• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN

B. Pembahasan

Pada usia 7-11 tahun, perkembangan anak sudah masuk dalam tahap opersional konkret. Siswa sudah mampu mengembangkan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis (Piaget dalam Suparno, 2001: 26-101). Melihat dari tahap perkembangan siswa yang sudah masuk dalam tahap operasi konkret, peneliti mengembangkan produk berbasis metode Montessori yang menggunakan alat peraga konkret. Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti mengadopsi dari alat peraga Montessori yaitu Sandpaper Letters dan I

Spy. Sandpaper Letters adalah kartu huruf berpasir yang mempunyai tekstur kasar

pada huruf. Tekstur kasar dapat dibuat dengan menggunakan pasir. Tekstur kasar pada huruf berfungsi untuk melatih motorik halus pada tangan ketika belajar menulis. Sedangkan I Spy adalah sebuah permainan dengan menggunakan benda berupa mainan untuk mencari benda yang berawalan dari huruf a sampai z. Permainan I Spy membantu siswa untuk belajar mengucapkan bunyi huruf a sampai z. Peneliti menggabungkan dan memodifikasi alat peraga Sandpaper

Letters dan I Spy berbasis metode Montessori menjadi alat peraga kartu abajd

berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan. Komponen dalam alat peraga kartu abajd berbasis metode Montessori ini menggabungkan komponen pada alat peraga Sandpaper Letters dan I Spy, yaitu papan hururf, kartu huruf, kartu gambar, benda konkret (mainan alfabet), tongkat kayu, buku petunjuk penggunaan alat peraga, karpet sebagai alas, dan kotak sebagai wadah penyimpanan.

2. Kualitas Alat Peraga

Alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori telah melalui proses validasi oleh tiga validator yang terdiri dari ahli bahas Indonesia, ahli Montessori dan guru kelas I SD. Berdasarkan hasil validasi dari ahli bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan guru kelas I diperoleh skor rerata 3,48. Jika dilihat dalam tabel 3.18, pengklasifikasikan skor ini termasuk dalam rentang skor 3,25 < X ≤ 4,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat peraga termasuk dalam kategori sangat baik dan layak digunakan.

Alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori ini memiliki kualitas yang sangat baik jika dilihat dari segi karakteristik Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. Alat peraga dibuat untuk menarik perhatian dari siswa (Gutek, 2013: 235-239). Pada alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori ini, menarik dimunculkan dari bentuk alat peraga yang memiliki warna pada papan dan huruf, gambar-gambar yang beragam pada kartu gambar dan penggunaan alat peraga yang menarik. Alat peraga dibuat untuk melatih indera dan dapat digunakan untuk berbagai usia (Gutek, 2013: 235- 239). Pada alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori ini, bergradasi muncul dari penggunaan alat peraga yang melibatkan indera penglihatan, pendengaran, dan perasa serta alat peraga dapat digunakan dalam berbagai usia. Alat peraga Montessori memiliki auto-correction atau pengendali kesalahan. Hal tersebut dibuat dengan tujuan agar anak mengetahui kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri selama menggunakan alat peraga tanpa ada orang lain yang memberitahu (Montessori, 2002: 171). Pada alat peraga kartu abjad berbasis

metode Montessori ini, auto-correction muncul dengan adanya kartu gambar pada alat peraga. Bagian depan kartu berupa gambar, sedangkan pada bagian belakang terdapat huruf. Auto-correction juga dapat ditunjukkan oleh guru, karena untuk siswa yang masih kesulitan membaca perlu pendampingan guru. Guru akan membenarkan jawaban siswa yang salah ketika mengucapkan bunyi huruf. Alat peraga dalam pembelajaran Montessori dibuat untuk mengembangkan kemampuan belajar seacar auto-education atau mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa (Montessori, 2002: 172-173). Pada alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori ini, auto-education muncul dari penggunaan alat peraga kartu abjad untuk latihan membaca dan menulis permulaan. Siswa dapat menggunakan alat peraga tanpa bantuan guru. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji coba, bahwa siswa dapat menggunakan komponen alat peraga sesuai dengan langkah-langkah yang sudah ditunjukkan oleh guru sebelumnya. Montessori mengemukakan bahwa belajar hendaknya disesuaikan dengan konteks (Lillard, 2005: 32). Pada alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori ini, kontekstual dimunculkan dari penggunaan benda konkret (mainan alfabet). Benda konkret (mainan alfabet) yang digunakan pernah dijumpai siswa di lingkungan sekitar. Mainan yang digunakan merupakan nama-nama buah, hewan dan benda. Alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari alat peraga yang dikembangkan ini adalah alat peraga memiliki kartu gambar yang diawali dari huruf a-z, yaitu a-ayam, b-burung, c- capung, d-dadu, e-ember, f-flamingo, g-gajah, h-harimau, i-ikan, j-jeruk, k-kursi, l-lampu, m-meja, n-nanas, o-obat, p-palu, q-quokka, r-rusa, s-sapi, t-topi, u-udang,

v-vas, x-xray, y-yoyo, dan z-zebra. Produk yang dikembangkan tidak hanya memiliki kelebihan saja, melainkan terdapat beberapa kekurangan, yaitu produk ini memiliki kekurangan dalam proses pembuatan alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori yang terbatas hanya pada huruf kecil.

90 BAB V PENUTUP

Bab V menguraikan beberapa hal yang berupa kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing subbab tersebut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan dilaksankan melalui enam langkah berikut: (1) Potensi dan masalah. Potensi yang ada mengenai membaca dan menulis permulaan yang disertai dengan masalah siswa berupa kesulitan siswa dalam mengenal huruf, (2) Pengumpulan data dihasilkan dari data triangulasi yang berupa hasil wawancara, observasi dan kuesioner. Hasil wawancara diperoleh dari tiga narasumber, yaitu kepala sekolah, guru kelas I dan siswa kelas I, (3) Desain produk berupa pengembangan yang menggunakan karakteristik dari Montessori, yaitu mandiri, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual, (4) Validasi Produk dilakukan oleh tiga ahli, yaitu ahli Bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan guru kelas I SD, (5) Revisi produk dilakukan setelah melihat hasil saran dan komentar yang diberikan oleh ahli, dan (6) Uji coba produk digunakan untuk mendapatkan data siswa setelah menggunakan alat peraga.

2. Kartu abjad berbasis metode Montessori untuk latihan membaca dan menulis permulaan telah dikembangkan melalui tahap-tahap pengembangan salah satunya validasi oleh para ahli, yaitu ahli Bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan guru kels I SD. Dari hasil validasi produk oleh ahli bahasa Indonesia memperoleh skor 3,45, ahli Montessori memperoleh skor 3,36, dan guru kelas I memperoleh skor 3,63. Perolehan skor dari ketiga validator mendapatkan skor rerata 3,48 dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari karakteristik Montessori yang menarik, bergradasi, auto-education, auto-

correction, dan kontekstual. Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada lima

siswa. Uji coba dilakukan untuk memperoleh data siswa setelah menggunakan alat peraga. Dari hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti memperoleh data bahwa siswa tertarik menggunakan alat peraga, siswa dapat belajar sendiri menggunakan alat peraga, dan siswa dapat belajar menggunakan kartu huruf serta kartu gambar.

B. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Alat peraga hanya dibuat satu.

2. Proses pembuatan alat peraga kartu abjad berbasis metode Montessori terbatas hanya pada huruf kecil.

C. Saran

Saran yang dapat dipertimbangkan bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Alat peraga lebih baik dibuat lebih dari satu supaya dalam validasi produk dan penelitian tidak mengeluarkan banyak waktu.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat membuat alat peraga kartu abjad khususnya untuk huruf kapital.

93

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S. W. (2016). Pengembangan alat peraga sandpaper letters materi

menulis kalimat tegak bersambung berbasis metode Montessori. Skripsi:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Alek & Achmad. (2011). Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta:

Prenada Media Group.

Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Chaer, A. (2010). Tata bahasa praktis bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Crain, W. Teori perkembangan: konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi dan Standar Kompetensi

Lulusan untuk satuan pendidikan dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Gutek, G. L. (2013). Metode Montessori: Panduan wajib untuk guru dan

orangtua didik PAUD (Pendidikan Anak Usai Dini). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Kustiningsih, S.P. (2013). Peningkatan kemampuan membaca bahasa Indonesia

melalui metode cooperative script siswa kelas IV SD. Artikel Penelitian.

Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak.

Langi, A, Tahir, M, & Idris. (2013). Peningkatan kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan kartu huruf di kelas I SDN 2 Wombo.

Jurnal Kreatif Tadulako, 4 (8).

Lillard, A. S. (2006). Montessori the science behind the genius. New York: Oxford University Press.

Martaulina, S.D. (2015). Bahasa Indonesia terapan. Yogyakarta: Deepublish. Montessori, M. (2012). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes

Company

Mustikowati, Wijayanti & Darmanto. (2016). Meningkatkan semangat membaca dan menulis siswa Sekolah Dasar dengan permainan kata bersambut.

Jurnal Riset dan Konseptual, 1 (1).

Noi, H. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi

perkalian berbasis metode Montessori. Skripsi: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Nurnaningsih, R. (2009). Upaya meningkatkan membaca dan menulis dengan

media gambar pada pelajaran bahasa Indonesia kelas II b MIN Ngawen Gunungkidul. Skripsi: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. (2016). Pedoman umum ejaan bahasa

Prastowo, A. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tematik terpadu implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta:

Prenadamedia.

Sanaky, H.A.H. (2013). Media pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Slamet, St.Y. (2014). Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas rendah

dan tinggi Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

Sudono, A. (2010). Sumber belajar dan alat permainan untuk pendidikan anak

usia dini. Jakarta: PT Grasindo.

Sukmadinata, N.S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

________. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

________. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Susilowati, S. E. (2015). Mewarnai gambar dapat meningkatkan kemampuan

motorik halus pada anak kelompok B TK Pertiwi. Skripsi: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyh Surakarta Suwarna, D. (2012). Cerdas berbahasa Indonesia berbahasa dengan pemahaman

dan pendalaman. Bogor: Jelajah Nusa.

Trisniwati. (2014). Peningkatan kemampuan mengenal huruf melalui metode

permainan kartu huruf pada kelompok B1 TK ABA Ketanggungan Wirobrajan. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta.

Yunus, A. (2012). Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Yusuf, S dan Sugandi, M.N. (2011). Perkembangan peserta didik: Mata Kuliah

Dasar Profesi (MKDP) bagi para mahasiswa calon guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Jakarta: Rajawali Pers.

Wahyuningtyas, P.A. (2015). Peningkatan kemampuan mengenal huruf melalui

media papan flannel pada anak usia dini di tempat penitipan anak Beringharjo Yogyakarta. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Widoyoko, S.E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widoyoko, S.E. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zuchdi, D & Budiasih. (1996). Pendidikan bahasa dan sastra di kelas rendah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

96 Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa

Dokumen terkait