• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan investasi, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel nilai perusahaan, dan keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel nilai perusahaan. Variabel kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel nilai perusahaan. Sedangkan variabel likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel nilai perusahaan. Dan variabel kebijakan dividen tidak terbukti sebagai variabel moderating sebab tidak dapat memoderasi hubungan keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan variabel nilai perusahaan.

5.2.1. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada penelitian ini menunjukkan keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan

nilai signifikan 0,047 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa keputusan investasi sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin meningkatnya variabel keputusan investasi akan meningkatkan nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya semakin menurunnya variabel keputusan investasi maka akan semakin menurunkan nilai perusahaan. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa keputusan investasi mempunyai pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al (2013), Prapaska dan Mutmainah (2012), Wijaya dan Wibaya (2006) yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel nilai perusahaan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena semakin positif PER (keputusan investasi) menandakan semakin bagus investasi yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki PER positif akan direspon positf oleh para investor dengan membeli saham tersebut sehingga akan menaikkan nilai perusahaan (Wahyuni et al., 2013). Menurut Prapaska dan Mutmainah (2012) efek langsung dari keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya, seperti menciptakan produk baru maupun penggantian mesin yang lebih efisien. Pengeluaran modal perusahaan sangat penting untuk meningkatkan nilai perusahaan, karena jenis investasi tersebut memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan pada masa yang akan datang mampu meningkatkan

pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan. Keputusan investasi meliputi pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Perusahaan yang dapat meningkatkan investasinya akan direspon positif oleh investor, sebagai suatu kemajuan atau perkembangan perusahaan yang diharapkan pada masa yang akan datang keputusan investasi tersebut akan menghasilkan pendapatan atau laba untuk kemakmuran investor.

5.2.2. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan pada penelitian ini menunjukkan keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Negatif dilihat dari nilai koefisien regresi -0,353 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh negatif menunjukkan bahwa keputusan pendanaan tidak sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin meningkatnya variabel keputusan pendanaan akan menurunkan nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya semakin menurunnya variabel keputusan pendanaan maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa keputusan pendanaan mempunyai pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al. (2013) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wijaya

dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan tidak sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Prapaska dan Mutmainah (2012) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menurut Wahyuni et al. (2013) mendukung teori struktur modal optimal (optimal capital structure). Menurutnya jika pemenuhan kebutuhan dana perusahaan melalui modal internal masih kurang maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan pendanaan dari luar. Dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang paling efisien utang yang optimal terjadi ketika manfaat penghematan pajak mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya modal. Perusahaan akan terus berutang sampai dengan tingkat tertentu dimana manfaat penghematan pajaknya lebih besar daripada biaya modalnya. Namun, jika utang tersebut terus ditingkatkan maka akan mengalami keadaan dimana biaya modalnya lebih besar dari tingkat penghematan pajak karena semakin banyak uang yang dipinjamkan oleh kreditur terhadap perusahaan maka kreditur akan menaikkan beban bunganya sehingga biaya modalnya jadi lebih besar dibandingkan dengan penghematan pajak.

5.2.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhaap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,342 dan nilai

ukuran perusahaan sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin meningkatnya variabel ukuran perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya semakin meningkatnya variabel ukuran perusahaan maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al (2013), Hermuningsih (2012),Wihardjo (2014), Siahaan (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat asset yang semakin besar dianggap para investor lebih mampu untuk memberikan pengembalian atas investasinya, sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian para investor (Wahyuni et al., 2013).

5.2.4. Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel likuiditas terhadap nilai perusahaan pada penelitian ini menunjukkan likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Negatif dilihat dari nilai koefisien regresi -0,041 dan nilai tidak signifikan 0,422 lebih besar dari 0,05. Berpengaruh negatif menunjukkan bahwa likuiditas tidak sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin meningkatnya

semakin menurunnya variabel likuiditas maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa likuiditas tidak mempunyai pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mahendra (2012) yang menyatakan likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini likuiditas berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas tidak terlalu dipertimbangkan oleh pihak eksternal perusahaan dalam melakukan penilaian sebuah perusahaan dan memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap perubahan harga saham sebuah perusahaan. Semakin kecil kepemilikan kas yang disesuaikan dengan kondisi yang dimiliki oleh perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan karena dengan adanya nilai kas yang berlebihan atau kepemilikan kas yang tinggi pada cenderung membuat penurunan akuisisi dan merger (Mahendra, 2012).

5.2.5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada penelitian ini menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,262 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa profitabilitas sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin meningkatnya variabel profitabilitas akan meningkatkan nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya semakin meningkatnya variabel profitabilitas maka akan semakin

profitabilitas mempunyai pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al. (2013), Hermuningsih (2012), Mahendra (2012), Prapaska dan Mutmainah (2012), Tjandrakirana dan Monika (2014), Dewi dan Wirajaya (2013), yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena

return on equity menjadi sebuah tolak ukur pagi para investor akan kemampuan

perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dengan efektif atau tidak (Wahyuni et al., 2013). Dimana semakin meningkatnya return on equity menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menggunakan modalnya sendiri untuk menghasilka laba yang ditanamkan oleh para investor ke perusahaannya.

5.2.6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan pada penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,064 dan nilai tidak signifikan 0,774 lebih besar dari 0,05. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa kepemilikan institusional sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin meningkatnya variabel kepemilikan institusional akan meningkatkan nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya semakin meningkatnya variabel kepemilikan institusional maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa

perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wahyuni et al. (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil penelitian ini kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan kepemilikan institusional mempunyai peranan penting untuk memonitor manajemen dalam mengelola perusahaannya. Semakin tinggi persentase kepemilikan saham oleh institusi maka akan semakin efisien fungsi monitoring terhadap manajemen dalam pemanfaatan asset perusahaan serta mencegah pemborosan oleh manajemen (Wahyuni et al., 2013).

5.2.7. Pengaruh Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderating

Kebijakan deviden yaitu keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan dibayarkan sebagai deviden daripada ditahan ntuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Dividend signaling theory menyatakan bahwa semakin tingi Dividend Payout Ratio (DPR) suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Namun dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak terbukti sebagai variabel moderating.

Berdasarkan hasil uji residual tersebut diketahui bahwa variabel kebijakan dividen memiliki nilai signifikan 0,717 lebih besar dari 0,05 dan memiliki nilai koefisien parameter negatif sebesar -0,09. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan keputusan

kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mahendra (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan.

BAB VI

Dokumen terkait