• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Pembahasan

Penelitian ini menguji pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan,

leverage, dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap beberapa hipotesis dalam penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Tax Avoidance.

1. Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

Hasil pengujian hipotesis pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima membuktikan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap tax avoidance yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0.944. Temuan penelitian ini bermakna bahwa tinggi atau rendahnya variasi penghindaran pajak (tax avoidance) tidak ditentukan oleh variabel corporate governance.

Dengan kata lain tinggi atau rendahnya persentase saham yang dimiliki manajemen dan institusi dibandingkan dengan jumlah saham yang diterbitkan atau saham beredar tidak akan memberikan dampak yang berarti terhadap perilaku penghindaran pajak. Tinggi atau rendahnya jumlah komisaris independen terhadap jumlah total dewan komisaris tidak akan memberikan dampak yang berarti terhadap perilaku penghindaran pajak. Jumlah anggota komite audit dalam

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

perusahaan dan kualitas audit perusahaan juga tidak memberikan dampak yang berarti terhadap perilaku penghindaran pajak.

Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil peneltian terdahulu (Maharani dan Suardana 2014; Dewi dan Jati 2014; Annisa dan Kurniasih 2012) dimana variabel

corporate governance tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap tax avoidance

Dari hasil uji t diperoleh bahwa nilai signifikansi ukuran perusahaan adalah .047. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2016, maka hipotesis keenam diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugroho (2011), Adelina (2012), Fatharani (2012), Darmawan (2014) dan Calvin (2015) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tax avoidance.

Perusahaan yang dikelompokkan ke dalam ukuran yang besar (memiliki aset yang besar) akan cenderung lebih mampu dan lebih stabil untuk menghasilkan laba jika dibandingkan dengan perusahaan dengan total aset yang kecil (Indriani, 2005 dalam Rachmawati dan Triatmoko, 2007).

Berdasarkan teori agensi, sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan oleh agent untuk memaksimalkan kompensasi kinerja agent, yaitu dengan cara menekan beban pajak perusahaan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan. Teori kekuasaan politik menyatakan bahwa perusahaan besar akan lebih agresif untuk melakukan penghindaran pajak agar mencapai penghematan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

beban pajak yang optimal karena memiliki sumber daya yang besar untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) yang dikehendaki dan menguntungkan perusahaan termasuk untuk melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

3. Pengaruh leverage terhadap tax avoidance

Pada Tabel 10. dari hasil pengujian untuk variabel leverage yaitu nilai signifikansi sebesar 0.845, dapat disimpulkan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Sari (2013) yang menyatakan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

tax avoidance. Semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari hutang pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari hutang tersebut yang akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan tidak menjadikan perusahaan melakukan pembiayaan dengan hutang sebesar-besarnya (Kurniasih dan Sari, 2013:61).

Ramlall (dalam Margaretha dan Ramadhan, 2010:120) menyatakan bahwa struktur modal yang optimal terjadi apabila interest tax shield seimbang dengan

leverage related cost seperti financial distress dan bankruptcy. Untuk menghindari adanya penggunaan hutang 100% maka diperhitungkan juga biaya hutang atau financial distress yang disebut juga cost of bankruptcy yang menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai keuntungan optimal dari

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

pembiayaan 100% hutang. Cost of bankruptcy meliputi biaya langsung berupa biaya hukum dan administrasi likuidasi perusahaan termasuk di dalamnya biaya reorganisasi serta biaya-biaya tidak langsung. Perusahaan juga cenderung menggunakan sumber pembiayaan internal, lalu hutang dan terakhir menggunakan equity.

Namun hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Richardson dan Lanis (2007) yang menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan tingkat leverage yang tinggi akan mengakibatkan beban pajak yang rendah dimana biaya bunga yang ditimbulkan oleh pembiayaan dengan hutang merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari pajak (tax deductible). Hal ini membuat perusahaan lebih memilih untuk melakukan kegiatan modal dengan hutang supaya dapat memanfaatkan keuntungan dari beban pajak yang ditimbulkan.

4. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap tax avoidance

Hasil uji hipotesis kedelapan dapat dilihat pada Tabel 10., variabel corporate social responsibility mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.035. Hal ini berarti menerima hipotesis kedelapan sehingga dapat dikatakan bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2012), Watson (2011), Huseynov dan Klamm (2012), serta Hoi et al (2013).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Perusahaan dengan peringkat rendah dalam CSR dianggap tidak bertanggung jawab sosial sehingga lebih agresif dalam menghindari pajak (Hoi et al, 2013). Perusahaan yang lebih bertanggung jawab sosial diharapkan bersifat kurang agresif terhadap pajak.

Pengurangan beban pajak dapat dilihat sebagai suatu hal yang biasa dalam perusahaan, karena dengan pengurangan biaya dapat meningkatkan profitabilitas, meningkatkan kekayaan pemegang saham. Tetapi pajak juga bergantung pada peraturan untuk mendukung program-program sosial pemerintah. Tindakan penghindaran pajak dilihat oleh beberapa orang sebagai tindakan tidak bertanggung jawab secara sosial, sebagai perusahaan tidak membayar dengan adil.

Mengingat bahwa perusahaan memiliki banyak stakeholder baik internal dan eksternal. Aktivitas CSR merupakan suatu tindakan yang tidak hanya memperhitungkan ekonomi tetapi juga sosial, lingkungan dan dampak lain dari tindakan yang dilakukan perusahaan sendiri sebagai bentuk tanggung jawab kepada para stakeholder. Tindakan agresivitas penghindaran pajak dipandang sebagai tindakan yang tidak etis dan tidak bertanggung jawab oleh publik, oleh karena itu tindakan penghindaran pajak tidak konsisten dengan CSR (Hoi et al, 2013).

5. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan CSR berpengaruh terhadap tax avoidance secara simultan

Hasil uji hipotesis kedelapan dapat dilihat pada Tabel 10. dengan nilai signifikansi (0,039) < alpha (0,05) yang artinya terdapat pengaruh

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

secara bersama-sama variabel independen dalam hal ini corporate governance, ukuran perusahaan, leverage, dan corporate social responsibility terhadap variabel dependen yaitu tax avoidance.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Dokumen terkait