• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Perolehan nilai pretest menunjukan kelas XI IPA 3 lebih unggul dibandingkan kelas XI IPA 4. Rata-rata hasil pretest kelas XI IPA 3 sebesar 30,02 sedangkan kelas XI IPA 4 sebesar 29,24. Sehingga pada penelitian ini menggunakan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen. Hasil analisis data nilai pretest pada uji normalitas menunjukan bahwa nilai pretest kelas kontrol tidak terdistribusi normal sedangkan kelas eksperimen terdistribusi normal. Pada uji homogenitas menunjukan bahwa nilai kedua kelas homogen. Hal ini berarti kedua data memiliki karakteristik yang sama pada hasil belajar fisika konsep Hukum gravitasi Newton sebelum diberikan perlakuan.

Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan video sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Perolehan data posttest

62

menunjukan perbedaan nilai antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat pada rata-rata nilai yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 78,01 dan kelas kontrol sebesar 74,02. Hasil analisis data nilai posttest pada uji normalitas menunjukan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama terdistribusi normal. Pada uji homogenitas kedua data menunjukan data yang homogen atau populasi yang sama.

Pengujian hipotesis pada data nilai posttest menggunakan uji Mann Whitney. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,012 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi (2-tailed) lebih kecil dari nilai taraf signifikansi, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap hasil belajar siswa pada konsep Hukum gravitasi Newton. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Luluk Mufidah yang menunjukan peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dan animasi dengan program Moodle.1

Persentase kemampuan kognitif posttest menunjukan bahwa terdapat peningkatan pada setiap jenjang kognitif pada kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas kontrol mengalami peningkatan dengan C1 sebesar 0,64 , C2 sebesar 0,64, C3 sebesar 0,65, dan C4 sebesar 0,60. Peningkatan tertinggi terdapat pada jenjang konitif C3, terendah pada jenjang kognitif C4. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah, diawali penyajian fenomena secara verbal dengan bantuan powerpoint, siswa lebih terfokus pada penyampaian informasi yang disampaikan oleh guru. Dalam pembelajaran siswa menggunakan lembar diskusi siswa yang berisi latihan soal yang harus dikerjakan secara berkelompok. Lembar diskusi yang diberikan berupa kumpulan soal yang harus dipecahkan oleh siswa. Sehingga pada jenjang kognitif C3 siswa dapat menerapkan rumus-rumus dalam sebuah memecahkan permasalahan. Sementara pada jenjang terendah kemampuan C4 (menganalisis), pemahaman siswa hanya berasal dari

1 Luluk Mufidah, Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Program Moodle untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 2 (1), 2014, h. 18.

informasi yang diberikan oleh guru sehingga kemampuan menganalisis mereka belum terasah, kemampuannya sebatas dapat memasukan angka ke rumus saja. Selain itu pembelajaran menggunakan metode ceramah hanya memaksimalkan daya pendengaran siswa. Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman Dale yang menyatakan bahwa kemampuan meningkat 10% dari proses membaca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakana dan tulis, dan 90% dari apa yang dilakukan. 2 Sehingga dalam metode ceramah kemampuan meningkat sebesar 20%. Peningkatan kemampuan kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C1 sebesar 0,70 , C3 sebesar 0,66, dan C4 sebesar 0,70. Peningkatan tertinggi pada jenjang kognitif C4 dan C1, hal ini terjadi dikarenakan pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan video, memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara langsung dalam memahami dan mengkonstruk konsep yang dajarkan. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa agar aktif membangun pemahamannya sendiri dengan kegiatan praktikum dan diskusi. Pesatnya perkembangan arus informasi dan media komunikasi membuat siswa secara aktif mencari informasi yang mereka butuhkan dalam belajar.3 Pada pembelajaran ini siswa melakukan praktikum, dipandu dengan LKS yang disesuaikan dengan tahapan inkuiri terbimbing yaitu, merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menganalisis data dan membuat kesimpulan. LKS ini mampu memberiakn panduan secara konkret dari meteri yang abstrak. Penyajian materi secara konkret membantu siswa dalam menganalisis hubungan materi, rumus dan percobaan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hubungan-hubungan ini tentu akan merangsang siswa dalam memecahkan permasalahan pada jenjang kognitif yang lebih tinggi, karena proses menganalisis merupakan kecakapan yang kompleks, memanfaatkan ketiga

2 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 19.

3 A. Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h.170.

64

kemampuan jenjang kognitif sebelumnya, yaitu mengingat, memahami dan menerapkan.4

Selain meningkatkan hasil jenjang kognitif C4 pembelajaran ini meningkatkan jenjang kognitif C1 (mengingat). Hal ini dikarenakan pembelajaran berbantuan video memberikan visualisasi konkret bagi banda-benda yang jauh dan sulit dijangkau. Sehingga membantu siswa dalam mengingat materi pelajaran dengan baik. Hasil ini didukung oleh hasil angket respon siswa pada indikator penggunaan video dalam proses pembelajaran yang memperoleh persentase lebih besar dibandingkan indikator lain yaitu sebesar 78%.

Pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video ini memberikan peningkatan pada jenjang kognitif C3 (menerapkan). Peningkatan ini dikarenakan pembelajaran dilengkapi dengan latihan soal-soal yang terkait materi yang diajarkan. Pengerjaan latihan ini dilakukan secara berkelompok. Apabila siswa telah menyelesaikan soal dapat segera maju dan menuliskannya dipapan tulis. Sehingga setiap kelompok berlomba-lomba dalam menyelesaikan soal yang diberikan

Hasil angket respon siswa menunjukan bahwa siswa merespon positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini terbukti dengan hasil angket respon siswa tehadap pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video sebesar 72,11% (baik), untuk tampilan dan penggunaan video dalam pembelajaran sebesar 75,13% (baik), dan penyajian konsep materi dalam bembelajaran sebesar 74,34% (baik). Sehingga secara keseluruhan respon siswa terhadap pembelajaran sebesar 73,86% dalam kategori baik.

Pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa terlihat dari nilai kognitif yang meningkat. Selain itu pada aspek psikomotor dan aspek afektif di setiap pertemuan mengalami peningkatan dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer secara keseluruhan dengan rata-rata sebesar 77,33%. Secara umum pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video memiliki kelebihan dapat memvisualisasikan konsep Hukum gravitasi

4

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 27.

Newton, pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video memberikan panduan yang sistematis disertai penggambaran secara kokret materi yanga abstrak melalui praktikum, mengasah kemampuan psikomotrik siswa, mengajak siswa untuk berani berpendapat walaupun sebelumnya harus ditunjuk terlebih dahulu dan kelas eksperimen ini memberikan kesempatan siswa untuk menganalisis data serta mengontruk pemahamannya sendiri. Siswa menjadi lebih aktif dan antusias pada pembelajaran fisika terlihat pada hasil angket yang diperoleh rata-rata sebesar 77%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dwi Arantika, dkk. yang menyebutkan bahwa model pembelajaran inkuiri berbantuan IT mampu menarik perhatian siswa karena menyediakan metode pembelajaran yang bervariasi dan menuntut siswa melakukan aktivitas.5

Selain kelebihan yang telah dipaparkan diatas pembelajaran ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, materi yg cukup sulit diajarkan menggunakan tahapan inkuiri dalam proses pembelajaran. Hal ini didasarkan oleh persentase angket pada indikator penyajian konsep materi dalam pembelajaran diperoleh rata-rata sebesar 76%. Hasil tersebut merupakan hasil terendah dari keseluruhan indikator. Selain itu, mereka terbiasa menghapal materi-materi yang dipelajari. Kedua, sulitnya mengontrol kegiatan siswa, sehingga banyak yang masih melakukan aktivitas lain ketika pembelajaran berlangsung. Ketiga, tidak semua siswa di setiap kelompok melakukan diskusi secara aktif karena tidak terbiasa belajar secara berkelompok.

5 I.A Dwi Arantika, dkk. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Berbantuan Media IT terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas V SD No. 11 Pemecutan, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2 (1), 2014, h. 8.

66 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI pada konsep Hukum gravitasi Newton. Hal ini didasarkan pada pengujian hipotesis hasil posttest menggunakan uji Mann-Whitney. Nilai Signifikansi (2-tailed) sebesar 0.012 sedangkan nilai taraf signifikansi sebesar 0.05 sehingga 0.001 < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar posttest pada kelas eksperimen sebesar 78,01 dan kelas kontrol sebesar 74,02. Hal ini menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

2. Berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol. Sehingga pada kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C1 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis).

3. Berdasarkan angket respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video berada pada kategori baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakuakan, peneliti menyarankan beberapa saran untuk perbaikan penelitian lebih lanjut, yaitu:

1. Pemilihan materi dalam pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video haruslah diperhatikan sifat dari materi yang akan diajarkan.

2. Dalam pembelajaran, Sebaiknya meminta beberapa observer untuk mengamati aktivitas siswa. Agar seluruh aktivitas siswa dapat diamati secara seksama. 3. Manajemen waktu harus selalu diperhitungkan agar tujuan pembelajaran setiap

Anderson, Lorin W. and David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anwar, Rabiah A. (2014). “Penerapan pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Berbantuan Media Video untuk meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arantika, I.A Dwi, dkk. (2014). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Berbantuan Media IT terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas V SD No. 11 Pemecutan, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2.

Arifin, Zainal. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi V. Jakarta: Rineka cipta.

---. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Bilgin, Ibrahim. (2009). The Effects of Guided Inquiry Instruction Incorporating A

Cooperative Learning Approach On University Students’ Achievement of

Acid And Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction. Journal Scientific Research and Essay, Vol. 4 (10), pp. 1038-1046.

Colburn, Alan. (2000) An Inquiry Primer. California University: Science Scope. Dongsong Zhang, dkk. (2006). Instructional video in e-learning: Assesing the

impact of interactive video on learning effectiveness Journal of Information and Management. 15-27.

Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Gomally, C. dkk. (2011) Lessons Learned About Implementing an Inquiry-Based Curriculum in a College Biology Laboratory Classroom. Journal of College Science Teaching. Vol. 40 No. 3, h. 45-51.

68

Groep T, The Four Pillars of Education, 2015, (www.groept.be).

Halliday, David. (1985). Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga, Terj. Pantur Silaban dan Erwin Sucipto. Bandung: Erlangga.

Herlanti, Yanti. (2008). Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta.

Irinoye, dkk. (2014). Relative Effectiveness of Guided Inquiry and Demonstration Methods on Students Performance in Practical Chemistry in Secondary Schools in Osun State, Nigeria. Advances in Social Science Reaserch Journal. Vol. 2. pp. 22-23.

Jufri, A. Wahab. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Kadir. (2010). Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.

Kanginan, Marthen. (2002). Fisika untuk SMA Kelas XI semester 1. Jakarta: Erlangga.

Kuhlthau, Carol C, dkk. (2007) Guided Inquiry Learning in the 21st Century. London: Libraries Unlimited.

Kustandi, Cecep, dan Sutjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Luluk Mufidah. (2014). Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Program Moodle untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains. Vol. 2 No.1, 18-27.

M. Matthew, Bakke, dan O Kenneth, Igharo, (2013). A Study On The Effects Of Guided Inquiry Teaching Method On Students Achievement in Logic, International Researchers. Vol. 2 (1), pp 134-140.

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Maliyah, Ninik, dkk. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing

Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi Ditinjau dari Kemampuan Matematik dan Kemampuan Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri. Vol. 1. 227-234.

Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press.

Noer Hidayah, dkk. (2014). Penggunaan Media Video dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Peristiwa Alam, Jurnal Didaktika Dwija Indria (Solo). Vol. 2 (4), 1-5.

Prastowo, Andi. (2013). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Purwoko, Fendi. (2010). Physics For Seniur High School Year XI. Jakarta: Yudistira.

Rasyid, Harun dan Mansur, (2009). Penelitian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima.

Riduwan dan Akkdon. (2013). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.

Roestiyah, (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadiman, Arief S, dkk. (2010). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali Pers.

Salovaara, Hanna. (2005). An Exploration of Students’ strategy Use in Inquiry -Based Computer-Supported Collaborative Learning. Journal of Computer Assisted Learning 21. 39-52.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sever, Songu, dkk. (2013). The effective Presentation of inquiry-based classroom experiments using teaching strategies that employ video and demonstration methods. Australian Journal of Education technology. 450-463.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugono, Dendy. dkk. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

70

Tood, Ross J. dkk. (2005). A toolkit and Handbook for Tracking and Assessing Student Learning Outcomes of Guide Inquiry Through The School Library. Rutgers University: Institute for Museum and Library Service.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trna, Josef. dkk. (2012). Implementation of Inquiry-Based Scince Education in Science Teacher Training. Journal of Education and Instructional Studies in the World. Vol. 2 (4), pp. 199-209.

Tucker, Catlin. (2013). Teachers’ Guide to Using Videos. (http://ww2.kqed.org). Undang-Undang R.I Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Tahun 2003, (http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf).

UNESCO. (2014). Basic Text. Paris: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

Wahyudin, dkk. (2010). Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6, h. 58-62.

Willis Dahar, Ratna. (2011). Teori-teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Zulfiani, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Materi Pokok : Hukum Gravitasi Newton

Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik

Kompetensi Dasar : Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tata surya berdasarkan hukum-hukum Newton

Kelas : XI (Sebelas) Bentuk Soal : Pilihan Ganda A. Kisi-kisi Instrumen Tes

Indikator Aspek Kognitif Jumlah

C1 C2 C3 C4

1. Mengidentifikasi besar gaya gravitasi suatu benda

1,2 3 4 4

2. Menganalisis hubungan antara gaya gravitasi dengan massa benda dan jarak

5 6,7,8 ,9

5 3. Menghitung resultan gaya gravitasi pada benda

titik dalam suatu sistem

10 11,12 13 4 4. Menjelaskan medan gravitasi dan kuat medan

gravitasi

14 15 16,17 4

5. Menganalisis percepatan gravitasi pada dua buah planet

18,1 9,20, 21

4

6. Membandingkan percepatan gravitasi dan kuat medan gravitasi pada kedudukan yang berbeda

22,23 24,2 5

4 7. Menganalisis kelajuan benda dalam mengorbit

planet 26,27,2 8 29,3 0,31 6 8. Mengidentifikasi hukum-hukum kepler 32 33 2 9. Menganalisis gerak planet dalam tata surya

berdasarkan hukum Kepler

34 35,3 6,37

4 10.Menganalisis gerak planet dalam tata surya

berdasarkan kesesuaian hukum kepler dan hukum newton 38,3 9,40 3 Total 4 4 12 20 40 Persentase 10% 10% 30% 50% 100%

72 Lampiran 1 B

UJI INSTRUMEN PENELITIAN

Dokumen terkait