• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Kerjasama (x)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis yang dilakukan di atas, diketahui bahwa hipotesis yang diajukan di terima dan telah teruji secara empiris dimana hasil pengujian menunjukkan koefisien korelasi antara variabel iklim kerjasama (X) dengan kepuasan kerja (Y) sebesar 0,386 dengan demikian hubungan keduanya tergolong tidak kuat. Sementara itu besaran koefisien determinasi (r2) sebesar 0,149, koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa iklim

77 kerjasama memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja sebesar 0,149 x 100% = 14,9 %.. Melalui uji t yang telah dilakukan ternyata diperoleh t hitung = 4,709 sedangkan nilai t tabel = 2,042. Oleh karena t hitung (4,709) > t tabel (2,042), hal ini menunjukkan bahwa terdapat kontribusi positif dan signifikan antara variabel iklim kerjasama dengan kepuasan kerja guru di MTS Negeri 2 Deli Serdang dengan bentuk hubungan linier dan prediktif melalui garis regresi Ŷ = 126,564 + 0,855 X.

Temuan penelitian di atas setidaknya memberikan penegasan bahwa ada kaitan iklim kerjasanma dengan kepuasan kerja guru, penelitian ini sejalan dengan pendapat teori

Adam. Menyimpulkan bahwa Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari membandingkan antara input-outcome dirinya dengan perbandingan input-outcome pegawai lain (comparison person). Jadi, jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang (equity) maka pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi, apabila terjadi tidak seimbang (inequity) dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu over compensation inequity (ketidak seimbangan yang menguntungkan dirinya) dan, sebaliknya under compensation inequity (ketidak seimbangan yang menguntungkan pegawai lain yang menjadi pembanding atau comparison person).58

Proter, Menyimpulkan bahwa mengukur kepuasan kerja dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai. 59 Locke mengemukakan bahwa kepuasan kerja pegawai bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata lebih besar dari pada apa yang diharapkan maka pegawai tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang didapat pegawai

78 lebih rendah dari pada yang diharapkan, akan menyebabkan pegawai tidak puas.60

Swith, menyimpulkan bahwa kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atautidaknyakebutuhanpegawai.Pegawaiakanmerasapuasapabilaiamendapatkanapayang dibutuhkannya.Makinbesarkebutuhanpegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut.Begitupulasebagainyaapabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, pegawai itu akan merasa tidak puas.61

Sondang Menurut teori ini, meyimpulkan bahwa kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai kelompok acuan. Kelompok acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolok ukur untuk menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegawai akan merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhannya yang diharapkan oleh kelompok acuan.62

Frederick Herzberg, Menyimpulkan bahwa menggunakan titik acuannya. Penelitian Herzberg diadakan dengan melakukan wawancara terhadap subjek insinyur dan akuntan. Masing-masing subjek diminta menceritakan kejadian yang dialami oleh mereka baik yang menyenangkan (memberikan kepuasan) maupun yang tidak menyenangkan atau tidak memberi kepuasan. Kemudian dianalisis dengan analisis isi (content analysis) untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan atau ketidakpuasan. 63

Fakta empiris juga menunjukkan ada hubungan kontribusi antara iklim kerjasama dengan kepuasan kerja guru bedasarkan hasil penelitian :

60

Locke , kepuasan kerja pegawai, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009).h 12.

62Sondang, sistem informasi untuk mengambil keputusan (Jakarta: Gunung Agung 1997), h. 88.

63

Frederick Herzber,Strategi Peningkatan Sumberdaya Manusia, Jurnal Qathrunal Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2015, h. 1-2

79 Ahmad Bahroin menyimpulkan bahwa Iklim kejasama yang meliputi kejujuran bernilai 4 atau baik, kerjasama bernilai 4 atau baik,kekompakan bernilai 3 atau cukup, suasana kerja bernilai 4 atau baik dan kenyamanan bernilai 4 atau baik dapat mempengaruhi peningkatan kinerja pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. Iklim kerjasama memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kerja dengan persentase sebesar 49,9%;64

Etty Susanty, menyimpulkan bahwa Iklim kerjasama merupakan persepsi anggota organisasi yakni sebagai individual dan kelompok serta berhubungan dengan organisasi. Persepsi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada di dalam organisasi berpengaruh kuat terhadap iklim organisasi yang terbentuk di dalam organisasi tersebut. Perilaku pemimpin dapat mempengaruhi iklim organisasi yang kemudian mendorong motivasi karyawan. Motivasi karyawan merupakan pendorong utama terjadinya kerja. Iklim kerjasama sangat penting bagi organisasi karena iklim kerjasama akan mengungkapkan kepentingan dan ketidakpuasan SDM.65

Asmj Kuansing, menyimpulkan bahwa Iklim Kerja yang sudah tercipta selama ini pada PT. Asia Sawit Makmur Jaya Kuansing dinilai sudah baik. Namun begitu masih perlu diperhatikan juga masalah Hubungan Kerja dan Kepemimpinan pada perusahaan untuk bisa terciptanya iklim kerja yang lebih baik lagi. 2. Semangat kerja karyawan bagian produksi pengolahan CPO dinilai sudah baik. Namun begitu, masih ada permasalahan yang segera harus dibenahi oleh perusahaan, agar semangat kerja karyawan dapat meningkat. Adapun hal-hal yang masih menjadi kekurangan yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah masalah kerja sama dan disiplin karyawan yang masih ada tanggapan responden yang kurang

64

Ahmad Bahroin, Iklim Kerja Karyawan, Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017, h. 7-8.

65

Etty Susanty, Manfaatnya Bagi Organisasi, Jurnal Ilmiah Optimisme Ekonomi Indonesia Antara Peluang dan Tantangan, 2013, h. 7.

80 baik, walaupun nilainya kecil namun tidak bisa dibiarkan begitu saja. 3. Berdasarkan hasil analisis data melalui program SPSS, dapat diketahui bahwa variabel independen (Iklim Kerja) mempunyai hubungan yang Sedang terhadap variabel dependen (semangat kerja karyawan). Variabel independen (Iklim Kerja ) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen (semangat kerja karyawan), sehingga apabila variabel bebas lebih diciptakan lebih baik lagi maka akan menimbulkan peningkatan terhadap variabel terikat66.

Christine Chely Karundeng menyimpulkan bahwa Berdasarkan analisa regresi linear menunjukkan bahwa iklim kerjasama punya hubungan fungsional/pengaruh positif berpola linier dan sangat berarti/signifikan terhadap kinerja karyawan PT Taspen Cabang Manado. Hal ini berarti bahwa semakin baik iklim organsasi,maka semakin baik/meningkat pula kinerja karyawan.67

Hasanah menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru di SMP N 2 Lubuk Linggau yaitu: (1) faktor psikologis, (2) faktor sosial, (3) faktor fisik, (4) faktor financial. Layanan sekolah berupa pemenuhan kebutuhan guru baik yang bersifat adminitrasi, sosialisasi dan analisis kurikulum berhubungan dengan kepuasan kerja.68

Dari Ringkasan dapat disimpulkan bahwa bedasarkan uraian di atas baik teori maupun fakta empiris hsil riset pada jurnal menunjukkan ada hubungan iklim kerjasama dengan kepuasan kerja guru.

66

Asmj Kuansing, Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan, Jurnal Ekonomi, 2015, h. 23-24

67

Christine Chely, Iklim Kerjasama Organisasi, Jurnal Pendidikan Vol. 8, Nomor 1, April 2014, h. 3-5

68

Hasanah, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru, Jurnal Ilmiah Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor1, Maret 2015, hlm. 86-94

81 E . Keterbatasan Penelitian

Sebagai manusia yang tak luput dari sifat silap dan lupa serta memiliki kekurangan, menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih memiliki keterbatasan-keterbatasan diantaranya :

1. Dalam penelitian yang mengungkapkan kepuasan kerja guru, peneliti hanya membatasi pada variabel iklim kerjasama, peneliti menyadari masih banyak variabel lain yang dapat dianggap sebagai faktor pendukung bagi upaya meningkatkan kepuasan kerja guru MTS Negeri 2 Deli Serdang.

2. Instrumen yang dirancang dan disusun mungkin belum sesempurna seperti apa yang diharapkan untuk dapat menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini.

3. Keterbatasan penelitian yang berasal dari responden, dimungkinkan tidak memberikan tanggapan atau jawaban sebagaimana yang diharapkan, dan kemungkinan terjadi bias dalam penelitian ini.

82 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait