BAB III TEKNIK PELAKSANAAN
C. Pembahasan Hasil PKLI
1. Pengecoran Besi Tuang (Hanger Bearing) di CV Kinabalu
Pembuatan produk-produk melalui pengecoran logam di CV. Kinabalu melalui beberapa proses. Dalam proses pengecoran tersebut penulis terlibat langsung dari persipan pengecoran sampai pemeriksaan hasil pengecoran.
Pembahasan penulis lakukan untuk membandingkan atau melihat kesesuaiaan metode pengecoran di CV. Kinabalu dengan kajian teoritik dan metode pengecoran pada kajian literatur.
a. Bahan baku
Bahan baku yang di gunakan pada proses pengecoran besi tuang kelabu di CV. Kinabalu adalah besi rongsokan seperti Blok mesin, pompa air, dan produk besi tuang lainnya. Pada saat pengecoran berlansung untuk mengurangi kekerasan hasil coran maka ditambahakan Silikon seberat 1Kg untuk 150Kg besi tuang. Hal demikian dilakukan agar produk mampu dikerjakan di pemesinan. Penambahan batu kapur juag dilakukan.
Gambar 3.8 Bahan Baku Pengecoran Besi Tuang Kelabu di CV. Kinabalu (Sumber: CV. Kinabalu)
b. Dapur kupola
Dapur kupola yang digunakan CV. Kinabalu berdiameter 1300mm, tinggi 4000mm dengan empat lubang tuyer. Blower yang digunakan berdiameter 1000mm diputar motor 75 HP. Dapur kupola ini memiliki 4 tuyer (lubang hembus), desain seperti ini agar udara dari blower dapat merata di dalam dapur. Dari lubang hembus dapat juga melihat apakah kokas sudah terbakar sempurna, jika belum pembakaran kokas dibantu dengan arang kayu yang dimasukkan dari lubang hembus.
Gambar 3.9 Dapur Kupola CV. Kinabalu (Sumber: CV. Kinabalu)
c. Bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan pada proses pengecoran besi tuang adalah kokas. Kokas yang digunakan CV. Kinabalu adalah kokas yang diimpor dari China. Ukuran kokas yang dikirim ke CV. Kinabalu masih berukuran besar, memiliki berat sekitar 5-8 Kg. Kokas yang akan digunakan untuk pengecoran harus lebih kecil, dari itu pada saat persiapan pengecoran, kokas di pecah-pecah sampai memiliki berat sekitar 0,5-1,5 Kg. hal ini dilakukan agar pembakaran kokas di dalam dapur kupola lebih cepat, selain itu dengan kokas berukuran kecil, maka di dalam dapur kupola tidak terlalu banyak rongga. Rongga-rongga di dalam dapur kupola yang terlalu besar akan mengakibatkan pembakaran tidak efisien dan logam lama mencair.
Penggunaan kokas untuk peleburan besi tuang di CV. Kinabalu 580 Kg untuk melebur besi tuang sebanyak 3000Kg. Artinya 1Kg kokas mampu mencairkan 5Kg logam. Hal ini berbeda dengan penelitian Supriyanto (2007)
yang menggunakan kokas briket pada kupola double tuyer menghasilkan perbandingan 1Kg kokas mampu mencairkan besi 14Kg. keadaan yang berbeda dikarenakan kokas yang digunakan di CV. Kinabalu bukan berbentuk briket walaupun tuyer pada dapur kupola berjumlah empat buah.
Pada saat peleburan logam, pembakaran kokas pertama berjumlah 200 Kg setelah kokas sudah menjadi bara api dimasukkan logam 150 Kg. siklus berikutnya kokas dimasukkan kedalam dapur hanya 20Kg dan logam tetap 150 Kg. Dalam sekali peleburan atau dalam kurun waktu satu bulan CV. Kinabalu melebur 3000Kg besi tuang.
Gambar 3.10 Kokas yang di Gunakan di CV. Kinabalu (Sumber: CV. Kinabalu)
d. Ladel
Ladel yang digunakan untuk mengangkut logam cair menuju cetakan pasir dibuat dari plat baja dan diproduksi pada bagian pengelasan CV. Kinabalu. Bagian dalam ladel dilapisi oleh campuran pasir, bentonit, dan dilapisi grafit yang dicampur air untuk melapisi permukaan dalam ladel. Sebelum penggunaan, ladel dikeringkan dengan membakar arang kayu didalam ladel. Jenis ladel yang digunakan untuk pengecoran besi tuang adalah jenis pikul.
Gambar 3.11 Ladel yang digunakan pada pengecoran besi tuang di CV. Kinabalu (Sumber: CV. Kinabalu)
e. Sistem pengolahan pasir
Pasir yang digunakan CV. Kinabalu untuk pengecoran besi tuang adalah pasir laut. Pasir yang digunakan dapat dipakai berulang-ulang, bahan perekat yang digunakan adalah bentonit.
Gambar 3.12 Pencampuran pasir laut dan bahan perekat (Sumber: CV. Kinabalu)
f. Pembuatan cetakan (pola)
Pembuatan pola untuk produk pengecoran di CV. Kinabalu tidak dibuat oleh karyawan CV. Kinabalu tetapi dipesan kepada mitra perusahaan. Pola yang digunakan untuk pembuatan produk hanger bearing adalah pola pejal jenis belah. g. Cetakan
Pembuatan produk hanger bearing di CV. Kinabalu menggunakan cetakan pasir. Untuk pembuatan inti dilakukan dengan cara CO, maksudnya pasir dicampur dengan air kaca (Sodium tetra silikat) dengan rumus molekul Na2Si4O9. 5 H2O (Desiana, 2012) kemudian di hembus menggunakan CO.
Gambar 3.13 Cetakan pasir produk Gambar 3.14 Pembuatan inti dengan hanger bearing hembusan CO
h. Penuangan
Penuangan besi tuang di CV. Kinabalu dilakukan sebulan sekali atau tergantung pada pemesanan konsumen. Penuangan besi tuang yang rutin dilakukan adalah sebanyak tiga ton per peleburan.
Gambar 3.15 Penuangan besi tuang produk hanger bearing (Sumber: CV. Kinabalu)
i. Pembongkaran, pembersihan, dan pemeriksaan
Pembongkaran hasil pengecoran besi tuang di CV. Kinabalu dilakukan sehari setelah proses pengecoran. Setelah dibongkar dari cetakan pasir produk dibersihkan dan di periksa ukurannya. Apabila ukuran tidak mencukupi untuk pengerjaan lanjut di pemesinan maka produk dianggap gagal dan akan di lebur kempali pada periode peleburan berikutnya. Namun produk gagal seperti itu jarang terjadi di CV. Kinabalu.
j. Benda kerja
Benda kerja atau produk yang dihasilkan dari pengecoran besi tuang di CV. Kinabalu yaitu rumah pompa, hanger bearing, fire grate dan berbagai suku cadang pabrik kelapa sawit.
Gambar 3.16 Gambar produk hangerbearing c/w bronze bushing (Sumber: CV. Kinabalu)
2. Pengecoran Bronze (Bronze Bushing) di CV Kinabalu
a. Bahan baku
pengumpul barang bekas berupa kuningan dan timah babet. Untuk pembuatan
bronze komposisi ideal adalah 70% Tembaga dengan 30% Timah namun
komposisi tersebut sulit dicapai. Pengecoran yang dilakukan bronze yang dilakukan adalah campuran kuningan dan timah babet.
Perbandingan antara kuningan dan timah babet sekitar 255Kg:45Kg atau 85% kuningan denga 15% timah babet. Komposisi dirancang dengan kualitas terbaik, walaupun kualitas tidak sebaik bronze yang sebenarnya, namun hasil pengecoran ini kualitasnya sudah mendekati bronze sehingga hasil pengecoran dapat dikatakan bronze di pasaran.
Gambar 3.17 Bahan baku pengecoran bronze di CV. Kinabalu (Sumber: CV. Kinabalu)
b. Dapur krusibel
Dapur krusibel di CV. Kinabalu dibuat di bagian pengelasan, semua komponen di buat sendiri kecuali cawan peleburan yang diimpor dari Jepang. CV. Kinabalu memiliki dua jenis dapur krusibel yaitu dapur krusibel angkat dan dapur krusibel tukik. Dapur krusibel jenis angkat adalah yang selalu digunakan, dimana setelah logam cair akan diambil menggunakan ladel tangan (gayung).
Dapur krusibel yang digunakan berdiameter 950mm dengan tinggi 900mm,
blower yang digunakan berdiameter 400mm diputar motor berdaya 2 HP.
Gambar 3.18 Dapur krusibel angkat Gambar 3.19 Dapur krusibel tukik (Sumber: CV. Kinabalu) (Sumber: CV. Kinabalu)
c. Bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan pada dapur kupola CV. Kinabalu adalah campuran oli bekas dan minyak tanah dengan perbandingan 200l : 30l, atau 87% oli bekas dengan 13% minyak tanah. Keadaan ini disebabkan oleh mahalnya minyak tanah yang dijual untuk industri sehingga persentase minyak tanahh hanya 13%. Seharusnya untuk mencapai temperatur tertinggi persentase minyak tanah harus mencapai 30% sesuai dengan penelitian Raharjo (2009). Hal ini sudah penulis diskusikan dengan pembimbing lapangan untuk menambah persentase minyak tanah untuk bahan bakar peleburan pada dapur krusibel CV. Kianabalu.
Gambar 3.20 Oli bekas untuk bahan bakar dapur krusibel CV. Kinabalu (Sumber: CV. Kinabalu)
d. Sistem pengolahan pasir
Pasir yang digunakan CV. Kinabalu untuk pengecoran bronze adalah pasir tanah liat. Pasir yang digunakan dapat dipakai berulang-ulang, bahan perekat yang digunakan adalah bentonit.
Gambar 3.21 Pasir tanah liat untuk cetakan pengecoran bronze (Sumber: CV. KInabalu)
e. Cetakan
Cetakan yang digunakan untuk pengecoran bronze digunakan pasit tanah liat, dengan kualitas sama seperti bahan baku keramik.
Gambar 3.22 Pembuatan cetakan Bronze Bushing (Sumber: CV. Kinabalu)
f. Penuangan
Penuangan bronze di CV. Kinabalu dilakukan dua kali sebulan atau tergantung pada pemesanan konsumen. Penuangan besi tuang yang rutin dilakukan adalah sebanyak 300Kg per peleburan.
Gambar 3.23 Penuangan bronze (Sumber: CV. Kinabalu)
g. Benda kerja
Benda kerja atau produk yang dihasilkan dari pengecoran bronze di CV. Kinabalu yaitu Bronze Bushing.
Gambar 3.24 Produk bronze bushing hasil pengecoran bronze di CV. Kinabalu (Sumber: CV. Kinabalu)