• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Uji Heterokedastisitas a. Uji Weight Least Square

5.3 Pembahasan Hasil

Dari hasil analisis diatas diketahui variabel suhu, curah hujan, luas panen dan pupuk subsidi didapat nilai positif dan signifikan dimana setiap kenaikannya akan memberikan dampak positif terhadap produksi padi sawah. Sedangkan keadaan kelembaban memberikan pengaruh negatif yang signfikan terhadap produksi padi sawah di daerah penelitian.

a. Curah Hujan Signifikan Terhadap Produksi Padi di Daerah Penelitian. Variabel curah hujan berpengaruh signifikan. Curah hujan dapat mempengaruhi pergesesarn yang berdampak pada periode penanaman. Indeks penanaman untuk tanaman padi yaitu bulan November - Februari (musim hujan), Juli – Oktober (musim kemarau) dan Maret – Juni (musim gadu).

Tanaman padi membutuhkan curah hujan dengan rata-rata 200m/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Petani umumnya melakukan penanaman pada bulan penghujan. Dibulan kemarau dan gadu, petani juga memanfaatkan irigasi dimana air irigasi berasal dari danau, rawa atau sungai dan air hujan. Di saat musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi, air yang berlebih akan di alirkan ke waduk atau ditampung guna untuk pengelolahan tanah dan konsumsi tanaman pada saat pertumbuhan di musim kering dan gadu.

Keadaan rata-rata curah hujan di Sumatera Utara tahunan adalah 2000 mm/tahun dengan kondisi yang mendukung untuk pertanaman padi. Hal ini sesuai dengan penlitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah (2014) dengan hasil curah hujan memberikan pengaruh yang signifikan dan negatif, dimana setiap kenaikan 1% curah hujan, akan meningkat produksi sebesar 0,6191%.

b. Kelembaban Signifikan Terhadap Produksi Padi di Daerah Penelitian. Variabel kelembaban berpengaruh signifikan dimana nilai koefisien kelembaban 1233.638. dimana setiap kenaikan 1% tingkat kelembaban maka produksi padi akan menurun 1233.638 ton. Pada lahan persawahan, apabila tingkat kelembaban yang tinggi dapat mempercepat perkembangbiakan OPT. Akibatnya, produksi tidak dapat optimal dan menyebabkan gagal panen.

50

Menurut Penelitian Rathnayake (2016), kelembaban yang sesuai dengan tanaman padi dari data yang diperoleh, dapat dikategorikan pada tingkat yang sesuai hingga sangat sesuai. Dan hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sridevi dan Chellamuthu (2015) kelembaban yang relatif tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman padi, produksi padi akan menurun seiring dengan meningkatnya kelembaban.

c. Suhu Signifikan Terhadap Produksi Padi di Daerah Penelitian.

Variabel Suhu berpengaruh signifikan dimana nilai koefisien suhu 14554.79. dimana setiap kenaikan 1oC maka produksi akan meningkat 14554.79 ton atau sebesar 0.62 ton/MT. dengan asumsi variabel lain konstan. Suhu udara yang optimal untuk pertumbuhan tanaman padi adalah 23 oC – 30 oC. Akan tetapi pada proses petumbuhan padi apabila suhu yang terlampau tinggi atau rendah akan berakibat pada penurunan produksi padi.

Keadaan suhu didaerah penelitian yaitu suhu terendah 24 oC dan yang tertinggi 28,8 oC. Hasil estimasi menunjukkan suhu memberikan kenaikan yang positif. Dimana keadaan suhu di daerah penelitian berada di pada wilayah optimum untuk pertumbuhan padi. dengan keadaan iklim suhu yang seperti ini mampu memberikan dampak positif terhadap produksi padi.

Penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh Peng et, al (2004) dimana produksi akan menurun sesuai dengan meningkatnya suhu dari dampak pemanasan global. Dimana produksi menurun 10% untuk kenaikan 1 oC. Dan juga bertentang dengan penelitian dilakukan Yuliawana et,al (2015) dimana produksi akan menurun sebesar 14,4% akibat meningkatnya suhu 1 oC.

d. Luas Panen Signifikan Terhadap Produksi Padi di Daerah Penelitian. Variabel Luas Panen berpengaruh signifikan terhadap produksi padi sawah dikarenakan semakin luas areal lahan panen untuk tanaman padi maka produksi padi akan meningkat. Dari hasil penelitian nilai koefisien 5.650727 dimana apabila luas areal panen naik 1Ha maka produksi padi akan meningkat sebesar 5.650727 ton.

Upaya dalam meningkatkan produksi padi di Sumatera Utara adalah dengan meningkatkan luas panen. Salah satunya dengan ekstensifikasi pertanian. Ektensifikasi lahan pertanian adalah usaha peningkatan luas areal tanaman dengan memperhatikan sumberdaya alam dan lingkungan.

Dari hasil analisis diketahui luas panen meberikan kenaikan yang positif. Hal ini sesuai dengan penlitian yang dilakukan Klivensi (2015) dimana jika areal luas lahan meningkat 1Ha maka produksi akan meningkat 1425,0 Kg.

e. Pupuk Subsidi Signifikan Terhadap Produksi Padi di Daerah Penelitian. Variabel Pupuk Subsidi (NPK, Urea, SP-36) berpengaruh signifikan terhadap produksi padi sawah dikarenakan pemberian pupuk subsidi akan membantu petani dalam proses budidaya dan pertumbuhan tanaman. Dari penelitian ini diketahui pupuk subsidi memberikan pengaruh positif dimana setiap kenaikan 1 ton makan produksi meningkat 0.773176 ton. Dengan demikian pendistribusian kan pupuk subsidi sebaiknya diteruskan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Joko Triyanto (2006) yang membuktikan bahwa pupuk sebagai salah satu input produksi yang mempunyai pengaruh positif terhadap produksi padi.

52

Dari hasil analisis dapat diketahui secara umum perubahan iklim berpengaruh di Provinsi Sumatera Utara. Namun, dilihat dari data keseluruhan perubahan iklim di wilayah penelitian pada Lampiran 2. perubahan iklim yang terjadi setiap tahun per musim tanam tidak terlalu berbeda atau cenderung konstan di Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian, perubahan iklim yang terjadi tidak ada yang terlalu ekstrim di Provinsi Sumatera Utara.

Dilihat dari data yang diperoleh petani padi sawah masih banyak yang menerapkan IP (Indeks Penanaman):2, sehingga masih sedikit petani yang menerapkan IP:3. Penerapan IP:3 mampu meningkatkan produksi dengan dukungan input produksi sehingga produksi padi sawah juga akan meningkat pertahun.

Pemanfaatkan bantuan pemerintah akan pengadaan pupuk subsidi untuk petani padi sawah mampu memberikan kenaikan yang positif terhadap produksi padi di Provinsi Sumatera Utara, dengan demikian pendistribusian pupuk subsidi sebaiknya diteruskan oleh pemerintah sehingga membantu petani dalam meningkatkan produksi padi sawah.

6.1Kesimpulan

Dari hasil analisis dapat diketahui secara umum perubahan iklim/variabel tidak terkontrol (suhu, curah hujan dan kelembaban) dan variabel terkontrol (luas panen dan pupuk subsidi) berpengaruh di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data perubahan iklim yang terjadi setiap tahun per musim tanam tidak terlalu berbeda atau cenderung konstan. Dengan demikian, perubahan iklim yang terjadi tidak ada yang ekstrim di Provinsi Sumatera Utara.

6.2 Saran

1. Kepada Pemerintah

Pemerintah agar lebih mengkhawatirkan perubahan iklim terjadi, mencari upaya dalam menanggulangi perubahan iklim yang tidak stabil, memberikan penyuluhan kepada petani mengenai pemanfaatan pola tanam yang baru akibat dari perubahan iklim dan memanfaatkan ketersedian input yang lebih baik.

2. Kepada Petani

Kepada petani dapat memanfaatkan perubahan iklim yang terjadi dengan memanfaatkan sistem pola tanam yang baru sesuai dengan perubahan iklim yang terjadi, memperluas areal sawah dan memanfaatkan pupuk subsidi yang diberikan pemerintah dalam upaya dalam peningkatan produksi padi sawah.

54

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya agar mampu melakukan penelitian yang lebih luas (menambahkan variabel teknologi, dan dengan data produksi per bulan). Melihat dari keterbatasan data yang dilakukan sebelumnya, penelitian selanjutnya mampu menjelaskan dampak perubahan perubahan iklim yang lebih baik.

Dokumen terkait