuran kecil dengan kendaraan yang lebih besar tentu saja dampak terhadap kendaraan yang berukuran kecil akan lebih fatal. Selain itu, dengan seringnya jalan dilewati oleh kendaraan berukuran besar, maka kerusakan pada jalan akan timbul lebih cepat. Apabila pemeliharaan terhadap jalan tidak dilakukan dengan baik, maka jalan-jalan yang rusak tersebut dapat memicu kecelakaan lalu lintas.

5.9.7. Gambaran Penyebab Kematian Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Medan pada Tahun 2010-2012

Berdasarkan penyabab kematian, trauma kepala merupakan penyebab kematian tersering dengan angka kejadian sebesar 165 kasus (70,8%). Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil yang didapatkan oleh Singh (2004) yang memperoleh hasil bahwa trauma pada kepala merupakan lokasi trauma yang paling sering menimbulkan kematian, yaitu sebesar 77,7% dari keseluruhan kasus. Penelitian lain yang juga mendukung hasil penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kuchewar (2012) di Kota Aurangabad, India yang memperoleh hasil bahwa trauma kepala terjadi pada 49,5% korban meninggal dunia. Selain itu, terdapat juga penelitian lain yang mendukung hasil dalam penelitian ini yaitu penelitian Cahyadi (2012) di Kota Yogyakarta yang memperoleh hasil bahwa trauma kepala terjadi pada 80,65% dari keseluruhan kasus. Tingginya kejadian trauma pada kepala yang mencakup sebagian besar dari kasus kecelakaan lalu lintas ini padahal bisa dicegah dengan penggunaan helm standar maupun penggunaan sabuk pengaman. Trauma kepala merupakan salah satu penyebab kematian utama di kalangan usia produktif, khususnya di negara berkembang. Hal ini diakibatkan karena mobilitas yang tinggi di kalangan usia produktif sedangkan kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah, di samping itu diperberat juga oleh faktor penanganan pertama yang belum baik serta rujukan yang terlambat (Hadi, 2012).

Dokumen terkait