• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

B. Pembahasan

Kebijakan kongregasi frater CMM provinsi Indonesia tentang karya-karya dari Yayasan Frater Don Bosco, sangat memperhatikan kwalitas dan kemajuan di setiap unit karya. Dengan demikian maka sangat diharapkan dari setiap frater yang mengabdikan diri, memberikan sumbangsi lewat karier yang berkwalitas, bagi perkembangan kemandirian frater CMM provinsi Indonesia. Sepeti telah ditegaskan dalam konstitusi frater CMM bahwa karya adalah

usaha dalam pelayanan yang mengena pada sasaran setepat mungkin untuk setiap pekerjaan yang diselenggarakan oleh persekutuan. Maka dimanapun kita berkarya, senantiasa harus merefleksikan makna dari karya yang lebih manusiawi dan adil dalam karya.

Dengan demikian karier sering diartikan sebagai pekerjaan atau jabatan bagi setiap individu. Oleh sebab itu jika individu memiliki status atau pekerjaan dan mampu mengembangkannya dengan baik dapat dikatakan sebagai sebuah kesuksesan. Namun karier memunyai makna yang lebih luas dari istilah diatas. Karena karier dapat dicapai melalui pekerjaan yang telah direncanakan dengan cermat dan selalu dikembangkan agar lebih maju.

Maka dalam hasil wawancara peneliti bersama subyek yang diteliti dapat mengambil data sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya frater yunior untuk mematangkan kesiapan karier?

a. Pada bulan-bulan terakhir saya merasa bingung, muncul berbagai macam pertanyaan, kebingungan itu antara lain, setelah profesi atau kaul perdana dan mendapat tugas perutusan, apa yang hendak saya lakukan di komunitas karya? Sementara saya belum mengetahui apa tugas saya. Kebingungan lain jika ditempatkan di sekolah sebagai guru, apa yang hendak dilakukan, berkaitan dengan kesiapan mental. b. Dalam mengembangka kesipan berkarya masih

mengalami perasaan yang sama, namun jika suatu waktu atau pada saatnya nanti diberikan sebuah tugas dan tanggungjawab, maka bagaimanapin juga tetap dijalani sesuai kemampuan selagi mampu.

c. Merasa belum mampu untuk melaksanakan tugas yang diberikan, namun usaha yang hendak dilakukan adalah sikap kerendahan hati, terus berusaha, tidak malu bertanya kepada sesama atau rekan kerja.

d. Berbicara mengenai tugas dan karya pada saat- saat sebelumnya mengalami keraguan, kegelisahan, kebimbangan

e. Yang diharapakn frater yunior adalah terus berjuang tidak menyerah untuk siap menerima tugas, selalu bersikap terbuka. (kode, 1UMKK170705)

Dalam konstitusi frater CMM artikel 216, 217, dan 222-223, menegaskan bahwa apabila frater berkarya, di dalam komunitas, hendaklah frater yakin bahwa karya frater, kendatipun tidak menonjol karena kurang berkembang dalam karya, tetap diperlukan. Karena bentuk karya frater beraneka ragam, sehingga semangat pengabdian frater yang sama harus terus menjiwai setiap frater. Maka untuk setiap karya yang diselenggarakan oleh persekutuan perlu persiapan yang sungguh. Sebab keterampilan berkarya dapat dipandang sebagai kewajiban yang pantas.

Panji Anoraga (2005) dalam tulisannya mengatakan karier atau pekerjaan adalah suatu yang manusiawi. Dengan demikian bekerja atau berkarya dapat memanusiakan manusia, sehingga seorang manusia yang tidak bekerja, sebenarnya tidak lengkap kemanusiaanya. Alasannya bahwa manusia bekerja bukan hanya untuk mendapatkan penghasilan yang cukup layak untuk menghidupi dirinya serta keluarga, namun juga untuk memenuhi tuntutan kemanusiaan, memuliakan pribadinya sebagai manusia.

Menurut konsepsi pendidikan karier, salah satu wujud upaya pendidikan karier atau pendidikan jabatan harus sama-sama berorientasi pada pendampingan proses perkembangan manusia muda,

selain itu juga pendampingan pada manusia pada intinya adalah bertujuan untuk memanusiakan manusia muda (sitou timou tumotou, Samratulangi). Memilih lapangan pekerjaan serta mempersiapkan diri untuk memangku suatu jabatan yang dipilih, menghadapkan orang muda pada tantangan yang berat, karena banyak hal yang harus ditinjau dan diperhitungkan sekaligus.

Maka dalam wawancara antara peneliti dengan subyek yang diteliti, dapat diperoleh jawaban sebagai berikut berdasarkan tema:

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan kesiapan karier. a. Sebagai frater yunior, masih memiliki

katidakmatangan pribadi secara psikoligis untuk tugas mengemban tugas tanggungjawab. b. Dalam menjalani panggilan sebagai frater,

masih kurang memiliki pengalaman kerja pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga menimbulkan keraguan dan ketidak percayaan diri dalam menghadapi karya nyata.

c. Ketika menjalani tahun-tahun pendidikan atau pembinaan di novisiat, tidak ada pendidikan atau bimbingan karier yang lebih spesifik yang mengarah pada karya perutusan yang akan dipercayakan kepada frater yunior. (kode, 2FMKK170705)

Berbeda dengan subyek lain yakni Fr. Y.T.K, CMM

d. Frater yunior tersebut dalam sharing lewat wawancara, mengalami peningkatan dalam mempersiapkan diri sehingga tidak mengalami hambatan dalam karier. Alasannya frater yunior tersebut sudah pernah memiliki pengalaman kerja pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga ketika pada tahun pembinaan selalu diberikan tugas dan kepercayaan oleh pimpinan atau staf novisiat.

e. Ketika saya ditanya mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan karier, maka sejauh yang saya alami hingga saat ini, saya belum menemukan karena, secara pribadi saya pernah memiliki pekerjaan sebelumnya, sehingga saya tidak mengalami kesulitan atau tentang, oleh sebab itu saya siap untuk diutus dan berkarya.

f. Selama menjalani tahun pembinaan saya selalu mendapat kepercayaan oleh pimpinan untuk tugas yang menurut saya, akan saya lakukan ketika berada ditempat karya, semakin percaya diri. (kode 3aFMKK170705)

Dapat terjadi bahwa frater menjadi putus asa dalam karya kongregasi, maka suasana itu tidak boleh menguasai fratet dalam berkarya. Karena keimanan akan kebangkitan Tuhan, kita tahu bahwa melalui kegagalan dan penderitaan akhirnya hanya yang baik sajalah yang mempunyai masa depan. Jaminan yang pasti untuk usaha kita yang jujur adalah bahwa kita terus menerus mencari cara kerja yang lebih baik, dan selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk tugas kita. (Konst. Art 235-238).

Maka dari sebab itu, sangatlah diharapkan frater yunior untuk bekerja keras demi memuliakan panggilannya, serta memuliakan dirinya sebagai frater yang berkualitas. Dikatakan dalam konstitusi frater CMM bahwa setiap frater yang tidak bekerja sebetulnya tidak memiliki semangat dalam menjalani panggilannya, alasannya menjadi frater adalah untuk melayani, karena dengan melayani kita telah menunjukan wujud karya Allah ditengah masyarakat kini. Oleh sebab itu karya pelayanan setiap frater diharapkan mengena pada orang- orang yang membutuhkan.

Masyarakat tradisional dijaman lampau memilih pekerjaan tidak merupakan tantangan bagi orang muda, karena ia mengikuti tradisi keluarga tanpa berpikir jauh-jauh. Sedangkan dalam masyarakat moderen yang mengenal banyak variasi dan jenis ragam pekerjaan dewasa ini, orang mudah harus berpikir panjang sebelum mengikatkan diri pada suatu bidang pekerjaan dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini, peranan pendidkan menjadi semakin penting baik dalam menyediakan berbagai program studi, juga sebagai persiapan untuk memasuki dunia pekerjaan, maupun dalam menyajikan berbagai aneka kegiatan bimbingan yang mencakup hal- hal yang berkaitan dengan dunia pekerjaan.

Abraham Maslow (dalam Kaswan, Career development, hal 47), Karier merupakan usaha yang terorganisasi dan terencana yang terdiri atas aktivitas atau proses yang terstruktur yang menghasilkan usaha perencanaan timbal balik antara pegawai dan organisasi. Maka pengembangan karier dapat disimpulkan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan seseorang, dalam kehidupannya untuk mengembangkan dan memperbaiki diri dengan tujuan mendapatkan keseimbangan, antara karier individu dengan jenjang karier yang ditentukan oleh organisasi.

Dengan demikian peneliti dapat mengambil data darri subyek penelitian yang berkaitan dengan tema;

3. Apa upaya yang dilakukan oleh frater yunior untuk meningkatkan kesiapan berkarya?

a. Upaya yang dilakukan sebagai frater yunior pada umumnya adalah pengembangan diri secara inisiatif. Artinya bahwa ketika frater yunior akan diutus ketempat karya, sebetulnya masih mengalami ketidaksiapan secara psikologis, namun karena kaul ketaatan menuntut agar frater yunior selalu siap untuk diutus, maka siap ataupun belum harus menerima dengan sukarela. Maka pada intinya bahwa tugas yang diberika sebetunya sifatnya “memaksa” alasannya kaul ketaatan. Dengan demikian sebagai frater yunior selalu mencari cara untuk mengembangkan diri secara inisiatif semi tugas perutusan.

b. Untuk mengembangkan atau meningkatkan kesiapan berkarya, pada umumnya sebagai frater yunior diharapkan untuk rendah hati artinya siap bertanya jika mengalami kesulitan, kemudian dilatih untuk berjuang mengembangkan diri secara optimal dalam meningkatkan kesiapan karier. (kode 4UMKB170705)

Berbeda dengan 5 subyek lainnya, dalam hasil wawancara terdapat upaya tersendiri untuk meningkatkan kesiapan karier, misalanya:

c. Sebagai frater yunior harus memiliki semangat dan sikap antusiasme dalam meningkatkan kesiapan berkarya, memiliki rancangan program yang pasti.

d. Terus berusaha dan belajar dari rekan karier. e. Melihat kemampuan yang dimiliki kemudian

mengambangkan diri secara mandiri. (kode, 5aUMKB170705).

Tugas perutusan frater pada gereja Kristus, diberikan oleh pendiri kongregasi Mgr. Joannes Zwijen. Ia menghendaki agar para pengikutnya meneladani semangat, St Vinsesnsius a Paulo, mengabdi dalam sesama manusia

menghantarkannya kepada Allah. Maka dengan cermat frater perlu memperhatikan tanda-tanda saman, jangan padamkan inspirasi Roh Kudus. Karena perutusan frater dalam gereja serta sejarah kongregasi menjadi kompas yang aman dalam merefleksikan terus tugas-tugas kita. (konst. Art 202,208,210,213)

Hornby(1957) karya adalah pekerjaan, profesi. Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keberadaan dirinya, kemampuannya, dan minatnya. Sebaliknya, apabila seseorang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya maka dapat dipastikan ia akan kurang bergairah dalam bekerja, kurang senang, dan kurang tekun. Agar seseorang bekerja dengan baik, senang tekun diperlukan adanya kesesuaian tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Maka untuk mengarah ke hal tersebut, diperlukan bimbingan secara baik dan hal tersebut merupakan salah satu tugas dari pembimbing untuk mengarahkannya.

Istilah karir sering diartikan sebagai pekerjaan dan jabatan. Individu yang memiliki status tinggi atau yang mendapat kemajuan cepat dalam pekerjaannya dikatakan sukses dalam karirnya. Namun, karir mempunyai makna yang lebih luas dari istilah-istilah tersebut. Karir dapat dicapai melalui pekerjaan yang kita rencanakan dengan cermat dan selalu dikembangkan agar lebih maju. Akan tetapi, pekerjaan bukan satu-satunya dan tidak selamanya yang dapat

menunjang pencapaian karir, terutama bila pekerjaan yang kita lakukan tidak seimbang, serasi dan selaras dengan kehidupan.

Maka dalam hasil wawancara antara peneliti dan obyek yang diteliti, mengenai;

4. Bagaimana frater yunior memaknai karier sebagai tugas perutusan?

a. Dalam hidup panggilan sebagai frater terutama ketika dipercayakan untuk menjalankan sebuah tugas, maka perlu dimaknai sebagai wujud pertanggungjawaban atas panggilan sebagai frater CMM.

b. Tugas perutusan dapat dimaknai sebagai wujud pewartaan kasih Allah kepada sesama.(kode, 6MKSP170705)

Setiap frater yang berkarya senantiasa harus merefleksikan makna yang lebih dalam, manusiawi dan adil dari karya frater CMM. Dengan demikian diharapkan frater memiliki pelayanan kasih yang mengena sasaran setepat mungkin. (konst.art 219 dan 221).

Murray (dalam Supriatna, 2009:8) karir dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi dan cita - cita sebagai satu rentang hidupnya sendiri (the span of one’s life).

Melalui pernyataan Murray, mengenai pekerjaan yang saling berhubungan dengan seseorang yang memajukan hidupnya, melibatkan berbagai perilaku hidupnya, maka peneliti mengangkat

5. Apa upaya yang dilakukan frater yunior untuk memaknai karier sebagai salah satu bentukpartisipasi dalam mengembangkan kongregasi?

a. Sebagai frater yunior yang tercatat sebagai anggota kongregasi frater CMM, selalu diberikan kepercayaan dalam mengemban sebuah tugas atau tanggungjawab dalam karya, maka upaya yang harus dilakukan untuk memaknai karier sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam mengembangkan kongregasi, yakni frater harus berusaha mengabdikan diri secara utuh dalam kongregasi.

b. Selain itu juga sebagai frater yunior harus berusaha untuk menggunakan waktu untuk bekerja secara tepat, berusaha mengoptimalkan vasiitas yang tersedia sesuai dengan kebutuhan karya.

c. Sebagai frater perlu menjalin relasi yang baik dengan rekan karier agar tercipta persaudaraan dan kerjasama yang baik.

d. Berusaha mengupayakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap frater dalam tugas dan karya. (kode, 7UMKPMK170705)

Dapat dibandingkan dengan besarnya kebutuhan yang ada disekitar kita, sedikit yang dapat frater CMM lakukan sebagai kelompok kecil. Oleh karena itu, pantaslah jika frater CMM memiliki sikap kerendahan hati. Sehingga keterbatasan yang kita miliki jangan sampai melumpuhkan semangat frater dalam berkarya. Sebab tugas frater adalah bekerja dengan tekun,bekerjasama dengan orang lain menuju masa depan yang lebih baik. Dengan demikian kongregasi frater CMM memberi sumbangan agar dunia ini menjadi layak bagi masyarakat yang lebih berperikemanusiaan. Maka untuk mencapai itu, frater CMM selalu mengusahakan apa saja yang ada dalam jangkauan kemampuan kita. ( konst. Art 184-189).

Tolbert (dalam Herawati, 2010) menyatakan bahwa “karir adalah sekuens okupasi-okupasi dimana seseorang ikut serta di

dalamnya: beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang sama sepanjang tahap-tahap kehidupannya, sedang yang lainnya mungkin memiliki rangkaian okupasi-okupasi yang begitu berbeda”.

Winkel dan Hastuti (2005) dalam tulisannya mengatakan bahwa bimbingan karier merupakan bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu. Karena bidang pekerjaan sangat bermakna dalam kehidupan seseorang, sebab sebagian besar waktu akan dicurahkan pada kepentingan pekerjaan. Bila seorang tidak merasa puas dengan pekerjaannya, maka ia akan frustrasi dan tegang, kemungkinan besar akan pindah bidang pekerjaan hanya supaya puas dalam mempertimbangkan balas jasa.

Melihat pernyataan Winkel dan Hastuti dalam tulisannya, maka peneliti hadir untuk meneliti kesiapan berkarya bagi frater yunior sebelum memperoleh tugas perutusan. Hal demikian menimbulkan banyak factor yang mempengaruhi kesipan berkarya baik factor psikologis, spiritual, moral, dan tanggungjawab. Akan tetapi dalam perjalanan waktu, frater yunior mengalami perubahan yang baik, seperti data yang telah diperoleh dari lapangan oleh peneliti. Hal demikian karena melihat konsep pendidikan karier, salah satunya wujud upaya pendidikan yang sama-sama harus berorientasi

intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia muda (sitou timou tumou, tou, Samratulangi). Untuk itu maka peneliti berusaha untuk menggali data dan mengungkap kebutuhan yang diharapkan oleh subyek. Maka dengan data yang telah diketahui oleh peneliti dari hasil penelitian lanjutan dan wawancara bersama signifikan aders, terdapat adanya peningkatan karya dari frater yunior yan sangat signifikan.

Hal demikian atau kodisi tersebut dapat ditijau dari:

1. Bagaimanakah strategi penempatan oleh DPP frater CMM Indonesia kepada frater yunior lewat keputusan.

Seperti dikemukan oleh Hornby (1957) seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keberadaan dirinya, kemampuan dan minatnta. Sebaliknya sesorang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya maka dapat dipastikan ia akan kurang brgairah dalam bekerja, kurang senang, dan kurang tekun. Maka untuk menghindari hal demikian pelu penempatan yang sesuai dengan kemampuan individu tersebut.

Oleh sebab itu karena melihat kemampuan frater yunior yang telah dipertimbangkan sebelumnya, maka dewan pimpinan provinsi menempatkan frater yunior sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh individu. Dengan demikian frater yunior dengan sigap menyanggupi keputusan yang diberikan,

untuk ikut ambil bagian dalam tugas perrutusan demi pengembangan karier ditempat yang telah ditentukan. Oleh sebab itu maka kebijakan DPP frater CMM provinsi Indonesia telah memberikan suatu kontribusi yang tepat dalam pengembangan karier. Melihat kebijakan yang dimabil oleh DPP frater CMM Indonesia, telah menjadi indicator yang baik untuk para frater yunior dalam ,engenal karya frater, meningkatkan kekuatan tenaga atau keanggotaan dan memperbaiki kekuranga.

2. Bagaimana kepercayaan komunitas karya kepada frater yunior yang berkarya di komunitas tersebut.

Salah satu kebijakan Yayasan Don Bosco Manado adalah pengembangan karya di unit-unit kerya yang berada di komunitas– komuntas karya. Karena Yayasan Don Bosco Manado yang menjadi pusat karya frater CMM provinsi Indonesia, telah memberikan kepercayaan besar disetiap wilayah yayasan karya. Dengan demikian yayasan perwakilan karya yang dimana terdapat komunitas dengan unit-unit karya tertentu memberikan keprcayaan penuh kepada setiap termasuk frater yunior untuk bertanggunhjawab dalam menjalankan sebuah tugas. Ketika komunitas karya memberikan tugas pada frater yunior yang menjadi anggota komunitas tersebut, tentu dipertimbangkan sebelumnya sehingga frater tersebut tidak mengalami kesulitan

sebelum frater yunior dipercaykan untuk menjalankan tanggungjawabnya, perlu ada pendampingan, pengenalan program lapangan yang akan menghantar frater yunior untuk siap berkarya.

3. Bagaimana upaya frater yunior meningkatkan kemampuan dalam kwalitas karya.

Karya frater CMM di provinsi Indonesia dalam mengupayakan peningkatan kemampuan frater yunior dalam kwalitas karya, dapat ditegaskan bahwa setiap frater telah mampu mengelolah tugas atau pekerjaannya yang dipercayakan oleh kongregasi berjalan dengan baik. Hal demikian karena peningkatan kwalitas dengan berbagai bentuk terutama melalui ketekunan dalam tugas, dan kegiatan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibawakan oleh tim atau pengembangan karier, dari frater-frater yang lebih berpengalaman dalam karya. Maksudnya adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam karier, meskipun ada berbagai kendala namun tidak begitu berarti, mengingat karya merupakan wujud pertanggunjawaban seorang frater dalam menjalani panggilan hidup membiara. Oleh karena itu, yayasan Don Bosko terus berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, karena anggota frater merupakan inti dari pengembangan karya frater CMM, untuk memajukan kongregasi dimasa-masa yang akan datang. Maka

pelayanan pengabdian yang total, sebab keberhasilan dari karya yayasan frater Don Bosco berada di pundak setiap frater yang berkarya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesiapan berkarya bagi frater yunior merupakan suatu kebijakan dari kongregasi frater CMM, untuk mengantisipasi kemerosotan karier yang telah disiapkan kongregasi di setiap komunitas dan unit-unit karya. Kebijakan yang diambil oleh Dewan Pimpinan Frater CMM Provinsi Indonesia adalah strategi untuk mempersiapkan frater yunior sebelum memperoleh surat keputusan menuju karya. Hal demikian dilaksanakan dengan harapan bahwa sebelum frater yunior mengalami hidup berkomunitas, perlu mempersipakan diri agar tidak mengalami hambatan-hambatan disaat menjalankan tugas perutusan. Dalam kebijakan tersebut sangat optimal, seperti yang teridentifikasi sebagai berikut:

1. Frater yunior telah berupaya unuk memtangkan kesiapan karier ketika memperoleh tugas perutusan di tempat karya, hal demikian telah teridentifikasi jelas bahwa walaupun pada awal karier mengalami banyak kesulitan namun selalu ada usaha untuk berjuang dalam mengembangkan karya yag dipercayakan kepada setiap frater.

2. Faktor-faktor yang sebetulnya mempengaruhi kesiapan karier bagi frater yunior, misalnya keraguan, kurang percaya diri, tidak memiliki pengalaman kerja sebelumnya, namun ketika berada di tempat karya, frater yunior berusaha sedemikian untuk terus

berjuang dalam mematangkan kesiapan karier terutama tugas yang di emban di tempat karya.

3. Uapaya yang diperjuangkan oleh frater yunior dalam karier adalah berusaha untuk bekerja keras demi memperjuangkan tugas yang di emban sebagai wujud pertanggungjawaban atas panggilannya, 4. Frater yunior mampu untuk memaknai karier sebagai tugas

pelayanannya yang dipercayakan untuk pengabdian diri sebagai kaun selibat yang siap untuk melayani dengan spontan dan nyata. 5. Upaya-upaya yang selalu dilakukan oleh frater yunior adalah

bekerja dengan total sebagai wujud cintanya kepada konggregasi, sekaligus hadir sebagai anggota yang siap dan turut melayani sebagai bentuk partisispasi dalam mengembangkan kongregasi. Kebijakan yang telah ditetapkan telah tercapai bahwa setiap frater berusaha untuk bekerja keras dalam tugas pelayanan, serta berjuang untuk meningkatkan kwalitas kerja bagi kongregasi, gereja dan bangsa. Oleh sebab itu maka harapan dan cita-cita frater yunior telah terbentuk di tempat karya dan memperoleh simpatik baik dari pihak yayasan maupun para dewan pimpinan. Dimana frater yunior telah berjuang untuk mengembangkan karya frater CMM dengan kehadiran penuh sebagai anggota frater.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian tersebut, maka peneliti telah ikut ambil bagian dalam memberikan sumbangsih kepada kongregasi, secara spesifik pada frater yunior yang telah menjalani masa pembinaan untuk siap menjalani tugas perutusan yang baru. Oleh karena itu sangat diharapkan bahwa frater yunior perlu keseriusan dalam mengikuti segala kegiatan terutama tugas yang dijalankan agar sungguh-sungguh bertangjawab sebagai frater yang profesional di setiap unit karya. Maka dari itu lewat sumbangsih frater yunior lewat karya pelayanan telah memberi kemajuan yang baik dalam menjalankan karya-karya yang dipercayakan, dimana lewat data yang telah diperoleh, peneliti telah menganalisis bahwa frater yunior telah mengambin bagian secara total dalam pengembangan karya untuk kongregasi demi panggilan.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, tentang kesiapan berkarya bagi frater yunior dalam kesiapan-kesiapan diri menuju karya yang tidak dibahas secara menyeluruh.Aspek kesiapan diri bagi frater yunior, merupakan bagian terpenting dalam mempersiapkan diri menerima tugas perutusan, kemudian prosen peningkatan kwalitas kerja, serta pengembangan karya yang peneliti tidak secara mendalam mengulasnya.

D. Saran

Bertolak dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan daam setiap bab dari skripsi ini, akhirnya penulis mencoba untuk

Dokumen terkait