• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kebijakan Keputusan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Nomor 14090/I6/KP.03.01/2008 tentang Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon III-A pada Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, ditinjau dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Dalam rangka untuk menyongsong era globalisasi, maka secara mutlak di persyaratkan suatu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, sehingga mampu berperan secara aktif dan produktif.19

Mewujudkan pegawai negeri yang memiliki dedikasi, integritas kerja, perlu diperhatikan karier pegawai itu dan prestasi kerjanya. Sistem karier adalah suatu sistem kepegawaian, dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan yang ditunjukkan dengan tingkat pendidikan formalnya.

19

Priyo Sudibyo, Kebijakan dan Strategi Perguruan Tinggi Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Memasuki Era Globalisasi, Jurnal Dinamika Vol. 4 No. 1 Th. 2004, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

lxii

Selanjutnya dalam hubungan dengan hak dan kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil mengenai jabatan struktural, kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasar masa kerja, kesetiaan, pengabdian dan syarat- syarat obyektif lainnya juga menentukan.

Sistem prestasi kerja merupakan suatu sistem kepegawaian, dimana pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh pegawai yang diangkat.

Sistem pembinaan karier yang baik adalah menganut dasar-dasar sendi organisasi yang baik. Sistem pembinaan karier yang baik, dilaksanakan dengan baik dan akan dapat menimbulkan kegairahan bekerja dan rasa tanggung jawab yang besar dari seluruh pegawai. Sebaliknya meskipun sistem pembinaan karier cukup baik secara formil maupun informal, jika tidak dilaksanakan dengan baik, dapat menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap karier pegawai negeri yang bersangkutan.

Hukum agar bisa berfungsi sebagai rekayasa sosial bagi masyarakat biasa dan masyarakat pejabat sebagai pemegang law enforcement, dapat dipakai pula pendekatan dengan mengambil teori Robert Seidman yang menyatakan bahwa bekerjanya hukum dalam masyarakat itu melibatkan tiga kemampuan dasar yaitu pembuat hukum (undang-undang), birokrat pelaksana dan masyarakat obyek hukum. Pelaksana hukum, perilakunya ditentukan pula peranan yang diharapkan dari padanya, namun bekerjanya harapan itu tidak hanya ditentukan oleh peraturan-peraturan saja, melanikan juga ditentukan oleh faktor-faktor lainnya yaitu:

(a) Sanksi-sanksi yang terdapat di dalamnya.

(b) Aktifitas dari lembaga-lembaga atau badan-badan pelaksana hukum. (c) Seluruh kekuatan sosial, politik dan lainnya yang bekerja atas diri

pemegang peran itu.

Kesimpulannya bahwa ketiga unsur sistem hukum itu adalah: (1) Struktur hukum diibaratkan mesin.

lxiii

(2) Subtansi hukum adalah apa yang dikerjakan dan dihasilkan oleh mesin itu.

(3) Kultur hukum adalah apa saja atau siapa saja yang memutuskan untuk menghidupkan dan mematikan mesin itu, serta memutuskan bagaimana mesin itu digunakan.

Kebijakan publik dalam konteks unsur struktural lebih dominan berposisi sebagai sebuah seni yaitu bagaimana ia mampu melakukan kreasi sedemikian rupa sehingga performa organisasi yang dialaminya itu dapat tampil dengan baik.

Kebijakan Keputusan Rektor ISI Nomor 14090/I6/KP.03.01/2008 tentang Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon III-A pada kenyataannya tidak dapat mengisi kebutuhan pejabat Struktural Eselon II-A yang harus mempunyai pangkat terendah golongan IV-C, untuk itu kebijakan publik hadir memberikan arah-arahan dan langkah-langkah teknis bagi pucuk pimpinan dalam hal ini Rektor mengambil kebijakan.

Bagi setiap orang yang menduduki jabatan struktural harus memenuhi standar kompetensi sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 43/KEP/2001 tentang Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut:

Yang dimaksud kompetensi adalah Kemampuan dan Karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keahlIan dan sikap perilaku yang diperlakukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

Menurut salah seorang senior partner pada trainer personal development dan konsultan sumber daya manusia masih banyak organisasi yang belum memanfaatkan sistem sumber daya manusia berdasarkan kompetensi padahal ISO 9000 tahun 2000 terbaru mengharuskan setiap perusahaan penerima ISO memiliki sistem kompetensi, oleh karena itu

lxiv

menurut Aifrid Agustina ingin mendikusikan sistem kompetensi tersebut sebagai salah satu bentuk revitalisasi sumber daya manusia.20

Maksud dan Tujuan Standar Kompetensi Jabatan adalah pertama sebagai dasar dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan, kedua sebagai dasar penyusunan/pengembangan program pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil.

Adapun standar kompetensi umum struktural Eselon II adalah sebagai berikut:

a) Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan dan pandangan hidup bangsa menjadi sikap dan perilaku dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

b) Mampu memahami dan mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasinya.

c) Mampu menetapkan program-program pelayanan yang baik terhadap kepentingan publik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab unit organisasinya.

d) Mampu memahami dan menjelaskan keragaman dan sosial budaya lingkungan dalam rangka peningkatan citra dan kinerja organisasi.

e) Mampu mengaktualisasikan kode etik PEGAWAI NEGERI SIPIL dalam meningkatkan profesionalisme moralitas dan etos kerja.

f) Mampu melakukan manajemen perubahahan dalam rangka penyesuaian terhadap perkembangan jaman.

g) Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik.

h) Mampu melaksanakan pengorganisasian dalam rangka pelakasanaan tugas dan tanggung jawab organisasi.

i) Mampu membangun jaringan kerja/melakukan kerja sama dengan instansi-instansi terkait baik di dalam negeri maupun di luar negeri untuk meningkatkan kinerja organisasinya.

20

Aifrid Agustina, Kompetensi Sumber Daya Manusia Bagian Penilaian Performansi Individu Revitalisasi Sumber Daya Manusia, Perspektif, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Akuntanti, Vol. 7 No. 2 Desember 2002.

lxv

j) Mampu melakukan resiko dalam rangka eksistensi unit organisasi.

k) Mampu merencanakan/mengatur sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan untuk pendukung kelancaran pelaksanaan tugas organisasi. l) Mampu melakukan koordinasi, intergrasi, dan sinkronisasi dalam unit

organisassinya.

m) Mampu menumbuh-kembangkan inovasi, kreasi dan motivasi pegawai dalam rangka optimalisasi kinerja unit organisasinya.

n) Mampu membentuk suasana kerja yang baik di unit organisasinya.

o) Mampu menetapkan program-program yang tepat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.

p) Mampu menetapkan program-program pengawasan pengendalian dalam unit organisasinya.

q) Mampu memberikan akuntabilitas kinerja unit organisasinya.

r) Mampu melakukan evaluasi kinerja unit organisasinya/unit organisasi di bawahnya dan menetapkan tindak lanjut yang diperlukan.

s) Mampu memberikan masukan-masukan tentang perbaikan-perbaikan/ pengembangan-pengembangan kebijakan kepada pejabat di atasnya.

Pegawai Negeri Sipil yang akan atau telah menduduki jabatan struktural harus dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan untuk jabatan tersebut. Maksudnya apabila Pegawai Negeri Sipil diangkat Eselon I harus mengikuti pelatihan kepemimpinan (PIM I), Eselon II harus harus mengikuti pelatihan kepemimpinan (PIM II), Eselon III harus mengikuti pelatihan kepemimpinan (PIM III), Eselon IV harus mengikuti pelatihan kepemimpinan (PIM IV) begitu pula untuk Eselon V. Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan kompetensi jabatan struktural, dapat diberikan sertifikat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan serta dianggap telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan tersebut. Apabila Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural belum mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan struktural wajib mengikuti dan lulus pendidikan

lxvi

dan pelatihan kepemimpinan selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak yang bersangkutan dilantik.

Keputusan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Nomor 14090/I6/KP.03.01/2008 tentang Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon III-A pada Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada umumnya telah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan dari 7 orang Pegawai Negeri Sipil, semuanya telah memenuhi pangkat, golongan yang ditentukan dan telah lulus Diklat PIM III, sebagai persyaratan untuk menduduki Eselon III-A. Di samping apa yang dipersyaratkan, juga harus mempunyai kemampuan seperti yang telah diatur di dalam Standar Kompetensi Umum Jabatan Struktural Eselon III-A adalah sebagai berikut.

a. Mampu memahami dan mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab organisasinya. b. Mampu memberikan pelayanan-pelayanan yang baik terhadap

kepentingan publik sesuai dengan tugas dan tanggungjawab unit organisasinya

c. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

d. Mampu melakukan pengorganisasian dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi.

e. Mampu melakukan pendelegasian wewenang terhadap bawahannya. f. Mampu mengatur/mendayagunakan sumberdaya-sumberdaya untuk

mendukung kelancaran pelaksanaan tugas unit organisasi.

g. Mampu membangun jaringan kerja/melakukan kerja sama dengan instansi-instansi terkait baik di dalam negeri maupun di luar negeri untuk meningkatkan kinerja organisasinya.

h. Mampu melakukan koordinasi, intergrasi, dan sinkronisasi dalam unit organisasinya.

i. Mampu menumbuh-kembangkan inovasi, kreasi dan motivasi pegawai untuk mengoptimalkan kinerja unit organisasinya.

lxvii

j. Mampu menetapkan kegiatan-kegiatan yang tepat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam unit organisasinya. k. Mampu mendayagunakan teknologi informasi yang berkembang dalam

menunjang kelacaran pelaksanaan tugas.

l. Mampu menetapkan kegiatan-kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam unit organisasinya.

m. Mampu memberikan akuntabilitas kinerja unit organisasinya.

n. Mampu melakukan evaluasi kinerja unit organisasinya/unit organisasi dibawahnya dan menetapkan tindak lanjut yang diperlukan.

o. Mampu memberikan masukan-masukan tentang perbaikan-perbaikan/ pengembangan program kepada pejabat atasannya tentang kebijakan- kebijakan maupun pelaksanaan.

Adapun rincian tugas 3 Bagian Eselon III-A, yang dipromosikan ke Eselon II-A menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta adalah:

a. Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni dengan rincian tugas:

1. Menyusun rencana program kerja dan anggaran bagian administrasi akademik dan kemahasiswaan dan alumni.

2. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan bidang akademik, kemahasiswaan dan Alumni.

3. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data bidang akademik, kemahasiswaan dan alumni.

4. Mempersipakan bahan penyusunan peraturan di bidang akademik dan kemahasiswaan dan alumni.

5. Melaksanakan urusan penerimaan mahasiswa baru. 6. Mempersiapkan penyusunan kalender akademik.

7. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik. 8. Melaksanakan administrasi kelulusan mahasiswa.

lxviii

9. Mempersiapkan penyelenggaraan wisuda, dies natalis, orasi ilmiah, dan upacara promosi guru besar.

10. Melaksanakan urusan studi lanjut dosen.

11. Melaksanakan urusan pemberian izin/rekomendasi kegiatan kemahasiswaan dan alumni.

12. Melaksanakan urusan pembinaan organisasi kemahasiswaan.

13. Melaksanakan urusan pelayanan kesejahteraan, kegiatan minat dan penalaran mahasiswa.

14. Melaksanakan urusan pemilihan mahasiswa untuk mengikuti program keteladanan.

15. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran administrasi akademik dan kemahasiswaan.

16. Melaksanakan penyajian data dan informasi bidang akademik, kemahasiswaan dan alumni.

17. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat bidang akademik dan kemahasiswaan dan alumni.

18. Menyusun laporan bagian administrasi akademik dan kemahasiswaan dan alumni.

b. Bagian Keuangan dan Kepegawaian dengan rincian tugas:

1. Menyusun rencana program kerja dan anggaran bagian keuangan dan kepegawaian.

2. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan bidang keuangan dan kepegawaian.

3. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data bidang keuangan dan kepegawaian.

4. Melaksanakan urusan tuntutan ganti rugi perbendaharaan.

5. Mempersiapkan laporan periodik pelaksanaan keuangan dan kepegawaian.

6. Mempersiapkan usul pengangkatan atau pemberhentian pengelola DIPA.

lxix

7. Melaksanakan urusan pelantikan, serah terima jabatan, dan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil (PNS).

8. Melaksanakan pengurusan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), Kartu Pegawai (Karpeg), Kartu Induk (Karin), Kartu Istri (Karis), Kartu Suami (Karsul), Asuransi Kesehatan (Askes), Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (Taspek), Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Pembayaran Tunjangan Keluarga (KP4), dan Laporan Pembayaran Pajak Pribadi (LP2P).

9. Melaksanakan urusan mutasi pegawai. 10. Melaksanakan pemberian cuti pegawai.

11. Menyelenggarakan ujian dinas tingkat II, tingkat III dan penyesuaian ijazah.

12. Menyusun rencana dan program pendidikan dan latihan pegawai serta mempesiapkan pemberian izin belajar/tugas belajar.

13. Melaksanakan pemberian izin menjadi anggota partai politik.

14. Melaksanakan penyusunan usul pengangkatan kembali pegawai yang telah melaksanakan tugas belajar.

15. Melaksanakan urusan penyelesaian kasus kepegawaian.

16. Melaksanakan urusan usul perpanjangan batas usia pensiun guru besar dan pengangkatan guru besar emiritus.

17. Mengusulkan pemberian tanda jasa/penghargaan. 18. Mengusulkan sertifikasi dosen dan guru besar. 19. Melaksanakan penyusunan data pegawai.

20. Mengusulkan penetapan angka kredit dosen dan jabatan fungsional lainnya.

21. Menyusun rencana formasi dan pengembangan pegawai.

22. Melaksanakan urusan pengumuman, penerimaan, penyaringan, usul, dan pengangkatan pegawai baru.

23. Melaksanakan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

lxx

24. Melaksanakan penyusunan usul revisi DIPA dan Petunjuk Operasional (PO).

25. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, pembukuan, dan pertanggungjawaban keuangan.

26. Meneliti dan menguji kebenaran setiap bukti penerimaan dan pengeluaran DIPA.

27. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai, lembur, vakasi, honorarium, perjalanan dinas, pekerjaan pengadaan barang/jasa. 28. Melaksanakan penyajian data perkembangan pelaksanaan DIPA. 29. Melaksanakan usulan laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

(LHKPN).

30. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan keuangan dan kepegawaian.

31. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan dan kepegawaian.

32. Menyusun laporan bagian keuangan dan kepegawaian.

c. Bagian Tata Usaha Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LPPMPP) dengan sebagai berikut: 1. Menyusun rencana program kerja dan anggaran Bagian Tata Usaha. 2. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan bidang

ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan pendidikan.

3. Melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan keuangan, kepegawaian dan pengelolaan barang perlengkapan di lingkungan lembaga.

4. Melaksanakan urusan administrasi penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan pendidikan.

5. Melaksanakan urusan penerbitan jurnal hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

lxxi

6. Melaksanakan urusan pelayanan informasi data dan informasi hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan pendidikan.

7. Melaksanakan urusan monitoring dan evaluasi kegiatan dan pelaksanaan anggara penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan pendidikan.

8. Melaksanakan administrasi kegiatan pertemuan ilmiah.

9. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan pendidikan.

10.Menyusunan laporan bagian tata usaha.

Di dalam mengatasi masalah agar jabatan Struktural Eselon II-A ini dapat terisi, maka penerapan hukum menjadi sangat tergantung pada kebijakan publik sebagai sarana yang dapat mensukseskan berjalannya penerapan hukum itu sendiri. Sebab dengan adanya kebijakan publik maka Rektor dibantu Baperjakat mampu merumuskan apa-apa yang harus dilakukan agar penerapan hukum yang ada berjalan dengan baik.

Dengan begitu secara singkat tersirat sesungguhnya dapat dilihat bahwa kebijakan publik yang dibuat bukanlah untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan aturan hukum akan tetapi agar aturan itu dapat terselenggara dengan baik.

Pada saat ini untuk mengisi kekosongan yang ada, Rektor mengangkat:

(1) Kepala Bagian Umum dan Keuangan merangkap sebagai pejabat pelaksana tugas Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan.

(2) Kepala Bagian Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Alumni merangkap sebagai pejabat pelaksana tugas Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan Perencanaan dan Kerja Sama.

2. Kendala yang dihadapi terkait dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

lxxii

Kendala yang dihadapi terkait dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional, diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang netral, mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, profesional dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta penuh kesetiaaan dan ketaaatan kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut, Pegawai Negeri Sipil perlu diperhatikan mengenai kenaikan pangkatnya, yang diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan hasil penelitian dari substansi hukum dapat diidentifikasi kendala-kendala sebagai berikut:

a. Kenaikan pangkat yang kurang lancar bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan administrasi.

b. Pengangkatan pejabat struktural harus sesuai dengan peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000.

c. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan Struktural Eselon III-A belum ada yang memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan Struktural Eselon II-A. Sehingga dapat dikatakan bahwa hak sebagai pengangkatan pejabat struktural tidak diberikan sembarangan sesuai kewenangan pejabat akan tetapi menurut ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

3. Upaya-upaya yang dilakukan agar dapat mengatasi kendala, dalam rangka memenuhi kebutuhan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

lxxiii

Upaya-upaya yang dilakukan agar dapat mengatasi kendala, dalam rangka memenuhi kebutuhan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

(1) Keputusan Rektor ISI No. 14090/I6/KP.03.01/2008 tentang Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon III-A pada ISI Surakarta, cukup baik karena ukuran yang digunakan dalam menentukan daftar urut kepangkatan adalah senioritas dalam pangkat, jabatan pendidikan dan latihan jabatan, masa kerja, dan usia.

Selain sistem karier juga tedapat sistem prestasi kerja adalah suatu sistem kepegawaian dimana untuk pengangkatan seseorang dalam suatu jabatan didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang telah dicapai.

Kecakapan tesebut harus dibuktikan dengan lulus ujian jabatan dan prestasinya harus terbukti secara nyata, pengangkatan pegawai dalam jabatan struktural didasarkan atas ujian substansi hukum yang dijadikan dasar pengangkatan jabatan struktural Eselon II-A adalah diatur didalam: a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000

tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.

(2) Harus memahaminya peraturan kepegawaian di jajaran Biro Administrasi Umum dan Keuangan terhadap kendala yang ditemui untuk memperoleh hak kenaikan pangkat bagi pegawai yang telah memenuhi persyaratan administrasi.

(3) Upaya-upaya dari hasil penelitian adalah pejabat Eselon III-A yang telah lulus strata II (dua)/magister dengan pangkat golongan IV-A, telah diikutkan Diklat Pim (dua) dan dengan SK Rektor sebagai (1) Pejabat Pelaksana Tugas Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan dan (2)

lxxiv

Pejabat Pelaksana Tugas Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja Sama.

(4) Memungkinkan pegawai dapat memperoleh kepangkatan sesuai haknya. (5) Diberi kesempatan ijin belajar, agar memiliki jenjang pendidikan yang

memungkinkan bisa diangkat untuk mencapai pangkat diatasnya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di muka maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kebijakan Keputusan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Nomor 14090/I6/KP.03.01/2008 tentang Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon III-A pada Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta memang belum sesuai dengan kebutuhan yang ada berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Sementara kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) belum memadai, maskudnya 3 orang yang dicalonkan menduduki Eselon II-A belum ada yang memenuhi syarat minimal.

lxxv

2. Kendala yang dihadapi terkait dengan kebijakan Keputusan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Nomor 14090/I6/KP.03.01/2008 tentang Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon III-A ditinjau dari Peraturan metneri Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 adalah belum ada Sumber Daya Manusianya yang dapat diangkat sesuai kebutuhan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta untuk jabatan Kepala Biro atau sekretaris lembaga yang menduduki Eselon II-A harus berpangkat minimal golongan IV-C.

3. Upaya-upaya yang diambil dalam pemecahan dari kendala-kendala tersebut antara lain:

a. Memudahkan prosedur kenaikan pangkat.

b. Mendorong untuk studi lanjut strata 2 (dua)/magister.

c. Pengangkatan Pejabat Struktural harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

d. Pengusulan seleksi Pim II. e. Pengiriman Pim II.

f. Pengangkatan oleh Rektor Pejabat Pelaksana Tugas Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan.

g. Pengangkatan oleh Rektor Pejabat Pelaksana Tugas Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja Sama.

B. Implikasi

Implikasi yang timbul berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini adalah pentingnya mengupayakan intensifikasi komunikasi hukum antara unit-unit terkait agar ada masukan-masukan untuk merencanakan pengisian minimal 5 tahun kedepan jabatan struktural yang memerlukan jenjang pangkat golongan IV-C. Intensifiaksi komunikasi hukum dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan sosialisasi, penyuluhan hukum dengan melibatkan semua unsur pimpinan, sehingga langkah-langkah yang diambil baik menurut peraturan- peraturan yang ada maupun menurut kebijakan dapat memenuhi kebutuhan jabatan struktural di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

lxxvi C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan didukung adanya kenyataan di lapangan maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Kebijakan Keputusan Rektor, harus sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Di dalam pengangkatan Pejabat Struktural di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada umumnya sesuai dengan peraturan yang ada yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural. Akan tetapi ada juga yang berdasarkan kebijakan.

Oleh sebab itu yang berdasarkan kebijakan perlu diperhatikan atau dipersiapkan beberapa hal antara lain membuat:

1) Perencanaan jangka panjang, yang lebih matang minimal 5 tahun kedepan pengisian pejabat struktural berdasarkan daftar urut kepangkatan.

2) Perencanaan peraturan-peraturan berdasarkan kebijakan yang harus disosialisasikan ke semua unit agar mengetahui kebijakan tersebut. Contoh:

1) Di dalam menduduki jabatan struktural harus berdasarkan senioritas atau daftar urut kepangkatan.

2) Pendidikan harus telah lulus strata 2 (dua) atau magister. Dalam hal ini tidak diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Dokumen terkait