HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan
Hasil pengujian statistik variabel Pertumbuhan Ekonomi pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan, dengan tingkat signifikansinya (0,013< 0,05) yang lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dan nilai koefisien β1 sebesar -0.871. Dengan penjelasan bahwa setiap peningkatan 1% variabel Pertumbuhan Ekonomi
maka akan menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 0,871% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan (Cateris paribus).
Hasil pengujian statistik ini Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dan sesuai dari aspek teoritis. Menurut Boediono (1985:1): “Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.” Adapun pengertian pertumbuhan ekonomi lainnya adalah pembangunan kegiatan yang menyebabkan adanya peningkatan jumlah produksi barang dan jasa di suatu negara. Arti perumbuhan sendiri secara umum adalah ungkapan yang menggambarkan adanya tingkat perkembangan. Dari sini, bisa dipahami pula bahwa pertumbuhan ekonomi ini digunakan untuk mengukur prestasi yang dicapai dalam perkembangan suatu perekonomian.
Hasil pengujian statistik ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Ada beberapa hal yang menyebabkan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan justru negatif dan signifikan terhadap kemiskinan dikabupaten gowa tahun 2007-2016. Pertama, pemerintahan dikabupaten gowa berhasil memberikan perhatian terhadap aspek kualitas hidup masyarakat melalui capaian beberapa indikator makro pembangunan seperti indeks pembangunan manusia (IPM). Sementara itu dari sisi pengelolahan keuangan menunjukkan capaian yang sangat menggembirakan. Pemerintahan kabupaten gowa berhasil mempertahankan opini wajar tanpa pengecualian (WTP), dari badan pemeriksa keuangan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohani (2016) dengan judul Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Diprovensi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan variable
pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan tingkat inflasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan diprovinsi Sulawesi selatan. Dan secara parsial variabel pertumbuhan penduduk (X1) dan tingkat inflasi (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Sulawesi selatan. Sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Sulawesi selatan. Dan variabel pengangguran (X3) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan diprovinsi Sulawesi selatan.
2. Pengaruh Belanja Pendidikan terhadap Kemiskinan
Hasil pengujian statistik variabel Belanja Pendidikan pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa Belanja Pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan, dengan tingkat signifikansinya (0,053< 0,05) yang lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dan nilai koefisien β1 sebesar 0.236. Dengan penjelasan bahwa setiap peningkatan 1% variabel Belanja Pendidikan maka akan menurunkan tingkat Kemiskinan sebesar 0,236% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan (Cateris paribus).
Hasil pengujian statistik ini Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dan sesuai dari aspek teoritis menurut Siregar dan Faizah (2012) Belanja pemerintah dalam bidang pendidikan adalah pengeluaran pemerintah yang diperuntukan bagi pendapatan urusan pemerintah, baik urusan wajib, pilihan, dan penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu. Pengeluaran belanja ini dapat mendukung berbagai program dan kebijakan-kebijakan dalam stabilitas perekonomian national.
Adapun menurut Suparmoko (2003:22) Semakin meningkatnya peranan pemerintah ini semakin besarnya penge-luaran pemerintah di bidang pendidikan dalam proporsinya terhadap pendapatan nasional. Pengeluaran pemerintah dalam arti rill dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah, yang dibiayai oleh pengeluaran pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan. Tetapi hendaknya kita sadari bahwa proporsi pengeluaran pemerintah terhadap Pendapatan Nasional Bruto (GNP) adalah suatu ukuran yang sangat kasar terhadap kegiatan peranan pemerintah dalam suatu perekonomian.
Menurut Dumairy (1996:157), sebagai organisasi atau rumah tangga, pemerintah melakukan banyak sekali pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Pengeluaran-pengeluaran tersebut bukan saja untuk menjalankan roda pemerintah sehari-hari. Akan tetapi juga untuk membiayai kegiatan perekonomian. Bukan berarti pemerintah turut berbisnis meskipun hal ini sangat sering dilakukan, terutama oleh pemerintah di negara-negara sedang berkembang, melainkan dalam arti pemerintah harus menggerakan dan merangsang kegiatan ekonomi secara umum.
Hasil pengujian statistik ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Adapun yang menyebabkan pengaruh belanja pendidikan terhadap kemiskinan justru negatif dan signifikan terhadap kemiskinan dikabupaten gowa tahun 2007-2016. Yaitu pemerintah kabupaten gowa berhasil melakukan investasi dibidang pendidikan ini dibuktikan dari anggaran belanja pendidikan yang tiap tahunnya meningkat dan juga melalui program pendidikan gratis yang diselanggarakan selain itu pemerintahan kabupaten gowa melakukan sebuah inovasi dengan Sistem
Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB) yang terbukti dari angka indeks pendidikan yang tercatat semakin meningkat sejak program ini dimulai pada tahun 2011.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asrianti (2017) dengan judul Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Belanja Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. Secara simultan variabel pertumbuhan ekonomi, pengangguran berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tapi variabel belanja pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadapn kemiskinan di Indonesia dengan nilai signifikan sebesar 0,133 variabel pertumbuhan ekonomi, pengangguran berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tapi variabel belanja pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia.
3. Pengaruh Pengangguran terhadap Kemisikinan
Sebagaimana hasil pengujian statistik variabel Pengangguran pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemiskinan, dengan tingkat signifikansinya (0,047< 0,05) yang lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dan nilai koefisien β1 sebesar 0.618. Dengan penjelasan bahwa setiap peningkatan 1% variabel Pengangguran maka akan meningkatkan Kemiskinan sebesar 0,618% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan (Cateris paribus).
Hasil pengujian statistik ini Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dan sesuai dari aspek teoritis menurut Menurut Mankiw (2006:154), Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan
pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika peng-angguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politisi seiring mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan pekerjaan.
Adapun Menurut Sukirno (2004:28), pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.
Hasil pengujian statistik ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Adapun yang menyebabkan pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan justru positif dan signifikan terhadap kemiskinan dikabupaten gowa tahun 2007-2016. Pemerintah kabupaten gowa berhasil meningkatkan aspek kualitas hidup masyarakat melalui capaian indikator pembangunan yaitu salah satunya angka pengangguran. Berdasarkan data bps pada tahun 2015 sebesar 4,96% dan menurun pada tahun 2016 sebesar 1,16%
Dari hasil penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seri Jefry Adil Waruwu (2016) dengan judul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Belanja Pemerintah, dan Investasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1995-2014. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014, pengangguran berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014, belanja pemerintah berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia 1995-2014, investasi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 1995-2014.
64
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan
2. Belanja Pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan
3. Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemiskinan
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka implikasi yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Pemerintah mesti mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata atau lebih ingklusif, dengan mengupayakan penggarapan pembangunan yang lebih ingklusif.
2. Melihat besarnya pengeluaran pemerintah setiap tahun, pemerintah harus memperhatikan alokasi dari belanja pendidikan agar bisa digunakan sebaik mungkin dan sebenar-benarnya.
3. Pemerintah harus mengupayakan pelatihan peningkatan keterampilan agar dapat memanimalisir penganguran.
65 Al-Qur’an Al-Karim.
Anwar, 2017. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Terhadap Tingkat Pengangguran Dikabupaten Gowa. UIN ; Gowa
Asrianti, 2017. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Belanja Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. UIN ; Makassar
Adam Smith. Theory Of The Moral Sentiments, (1723-1790) The Wealth Of Nations
Agus Salim (2007) Membangun Pendidikan Indonesia. Penerbit : Tiara Wacana. Surakarta (Jawa Tengah)
Arsyas, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. Yogyakarta : STIE YKPN
Badan Pusat Statistik (BPS). 2008. Sulawesi Selatan Dalam Angka. Sulawesi Selatan.
. 2008. Gowa Dalam Angka. Gowa.
. 2015. Statistik Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan.
Boediono. 1985. Demand For Money In Indonesia 1975 – 1984. Bulletin Of Indonesia Economic Studies, Vol. XXI
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : 1996
Jingan 2003. Analisis Pengaruh Bahan Tambah Kapur Terhadap Karakteristik John Maynard Keynes (1936) The General Theory of Employment Interst And
Money. London : Macmillan
Malthus (Todaro 2006) Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Noor (2015) Metodologi Penelitian : Jakarta : Kencana
Rohani. 2017. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi Selatan. UIN ; Makassar.
Seri Jefry Adil Waruwu, 2016. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Belanja Pemerintah, Dan Investasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1995 – 2014. Universitas Sanata Darma ; Yogyakarta
Sukino (2000) Dalam Saputra (2011 : 9) Pengantar Teory Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindu
Suparmoko (2003) Ekonomi Pembangunan. Edisi Keenam. Yogyakarta. BPFE. UGM
Swan, T. W. (1956) Economic Growth and Capital Accumulation. Economic Records, 32 (1), 334-361
Tambunan (2001) Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris. Cetakan Kedua. Jakarta
Tambunan (2011) Industriliasisasi Dinegara Sedang Berkembang Kasus Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia
Todaro (1995 : 37) Edisi ke 4 Erlangga, Jakarta
Todaro (2000) Pembangunan Ekonomi Didunia Ketiga Edisi Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Todaro, Michael. P. 1989. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta : PT Erlangga (Terjemahan)
Bacaan Madani, 2018. Isi Kandungan Al-Qur’an Surat At-Taubah Ayat 105 Tentang
Etos Kerja. (Online). Tersedia :
L
A
M
P
I
R
A
N
Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) Belanja Pendidikan (Milyar) Pengangguran (%) Kemiskinan (%) 2007 604 273206547 1301 1413 2008 619 273516675 974 1279 2009 658 354325497 955 1093 2010 685 317652265 775 949 2011 734 415561226 705 855 2012 740 415668566 401 806 2013 733 515666414 263 873 2014 900 515428919 232 800 2015 841 550466868 496 827 2016 763 572554683 116 840
Tahun Pertumbuhan Ekonomi
Belanja
Pendidikan Pengangguran Kemiskinan 2007 6.403574198 19.42573865 7.170888479 7.253470383 2008 6.428105273 19.42687315 6.881411304 7.153833802 2009 6.489204931 19.68572653 6.86171134 6.996681488 2010 6.529418838 19.57646784 6.652863029 6.855408799 2011 6.598509029 19.84514052 6.558197803 6.751101469 2012 6.606650186 19.84539878 5.993961427 6.692083743 2013 6.597145702 20.06097063 5.572154032 6.771935556 2014 6.802394763 20.06050996 5.446737372 6.684611728 2015 6.73459166 20.12627733 6.206575927 6.717804695 2016 6.637258031 20.1656188 4.753590191 6.733401892
Regression
Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Kemiskinan 6.861 0.20403 10 Pertumbuhan Ekonomi 6.5827 0.12601 10 Belanja Pendidikan 19.8219 0.2824 10 Pengangguran 6.2098 0.76546 10 Correlations Kemiskinan Pertumbuhan Ekonomi Belanja Pendidikan Pengangguran Pearson Correlation Kemiskinan 1 -0.875 -0.859 0.737 Pertumbuhan Ekonomi -0.875 1 0.873 -0.711 Belanja Pendidikan -0.859 0.873 1 -0.862 Penganggura 0.737 -0.711 -0.862 1Sig. (1-tailed) Kemiskinan . 0 0.001 0.008
Pertumbuhan Ekonomi 0 . 0 0.011 Belanja Pendidikan 0.001 0 . 0.001 Pengangguran 0.008 0.011 0.001 . N Kemiskinan 10 10 10 10 Pertumbuhan Ekonomi 10 10 10 10 Belanja Pendidikan 10 10 10 10 Pengangguran 10 10 10 10
Model Entered Removed Method 1 Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pendidikan, . Enter
a. Dependent Variable: InvestasiProperti b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .897a 0.805 0.708 0.11027
a. Predictors: (Constant), Tingkat Pengembalian Modal, SukuBunga, Inflasi b. Dependent Variable: InvestasiProperti
Model Summaryb
Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
0.805 8.271 3 6 0.015 0.727
a. Predictors: (Constant),Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pendidikan b. Dependent Variable: Kemiskinan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 0.302 3 0.101 8.271 .015a
Residual 0.073 6 0.012
Total 0.375 9
a. Dependent Variable: Kemiskinan
Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 17.157 5.809 Pertumbuhan Ekonomi -0.871 0.607 -0.538 Belanja Pendidikan -0.236 0.376 -.0.327 Pengangguran 0.619 0.236 0.373
a. Dependent Variable: Kemiskinan
Coefficientsa
t Sig. Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
2.954 0.025
-1.435 0.013 -0.875 -0.505 -0.258 0.231 4.33
-0.629 0.053 -0.859 -0.249 -0.113 0.12 8.327
2.202 0.047 0.737 0.082 0.036 0.36 3.999
a. Dependent Variable: Kemiskinan
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue
Condition Index Variance Proportions (Constant) Pertumbuhan Ekonomi Belanja Pendidikan Pengangguran 1 1 3.988 1 0 0 0 0 2 0.012 18.42 0 0 0 0.21 3 7.57E-05 229.575 0.19 0.56 0.01 0.21 4 1.36E-05 541.303 0.81 0.43 0.99 0.58
Predicted Value 6.5985 7.1292 6.861 0.18309 10
Std. Predicted Value -1.434 1.465 0 1 10
Standard Error of Predicted Value 0.04 0.095 0.068 0.018 10
Adjusted Predicted Value 6.3531 7.0722 6.8202 0.2384 10
Residual -0.13834 0.12422 0 0.09003 10
Std. Residual -1.255 1.127 0 0.816 10
Stud. Residual -1.346 1.532 0.129 1.046 10
Deleted Residual -0.16025 0.33147 0.04086 0.16169 10
Stud. Deleted Residual -1.47 1.793 0.141 1.133 10
Mahal. Distance 0.278 5.762 2.7 1.872 10
Cook's Distance 0.001 1.672 0.268 .0.503 10
Centered Leverage Value 0.031 0.64 0.3 0.208 10
a. Dependent Variable: Kemiskinan