• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KETERLIBATAN KAUM MUDA DI PAROKI SANTO PETRUS

B. Penelitian tentang Keterlibatan Aktif Kaum Muda dalam Hidup

6. Pembahasan Hasil Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan pembahasan hasil penelitian berdasarkan variabel penelitian yang meliputi identitas responden, pemahaman tentang pengertian kaum muda, perkembangan dan permasalahan-permasalahan kaum muda, pemahaman tentang Gereja, pemahaman tentang hidup menggereja, peran kaum muda dalam hidup menggereja, keterlibatan kaum muda dalam Gereja, kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja, manfaat terlibat dalam

hidup menggereja, serta harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda dalam kegiatan menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

a. Identitas Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Maka diketahui jumlah responden dalam penelitian ini adalah 48 orang. Responden yang paling banyak adalah yang berjenis kelamin perempuan 25 orang (52,08%) dan yang berjenis kelamin laki-laki 23 orang (47,92%). Dari segi usia kaum muda yang berusia 13-15 tahun 24 orang (50%), yang berusia 16-19 tahun 8 orang (15,67%), sementara yang berusia 20-24 tahun 9 orang (17,73%), kemudian yang berusia 25-29 tahun 4 orang (8,3%), dan yang berusia 30-35 tahun 4 orang (8,3%). Status kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan adalah yang berstatus SMP 25 orang (52,18%), berstatus SMA 7 orang (14,55%), kemudian yang berstatus kuliah 2 orang (4,14%), dan yang statusnya sudah bekerja 14 orang (29,13%). Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa responden di Paroki St. Petrus Sungai Kayan lebih banyak perempuan (52,08%), usia mereka rata-rata 13-15 tahun (50%), dan mereka adalah yang masih berstatus SMP (52,18%).

b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pemahaman responden yang ada di Paroki St.Petrus Sungai Kayan tentang pengertian kaum muda. Responden yang mengatakan bahwa kaum muda adalah mereka yang berusia 15-24 tahun 14 orang (29,17%), 18 orang responden (47,25%) mengatakan bahwa kaum muda menurut mereka adalah orang yang berusia 13-30 tahun, ini mereka pahami karena

usia kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan rata-rata mulai usia 13-30 tahun ke atas atau mereka yang belum menikah. Kemudian 11 orang (22,17%) mengatakan kaum muda adalah yang berusia 17-30 tahun, dan 5 orang responden lainnya (7,24%) mengatakan menurut mereka usia kaum muda adalah 12-25 tahun. Mengenai pengertian kaum muda 6 orang responden (12,25%) mengatakan bahwa menurut mereka kaum muda adalah orang yang sekerja/sepaham. Semantara 13 responden (27,38%) mengatakan menurut mereka pengertian dari kaum muda adalah orang yang berusia muda. Kemudian 9 orang (18,75%) mengatakan kaum muda adalah orang yang masih menempuh pendidikan, dan 20 orang responden (41,62%) mengatakan menurut mereka bahwa orang yang belum menikah adalah orang yang masih disebut sebagai kaum muda.

Tentang ciri-ciri yang melekat pada kaum muda 7 orang (14,58%) mengatakan ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah pekerja keras, 24 orang responden (50%) mengatakan bahwa kreatif dan energik adalah ciri-ciri dari kaum muda yang bisa membangun dan menjadi generasi penerus Gereja. Sementara 1 orang responden (2,83%) mengatakan ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah malas-malasan. Kemudian 16 responden lainnya (32,59%) mengatakan bertanggung jawab adalah ciri-ciri yang melekat pada kaum muda.

Mengenai masa peralihan bagi kaum muda 15 orang responden (31,25%) mengatakan masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa adalah masa peralihan bagi kaum muda, 12 orang responden (25%) mengatakan bahwa masa peralihan bagi kaum muda adalah pada masa awal pubertas sampai mencapai kematangan. Kemudian 16 orang (33,33%) responden mengatakan masa dimana kaum muda mulai berinteraksi dengan masyarakat dewasa itu adalah masa peralihan bagi kaum

muda, dan 5 orang (10,42%) mengatakan masa peralihan bagi kaum muda adalah masa dimana kaum muda mulai menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan penting.

Dari hasil di atas pemahaman kaum muda di Paroki St.Petrus Sungai Kayan tentang kaum muda. Menurut mereka kaum muda adalah mereka yang berusia antara 13-30 tahun (47,25%). Pengertian kaum muda menurut mereka adalah orang yang belum menikah (41,62%). Kemudian menurut mereka ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah kreatif dan energik (50%), dan masa peralihan kaum muda menurut mereka adalah masa dimana kaum muda mulai berinteraksi dengan masyarakat dewasa (33,33%).

c. Perkembangan dan Permasalah-permasalahan Kaum Muda

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka akan dibahas mengenai perkembangan dan permasalahan kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Dari 48 responden ada 7 orang responden (14,56%) mengatakan bahwa proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui perkembangan kepribadiannya. Sementara 13 orang responden (27,04%) mengatakan proses perkembangan kaum muda itu dapat diketahui melalui perkembangan cara berpikir mereka. Kemudian 8 orang (16,66%) mengatakan bahwa perkembangan cara bergaul dengan masyarakat adalah proses dari perkembangan kaum muda, dan 20 orang lainnya (41,74%) mengatakan bahwa proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui perkembangan sikap dan tindakan kaum muda.

Adapun masalah-masalah yang sering dihadapi kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka 14

orang (29,17%) responden mengatakan bahwa gaya hidup global menjadi masalah dan dapat mempengaruhi perkembangan mental kaum muda. Kemudian 16 orang (33,33%) responden mengatakan bahwa masalah-masalah yang sering dihadapi kaum muda dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka adalah cara berpikir yang intelektual. Sementara 9 orang (18,75%) responden mengatakan bahwa hidup dalam dunia khayalan menjadi masalah yang sering dihadapi kaum muda dan mempengaruhi perkembangan mental, sedangkan 9 orang lainnya (18,75%) responden mengatakan bahwa hanyut dalam impian dunia baru adalah masalah kaum muda dan dapat mempengaruhi perkembangan mental bagi kaum muda.

Mengenai perkembangan emosional kaum muda 13 orang (27,08%) responden mengatakan bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada semangat kaum muda dalam melakukan suatu aktivitas. Sedangkan 10 orang (21,83%) responden mengatakan bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada keras kepala kaum muda yang biasanya tidak mau mendengarkan pendapat atau masukan yang diberikan kepada mereka. Sementara 6 orang (12,05%) responden mengatakan bahwa sikap masa bodoh kaum muda adalah perkembangan emosional mereka, dan 19 orang lainnya sekitar (39,04%) responden mengatakan bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada cara mereka berbicara.

Adapun masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda 17 orang responden (35,42%) mengatakan bahwa masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan perkembangan sosial adalah bergaul dengan kelompok. Sementara 12 orang (25%) responden mengatakan bahwa peranan mereka dalam kelompok menjadi masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan

perkembangan sosial mereka. Sekitar 4 orang (8,33%) responden mengatakan bahwa masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan perkembangan sosial adalah penerimaan diri dalam kelompok. Kemudian 15 orang lainnya (31,25%) responden mengatakan bahwa masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan perkembangan sosial adalah pengaruh-pengaruh dari kelompok. Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan dan permasalahan-permasalahan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Proses perkembangan mereka dapat diketahui melalui perkembangan sikap dan tindakan mereka (41,74%) responden. Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh mereka dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka adalah cara berpikir mereka yang intelektual (33,33%) responden. Kemudian perkembangan emosional kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dapat terlihat pada cara bicara mereka (39,04%), dan masalah-masalah penting yang dihadapi oleh mereka sehubungan dengan perkembangan sosial adalah cara bergaul dengan kelompok (35,42%).

d. Pemahaman tentang Gereja

Berdasarkan hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan maka dapat diketahui pemahaman kaum muda tentang Gereja. Dari 48 orang responden 14 orang (29,16%) mengatakan Gereja yang berasal dari kata igreja, kata tersebut berasal dari ejaan bahasa Yunani. Kemudian 18 orang respondnen (37,05%) mengatakan kata igreja berasal dari ejaan bahasa Portugis, sementara 14 orang (29,16%) responden mengatakan kata igreja tersebut berasal dari ejaan bahasa Latin, dan 2 orang lainnya (4,63%) responden mengatakan kata igreja adalah berasal dari ejaan bahasa Inggris. Tentang arti kata Gereja 43 orang responden (89,58%) di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa arti kata Gereja adalah umat yang dipanggil Tuhan. Sedangkan 4 orang (8,34%) responden mengatakan arti kata Gereja adalah umat yang dibebaskan Tuhan. Sementara 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa arti kata Gereja adalah umat yang dikuasai Tuhan.

Mengenai ciri khas kekatolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, 1 orang responden (2,08%) mengatakan bahwa artikel dalam Konsili Vatikan II itu menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai pengelompokan. Kemudian 38 orang responden (79,16%) mengatakan ciri khas kekatolikan yang pokok dalam Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai persekutuan. Sementara 2 orang (4,18%) mengatakan artikel dalam Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai penggolongan, dan 7 orang (14,58%) responden mengatakan artikel dalam Konsili Vatikan II tentang ciri khas kekatolikan yang menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai penyatuan. Mengenai Gereja yang dihimpun oleh Allah di seluruh dunia yang terdiri dari jemaat-jemaat 34 orang (70,83%) responden mengatakan bahwa pertemuan ini menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis terutama sebagai pertemuan Ekaristi. Sedangkan 4 orang responden (8,35%) mengatakan pertemuan liturgis ini terutama sebagai pertemuan Para Imam. Kemudian 5 orang (10,41%) responden mengatakan bahwa pertemuan liturgis ini adalah terutama sebagai pertemuan semua orang, dan 5 orang lainnya (10,41%) mengatakan pertemuan liturgis terutama sebagai pertemuan Para Kudus.

Dari hasil penelitian di atas, maka diketahui pemahaman kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang Gereja. mereka memahami kata igreja yang berasal dari ejaan bahasa Portugis (37,05%). Mereka memahami arti dari kata Gereja

adalah umat yang dipanggil Tuhan (89,58%). Kemudian mereka memahami ciri khas kekatolikan dari artikel dalam Konsili Vatikan II menunjukkan bahwa gambaran Gereja Semesta sebagai persekutuan (79,16%), dan pertemuan liturgis terutama sebagai pertemuan Ekaristi (70,83%).

e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan maka dapat diketahui pemahaman kaum muda tentang hidup menggereja. Dari 48 responden ada 29 orang (60,42%) yang mengatakan bahwa hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman. Kemudian 12 orang responden (25%) mengatakan hidup menggereja adalah hidup dalam iman yang utuh. Sementara 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa hidup menggereja adalah hidup dalam satu dan bersekutu, dan 6 orang lainnya (12,5%) mengatakan bahwa hidup menggereja adalah hidup dalam kedamaian.

Dalam mengungkapkan imannya kepada Tuhan dari 48 responden 10 orang responden (20,83%) mengatakan bahwa mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dalam bentuk pujian. Sementara 17 orang (35,41%) mengatakan bahwa mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dalam bentuk permohonan. Sedangkan 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa dengan pernyataan dapat mengungkapkan imannya kepada Tuhan. Kemudian 20 orang responden (41,68%) mengatakan bahwa mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dengan syukur.

Tentang tugas kenabian Gereja 37 orang responden (77,08%) mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah mewartakan. Kemudian 10 orang responden (20,84%) mengatakan bahwa tugas dari kenabian Gereja adalah melayani.

Sedangkan 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah memerintah.

Adapun tugas Kristus sebagai Imam dari 48 kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan 27 orang (56,25%) mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Imam adalah menguduskan. Sementara 17 orang (35,45%) mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Imam adalah melayani, dan sekitar 4 orang (8,3%) responden mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Imam adalah memimpin.

Mengenai tugas Kristus sebagai Raja 8 orang (16,6%) kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Raja adalah menguduskan. Sementara 1 orang (2,18%) mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Raja adalah menguasai. Kemudian 26 orang (54,16%) mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Raja adalah memimpin, dan 13 orang (27,06%) responden mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Raja adalah mewartakan. Dari hasil penelitian di Paroki St Petrus Sungai Kayan mengenai kerygma 21 orang kaum muda (43,75%) mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang penggembalaan. Sedangkan 8 orang responden (16,67%) mengatakan bahwa kerygma termasuk dalam bidang pelayanan. Sementara 9 orang responden (18,75%) mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang ibadat, dan 10 orang responden lainnya (20,83%) mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang pewartaan.

Mengenai bidang ibadat dari 48 responden 7 orang (14,58%) mengatakan bahwa bidang ibadat adalah kerygma. Kemudian 5 orang responden (10,42%) mengatakan bahwa bidang ibadat adalah koinonia. Sedangkan 33 orang (68,75%) mengatakan bahwa bidang ibadat adalah leiturgia, dan 3 orang responden (6,25%)

mengatakan bidang ibadat adalah diakonia. Dari 48 responden di Paroki St. Petrus Sungai Kayan ada 16 orang (33,33%) mengatakan bahwa koinonia adalah termasuk bidang kesaksian. Sementara 10 orang responden (20,83%) mengatakan bahwa koinonia adalah termasuk dalam bidang pelayanan. Sedangkan 17 orang responden (35,42%) mengatakan bahwa koinonia adalah termasuk dalam bidang pewartaan. Kemudian 5 orang lainnya (10,42%) mengatakan bahwa koinonia termasuk dalam bidang penggembalaan.

Mengenai bidang pelayanan 8 orang responden (16,67%) mengatakan bahwa bidang pelayanan adalah martyria. Sedangkan 27 orang (56,25%) mengatakan bahwa bidang pelayanan adalah diakonia. Kemudian 7 orang (14,58%) mengatakan bahwa bidang pelayanan adalah koinonia, dan 6 orang responden (12,5%) mengatakan bahwa bidang pelayanan adalah leiturgia.

Sekitar 3 orang (6,25%) responden di Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang ibadat. Kemudian 28 orang (58,34%) mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang kesaksian. Sedangkan 10 orang responden (20,83%) mengatakan bahwa martyria adalah termasuk dalam bidang pewartaan, dan 7 orang (14,58%) mengatakan bahwa martyria termasuk dalam bidang penggembalaan.

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pemahaman kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang hidup menggereja. Mereka mengatakan bahwa hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman (60,42%). Mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dalam bentuk syukur kepada Tuhan (41,68%). Mereka mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah mewartakan (77,08%), tugas Kristus sebagai Imam adalah menguduskan (56,25%),

dan tugas Kristus sebagai Raja adalah memimpin (54,16%). Mereka mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang penggembalaan (43,75%), mereka mengatakan bidang ibadat adalah leiturgia (68,75%), koinonia adalah bidang pewartaan (35,42%), bidang pelayanan adalah diakonia (56,25%), dan mereka mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang kesaksian (58,34%).

f. Peran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, maka dapat diketahui sejauh mana peran kaum muda dalam hidup menggereja. Dari 48 responden yang ada 21 orang (43,75%) mengatakan bahwa sebagai kaum muda untuk dapat mengembangkan Gereja mereka terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. Sedangkan 16 orang responden (33,33%) mengatakan peran yang mereka lakukan sebagai kaum muda katolik adalah dengan membangkitkan kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja. Kemudian 7 orang (14,58%) mengatakan bahwa sebagai kaum muda yang sangat bertanggung jawab atas perannya sebagai kaum muda maka untuk menggembangkan Gereja mereka mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik, dan 4 orang responden (8,34%) mengatakan sebagai kaum muda katolik yang dapat dilakukan untuk menggembangkan Gereja adalah dengan menggembangkan bakat agar dapat digunakan dalam kegiatan di Gereja.

Mengenai peran kaum muda dalam kehidupan menggereja 4 orang (8,3%) mengatakan bahwa peran mereka dalam Gereja sebagai pelaksana program kerja dewan Paroki. Sedangkan 42 orang (87,55%) mengatakan bahwa peran mereka dalam kehidupan menggereja adalah sebagai penerus Gereja dimasa depan.

Kemudian 2 orang (4,15%) mengatakan bahwa peran mereka dalam kehidupan menggereja adalah sebagai pembantu pastor paroki.

Mengenai pelayanan yang dapat disumbangkan oleh kaum muda 32 orang (66,68%) mengatakan bahwa pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja adalah bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Kemudian 9 orang (18,75%) mengatakan bahwa pelayanan yang dapat disumbangkan dalam Gereja adalah tenaga. Sementara 5 orang (10,43%) mengatakan bahwa pelayanan yang dapat mereka sumbangkan bagi Gereja adalah pikiran, dan 2 orang lainnya (4,14%) mengatakan bahwa pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja adalah dana.

Dari hasil di atas maka diketahui peran kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup menggereja. Kaum muda sangat diharapkan bertanggung jawab atas perannya sebagai kaum muda katolik, maka untuk mengembangkan Gereja mereka terlibat aktif dalam kehidupan menggereja (43,75%) responden. Peran mereka dalam kehidupan menggereja adalah sebagai penerus Gereja di masa depan (87,55%) responden, dan pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja adalah bakat dan kemampuan yang mereka miliki (66,68%) responden.

g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja

Dari hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, maka dapat diketahui keterlibatan kaum muda dalam Gereja. Dari 48 responden sebanyak 21 orang (43,75%) mengatakan arti dari keterlibatan adalah ambil bagian dalam sebuah organisasi. Kemudian 11 orang (22,93%) responden mengatakan arti dari keterlibatan adalah sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela, sedangkan 11

orang lainnya (22,93%) responden mengatakan arti dari keterlibatan adalah partisipasi dalam sebuah kegiatan, dan sekitar 5 orang (10,39%) responden mengatakan arti dari keterlibatan adalah kehadiran mereka dalam sebuah kegiatan. Tentang perayaan Ekaristi ada 11 orang (22,93%) mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan pertemuan orang Kudus. Sementara 33 orang (68,75%) mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan perjamuan Tuhan. Kemudian 2 orang (4,16%) responden mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan perjamuan makan. Sedangkan 2 orang lainnya (4,16%) mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan pertemuan Para Imam.

Mengenai tujuan dari retret ada 7 orang (14,58%) responden yang mengatakan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal kepentingan pribadi. Sedangkan 33 orang responden (68,75%) mengatakan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal pemeriksaan batin. Kemudian ada 8 orang responden (16,67%) yang mengatakan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal kepentingan sosial.

Mengenai tujuan diadakannya rekoleksi sekitar 36 orang responden (75%) mengatakan bahwa tujuan diadakannya rekoleksi adalah memberi pengaruh positif kepada kaum muda. Sementara 12 orang responden (25%) mengatakan bahwa tujuan diadakannya rekoleksi adalah untuk menjalankan program yang sudah direncanakan. Mengenai fungsi dari seorang pemimpin dalam sebuah organisasi dari 48 orang responden 2 orang (4,18%) yang mengatakan bahwa fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah memimpin tanpa meminta pendapat anggotanya. kemudian sekitar 46 orang responden (95,82%) mengatakan bahwa fungsi dari seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah menggerakkan

anggotanya untuk aktif. Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui sejauhmana keterlibatan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam Gereja. Menurut mereka arti dari keterlibatan adalah ambil bagian dalam sebuah organisasi (43,75%). Mereka mengatakan perayaan Ekaristi merupakan perjamuan Tuhan (68,75%). Menurut mereka retret bertujuan untuk membina umat dalam hal pemeriksaan batin (68,75%). Mereka mengatakan tujuan diadakannya rekoleksi adalah agar memberi pengaruh positif kepada kaum muda (75%), dan menurut mereka fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah menggerakkan anggotanya untuk aktif (95,82%).

h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil penelitian akan diketahui kesulitan/penghambat bagi kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan untuk terlibat dalam hidup menggereja. Sekitar 20 orang responden (41,68%) mengatakan hal-hal yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dari dalam diri sendiri. Kemudian 1 orang responden (2,08%) mengatakan hal-hal yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dari pihak orang tua. Sedangkan 25 orang responden (52,08%) mengatakan hal-hal yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena kesibukan studi/pekerjaan, dan 2 orang responden (4,16%) mengatakan hal-hal yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dewan Paroki.

Mengenai kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja 33 orang responden (68,65%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami

untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaan/kegiatan di sekolah. Sementara 3 orang responden (6,25%) mengatakan bahwa kesulitan yang mereka alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak memiliki kendaraan untuk ke gereja. Kemudian 6 orang responden (12,55%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah kegiatan Gereja yang tidak terorganisir. Sedangkan 6 orang responden lainnya (12,55%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak berminat mengikuti kegiatan di Gereja. Adapun hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan 21 orang responden (43,75%) mengatakan bahwa hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena urusan pribadi yang mendesak. Sementara 5 orang responden (10,42%) mengatakan bahwa hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak memiliki bakat/kemampuan yang dapat disumbangkan untuk Gereja. Sedangkan 1 orang responden (2,08%) mengatakan bahwa hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak memiliki teman di Gereja, dan 21 orang responden lainnya (43,75%) mengatakan bahwa hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja.

Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui apasaja yang menjadi kesulitan/penghambat kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan untuk terlibat dalam hidup menggereja. Hal-hal yang menghambat mereka untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena kesibukan studi/pekerjaan mereka (52,08%).

Adapun kesulitan yang mereka alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena terlalu sibuk dengan pekerjan/kegiatan di sekolah (68,65%), dan yang menjadi hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri kaum muda ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena urusan pribadi yang mendesak (43,75%) dan karena mereka tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja (43,75%).

i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan maka dapat diketahui manfaat apa yang di peroleh dari keterlibatan dalam hidup menggereja. Ada 19 orang responden (39,58%) mengatakan bahwa manfaat yang mereka peroleh dari kegiatan menggereja adalah terjalinnya komunikasi dan kerjasama antar sesama kaum muda. Sementara 11 orang responden (22,92%) mengatakan bahwa manfaat yang dapat mereka peroleh dari kegiatan menggereja adalah untuk membangkitkan percaya diri. Sedangkan 13 orang (27,08%) mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan menggereja

Dokumen terkait