1) Hal-hal apa saja yang harus diketahui pendidik agar memahami perkembangan karakteristik peserta didik?
2) Sebutkan tahapan perkembangan kognitif !
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
No Tahapan
1. Tahap Sensorik-Motorik (usia 0-2 tahun)
2. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
3. Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
4. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)
LK 2.2 Mengidentifikasi Potensi Peserta Didik
Permasalahan Solusi
Ketika melaksanakan
pembelajaran, Anda berhadapan dengan peserta didik yang malas belajar. Apa tindakan yang akan Anda lakukan?
Usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan motivasi semangat belajar peserta didik yang malas antara lain
melakukan pendekatan secara persuasif dan edukatif. Selain itu, pendidik harus berupaya dengan merancang pembelajaran yang lebih menarik, memilih bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
menggunakan media pembelajaran yang menarik, dan lain-lain.
1) Potensi yang dimiliki peserta didik
2) Tingkat perkembangan kedewasaan peserta didik 3) Kemampuan kognitif peserta didik
4) Potensi mandiri yang dimiliki peserta didik
5) Tingkat Kebutuhan peserta didikdalam hal bimbingan dan perlakuan manusiawi
LK 2.3 Mengidentifikasi Pemahaman Awal Peserta Didik Pertanyaan Jawaban Apakah tujuan mengidentifikasi pemahaman awal (entry behavior) peserta didik?
Tujuan mengidentifikasi pemahaman awal peserta didik adalah:
a. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan awal peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.
b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta
kecendrungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
c. Menentukan desain program pembelajaran dan atau
pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
Bagaimanakah caramengidentifikasi pemahaman awal (entry behavior)
peserta didik?
Cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi Pemahaman awal peserta didik adalah dengan cara (1) pre test, (2) observasi, dan (3) wawancara.
LK 2.4 Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Kasus Ryan termasuk kategori kasus keluarga, mengatasinya dengan memberi motivasi kepada keluarga Ryan.
Evaluasi
Kerjakan soal di bawah ini! Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Pak Dema sangat memahami karakteristik siswinya. Karena siswa-siswinya sering menunjukkan sikap kurang antusias setiap kali diskusi kelompok, kali ini Pak Dema melakukan kebijakan yang berbeda dari biasanya. Pak Dema membentuk kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen terdiri atas putra dan putri. Ternyata upaya Pak Dema ini berhasil. Tiap-tiap kelompok menjadi lebih antusias berdiskusi. Keberhasilan Pak Dema tersebut disebabkan adanya perkembangan fisik anak pada bagian ....
A. Kelenjar eksostrin B. Hormon testosteron C. Kelenjar endoktrin D. Struktur fisik
2. Seorang siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi, lalu masalah itu didiskusikan dalam kelompok untuk mendapatkan solusinya.
Ilustasi ini berkaitan dengan perkembangan .... A. kemampuan kognitif
B. kemampuan interaksional C. kemampuan integrasi diri D. kemampuan komunikatif
3. Seorang anak yang tidak mampu membangun kerja sama dalam kelompok. Dia cenderung menguasai forum dan tidak memberi kesempatan kepada teman-temannya. Jika teman lain berhasil mengendalikan diskusi, dia lebih memilih bekerja mandiri.
Anak seperti itu bermasalah dalam hal perkembangan .... A. kognitif interaksional
B. sosial emosional C. moral spiritual D. sosial kognitif
4. Seorang anak yang memiliki moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Dia mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, lalu membuat keputusan menurut suatu kode moral pribadi.
Hal ini merupakan contoh perilaku moral-spritual pada tahapan ... A. penalaran prakonvensional
B. penalaran interkonvensional C. penalaran pascakonvensional D. penalaran konvensional
5. Salah satu faktor internal yang memengaruhi potensi intelektual peserta didik adalah motivasi intrinsik. Hal-hal yang termasuk faktor motivasi intrinsik adalah ....
A. budaya dan kebiasaan B. harmonisasi keluarga C. daya tarik integrasi D. sifat positif dan kreatif
6. Seorang peserta didik merasa kurang bersemangat pada jam usai pembelajaran. Dia bahkan lebih senang tinggal di sekolah sampai sore, petugas kebersihan sekolah sampai menyuruhnya pulang karena matahari hampir tenggelam.
Peserta didik tersebut dicurigai memiliki hambatan pengembangan potensi berupa faktor ....
A. intelegensi dan kognitif B. budaya dan pembiasaan
C. keluarga dan lingkungan masyarakat D. emosional dan kepribadian
7. Seorang guru berusaha untuk memberikan pembelajaran yang variatif kepada peserta didiknya. Dia ingin seluruh peserta didik berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didiknya. Kegiatan yang harus dilakukan guru agar terpenuhi harapannya tersebut adalah ...
A. mendata bekal awal yang dimiliki oleh masing-masing peserta didiknya. B. mempersiapkan rancangan pembelajaran sesuai dengan keinginan
guru.
C. membuat media pembelajaran yang mendukung pembelajarannya. D. mengumpulkan berbagai sumber belajar sesuai keinginan guru.
8. Memaksimalkan kegiatan ekstrakurikuler, melakukan rekreasi dengan guru, dan melakukan kegiatan informal lainnya memiliki fungsi untuk mengatasi kesulitan belajar dalam hal ….
A. mengaktualisasikan diri
B. penciptaan hubungan yang baik C. mengemukakan gagasan D. memformulasikan tindakan
9. Cara yang yang paling cepat dan akurat yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik yang bersumber dari faktor sosial adalah …
A. brainstorming B. wawancara C. angket D. sosiometri
10. Status pengetahuan dan keterampilan peserta didik sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh peserta didik merupakan konsep dasar dari ….
A. proses belajar B. kemajuan belajar C. bekal awal D. capaian belajar
Penutup
Dengan tuntasnya mempelajari materi dalam modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi A ini, Anda diharapkan tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengembangkan pembelajaran yang efektif dan bermakna di kelas. Guru sebaiknya mendapatkan pemahaman terhadap kompetensi pedagogik dan profesional dengan komposisi yang ideal. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak dapat dilewatkan pada setiap pertemuan.
Materi yang diuraikan pada kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat menambah wawasan guru dalam menentukan karakteristik, potensi, kesulitan belajar peserta didik. Peserta diklat juga diharapkan mampu merancang kegiatan yang dapat mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
Daftar Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Effendi, Mukhlison dan Siti Rodliyah. 2004. Ilmu Pendidikan. Ponorogo: PPS Press
Fauzi, Ahmad. 2011. Analisis Karakteristik Siswa. Diunduh dari
http://pengantarpendidikan.files.wordpress.com/2011/02/analisis-karakteristik-siswa.pdf. Diakses 28 Mei 2012.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hernawati, Kuswari. 2011. E-Learning Adaptif Berbasis Karakteristik Peserta Didik. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/adaptif%20elearning.pdf
Hurlock, E.B. 1980. Psikolog Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan Istiwidanti dan Soedarjarwo. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E.B. 1997. Perkembangan Anak Jilid 1. Terjemahan Tsandrasa, M.M. dan Zarkasih, M. Jakarta: Penerbit Erlangga
Mardiya. 2009. Peranan Orang Tua dalam Pembentukan Karakter dan Tumbuh Kembang Anak. Diunduh dari http://mardiya.wordpress.com/2009/10/25/ peranan-orang-tua-dalam-pembentukan-karakter-dan-tumbuh-kembang-anak.
Muda, Aslam Syah. 2012. Pengaruh Pola Asuh terhadap Kepribadian Anak. Diunduh dari http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/06/pengaruh-pola-asuh-terhadap-kepribadian-anak/
Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Remaja Karya. Santrock, J.W. 2002. Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Semiawan, Cony. 2008. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: PT Grasindo.
Suhadianto. 2009. Pentingnya Mengenal Kepribadian Siswa untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Diunduh dari http://h2dy.wordpress.com/2009/02/17/ pentingnya-mengenal-kepribadian-siswa-untuk-meningkatkan-prestasi-belajar.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumarmo, Alim. 2012. Memahami 9 Tipe Kecerdasan Jamak. Diunduh dari
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taimiyah, Ibnu (Syaikhul Islam). Iqtidha’ Ash Shiratil Mustaqim, Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim Al ‘Aql.
Tidjan, dkk. 2000. Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah. Yogyakarta: UNY Press.
Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif . Jakarta: Bumi Aksara.
Zainudin, Akbar. 2010. Gaya belajar dan modalitas belajar siswa. Diunduh dari http://ideguru.wordpress.com/2010/04/12/memahami-perbedaan-gaya-belajar-siswa. Diakses 31 Mei 2012.
Glosarium
Karakter : kata sifat, watak, akhlak, atau tabiat
Minat : sebagai suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu camppuran dari perasaan, harapan, pendirian,, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu
Motivasi ekstrinsik : faktor yang datang dari luar individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan belajar
Pertumbuhan fisik : perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan.
Potensi peserta didik
: kemampuan yang mungkin dikembangkan atau menunjang potensi lain. Potensi ini meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral dan religius. Sosio-emosional : perubahan yang terjadi pada diri setiap individudalam
warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu.
Periode pranatal : Periode sebelum lahir, masih dalam kandungan. Penalaran
prakonvensional
: Tingkat penalaran yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg, yakni penalaran moral masih dikendalikan oleh imbalan dan hukuman.
Penalaran konvensional
: Tingkat penalaran kedua atau tingkat menengah dalam teori perkembangan moral Kohlberg, yakni mau mentaati standar-standar internal tertentu atau diri sendiri, tetapi masih belum mau mentaati standar-standar internal orang lain, termasuk orang tua atau masyarakat.
Penalaran
pascakonvensional
: Tingkat penalaran paling tinggi dalam teori perkembangan moral Kohlberg, yakni moralitas benar-benar diinternalisasi dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain.
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJAR
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI A
PROFESIONAL:
HAKIKAT DAN PEMEROLEHAN BAHASA
Penulis:
Drs. Mudini ([email protected])
Muhammad Nasir, M.Pd. ([email protected]) Mulyadi ([email protected])
Anggraini ([email protected]) Penelaah:
Andik Wahyu Sulistiyo, S.S. ([email protected])
Desain Grafis dan Ilustrasi: TIM Desain Grafis
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
Daftar Isi
Hal. Daftar Isi ... iii Daftar Tabel ... iv Daftar Gambar ... iv Pendahuluan ... 1 A. LatarBelakang ... 1 B. Tujuan ... 3 C. PetaKompetensi ... 3 D. RuangLingkup ... 3 E. Cara Penggunaan Modul ... 4 Kegiatan Pembelajaran 1 Hakikat Bahasa ... 11 A. Tujuan Pembelajaran ... 11 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 11 C. Uraian Materi ... 11 D. Aktivitas Pembelajaran ... 15 E. Latihan/Kasus/Tugas ... 17 F. Rangkuman ... 18 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 19 Kegiatan Pembelajaran 2 Pemerolehan Bahasa ... 21 A. Tujuan Pembelajaran ... 21 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 21 C. Uraian Materi ... 21 D. Aktivitas Pembelajaran ... 33 E. Latihan/Kasus/Tugas ... 35 F. Rangkuman ... 39 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 41 H. Pembahasan Latihan/Kasus/Tugas ... 43
Evaluasi ... 47 Penutup ... 55 Daftar Pustaka ... 57 Glosarium ... 59
Daftar Tabel
Hal. Tabel 1 Peta Kompetensi Profesional ... 2 Tabel 2 Daftar Lembar Kerja Modul KK A Profesional ... 4 Tabel 3 Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 1 ... 7 Tabel 4 Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 2 ... 12 Tabel 5 Fase Pemerolehan Bahasa Menurut Ross Dan Roe ... 20 Tabel 6 Kisi-kisi Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP/MTs 2016-2017 ... 25
Daftar Gambar
Hal. Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 2 Gambar 2 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 3 Gambar 3 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka In-On-In ... 5
Pendahuluan
A. LatarBelakang
Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan “kesejahteraan profesional” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran guru.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dan/atau olah raga.
Masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan seluruh jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan kondisi yang memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan atau jabatannya secara profesional. Oleh karena itu, sebagai aktualisasi tugas guru sebagai tenaga professional, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) akan memfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara
berkelanjutan melalui program Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Guru (Diklat Pasca-UKG).
Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat juga tidak lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/ tugas yang diampunya Modul ini berisi materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama (SMP), yang telah disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang diturunkan dari Permendikbud No 16 Tahun 2007. Modul ini dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter akan menjadi watak, budi pekerti, yang menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter dalam modul pengembangan keprofesian berkelanjutan ini dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai utama yaitu; religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul. Pendidikan karakter sudah menjadi sebuah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). Implementasi Gerakan PPK ini dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Modul ini juga dilengkapi dengan latihan yang berisi masalah dan kasus pembelajaran untuk mengukur pemahaman dan melatih keterampilan peserta.
Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru sekolah menengah pertama agar dapat menguasai kompetensi profesional terkait dengan bahasa Indonesia yang terdiri atas pemahaman, sikap, dan keterampilan terhadap: (1) Apresiasi Puisi dan (2) Apresiasi Prosa Kompetensi tersebut merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP agar memiliki keterampilan berbahasa dan kebahasaan yang akan mendukung keberhasilannya dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
B. Tujuan
Modul ini secara umum bertujuan untuk mendukung pelaksanaan diklat Pengembangan keprofesian berkelanjutan Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama Kelompok Kompetensi Professional. Tujuan khusus modul ini diharapkan setelah menempuh proses pembelajaran peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya kompetensi profesional Hakikat Bahasa dan Pemerolehan Bahasa dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter.
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi profesional Bahasa Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah Menengah Pertama.
Tabel 1. Peta Kompetensi Profesional Kompetensi
Utama Kompetensi Inti Kompetensi Guru
Profesional 20. Menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
20.2 Memahami hakikat bahasa dan
pemerolehan bahasa
D. RuangLingkup
Ruang lingkup modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama mendukung kompetensi profesional. Oleh karena itu, modul ini mengkaji bidang keterampilan dan pengetahuan tentang pembelajaran bahasa Indonesia untuk guru Sekolah Menengah Pertama.
Berikut dijelaskan gambaran singkat tiap-tiap indikator dalam peta kompetensi yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran.
1. Menjelaskan konsep hakikat bahasa
2. Menjelaskan konsep pemerolehan bahasa (kognitif dan behavior)
E. Cara Penggunaan Modul
Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
Untuk memperjelas bagan tersebut, berikut ini diuraikan tentang (1) deskripsi kegiatan diklat tatap muka penuh; (2) deskripsi kegiatan diklat tatap muka in-on-in; dan (3) lembar kerja.
Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan ditjen GTK dan lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanakan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur di bawah ini.
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran dengan model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Fasilitator memberi peserta kesempatan untuk mempelajari lima hal pokok pendahuluan, meliputi (1) latar belakang kegiatan, (2) tujuan diklat secara umum dan tujuan pembelajaran secara khusus pada modul kelompok kompetensi A ini, (3) kompetensi dan indikator yang akan dicapai melalui modul ini, (4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan (5) langkah-langkah penggunaan modul ini.
b. Mengkaji Materi
Fasilitator memberi peserta kesempatan untuk mempelajari materi yang diuraikan pada subbagian Uraian Materi secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Peserta dapat mempelajari materi secara individual atau berkelompok, kemudian diperbolehkan menanyakan hal-hal atau masalah yang ditemui kepada fasilitator.
c. Melaksanakan aktivitas pembelajaran
Peserta melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dengan dipandu fasilitator. Kegiatan pembelajaran di kelas dilaksanakan dengan pendekatan interaksional atau kooperatif yang akan secara langsung dipandu oleh fasilitator, bisa berupa diskusi, praktik, latihan kasus, dan lain-lain. Lembar kerja digunakan peserta untuk menuangkan pemahamannya tentang materi-materi yang dipelajari. Pada aktivitas pembelajaran tersebut peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat simpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu in service learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In -2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.
Gambar 3. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka In-On-In
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan in service learning 1. Dalam sesi pendahuluan ini fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari lima hal, yaitu (1) latar belakang yang memuat gambaran materi, (2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi, (3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai dalam modul, (4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan (5) langkah-langkah penggunaan modul.
b. In Service Learning 1 (IN1) 1) Mengkaji materi
Fasilitator memberikan kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang telah diuraikan dalam Bab II sub-C Uraian Materi. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual atau kelompok, kemudian mengonfirmasi permasalahan yang ditemukan kepada fasilitator.
2) Melaksanakan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, atau studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah direncanakan untuk IN1. Selama melaksanakan aktivitas pembelajaran, peserta harus secara aktif menggali informasi dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.
c. On the Job Learning (ON) 1) Mengkaji materi
Guru sebagai peserta mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai rujukan untuk mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
2) Melaksanakan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di
dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
d. In Service Learning 2 (IN2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.
e. Persiapan Tes Akhir