• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanakaragaman Jenis Tanaman Obat di Hutan Pendidikan USU

Hasil penelitian di hutan pendidikan USU dari ketiga kategori ketinggian tempat diperoleh 38 jenis tanaman obat yang terbagi atas 23 ordo dan 24 famili. Tanaman obat yang ditemukan di hutan pendidikan USU ini banyak digunakan oleh masyarakat sekitar hutan sebagai pengobatan alternatif sehari-hari. Beberapa jenis dari tanaman obat yang ditemukan biasa digunakan sebagai tanaman hias namun dapat juga digunakan sebagai tanaman obat di pekarangan rumah

masyarakat, seperti Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis Linn.), Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth), Bunga Kacar (Impatiens balsamina Linn) dan Surat-surat Dibata (Macodes petola BI.).

Penduduk yang tinggal di sekitar hutan pendidikan USU memiliki pengetahuan tentang tanaman obat yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu. Pengetahuan masyarakat tetang tanaman obat berasal dari turun-temurun sehingga pengetahuan ini berkembang dalam masyarakat. Masyarakat memperoleh tanaman obat tersebut sebagian besar dari kebun dan pekarangan rumah, dan jika tanaman obat tidak ditemukan disekitar itu maka masyarakat akan mencarinya di hutan hal ini sesuai dengan peryataan ( Tukiman, 2004) yang menyatakan bahwa Upaya pengobatan tradisional dengan obat-obat tradisional merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Hasil penelitian keanekaragaman tanaman obat di hutan pendidikan USU disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Tanaman Obat yang Ditemukan di Hutan Pendidikan USU

No Nama Lokal Nama Latin Ordo Famili Fungsi 1 Andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC Sapindales Rutaceae Obat epilepsy 2 Arbei Rubus reflexus Ker Rosales Rosaceae Obat mata 3 Belo-belo Piper decumanum L. Piperales Piperaceae Luka, Bengkak 4 Besi-besi Justicia gandarusa Burm.F Lamiales Acanthaceae Untuk penyembahan 5 Bidara Artemisia vulgaris Linn Asterales Asteraceae Obat ambeyen

6 Bunga Kiung Obat gatal-gatal

7 Bunga Kacar Impatiens balsamina Linn. Ericales Balsaminaceae Sebagai penyegar

8 Bunga Sapa Obat bisul

9 Cekala Nicolaia speciosa Horan Zingiberales Zingiberaceae Obat batuk 10 Cingkam Bischofia javanica BI Euphorbiales Euphorbiaceae Obat maag 11 Gagatan Harimau Vitis gracilis BL Vitales Vitaceae Obat sakit perut

12 Kambing-kambing Obat sakit perut

13 Kayu Manis Cinnamomum burmanii Laurales Lauraceae Obat mencret 14 Kelsi Bidens sinensis Asterales Asteraceae Obat gatal-gatal 15 Kembang Sepatu Hibiscus rosasinensis Linn Malvales Malvaceae Obat demam 16 Kemenyan Styrax sumaterana Ebenales Styracaceae Obat gatal-gatal 17 Ketang/Rotan Calamus diepenhorstii Miq Arecales Arecaceae Obat sakit perut 18 Kulit Labang Castanopsis costata BL Fagales Fagaceae Obat amandel 19 Kumis Kucing Orthosiphon stamineus Benth Lamiales Lamiaceae Obat angin duduk 20 Lancing Solanum verbacifolium Solanales solanaceae Obat terkilir 21 Lenga-lenga Eupatorium odaratum L. Asterales Asteraceae Masuk

angin,pegal-pegal 22 Meniran Phyllanthus niruri L. Uphorbiales Uphorbiaceae Antibiotik 23 Pecah Pinggan Centipeda minima P. Asterales Asteraceae Menyegarkan tubuh 24 Pegaga Centella asiatica Urban Apiales Mackinlayaceae Menurunkan gula

darah

25 Pia-pia Allium cepa Linn Liliales Liliaceae Menurunkan tensi 26 Pinus Pinus merkusii Pinales Pinaceae Obat sakit gula 27 Sabi Kabang Thitonia sp. Asterales Asteraceae Mengeringkan luka

sayatan 28 Salagundi Vitex trifolia L. Lamiales Lamiaceae Obat mata 29 Sayat-sayat Leersia hexandra Swartz Poales Poaceae Obat sakit gigi 30 Senduduk Melastoma candidum D.Don Myrtales Melastomataceae Obat amandel 31 Sibagori Sida rhombifolia L Malvales Malvaceae Obat sakit gigi 32 Sigaramata Clerodendron sp. Lamiales Verbenaceae Obat sariawan, Panas

dalam 33 Singkut Curculigo sp. Liliales Amaryllidaceae Obat mata 34 Surat-surat Dibata Macodes petola BI. Orchidales Orchidaceae Obat keracunan 35 Surindan Scrrulla ferruginea Zack Santalales Loranthaceae Obat kanker 36 Tenggiang Polystichum setiferum Polypodiales Dryopteridaceae Obat Luka

37 Terbangun Gara Coleus scutellarioides L. Solonales Lamiaceae Sakit mata dan masuk angin

Hasil penelitian yang didapat bahwa tanaman obat yang paling banyak ditemukan dari ketiga kategori ketinggian tempat yaitu tanaman obat yang berasal dari ordo Lamiales dan ordo Asterales. Adapun ciri khas ordo Asterales yaitu memiliki bunga yang berbentuk sekumpulan bunga kecil yang berkarang pada satu bongkol bunga. Ordo Asterales memiliki habitus yang terdiri dari pohon, semak dan herba Tanaman ini tumbuh pesat dan liar di kawasan lereng gunung, lapangan maupun di pinggir jalan yang yang berhawa sejuk. Adapun ciri khas ordo Lamiales yaitu tumbuhan berbunga dikotiledon yang memiliki bunga dengan mahkota yang sederhana. Ordo Lamiales memiliki habitus yang terdiri dari pohon, perdu dan herba.

Hasil penelitian yang didapat jumlah jenis tanaman obat berbeda pada setiap ketinggian tempatnya. Pada ketinggian < 1000 Mdpl ditemukan 34 jenis tanaman obat, pada ketinggian 1000-1500 Mdpl ditemukan 30 jenis tanamam obat, sedangkan pada ketinggian > 1500 Mdpl ditemukan 28 jenis tanaman obat. Jumlah keseluruhan jenis tanaman obat yang ditemukan dari semua kategori ketinggian tempat adalah 38 jenis. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa jumlah jenis tanaman obat yang paling banyak ditemukan pada ketinggi <1000

Mdpl dengan jumlah sebanyak 34 jenis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zuhud (2009) yang menyatakan bahwa secara umum dapat diketahui bahwa tidak

kurang dari 82% dari total spesies tumbuhan obat hidup di ekosistem hutan tropika dataran rendah pada ketinggian di bawah 1000 meter dari permukaan laut. Jenis tanaman obat yang ditemukan di hutan pendidikan USU dari ketiga kategori ketinggian tempat disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tanaman Obat yang Ditemukan di Hutan Pendidikan USU Pada Setiap Ketingian

NO Nama Lokal Nama Latin Kategori Ketinggian Bagian

yang Digunakan Cara Penggunaan <1000 mdpl 1000-1500 mdpl >1500 mdpl

1 Andaliman Zanthoxylum acanthopodium - Buah Ditumbuk 2 Arbei Rubus reflexusKer - - Buah Dimakan 3 Belo-belo Piper decumanum L Daun Diremas 4 Besi-besi Justicia gandarusa Burm.F - - Daun Direbus 5 Bidara Artemisia vulgaris Linn Daun Diremas dan

digongseng

6 Bunga Kiung Bunga Diremas

7 Bunga Kacar Impatiens balsamina Linn - Daun dan Bunga

Diremas

8 Bunga Sapa Bunga Diremas

9 Cekala Nicolaia speciosa Horan Batang Dibakar lalu direbus 10 Cingkam Bischofia javanica BI Kulit Direbus 11 Gagatan Harimau Vitis gracilis BL Daun Dimakan

Langsung

12 Kambing-kambing Kulit Direbus

13 Kayu Manis Cinnamomum burmanii Kulit Direbus 14 Kelsi Bidens sinensis Daun Diremas 15 Kembang Sepatu Hibiscus rosasinensis Linn - Daun Diremas 16 Kemenyan Styrax sumaterana - - Getah Diasapkan 17 Ketang/Rotan Calamus diepenhorstii Miq Batang Dimakan 18 Kulit Labang Castanopsis costata BL Kulit Direbus 19 Kumis Kucing Orthosiphon stamineus B. Daun Direbus 20 Lancing Solanum verbacifolium Daun Diremas 21 Lenga-lenga Eupatorium odaratum L. Daun Direbus 22 Meniran Phyllanthus niruri L. - Daun Dimakan 23 Pecah Pinggan Centipeda minima P. Daun Direbus 24 Pegaga Centella asiatica Urban Daun Direbus 25 Pia-pia Allium cepa Linn Akar Direbus 26 Pinus Pinus merkusii - - Daun Direbus 27 Sabi Kabang Thitonia sp. Daun Diremas 28 Salagundi Vitex trifolia L. - - Daun Diremas 29 Sayat-sayat Leersia hexandra Swartz - Akar Dimakan 30 Senduduk Melastoma candidum D.Don Daun Direbus 31 Sibagori Sida rhombifolia - - Akar dan

Daun

Direbus

32 Sigaramata Clerodendron sp. - - Daun Direbus 33 Singkut Curculigo sp. Daun Direbus 34 Surat-surat Dibata Macodes petola BI. - Daun Direbus 35 Surindan Scrrulla ferruginea Zack - Daun Direbus 36 Tenggiang Polystichum setiferum Akar Digiling 37 Terbangun Gara Coleus scutellarioides L. Daun Diremas 38 Terbangun Ratah Coleus amboinicus Lour. - Daun Diremas

Total Individu 4458 5398 4401

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 38 jenis tanaman obat yang tersebar dalam ketiga kategori ketinggian tempat. Pada ketinggian <1000 Mdpl terdapat 34 jenis tanaman obat dari jumlah total keseluruhan tanaman obat. Adapun tanaman obat yang tidak ditemukan pada ketinggian ini antara lain : Besi-besi (Justicia gandarusa Burm.F), Meniran (Phyllanthus niruri L), Salagundi (Vitex trifolia L) dan Surat-surat Dibata (Macodes petola BI.).

Hasil yang ditemukan pada ketinggian 1000-1500 Mdpl sebanyak 30 jenis dari jumlah total tanaman obat. Adapun tanaman obat yang tidak ditemukan pada ketinggian ini antara lain: Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC), Arbei (Rubus reflexus Ker.), Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis Linn.), Kemenyan (Styrax sumaterana), Pinus (Pinus merkusii), Sayat-sayat (Leersia hexandra

Swartz), Sibagori (Sida rhombifolia) dan Sigaramata (Clerodendron sp). Pada ketinggian >1500 Mdpl terdapat 28 jenis dari total keseluruhan tanaman obat. Adapun tanaman obat yang tidak ditemukan pada ketinggian ini antara lain: Arbei (Rubus reflexus Ker.), Besi-besi (Justicia gandarusa Burm.F.), Bunga Kacar (Impatiens balsamina Linn.), Kemenyan (Styrax sumaterana), Pinus (Pinus merkusii), Salagundi (Vitex trifolia L.), Sibagori (Sida rhombifolia),

Sigaramata (Clerodendron sp.), Surindan (Scrrulla ferruginea Zack) dan

Terbangun Ratah (Coleus amboinicus Lour).

Hasil penelitian didapat bahwa semua jenis tanaman obat tersebar mulai dari tumbuhan bawah, semak, liana, bunga, perdu sampai pohon, hal ini sesuai dengan pernyataan Zuhud, (2008) yang menyatakan bahwa dari segi habitatnya, spesies-spesies tumbuhan obat yang terdapat di berbagai formasi hutan Indonesia dapat dikelompokkan kedalam 7 (tujuh) macam yaitu : habitat bambu, herba,

liana, pemanjat, perdu, pohon dan semak. Penyebaran jenis tanaman obat di hutan Pendidikan USU berdasarkan habitusnya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Habitus Jenis Tanaman Obat yang Ditemukan di Hutan Pendidikan USU.

Habitus Spesies

Tumbuhan Bawah Arbei(Rubus reflexus Ker); Meniran(Phyllanthus niruri L.); Kelsi (Bidens sinensis); Pecah Pinggan (Centipeda minima P.); Pegaga (Centella asiatica Urban); Pia-pia (Allium cepa Linn); Sabi Kabang (Thitonia sp);Bidara(Artemisia vulgaris Linn) Salagundi (Vitex trifolia L); Sayat-sayat (Leersia hexandra Swartz); Sibagori (Sida rhombifolia); Surat-surat Dibata (Macodes petola BI.);

Terbangun Gara (Coleus scutellarioides L); Sigaramata

(Clerodendron sp.) Terbangun Ratah (Coleus amboinicus Lour). Besi-besi(Justicia gandarusa Burm.F).

Liana Ketang/Rotan (Calamus diepenhorstii Miq), Surindan (Scrrulla ferruginea Zack) Belo-belo(Piper decumanum L ); Bunga Bunga Kiung; Bunga Kacar (Impatiens balsamina Linn); Bunga

Sapa

Semak Cekala(Nicolaia speciosa Horan); Gagatan Harimau

(Vitis gracilis BL); Kulit Labang (Castanopsis costata BL); Lancing (Solanum verbacifolium); Singkut (Curculigo sp); Lenga-lenga (Eupatorium odaratum L); Surindan (Scrrulla ferruginea Zack); Kambing-kambing, Senduduk (Melastoma candidum D.Don).

Perdu Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis Linn); Kumis Kucing

(Orthosiphon stamineus Benth); Tenggiang

(Polystichum setiferum).

Pohon Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC); Cingkam (Bischofia javanica BI); Kayu Manis (Cinnamomum burmanii); Kemenyan (Styrax sumaterana); Pinus (Pinus merkusii).

Indeks Nilai Penting (INP) Tanaman Obat di Hutan Pendidikan USU

Hasil penelitian menunjukan bahwa Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis tanaman obat berbeda-beda dari ketiga kategori ketinggian tempat yang diamati. Indeks Nilai Penting (INP) menunjukan tingkat kedominanan suatu jenis tanaman obat, jika INP semakin tinggi maka tanaman obat tersebut semakin doninan dan begitu juga sebaliknya. Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis tanaman obat dari ketiga kategori ketinggian tempat disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. INP Jenis Tanaman Obat Yang Ditemukan di Hutan Pendidikan USU

No Nama Lokal Nama Latin INP (%)

<1000 Mdpl 1000-1500 Mdpl >1500 Mdpl

1 Andaliman Zanthoxylum acanthopodium 1,15 - 1,66

2 Arbei Rubus reflexusKer 0,7 - -

3 Belo-Belo Piper bettle Linn. 7,3 4,41 3,87

4 Besi-Besi Justicia gandarusa Burm.F - 1,96 -

5 Bidara Artemisia vulgaris Linn 9,77 0,49 2,21

6 Bunga Kiung 8,38 3,43 2,21

7 Bunga Kacar Impatiens balsamina Linn 3,34 1,47 -

8 Bunga Sapa 4,82 1,47 2,76

9 Cekala Nicolaia speciosa Horan 0,61 1,47 2,21

10 Cingkam Bischofia javanica BI 4,62 1,96 2,21

11 Gagatan Harimau Vitis gracilis BL 6,86 4,41 4,42

12 Kambing-Kambing 3,83 1,96 2,21

13 Kayu Manis Cinnamomum burmanii 2,42 2,45 2,21

14 Kelsi Bidens sinensis 3,67 6,37 6,08

15 Kembang Sepatu Hibiscus rosasinensis Linn 0,63 - 0,55

16 Kemenyan Styrax sumaterana 0,57 - -

17 Ketang/Rotan Calamus rotang 1,83 0,49 1,1

18 Kulit Labang Castanopsis costata BL 7,21 5,39 4,42

19 Kumis Kucing Orthosiphon stamineus Benth 7,21 1,47 5,52

20 Lancing Solanum verbacifolium 11,2 7,35 7,18

21 Lenga-Lenga Eupatorium odaratum L. 12,5 8,33 9,39

22 Meniran Phyllanthus niruri L. - 4,41 2,76

23 Pecah Pinggan Centipeda minima P. 2,28 1,47 0,55

24 Pegaga Centella asiatica Urban 13,5 1,47 1,66

25 Pia-pia Allium cepa Linn 4,03 1,47 2,21

26 Pinus Pinus merkusii 3,53 - -

27 Sabi Kabang Thitonia sp. 8,3 1,96 3,31

28 Salagundi Vitex trifolia L. - 2,45 -

29 Sayat-sayat Leersia hexandra Swartz 5,75 - 1,66

30 Senduduk Melastoma candidum D.Don 13 5,88 6,63

31 Sibagori Sida rhombifolia 2,97 - -

32 Sigaramata Clerodendron sp. 2,37 - -

33 Singkut Curculigo sp. 31,5 11,8 6,63

34 Surat-Surat Dibata Macodes petola BI. - 1,96 4,42

35 Surindan Scrrulla ferruginea Zack 3,88 1,47 -

36 Tenggiang Polystichum setiferum 1,88 4,41 3,31

37 Terbangun Gara Coleus scutellarioides L. 6,31 5,88 6,63

38 Terbangun Ratah Coleus amboinicus Lour. 2,05 0,49 -

Total 200 200 200

Indeks Nilai Penting (INP) tanaman obat pada ketinggian < 1000 Mdpl yaitu antara 0,57% sampai 31,5%. Jenis tanaman obat dengan nilai INP tertinggi yaitu jenis Singkut (Curculigo sp) dengan nilai 31,5 %, sedangkan jenis tanaman obat dengan nilai INP terendah yaitu jenis Kemenyan (Styrax sumaterana) dengan

nilai 0,57%. Hal ini membuktikan bahwa jenis tanaman obat Singkut (Curculigo sp) lebih dominan dari pada jenis tanaman obat yang lain pada

kategori ketinggian < 1000 Mdpl.

Indeks Nilai Penting (INP) tanaman obat pada ketinggian 1000-1500 Mdpl yaitu antara 0,49% sampai 11,8%. Jenis tanaman obat dengan nilai INP tertinggi yaitu jenis Singkut (Curculigo sp) dengan nilai 11,8 %, sedangkan jenis tanaman obat dengan nilai INP terendah yaitu ada 3 (tiga) jenis antara lain adalah Bidara (Artemisia vulgaris Linn), Ketang/Rotan (Calamus diepenhorstii Miq) dan

Terbangun Ratah (Coleus amboinicus Lour) dengan nilai 0,49%. Dimana

persentase ini didukung oleh jumlah penemuan individu dan frekuensi penemuan jenis ini yang terendah diantara semua jenis yang ditemukan pada ketinggian ini, hal ini berbanding terbalik dengan tanaman obat jenis Singkut (Curculigo sp) yang jumlahnya lebih banyak dari pada jenis yang lain.

Indeks Nilai Penting (INP) tanaman obat pada ketinggian >1500 Mdpl yaitu antara 0,55% sampai 9.39%. Jenis tanaman obat dengan nilai INP tertinggi yaitu jenis Lenga-lenga (Eupatorium odaratum L) dengan nilai 9,39 %, sedangkan jenis tanaman obat dengan nilai INP terendah yaitu ada 2 (dua) jenis antara lain adalah Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis Linn) dan Jenis Pecah Pinggan (Centipeda minima P) dengan nilai 0,55%.

Hasil perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) menunjukkan bahwa persentase INP tertinggi untuk setiap ketinggian tempat berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh jumlah individu suatu jenis tanaman obat dan frekuensi penemuan jenis tanaman obat tersebut. Hasil yang didapat dimana kerapatan jenis dan frekuensi jenis semakin tinggi tentu akan menyebabkan tingginya persentase kerapatan relatif dan frekuensi relatif sehingga INP pun semakin tinggi.

Indeks keanekaragaman Shannon-Weiner (H') dan Indeks kemerataan Shannon-Weiner (E) Tanaman Obat di Hutan Pendidikan USU

Hasil penelitian yang didapat Indeks Keanekaragaman Shannon-Weiner

(H') dan Indeks Kemerataan Shannon-Weiner (E) Tanaman Obat di Hutan Pendidikan USU pada setiap kategori ketinggian tempat disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Indeks Keanekaragaman Shannon-Weiner (H') dan Indeks Kemerataan

Shannon-Weiner (E) Obat di Hutan Pendidikan USU Pada Setiap Kategori Ketinggian Tempat

Indeks Ketinggian Tempat (Mdpl)

<1000 1000-1500 >1500

Indeks Keanekaragaman shannon Wiener (H') 2,902 2,64 2,806

Indeks Kemerataan Shannon Wiener (E) 0,823 0,776 0,842

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa Indeks Keanekaragaman tanaman obat di hutan pendidikan USU pada ketiga kategori ketinggian tempat yaitu antara 2,64-2,902. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener tertinggi yaitu pada ketinggian < 1000 Mdpl dengan nilai 2,902. Berdasarkan kriteria indeks keanekaragaman dari Shannon-Wiener, maka areal ini termasuk dalam kriteria keanekaragaman sedang. Begitu juga pada kategori ketinggian 1000-1500 Mdpl memiliki nilai 2,64. Berdasarkan kriteria Indeks keanekaragaman dari sannaon-wiener pada ketinggian ini termasuk dalam kriteria keanekaragaman

sedang,begitu juga dengan kategori ketinggian > 1500 Mdpl yang memiliki indeks keanekaragaman Shannon-wiener kategori sedang, yakni 2.806.

Hasil penelitian diketahui bahwa Indeks Keanekaragaman shannon-wiener (H’) tanaman obat dari masing-masing kategori ketinggian tempat di hutan pendidikan USU berada pada kategori sedang. Kategori sedang pada kriteria Indeks Keanekaragaman ini menunjukan bahwa jumlah spesies tanaman obat pada semua kategori ketinggian tempat adalah sedang.

Berdasarkan Tabel 5. juga dapat diketahui bahwa Indeks Kemerataan Shannon-Wiener tanaman obat dari masing-masing kategori ketinggian tempat. Pada kategori ketinggian > 1500 Mdpl memiliki Indeks Kemerataan Wiener tertinggi yakni 0,842.Berdasarkan kriteria Indeks Kemerataan Shannon-Wiener, maka ketinggian ini memiliki penyebaran jenis yang tinggi. pada ketinggian < 1000 Mdpl memiliki Indeks Kemerataan Shannon-Wiener sebesar 0,823. Berdasarkan kriteria Indeks Kemerataan Shannon-Wiener, maka ketinggian ini memiliki penyebaran jenis yang tinggi. Sedangkan pada kategori ketinggian 1000-1500 Mdpl Indeks Kemerataan Shannon-Wiener sebesar 0,776. Berdasarkan kriteria Indeks Kemerataan Shannon-Wiener maka pada kategori ketinggian ini memiliki penyebaran jenis yang tinggi juga. Indeks Kemerataan pada ketinggian 1000-1500 Mdpl lebih kecil dibandingkan Indeks Kemerataan Pada ketinggian < 1000 Mdpl dan ketinggian > 1500 Mdpl.

Keadaan Suhu dan Kelembaban Udara di Hutan Pendidikan USU

Pada pengamatan keanekaragaman jenis tanaman obat di Hutan Pendidikan USU, juga dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lokasi pengamatan dari masing kategori ketinggian tempat. Dari

masing-masing ketegori ketinggian dilakukan tiga waktu pengukuran, yakni pada pagi hari (pukul 07.00 WIB), siang hari (12.00 WIB), dan sore hari (17.00 WIB).

Pengukuran suhu dan kelembaban udara ini dilakukan bersamaan dengan pengamatan jenis tanaman obat. Hal ini dilakuakan bertujuan untuk mengetahui suhu dan kelembaban harian di Hutan Pendidikan USU yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tanaman obat yang ditemukan di lokasi pengamatan. Data hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara di Hutan Pendidikan USU disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Suhu dan Kelembaban Udara di Hutan Pendidikan USU Selama Periode Pengamatan Tanaman Obat

Kategori Ketinggian (m dpl) Waktu (WIB) TBK (0C) TBB (0C) T (0C) RH (%) Tharian (0C) < 1000 Pagi 19 17 19 79,00 20,75 Siang 22 20 22 80,00 Sore 20 17 20 70,00 1000 – 1500 Pagi 17 14 17 68,00 20,25 Siang 23 21 23 80,00 Sore 18 16 18 78,00 ≥ 1500 Pagi 17 13 17 58,00 21,00 Siang 25 22 25 73,00 Sore 17 16 17 88,00 Rata-rata 74,89 20,67

Keterangan : Persentase RH diperoleh dengan menggunakan tabel kelembaban (RH)

Tharian merupakan hasil perhitungan rata-rata nilai TBK, melalui rumus

4 2

harian

T Tpagi+ Tsiang+Tsore =

Berdasarkan pengukuran suhu dan kelembaban udara yang dilakukan selama periode pengamatan keanekaragaman jenis tanaman obat di Hutan Pendidikan USU diperoleh suhu rata-rata di lokasi penelitian sebesar 20,670C dan kelembaban udara sebesar 74,89%. Suhu udara hasil pengukuran dalam penelitian ini merupakan kisaran optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman obat di iklim tropis. Kelembaban udara sebesar 74,89% merupakan ukuran

kelembaban yang cukup tinggi hal ini sesuai dengan keadaan iklim di Indonesia yang beriklim tropis dengan kelembaban yang tinggi.

Indeks Kesamaan (IS) Tanaman Obat di Hutan Pendidikan USU

Pada penelitian ini IS digunakan untuk mengetahui persentase kesamaan jenis antar ketinggian yang diamati. Melalui analisis data diperoleh IS antar ketinggian tempat pengamatan, yang disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Indeks Kesamaan (IS) Tanaman Obat Antar Setiap Kategori Ketinggian Tempat yang Diamati di Hutan Pendidikan USU

Kategori ketinggian (m dpl) < 1000 1000 - 1500 > 1500

< 1000 - 81,25% 83,87%

1000 - 1500 - - 82,75%

> 1500 - - -

Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa terdapat tiga kelompok areal yang dibandingkan tingkat kesamaan jenisnya. Nilai IS pada lokasi penelitian berkisar antara 81,25%-3,87%. Nilai IS tertinggi adalah antara ketinggian 1000 Mdpl dengan ketinggian > 1500 Mdpl yakni 83,87%, nilai IS tertinggi kedua

adalah antara ketinggian 1000-1500 Mdpl dengan ketinggian

>1500 Mdpl yakni 82,75%, sedangkan nilai IS terendah adalah antara ketinggian < 1000 Mdpl dengan ketinggian 1000-1500 Mdpl yakni 81,25%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesamaan jenis antara ketiga kategori ketinggian adalah sangat mirip. Berdasarkan penjelasan di atas, ketinggian wilayah ternyata tidak mempengaruhi penyebaran spesies. Ketinggian wilayah Hutan Pendidikan USU yang berkisar antara 891 - 1991 Mdpl (Setiawan, 2012), dan penelitian dilakukan pada ketinggian 947 - 1702 Mdpl. Namun tidak ditemukan jenis yang dapat disimpulkan sebagai ciri dari masing-masing kategori ketinggian yang

diamati. Hal ini ditunjukkan oleh nilai IS yang berada pada kategori ketinggian sangat mirip, yang menggambarkan bahwa jenis tanaman obat yang ditemui antar ketiga kategori ketinggian tempat masih sama. Tidak terdapat perbedaan signifikan jenis-jenis tanaman obat yang ditemukan pada setiap kategori ketinggian tempat yang diamati diduga karena antar plot yang diamati tidak memiliki perbedaan ketinggian tempat yang signifikan. Ketinggian tempat hanya berselisih beberapa meter. Selain itu faktor-faktor iklimnya juga masih sama, sehingga spesies yang ditemukan juga cenderung masih sama, yang menyebabkan indeks kesamaannya tidak berbeda secara signifikan.

Dokumen terkait