• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kontak bakteri Bacillus dan mikroba ragi tapai terhadap pertumbuhan Escherchia coli pada media pakan ayam

Berdasarkan data pada Tabel 3. diketahui bahwa terdapat perbedaan rata- rata pertumbuhan mikroba antara perlakuan kontrol dengan perlakuan eksperimen. Rata-rata perlakuan mikroba pada perlakuan kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif kontak Bacillus dengan mikroba ragi tapai pada media pakan ayam terhadap pertumbuhan E.coli. Dalam hal ini bakteri E.coli mengalami penurunan jumlah secara terus menerus dalam setiap hari inkubasi. Penurunan jumlah E.coli kompetisi disebabkan oleh

E.coli pada kompetisi dipengaruhi oleh senyawa anti bakteri yang di keluarkan oleh Bacillus. Menurut Barbosa et al.(2005) dan Vila et al.

(2009) bahwa bakteri Bacillus cereus, Bacillus subtilis, dan Bacillus pseudomicoides menghasilkan sejumlah antibiotik potesial yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti E.coli dan Salmonella.

Antibiotik yang dihasilkan Bacillus subtilis berupa antibakteri subtilin, Bacillus cereus memproduksi cerexin, Paenibacillus polimyxa

memproduksi polimixin (Agustina, 2008:4).

Penelitian Kompiang (2009) menunjukkan bahwa, Bacillus dapat menghasilkan asam-asam organik rantai pendek seperti asam asetat, butirat, propionat, dan asam laktat. Asam-asam organik rantai pendek diketahui mempunyai sifat antimikroba yang mampu menekan

perkembangan E. coli. Asam organik dapat melewati dinding sel bakteri dalam bentuk tidak terdisosiasi. Begitu ada di dalam sel, asam akan

berdisosiasi menghasilkan ion H+ yang akan menurunkan pH sel, sehingga sel tersebut akan menggunakan energinya untuk mengembalikan

keseimbangan yang normal. Sebaliknya, radikal anion akan menggangu DNA dan sintesis protein sehingga organisme tersebut menjadi stres dan tidak mampu bereplikasi ( Nursey:1997).

Penurunan bakteri E. coli juga disebabkan oleh antibiotik yang dihasilkan oleh mikroba ragi tapai seperti Saccharomyces cerevisiae. Menurut Panda et al. (2003) adanya keragaman mikroba yang digunakan seperti halnya Saccharomyces cerevisiae kemungkinan dapat saling mendukung dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen serta mampu

melalui mekanisme kerja manan-oligosakarida, meningkatkan kesehatan serta membantu penyerapan zat-zat makanan, dalam hal ini peran

Saccharomyces cerevisiae sangat penting (CFNPTAP Review, 2002; Newman, 2001).

Selain Saccharomyces cereviseae mikroba lain pada ragi yang berpotensi sebagai probiotik yaitu Aspergillus sp. Menurut Suwandi (1989)

Aspergillus sp menghasilkan antibiotik berupa fumigasin. Antibiotik ini spesifik menghambat sintesis dinding sel bakteri, mencegah sintesis peptidoglikan yang utuh sehingga dinding sel akan melemah dan

akibatnya akan mengalami lisis (Susanti & Sri, 2004). Wiedmeier et. al., (1987), menemukan bahwa laju kecepatan cairan dan bahan-bahan dalam saluran pencernaan menurun dengan adanya probiotik Aspergillus oryzae, dan sebaliknya meningkat dengan pemberian ekstrak yeast.

Jika dilihat dari pola pertumbuhan E.coli pada perlakuan eksperimen (Grafik 2.) inkubasi hari ke-1, E.coli mengalami peningkatan

pertumbuhan ini disebabkan karena nutrisi yang masih melimpah dan ruang yang masih cukup luas untuk berkembang biak. Pada Fase ini E.coli

memasuki fase eksponensial. Pada fase eksponensial E.coli membelah secara terus menerus hingga mencapai laju pertumbuhan maksimum ( Standbury dan Whitaker, 1984). Saat inkubasi hari ke-2 E.coli mengalami penurunan pertumbuhan terus menerus hingga akhirnya pada inkubasi hari ke-3 mengalami penurunan pertumbuhan yang drastis. Fase ini disebut fase kematian. Hal ini berarti daya tahan hidup E.coli dalam kisaran

waktu tiga hari. E.coli mengalami fase kematian pada saat nutrien yang terkandung pada media dan energi cadangan dalam sel mikroba mulai habis

( Fardiaz,1992). Dengan nutrien yang terbatas maka mikroba akan berkompetisi secara ketat. Hal ini terjadi karena produksi senyawa

antibakteri dari Bacillus dan mikroba ragi tapai terus meningkat akibatnya

E.coli tidak dapat tumbuh lagi atau mengalami fase kematian.

2. Aplikasi Instrumen Evaluasi Pada Guru dan Siswa SMA Kelas X Bandar Lampung

Dari hasil angket tanggapan siswa yang diperoleh dari ketiga SMA di Bandar Lampung yaitu SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang memiliki akreditas A, SMA Negeri 12 Bandar Lampung yang memiliki akreditas B, SMA PERSADA Bandar Lampung yang memiliki akreditas C. Dilihat dari aspek materi pada instrumen evaluasi, sebagian besar siswa

menyatakan bahwa materi telah sesuai dengan isi materi yang diajarkan dan sesuai dengan tujuan pencapaian. Akan tetapi, sebagian besar guru menyatakan materi tidak sesuai dengan tujuan pencapaian dan tidak terdapat batasan jawaban yang diharapkan. Berikut soal yang dianggap sebagian kecil guru dan siswa yang menyatakan soal evaluasi tersebut kurang memiliki batasan pertanyaan serta kata perintah mengerjakan soal yang masih belum jelas (< 70%) ini dapat di lihat pada soal di bawah ini:

Jelaskan perbedaan ciri fisiologis antara bakteri probiotik (Bacillus) dan bakteri patogen (E.coli)? Skor 3

serta terdapat soal yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan pencapaian oleh guru yakni pada soal dibawah ini:

Jelaskan pengertian bakteri? Skor 2

Seharusnya dalam pembuatan soal peneliti harus mengikuti beberapa syarat yang harus diperhatikan (Depdiknas, 2007: 8).

Syarat-syarat dalam membuat soal yang baik yaitu :

1) Mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan.

2) Komponen-komponennya rinci, jelas, memiliki batasan jawaban dan mudah dipahami.

3) Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan, sehingga soal yang diberikan tidak meleset dari syarat tersebut.

Menurut Harlen (1991:97) evaluasi soal harus sesuai dengan tujuan pencapaian, artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai tuntutan tujuan pencapaian. Option harus homogen

dan logis, artinya semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang terkandung dalam pokok soal. Mempunyai satu jawaban yang benar. Jika terdapat beberapa pilihan jawaban yang benar, maka kunci jawabannya adalah pilihan jawaban yang paling benar.

Dalam Aspek konstruksi diperoleh bahwa sebagian besar guru menyatakan bahwa instrumen evaluasi sudah baik namun terdapat sebagian siswa yang menyatakan terdapat soal yang tidak menggunakan kata tanya atau

perintah yang menuntut uraian. Seperti soal dibawah ini:

Jelaskan perbedaan ciri fisiologis antara bakteri probiotik(Bacillus) dan bakteri patogen (E.coli)? Skor 3

Konstruksi dimaksudkan untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan kaidah penulisan tes. Menurut Sahid (2009) konstruksi diperlukan agar tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dan terdapat pedoman penskoran untuk setiap nomor, harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Adanya petunjuk tentang cara mengerjakan serta tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

Begitupun dari aspek bahasa sebagian besar guru dan siswa menyatakan bahwa instrumen evaluasi sudah baik. Analisis bahasa dimaksudkan untuk menelaah tes berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Harus komunikatif, sehingga mudah dimengerti siswa. Kaidah bahasa tidak boleh menggunakan bahasa daerah tertentu jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. Serta option jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian dan diletakkan kata tersebut pada pokok soal ( Sahid ,2009).

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan kombinasi antara Bacillus dan mikroba ragi tapai dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertmbuhan Escherchia coli.

2. Jumlah total mikroba yang tumbuh akibat adanya kontak bakteri Bacillus dan Mikroba ragi tapai terhadap pertumbuhan bakteri E.coli pada media pakan ayam yaitu 7,8x107 sel pada inkubasi hari pertama, 7,0x107 sel pada inkubasi hari kedua, 3,8x107 sel pada inkubasi hari ketiga, serta 3,3x107 sel pada inkubasi hari empat.

3. Membentuk pola pertumbuhan mikroba mengikuti Kurva Sigmoid berdasarkan 4 fase pertumbuhan dari Bacillus, mikroba ragi tapai, dan E. coli

4. Akibat adanya kontak bakteri Bacillus dan Ragi tapai, E.coli hanya mampu bertahan hidup hingga hari ketiga (72 jam) saja setelah itu E.coli mati. 5. Kualitas instrumen evaluasi kognitif ternyata dapat diterima oleh siswa dan

guru di tiga sekolah dengan cukup baik ini dilihat dari aspek materi, kognitif dan bahasa atau budaya.

Dokumen terkait