• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hubungan Tingkat Kebisingan terhadap Minat belajar SMA Negeri 1 Medan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.2.3. Pembahasan Hubungan Tingkat Kebisingan terhadap Minat belajar SMA Negeri 1 Medan

Hubungan tingkat kebisingan yang timbal balik antara tingkat kebisingan terhadap minat belajar murid kelas XI dengan murid yang sama yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi -0,90 dengan hubungan yang kuat dan memiliki arti dimana semakin tinggi tingkat kebisingan diarea sekolah (ruangan kelas) maka minat belajar murid kelas XI dengan murid yang sama akan menurun dan sebaliknya.

Hubungan tingkat kebisingan yang timbal balik antara tingkat kebisingan terhadap minat belajar murid XII yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi -0,88 dengan hubungan yang kuat dan memiliki memiliki arti dimana semakin tinggi tinggkat kebisingan diarea sekolah (ruangan kelas) maka minat belajar murid XII akan menurun dan sebaliknya.

Hasil pengujian korelasi pada setiap kelas XII didukung dengan pengujian hipotesa terhadap minat belajar murid dengan posisi ruangan kelas, dimana semua pengujian hipotesa menolak hipotesa Ho dan menerima hipotesa Hi yang artinya terdapa hubungan antara tingkat kebisingan dengan posisi ruangan kelas. Lokasi ruangan kelas

dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat kebisingan terhadap perolehan minat belajar murid kelas XII. Pengujian hipotesa ini juga di dukung dengan pengujian hipotesa terhadap minat belajar murid kelas XI dengan murid yang sama dan kesimpulan yang didapat menerima hipotesa Hi yaitu terdapat hubungan tingkat kebisingan dengan minat belajar murid kelas XI dengan murid yang sama di SMA Negeri 1 Medan

Hubungan ini semakin kuat dengan melihat grafik perbedaan perolehan minat belajar para murid kelas XII. Terdapat perbedaan yang besar dari segi nilai para murid ketika kelas XI dan kelas XII. Hal ini juga didukung dengan hasil persentasi sejumlah pernyataan murid dari hasil penyebaran kuesioner sehingga diperoleh kesimpulan bahwa sebesar 26 % murid berpendapat kebisingan menyebabkan murid menjadi pusing (gangguan fisiologis), 26 % Suara bising menyebabkan menjadi cepat emosi (gangguan psikologis), 24 % Suara bising mengganggu komunikasi dengan teman sekelas ketika ada sebuah diskusi (gangguan komunikasi) dan 20 % murid berpendapat minat belajar murid kurang fokus karena kebisingan disekolah.

6.2.4. Pembahasan Rekayasa Perbaikan Tingkat Kebisingan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan

Adanya perbedaan dalam zona tersebut dikarenakan posisi kelas yang berada jauh sumber kebisingan sehingga semakin jauh kelas dari sumber kebisingan maka tingkat kebisingan pada kelas ataupun area sekolah akan semakin kecil. Maka dapat dilakukan rekayasa untuk mengurangi tingkat kebisingan di sekolah, adapun rekayasa perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah anatara lain :

Barrier yang digunakan akan mereduksi atau mengurangi tingkat kebisingan

di SMAN 1 Medan. Menurut Departemen Pekerjaan Umum untuk jenis

barrier yang dapat digunakan adalah dengan penanaman sebuah tanaman

yang rimbun dan menyerap kebisingan. Dengan adanya tanaman yang rimbun dapat mereduksi dan menghalang setiap kebisingan. Maka tanaman yang baik digunakan sebagai barrier adalah tanaman bambu pringgodani. Tanaman bambu pringgodaniakan mereduksi kebisingan 1,1 dBA, untuk itu pihak sekolah dapat mengurangi kebisingan dengan membuat tanaman bambupringgodani ditanam di titik di area depan sekolah, dan tiap titik penanaman diberi 3 buah tanaman bambu pringgodani dengan jarak setiap bambu peringgodani adalah 2,5 meter. Dengan jumlah tanaman pringgodani sebagai barrier, maka kebesingan yang direduksi adalah

1 buah bambu pringgodani = 1,1, dB(A)

1 titik penanaman = 3 buah tanaman bambu pringgodani 15 titik penanaman = 45 buah tanaman pringgodani

Maka pengurangan kebisingan dari 45 buah tanaman bambu pringgodani adalah 45 x 1,1 db(A) = 49,5 db(A), dan biaya tanaman bambu pringgodani memiliki harganya sangat murah dengan harga 1000-2500/batang. Maka pihak sekolah akan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 49,5 x 1000= 49,500- 49,5 x 2500 = 123750 Rp dari 45 buah tanaman bambu pringgodani.

Disamping Tanaman bambu pringgodani ditanam juga rerumputan, dimana rumput dapat membantu meredam kebisingan dan menambah nilai keindahan sekolah, dan membuat udara yang segar di lingkungan sekolah.

2. Perbaikan material ruang kelas

Ruang kelas yang akan diperbaiki adalah ruang kelas yang mengalami paparan kebisingan tinggi atau yang berada pada zona kuning dengan menggunakan material akustik. Tabel 6.1. menunjukkan serapan kebisingan penggunaan material di ruangan kelas pada kondisi awal di SMA Negeri 1 Medan.

Tabel 6.1 Material Akustik yang dapat mereduksi kebisingan di SMA Negeri 1 Medan No Elemen Bahan Koefisien Serapan, α500 Hz (Sabine) Luas, S (m2) S. α (m2 Sabine) 1 Langit Eternit 0,17 6 x 5 = 30 5,1 2 Dinding

Batu Bata Diplester

Halus 0,02 2 (5 x 2 ) = 20 0,4

Batu Bata Diplester

Halus 0,02 2 (7 x 2 ) = 28 0,56

3 Lantai Semen Dilapisi

Keramik 0,01 6 x 5 = 30 0,3

4 Jendela Kaca jendela biasa* 0,18 2 (1,2 x 0,6) =1,44 0,2592 Total serapan (a = ∑S. α (m2

Sabine) ) 6,6192

Sumber : Christina, Akustika Bangunan (2005) *) Satwiko, Fisika Bangunan (2008)

Jadi Serapan total material di ruangan kelas pada kondisi awal SMA Negeri 1 Medan adalah 6,6192 m2 Sabine. Maka dapat dilakukan rekayasa kebisingan dengan penggunaan material akustik yang lebih baik dalam mereduksi

kebisingan. Tabel 6.2 menunjukkan penggunaan material akustik hasil rekayasa kebisingan.

Sebelum Sesudah

Tabel 6.2. Rekayasa kebisingan dengan material akustik pada ruangan kelasdi SMA Negeri 1 Medan

No Elemen Bahan Koefisien Serapan, α500 Hz (Sabine) Luas, S (m2) S. α (m2 Sabine) 1 Langit Papan akustik (Gypsum) 3/4 " digantung* 0,83 7 x 5 = 35 29,05 2 Dinding

Batu bata diplester

halus 0,29 2 (5 x 2 ) = 20 5,8

Batu bata diplester

halus 0,29 2 (7 x 2 ) = 28 8,12

3 Lantai Semen dilapisi karpet

tebal 0,14 6 x 5 = 30 4,2

4 Jendela Kaca jendela biasa* 0,18 2 (1,2 x 0,6) =1,44 0,2592 Total serapan (a = ∑S. α (m2

Sabine)) 47,4292

Sumber : Christina, Akustika Banguna (2005) *) Satwiko, Fisika Bangunan (2008)

Jadi Serapan total material di ruangan kelas pada kondisi awal SMA Negeri 1 Medan adalah 40,2792 m2 Sabine. Maka pengurangan kebisingan (NR) pada pengunaan material akustik sebagai peredam adalah

NR = 10 log (a2 / a1) dB(A)

NR = 10 log (47,4292 m2 Sabine / 6,6192 m2 Sabine) dB(A) NR = 10 log (7,1653) dB(A)

Maka tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan pada ruangan kelas di SMA Negeri 1 Medan dapat berkurang sebersar 8,55 dB (A). Tabel 6.3 menunjukkan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan sejumlah material akustik bagi pihak sekolah dimana harga setiap material aksutik merupakan harga estimasi yang dapat dilihat pada Tabel 6.3..

Tabel 6.3 Perhitungan Biaya Yang Dikeluarkan untuk Mengurangi Kebisingan di SMAN 1 Medan

No Material (Unit) Harga

(Rp/m2) Luas (m2 / Unit ) Jumlah Kelas (Unit) Total Biaya (Rp)

1 Papan gypsum setebal 51.000 30 12 Rp. 18.360.000

2 Beton,kasar 110.000 44 12 Rp. 58.080.000

3 Karpet 65.000 30 12 Rp. 23.400.000

4 Kaca terbuka ketebalan 6

mm 250.500 12 Rp. 3.006.500

Total Biaya Rp. 102.846.500

Berdasarakan perhitungan biaya diatas maka untuk mengurangi tingkat kebisingan dari tabel 6.3 dengan material akustik tersebut pihak sekolah membutuhkan dana sebesar Rp. 102.846.500,- / 12 = 8.570541,-untuk penggunan material akustik untuk mengurangi kebisingan sebesar 8,55 db(A). Berdasarkan penggunaan barrier dan material akustik pada ruangan kelas maka dapat diketahui total kebisingan yang dapat diredam dari hasil rekayasa yakni

Total kebisingan yang tereduksi = NR barrier + NR rekayasa material akustik Total kebisingan yang tereduksi = 49,5 + 8,55 = 58,05 dB(A)

Perbaikan tersebut akan mengurangi tingkat kebisingan di SMAN 1 Medan menjadi 64,75 – 58,05 = 6,7 dBA lantai 1, dan 63,37-58,05 = 5,32 dBA lantai 2, maka tingkat kebisingan disekolah tersebut akan memenuhi

syarat tingkat kebisingan menurut Menteri Lingkungan Hidup karena di bawah NAB yakni < 55 dBA.

3. Saran lain adalah menempatkan murid kelas XII IPA1-XII IPS di daerah zona yang memiliki tingkat kebisingan rendah atau ruangan kelas yang tidak di zona merah dan kuning. Untuk di zona merah dan zona kuning berada dilantai 1 dan lantai 2 sebesar 71-64dB, untuk itu kelas XII IPA 1-XII IPS dipindahkan ke zona hijau dan biru sebesar 64-55dB berada di lantai 1 dan lantai 2 ujung sekolah yang masih bisa di dipakai ruangan kelas dalam proses belajar menagajar dengan suara kebisingan lebih rendah.

4. Saran lain bagi sekolah SMAN 1 Medan adalah memindahkan sekolah ke tempat lain yang tidak padat lalu lintas atau tidak berada tepat di tepi jalan sehingga murid akan lebih fokus dan semangat ketika belajar dan minat belajar murid tidak akan menurun akibat paparan kebisingan yang dirasakan.

BAB VII

Dokumen terkait