• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Papan komposit plastik merupakan bagian dari produk komposit yang berguna untuk menggantikan penggunaan kayu solid oleh manusia. Produk komposit yang diteliti berasal dari hasil daur ulang bahan serat kardus dan matriks PE yang telah didaur ulang. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian fisis (kerapatan, kadar air, daya serap air, dan pengembangan tebal), Sedangkan pengujian mekanis meliputi (pengujian keteguhan rekat (Internal Bond), MOE (Modulus of Elasticity) dan MOR (Modulus of Rupture) dan kuat pegang skrup). Hasil yang diharapkan dapat memenuhi standart JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 type 13. Dengan memiliki sifat fisis dan mekanis yang tidak berbeda jauh dengan kayu solid, papan komposit plastik memiliki kelebihan lain dibanding kayu solid. Seperti, tahan serangan hama, stabilitas dimensi yang tinggi, dan tahan terhadap lingkungan lembab.

Hasil papan komposit yang dihasilkan akan dibandingkan dengan standart JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 type 13. Seluruh hasil yang diperoleh dibandingkan dengan standart tersebut, sehingga dari hasil yang dibandingkan tersebut diketahui kualitas yang diperoleh dari papan komposit plastik yang dihasilkan. Adapun kriteria standart yang digunakan untuk pengujian papan komposit plastik dapat dilihat pada Tabel.3.

Tabel 3. JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 type 13 No. Sifat Fisis Mekanis JIS A 5905-2003

hardboard S20

JIS A 5908-2003

type 13

1. Kerapatan (g/cm3) Min 0,800 Min 0,400-0,900

2. Kadar Air (%) 5-13 5-13

3. Daya Serap air (%) ≤ 30 Tidak dipersayratkan

4. Pengembangan Tebal (%) Tidak dipersyaratkan Max 12

5. MOR (Mpa) Min 20,387 Min 13,252

6. MOE (Gpa) Tidak dipersayratkan Min 2,548 7. Internal Bond (Mpa) Tidak dipersyaratkan Min 0,204 8. Kuat Pegang Sekrup (Mpa) Tidak dipersyaratkan Min 4,077

Pengujian sifat fisis dalam papan komposit plastik akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan nilai kelas awet dari produk yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada masing-masing nilai sifat fisis papan komposit plastik yang dihasilkan. Pengujian sifat fisis yang dilakukan adalah kerapatan, kadar air, daya serap air 2 jam dan 24 jam, serta pengembangan tebal 2 jam dan 24 jam. Data hasil pengujian tiap perlakuan dan ulangan dapat dilihat pada lampiran 1. Adapun hasil perhitungan rata-rata perlakuan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel.4.

Tabel. 4 Pengujian Sifat Fisis Papan Komposit Plastik

Polietilena Ulangan Kerapatan

(g/cm3) %KA % Daya Serap Air % Pengembangan Tebal Bening Buram

2 jam 24 jam 2 jam 24 jam

70:30 0,93 0,93 0,99 1,84 13,27 14,39 60:40 0,91 5,18 2,57 6,09 0,48 1,34 50:50 0,91 5,00 2,53 5,71 1,59 3,36 70:30 0,87 0,55 0,13 1,62 0,67 2,01 60:40 0,90 0,96 0,73 1,82 0,97 3,95 50:50 0,83 1,60 4,15 9,36 0,57 2,35 Kerapatan

Hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kerapatan dari papan komposit plastik yang dihasilkan memenuhi standart JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 type 13. Bahkan nilai kerapatan yang dihasilkan sangat mendekati dengan nilai kerapatan target yang diinginkan yaitu 1g/cm3, yakni antara 0,83 g/cm3 dari PE buram 50:50 hingga 0,93 g/cm3 dari PE bening. Perbandingan nilai kerapatan antara penggunaan matriks PE bening dan PE buram memiliki perbedaan, nilai kerapatan yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis matriks yang digunakan. Matriks PE yang digunakan berasal dari hasil daur ulang plastik PE murni, dalam hal ini matriks bening merupakan hasil daur ulang pertama dan PE buram hasil lebih dari satu kali daur ulang. Dari hasil terlihat jelas bahwa nilai kerapatan PE bening lebih tinggi dari pada kerapatan PE buram. Hal ini disebabkan karena banyaknya daur ulang pada matriks yang digunakan berpengaruh terhadap kerapatan dari matriks tersebut. Sesuai dengan pernyataan Stark (2002) yang menyatakan derajat kerapatan dari polietylena sangat baik. Aplikasi penggunaan PE daur ulang dalam pembuatan papan komposit plastik ini menghasilkan kerapatan yang tinggi, disebabkan penambahan filler dalam

pembuatan papan komposit plastik. Sesuai dengan pernyataan Wolcott (2002) yang menyatakan untuk meningkatkan kualitas yang terbuat dari plastik adalah dengan penambahan serat sebagai penguat yang disebut dengan filler. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, perlakuan dan perbandingan antara serat dan matriks yang digunakan, tidak berpengaruh nyata terhadap pengujian kerapatan papan komposit plastik. Nilai kerapatan papan komposit plastik dapat dilihat pada Gambar. 8.

Gambar 8. Grafik Nilai Kerapatan Papan Komposit Plastik

Kadar Air

Nilai kadar air tertinggi diperoleh dari perbandingan 60:40 bening sebesar 5,18%, sedangkan nilai kadar air terendah diperoleh dari perbandingan 70:30 buram sebesar 0,55%. Nilai kadar air yang sesuai dengan standart JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-5905-2003 type 13 adalah dari perbandingan 60:40 bening dan 70:30 bening, sedangkan perlakuan lain memiliki nilai kadar air yang sangat rendah. Perbedaan kadar air ini disebabkan oleh perbedaan penggunaan

JIS A 5905-2003 Min 0,8 3

JIS A 5908-2003 0,4-0,9 3

0,93 5,18 5,00 0,55 0,96 1,60 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00

rataan 70:30 rataan 60:40 rataan 50:50

K ad aar ai r (% ) perbandingan Bening Buram

matriks dan perbandingan antara bahan baku serat dengan matriks yang digunakan. Dari hasil menunjukkan semakin tinggi penggunaan bahan baku serat maka semakin tinggi kadar air papan komposit plastik yang dihasilkan. Serat kardus bekas yang digunakan dapat menyerap air sehingga sangat berpengaruh terhadap kadar air papan komposit plastik yang dihasilkan. Disamping itu penggunaan perbandingan matriks yang lebih besar menolak air untuk masuk ke dalam pori-pori papan. Sesuai dengan pernyataan Ruhendi et all., (2007) menyatakan bahwa kadar air papan partikel dipengaruhi oleh kerapatannya, papan yang berkerapatan tinggi memiliki ikatan antara molekul partikel dengan molekul perekat terbentuk sangat kuat sehingga molekul air sulit untuk mengisi rongga yang terdapat di dalam papan partikel karena sudah terisi oleh molekul perekat. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, perlakuan yang digunakan, berpengaruh nyata terhadap pengujian kadar air papan komposit plastik. Nilai kadar air dapat dilihat pada Gambar. 9.

Gambar 9. Grafik Kadar Air Papan Komposit Plastik

JIS A 5905-2003 5-13% JIS A 5908-2003 5-13%

Daya Serap Air

Perhitungan daya serap air dipengaruhi oleh kerapatan papan komposit plastik. Semakin tinggi kerapatan maka semakin rendah daya serap airnya. Dari hasil perhitungan daya serap air diperoleh % daya serap air tertinggi PE bening diperoleh dari perbandingan 60:40, sedangkan PE buram diperoleh dari perbandingan 50:50 dimana pada PE bening 2,57% untuk daya serap air 2 jam dan 6,09 % untuk daya serap air 24 jam. Sedangkan pada PE buram 4,15 % untuk daya serap air 2 jam dan 9,36 % untuk daya serap air 24 jam. Sedangkan daya serap air terendah PE bening dan PE buram diperoleh dari perbandingan 70:30 yaitu untuk PE bening 0,99 % untuk daya serap air 2 jam dan 1,84% untuk daya serap air 24 jam, sedangkan untuk PE buram 0,13 % untuk daya serap air 2 jam dan 1,62% untuk daya serap air 24 jam. Seluruh perhitungan daya serap air memenuhi standart JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 type13.

Daya serap air selama 2 jam dan 24 jam adalah kajian untuk mengetahui kemampuan papan komposit plastik dalam menyerap air. hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perbandingan dengan jumlah serat terbesar memiliki nilai daya serap air yang tinggi, karena perbandingan dengan jumlah serat terbesar menghasilkan papan komposit plastik yang menghasilkan lubang-lubang kecil pada setiap sisi yang terbentuk, sehingga pada saat pengujian daya serap air, banyak air yang masuk pada lubang-lubang yang ada pada papan komposit plastik tersebut. Hal ini diakibatkan karena jumlah antara matriks plastik tidak dapat menutup seluruh bagian dari bahan baku serat dalam papan komposit plastik tersebut. Sehingga rongga-rongga yang tidak tertutup menjadi jalan masuk terserapnya air. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, perlakuan dan

0,99 2,57 2,53 0,13 0,73 4,15 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50

Rataan 70:30 Rataan 60:40 Rataan 50:50

DS A 2 j a m ( % ) perbandingan Bening Buram 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

Rataan 70:30 Rataan 60:40 Rataan 50:50

DS A 2 4 j a m ( % ) perbandingan Bening Buram perbandingan antara serat dan matriks yang digunakan, tidak berpengaruh nyata terhadap pengujian daya serap air selama 2 jam dan 24 jam papan komposit plastik. Adapun hasil rerataan daya serap air selama 2 jam dan 24 jam dapat dilihat pada Gambar. 10 dan 11.

Gambar 10. Grafik Daya Serap Air 2 Jam Papan Komposit Plastik

Gambar 11. Grafik Daya Serap Air 24 Jam Papan Komposit Plastik

Pengembangan Tebal

Pengembangan tebal yang terjadi pada saat perendaman sampel selama 2 JIS A 5905-2003 ≤ 30%

JIS A 5905-2003 ≤ 30 %

13,27 0,48 1,59 0,67 0,97 0,57 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00

Rataan 70:30 Rataan 60:40 Rataan 50:50

P .T e b a l 2 ja m ( % ) perbandingan Bening Buram

kemampuan papan komposit plastik mengalami perubahan dimensi. Diperoleh nilai pengembangan tebal tertinggi selama 2 jam dari PE bening diperoleh dari perbandingan 70:30 yaitu sebesar 13,27 % sedangkan PE buram diperoleh dari perbandingan 60:40 sebesar 0,97 %. Pada pengembangan tebal selama 24 jam, PE bening tertinggi diperoleh dari perbandingan 70:30 sebesar 14,39 %, PE buram tertinggi diperoleh dari perbandingan 60:40 sebesar 3,95 %. Dari hasil yang diperoleh perbandingan 70:30 untuk PE bening merupakan hasil tertinggi untuk nilai pengembangan tebal, tidak sesuai dengan standart JIS A 5908-2003 type 13. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya tekanan pada saat pengempaan. Jumlah serat yang lebih sedikit membuat ikatan antara matriks dan bahan baku kurang sempurna sehinga serat mengalami pengembangan pada saat direndam dengan air. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, perlakuan dan perbandingan antara serat dan matriks yang digunakan, tidak berpengaruh nyata terhadap pengujian pengembangan tebal selama 2 jam dan 24 jam papan komposit plastik. Nilai pengembangan tebal papan komposit plastik dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13.

Gambar 12. Grafik Pengembangan Tebal 2 Jam Papan Komposit Plastik JIS A 5908-2003 max 12%

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

Rataan 70:30 Rataan 60:40 Rataan 50:50

P .T e b a l 24 ja m ( % ) perbandingan Bening Buram

Gambar 13. Grafik Pengembangan Tebal 24 Jam Papan Komposit Plastik

Sifat mekanis papan komposit plastik merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan nilai kekuatan dari produk komposit yang dihasilkan. MOE, MOR, Internal bond, dan Kuat pegang skrup merupakan beberapa jenis pengujian yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh akan diketahui aplikasi penggunaaan terbaik dari produk komposit yang dihasilkan. Data hasil pengujian tiap perlakuan dan ulangan dapat dilihat pada lampiran 1. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil perhitungan rata-rata dalam Tabel.5.

Tabel. 5 Data Hasil Pengujian Sifat Mekanis Papan Komposit Plastik

Polietilena ulangan MOE (Gpa) MOR (Mpa) IB (Mpa) KPS (Mpa)

Bening Buram 70:30 0,0016 9,37 0,12 6,07 60:40 0,0019 6,38 0,30 6,00 50:50 0,0018 5,27 0,13 6,72 70:30 0,0015 11,57 0,26 7,64 60:40 0,0010 9,41 0,19 8,61 50:50 0,0018 9,39 0,42 7,08 JIS A 5908-2003 max 12%

Modulus of Elasticity

Modulus of Elasticity (MOE) adalah indikator dalam menetukan besarnya kemampuan papan komposit plastik dalam menahan beban. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan nilai MOE tidak ada yang memenuhi standart JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 type 13. Hal ini disebabkan karena bahan baku serat dan matriks yang digunakan merupakan hasil daur ulang yang menyebabkan tingkat kekuatan serat dan kekakuan plastik telah berkurang sehingga kemampuan papan komposit plastik yang dihasilkan sangat rendah. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, perlakuan dan perbandingan antara serat dan matriks yang digunakan, tidak berpengaruh nyata terhadap pengujian

modulus of elasticity (MOE) papan komposit plastik. Nilai MOE dari pengujian dapat dilihat pada Gambar .14.

Gambar 14. Grafik Modulus of Elasticity Papan Komposit Plastik

Pengujian sifat mekanis Modulus of rupture (MOR), sampel yang berukuran sama dengan uji MOE diberikan beban maksimum sampai sampel tersebut patah. Besar beban yang diberikan akan digunakan sebagai acuan menduga besarnya beban maksimal yang dapat ditahan oleh papan komposit plastik yang diujikan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, seluruh nilai sampel pengujian tidak memenuhi nilai standart JIS A 5908-2003 type 13. Seiiring dengan pengujian MOE hal yang menyebabkan sangat rendahnya nilai MOR yang dihasilkan adalah akibat pengaruh penggunaan bahan-bahan yang telah didaur ulang sehingga mengalami penurunan tingkat kekakuan. Sesuai dengan pernyataan Forest product laboratory (1995) menyatakan bahwa serat kertas terdaur ulang lebih lemah dari pada serat awalnya , sehingga mengurangi fleksibilitas dari serat kayu dan mengurangi kemampuan untuk saling mengikat.

Penggunaan suhu kempa yang tidak tepat mempengaruhi hasil kekuatan dari papan komposit plastik. Jika suhu pada saat pengempaan melewati batas dari suhu bahan dapat bercampur dengan baik, maka bahan plastik yang digunakan dapat terdekradasi sehingga menurunkan tingkat kekakuan. Sesuai dengan pernyataan Surdia dan Saito (1985) yang menyatakan polietilena dapat teroksidasi dan terdegradasi di udara pada temperatur tinggi atau dengan sinar ultraviolet.

Penggunaan matriks yang semakin besar meningkatkan nilai MOR yang dihasilkan, karena dari gabungan bahan baku serat daur ulang dan matriks daur ulang, yang memengang nilai kekuatan terbesar adalah matriks yang digunakan. Sesuai dengan pernyataan literatur Gillsepie (1984) dalam Gunara (1993) dan iswanto (2005) menyatakan bahwa semakin tinggi suatu matriks maka semakin tinggi nilai modulus of rupture (MOR) dari bahan yang direkat setelah dilakukan

JIS A 5905(2003) Min 20,387 Mpa JIS A 5908 (2003) Min 13,252Mpa pengujian keteguhan rekat. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, perlakuan yang digunakan, berpengaruh nyata terhadap pengujian modulus of rupture

(MOR) papan komposit plastik Nilai MOR dapat dilihat pada Gambar. 15.

Gambar 15. Grafik Modulus of Rupture Papan Komposit Plastik

Keteguhan Rekat (Internal Bond)

Pengujian keteguhan rekat (internal Bond) yang dilakukan, untuk penggunaan matriks PE bening, yang memenuhi standart JIS A 5908-2003 type 13, hanya pada perlakuan dengan perbandingan 60:40 sebesar 0,30 Mpa. Sedangkan untuk penggunaan matriks PE buram yang memenuhi standart JIS A 5908-2003 type 13 pada perlakuan dengan perbandingan 70:30 sebesar 0,26 Mpa dan 50:50 sebesar 0,42 Mpa.

Perbandingan 50:50 untuk penggunaan PE buram merupakan nilai tertinggi yang dihasilkan untuk pengujian keteguhan rekat ini. Jumlah matriks dan bahan baku yang sama dalam perlakuan ini membuat hasil yang diperoleh dapat bercampur dengan baik. Sesuai dengan pernyataan Anatole dan Klysov (2007)

0,12 0,30 0,13 0,26 0,19 0,42 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45

Rataan 70:30 Rataan 60:40 Rataan 50:50

k e te g uha n r e k a t (M pa ) Bening Buram menyatakan jika perbandingan yang paling ideal untuk mendapatkan hasil maksimal dari produk komposit plastik adalah 50% plastik dan 50% serat/filler. Serat daur ulang dan PE daur ulang dapat bercampur di dalam mesin ekstruder menciptakan kekompakan yang baik sehingga menghasilkan produk yang baik juga pada saat proses pengempaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan barone (2005) menyatakan dalam proses pelelehan plastik, cairan plastik akan mengikat bahan baku serat membentuk satuan yang homogen dan kuat. Disamping itu, besarnya kerapatan sangat mempengaruhi besarnya nilai dari keteguhan rekat. Hasil kerapatan yang cukup tinggi diperoleh hasil keteguhan rekat yang cukup tinggi juga, walaupun tidak seluruhnya sesuai dengan nilai acuan standart yang digunakan. Menurut Haygreen dan Bowyer (1996) semakin tinggi kerapatan papan komposit yang dihasilkan maka akan semakin tinggi sifat keteguhannya. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, perlakuan dan perbandingan antara serat dan matriks yang digunakan, tidak berpengaruh nyata terhadap pengujian keteguhan rekat papan komposit plastik. Nilai dari keteguhan rekat (internal bond) papan komposit plastik dapat dilihat pada Gambar. 16.

JIS A 5908-2003 Min 0,204 Mpa

JIS A 5908 (2003) Min 4,077Mpa Gambar 16. Grafik Internal Bond Papan Komposit Plastik Kuat Pegang Skrup

Pengujian kuat pegang skrup adalah pengujian sebagai penilaian produk komposit plastik yang dihasilkan dalam aplikasinya di dalam sebuah pembuatan produk. Papan komposit plastik yang dihasilkan akan dibentuk menjadi produk dengan menggunakan alat bantu skrup, sehingga nilai kekuatan kuat pegang skrup sangat penting. Hasil pengujian yang diperoleh, seluruh perlakuan memenuhi nilai standart JIS A 5908-2003 type 13. Nilai terbesar diperoleh dari perbandingan 60:40 dalam penggunaan matriks PE buram sebesar 8,61 Mpa. Besarnya nilai kuat pegang skrup yang dihasilkan dipengaruhi oleh sifat alami matriks PE yang digunakan. Sesuai dengan pernyataan Barone (2005) yang menyatakan Perekat termoplastik seperti polietilena dan polipropilena pada umumnya berbentuk semi kristalin, pada suhu kamar kedua plastik ini dapat bersifat amorf sehingga bersifat kaku. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, perlakuan yang digunakan, berpengaruh nyata terhadap pengujian kuat pegang skrup papan komposit plastik. Nilai kuat pegang skrup papan komposit plastik dapat dilihat pada Gambar. 17.

Gambar 17. Grafik Kuat Pegang Skrup Papan Komposit Plastik

Seluruh hasil pengujian di analisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor dengan menggunakan Minitab 16 (lampiran 2). Kemudian perlakuan yang berpengaruh diuji lanjut dengan menggunakan Duncans Multyple Range Teste (DMRT) (lampiran 3).

Karakteristik Sifat Fisis dan Mekanis Papan FPC dari Limbah Kertas Kardus dibandingkan Dengan Standar JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 particleboardstype 13

Karasteristik sifat fisis papan komposit terbaik yang dihasilkan dari penelitian dibandingkan dengan standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003) ditampilkan pada Tabel.6.

Tabel 6. Karakteristik Sifat Fisis dan Mekanis Papan Komposit Plastik dari Limbah Kertas Kardus dibandingkan dengan Standar JIS A 5905-2003

hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 particleboardstype 13

Parameter Papan FPC terbaik hasil penelitian Standar JIS A 5905-2003 hardboard S20 JIS A 5908-2003 particleboardstype 13

Kerapatan (g/cm3) 0,93* Min 0,800 Min 0,400-0,900

Kadar air (%) 5,18* 5-13 5-13

Daya serap air 2 jam (%)

4,15* ≤ 30%

-Daya serap air 24 jam (%) 9,36* ≤ 30% -Pengembangan tebal 2 jam (%) 13,27* -Min 12 % Pengembangan tebal 24 jam (%) 14,39* - -Modulus of elasticity (Gpa) 0,0019 - Min 2,548 Modulus of rupture (Mpa) 11,57 Min 20,387 Min 13,252

Internal bond (Mpa) 0,42* - Min 0,204

Kuat pegang sekrup (Mpa)

8,61* - Min 4,077

Penilaian Kelas Mutu Terbaik Papan Komposit Plastik Dari Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis

Papan komposit plastik yang telah diuji secara fisis dan mekanis, kemudian diurutkan berdasarkan penilaian penentuan kelas mutu terbaik. Hasil dari nilai pengujian yang paling mendekati nilai pada standart, diberikan nilai tertinggi. Adapun hasil dari penilaian mutu terbaik dari papan komposit plastik yang dihasilkan dapat dililihat pada Tabel.7.

Tabel.7 Penilaian Kualitas Mutu Papan Komposit Plastik

Matriks Ulangan kerapatan KA DSA

2 jam DSA 24jam PT 2jam PT

24jam MOE MOR IB KPS Total

BENING BURAM 70:30 1 4 3 3 4 4 3 3 4 4 34 60:40 2 1 4 4 1 1 1 1 2 4 24 50:50 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 34 70:30 4 4 1 1 3 2 4 4 3 2 25 60:40 3 4 2 2 4 4 4 4 4 1 30 50:50 4 3 4 4 2 3 2 1 1 3 29

Hasil perhitungan yang dilakukan, papan komposit plastik terbaik dari pengujian sifat fisis dan mekanis diperoleh dari perlakuan PE bening perbandingan 60:40. Hal ini sesuai dengan pernyataan Najafi et al (2008) yang menyatakan untuk hasil mendapatkan produk komposit plastik yang maksimal, jumlah matriks plastik yang digunakan harus lebih dari 50% , dan berdasarkan hasil penilaian ini, penggunaan matriks PE Bening lebih baik daripada PE buram.

Dokumen terkait