• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Sudah dikemukakan di atas bahwa hasil penelitian mengenai kebiasaan proaktif mahasiswa semester III P rogram Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2006, menunjukkan bahwa kebiasaan proaktif mahasiswa kurang tinggi atau belum ideal dan perlu ditingkatkan.

Kedua kategori pertama yakni ”sangat tinggi” dan ”tinggi” dapat dianggap telah mencapai tingkat yang diidealkan; kedua kategori ini disatukan dalam pembahasan yaitu tinggi. Sebaliknya kedua kategori lainnya yakni ”rendah”, dan ”sangat rendah” dapat dianggap belum mencapai tingkat yang diidealkan. Untuk membatasi pembahasan sekaligus menghindari pengulangan yang tidak perlu, kedua penggolongan tinggi dan rendah yang diikuti.

Ada sebagian responden (45%) yang berpandangan bahwa kebiasaan proaktifnya termasuk tinggi. Ada beberapa keuntungan jika mahasiswa proaktif. Pertama, mahasiswa menjadi pemimpin bagi diri sendiri yang mampu mengambil tanggung jawab atas diri sendiri berdasarkan nilai-nilai hidup yang diyakininya. Apabila mahasiswa telah menunjukkan watak atau karakter yang kuat dan kecakapan yang tinggi, maka orang lain akan memulai menerimanya sebagai pribadi yang layak dipercaya.

Kedua, mahasiswa mampu meningkatkan kepercayaan dengan orang lain yang dapat mendukung keberhasilannya dalam menjalin hubungan dengan orang-orang sekitarnya. Dengan kepercayaan dari orang lain akan

mengakrabkan hubungan antar pribadi. Kepercayaan akan membuat mahasiswa lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya karena mahasiswa yang bersangkutan sudah terlatih untuk menentukan sikap dan tindakan secara positif terhadap apa pun yang dialami dalam kehidupannya.

Ketiga, mahasiswa mampu menghargai perbedaan cara pandang terhadap sesuatu hal. Dia tahu bagaimana cara memanfaatkan perbedaan itu. Menghormati perbedaan berarti memberi kebebasan berpikir kepada orang lain dan diri sendiri untuk mau bersikap terbuka terhadap pandangan masing-masing.

Keempat, mahasiswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihannya. Apabila pilihannya salah, ia akan dengan segera merubah atau memperbaiki kesalahan yang bersangkutan dan tidak larut dalam penyesalan.

Tanda-tanda atau indikator yang menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kebiasaan proaktif, antara lain: p ertama, orang yang proaktif dapat mengambil keputusan dengan akal dan inisiatifnya. Misalnya kemampuan mengambil keputusan untuk mengendalikan reaksi terhadap apa yang terjadi dengan dirinya ketika berpikir tentang berapa uang kuliah semester berikutnya , kapan ia harus lulus kuliah, dan masih banyak lagi hal-hal di luar kendali diri.

Kedua, mahasiswa yang proaktif memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan nilai-nilai hidupnya, sehingga mahasiswa yang bersangkutan mampu merespon kejadian yang terjadi dengan positif dan bijaksana,

misalnya ketika mengalami kesalahan ia berani mengakuinya, memperbaikinya dan belajar dari kesalahnnya.

Ketiga, mahasiswa memiliki sikap percaya diri, berarti ia percaya pada dirinya, tahu apa yang dilakukannya dan sadar akan apa yang dituju. Ia adalah pribadi bahagia yang sadar bahwa ia mempunyai arti bagi sesama. Ia tahu akan keunggulan dan kelemahannya dan menerima baik keunggulan dan kelemahannya.

Keempat, mahasiswa tidak menyalahkan pihak-pihak eksternal (orang lain, situasi dan hal-hal diluar dirinya). Apabila ia melakukan kesalahan, ia tidak suka menyalahkan pihak-pihak eksternal di luar dirinya karena ia adalah pribadi yang bebas menentukan apa pun yang ia perbuat sehingga ia siap menerima segala resiko yang akan terjadi pada dirinya.

Kelima, mahasiswa yang proaktif akan memiliki sikap asertif, yaitu memiliki sikap yang jujur dalam mengekspresikan kebutuhan, perasaan dan pikiran dengan apa adanya bagi dirinya sendiri tanpa menyakiti orang lain.

Keenam, mahasiswa yang proaktif mampu memilih dan memilah hal-hal yang harus didahulukan atau diutamakan. Karena mahasiswa yang proaktif mendahulukan hal yang harus diutamakan, maka dia melaksanakan kegiatan sehari-hari menurut prioritas yang muncul dari misi, peran serta tujuan hidup yang ditetapkan. Dengan demikian mahasiswa yang proaktif mampu memilih yang terbaik bagi dirinya sendiri.

Ketujuh, mahasiswa yang memiliki kebiasaan proaktif memiliki kemampuan untuk memfokuskan dirinya terhadap hal-hal yang bisa

dikendalikannya. Misalnya: Apabila mahasiswa ingin mendapatkan nilai ujian yang optimal, maka ia akan berusaha untuk menghasilkan hasil nyata yaitu nilai optimal. Tetapi bila usahanya tidak menghasilkan nilai optimal, maka ia akan tetap melihat dirinya untuk bisa memperbaikinya tanpa menyalahkan faktor eksternal. Ia akan mencari solusi dengan mencari apa yang bisa dilakukannya sendiri.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi mahasiswa memiliki kebiasaan proaktif tinggi, antara lain: pertama, kesada ran mahasiswa untuk konsisten terhadap segala keputusan yang diambilnya. Dengan keputusan tersebut mahasiswa akan bertanggung jawab terhadap masa depannya .

Kedua, mahasiswa yang konsisten terhadap komitmennya termotivasi menciptakan hubungan bersama orang lain lewat tindakan dan menempatkan nilai-nilai hidup sebagai pedoman hidupnya. Sewaktu berinteraksi dengan orang lain, orang yang proaktif menghayati prinsip yang menjadi dasar hidupnya, seperti nilai hidup yang dikemukakan oleh Covey (1997: 70), yakni nilai cinta kasih. Covey mengartikan cinta sebagai tindaka n, yaitu sesuatu yang dilakukan dengan pengorbanan dan pemberian dirinya . Sejalan dengan prinsip hidupnya, mahasiswa yang proaktif akan menjalani aktivitas perkuliahan dengan senang hati tanpa merasa terpaksa.

Sebagian besar responden (54,7%) mempunyai kebiasaan proaktif kurang tinggi. Ada pun kerugian apabila mahasiswa kurang proaktif , antara lain: pertama, mahasiswa tidak mampu menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Karena yang bersangkutan tidak mampu menunjukkan watak atau karakter

yang kuat dan kecakapan yang tinggi, maka orang lain akan sulit menerimanya sebagai pribadi yang layak dipercaya.

Kedua, mahasiswa tidak mampu meningkatkan kepercayaan dengan orang lain yang dapat mendukung keberhasilannya dalam menjalin hubungan dengan orang-orang sekitarnya. Dengan kepercayaan dari orang lain akan mengakrabkan hubungan antar pribadi. Kepercayaan akan membuat mahasiswa lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya karena mahasiswa yang bersangkutan sudah terlatih untuk menentukan sikap dan tindakan secara positif terhadap apa pun yang dialami dalam kehidupannya.

Ketiga, mahasiswa tidak mampu menghargai perbedaan cara pandang orang lain terhadap sesuatu hal.

Keempat, mahasiswa menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab terhadap pilihannya. Apabila pilihannya salah, ia tidak mau menanggung resiko dan berusaha mencari kambing hitam.

Tanda-tanda atau indikator yang menunjukkan mahasiswa belum memiliki kebiasaan proaktif, antara lain: pertama, mahasiswa yang tidak proaktif tidak dapat mengambil keputusan dengan akal dan inisiatifnya. Tidak mampu mengendalikan reaksi terhadap apa yang terjadi dengan dirinya.

Kedua, mahasiswa yang tidak proaktif tidak memiliki kebebasan memilih berdasarkan nilai-nilai hidupnya, sehingga mahasiswa yang bersangkutan tidak mampu merespon kejadian yang terjadi dengan positif

dan bijaksana. Ketika mengalami kesalahan ia tidak belajar dari kesalahnnya.

Ketiga, mahasiswa yang tidak proaktif tidak memiliki sikap percaya diri, karena ia lebih memandang kelemahan yang ada pada dirinya.

Keempat, mahasiswa yang tidak proaktif menyalahkan pihak-pihak eksternal (orang lain, situasi dan hal-hal diluar dirinya). Apa bila ia melakukan kesalahan, ia menyalahkan pihak-pihak eksternal di luar dirinya .

Kelima, mahasiswa yang tidak proaktif akan memiliki sikap agresif, yaitu sikap yang tidak jujur dalam mengekspresikan kebutuhan, perasaan dan pikirannya.

Keenam, mahasiswa yang tidak proaktif tidak mampu memilih dan memilah hal-hal yang harus didahulukan atau diutamakan.

Ketujuh, mahasiswa yang tidak proaktif tidak memiliki kemampuan untuk memfokuskan dirinya terhadap hal-hal yang bisa dikendalikannya.

Hal-hal yang perlu dilakukan mahasiswa supaya tetap memiliki kebiasaan proaktif antara lain pertama, berupaya untuk secara aktif ikut serta dalam proses belajar mengajar di kampus. Kedua, mahasiswa mempunyai keinginan untuk mengikuti pelatihan tentang kebiasaan proaktif. Ketig a, dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa berupaya secara aktif untuk konsisten berperilaku positif. Keempat, mahasiswa membuat dan memenuhi komitmen untuk mengembangkan kapasitas intelektualnya untuk menjadi pribadi dewasa dan mandiri. Kelima, mahasiswa se nantiasa berupaya untuk

bertanggung jawab atas segala pilihan hidupnya. Keenam, mahasiswa membaca sumber -sumber referensi tentang proaktivitas.

49 BAB V PENUTUP

Pada bab ini disajikan ringkasan, kesimpulan dan saran untuk berbagai pihak. Bagian ringkasan memaparkan latar balakang masalah, rumusan masalah, metodologi penelitian dan hasil penelitian. Bagian kesimpulan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian. Dan bagian saran memaparkan saran-saran untuk mahasiswa.

Dokumen terkait