• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen BAB 1 PENDAHULUAN (Halaman 125-200)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan telah memberikan banyak pengalaman dan manfaat bagi penulis sebagai penutup, maka perkenankan penulis untuk memberikan saran. Adapun saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi guru pembelajaran dengan menggunakan model Dlta berbantuan media audio Visual menuntut agar peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka itu guru harus mampu memanage kelas agar semua peserta didik dapat menyimak dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.

2. Guru hendaknya memperhatikan karakteristik gaya belajar masing-masing anak, sehingga dengan cara dan kemampuan yang berbeda-beda setiap anak dapat tetap terintregasikan pada satu pembelajaran melalui model dan media pembelajaran yang efektif dan efisien

3. Model Pembelajaran Dlta ini bukan hanya diterapkan kepada murid kelas IV saja, akan tetapi juga dapat diterapkan pada kelas III, V dan VI. Hasil penelitian ini dijadikan dasar untuk memberikan pengalaman belajar murid dalam memupuk sikap ilmiah murid, memecahkan masalah, bekerja sama, bertanggung jawab, dan berkolaborasi.

4. Siswa diharapkan lebih giat melatih kemampuan menyimak, bercerita, percaya diri, dan belajar menggunakan kalimat yang baku saat menceritakan kembali hasil dari simakannya.

5. Peneliti yang akan datang diharapkan dapat meneliti tentang keterkaitan peserta didik mengembangkan hasil penelitian ini dalam lingkup yang lebih luas. Peneliti berharap, para peneliti yang akan datang dapat mengembangkan penelitian ini untuk variabel-variabel lain yang lebih inovatif, sehingga dapat menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surat An-Nahl (16) ayat 125. Al-Qur’an dan Terjemahan. Cetakan ke 7: Al-Mizan Publishing House

Al-Qur’an Surat Al-A'raf (7) ayat 124. Al-Qur’an dan Terjemahan. Cetakan ke 7: Al-Mizan Publishing House

Al-Qur’an Surat Ar-Rahman (55) ayat 3-4. Al-Qur’an dan Terjemahan.

Cetakan ke 7: Al-Mizan Publishing House.

Achank. 2009. Jenis-jenis menyimak. http: // Pramuka-achank. Blogspot.

Com. Dikutip pada 26 Oktober 2021 jam 10.49 WITA.

Achsan. 1991. Pengajaran menyimak. Ujung Pandang: CV Ingkan Patuh Ahmad, A., Hajar, S., & Almu, F. F. (2018). Peningkatan Keterampilan

Menyimak Cerita Anak Melalui Media Animasi Audio Visual Siswa Kelas VI SD. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 3(1).

https://doi.org/10.29303/jipp.v3i1.44

Albertus Heriyanto, B. Sandjaja. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Alterio, M., & McDrury, J. (2003). Learning through storytelling in higher education: Using reflection and experience to improve le1arning.

Routledge.

Ariani, F., Dawud., & Basuki, I. A. (2019). Korelasi Kemampuan Bernalar dengan Kemampuan Menyimak Kritis Debat pada Siswa Kelas X.

Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(3), 230-234.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

B. Uno, Hamzah. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Interpratama Mandiiri.

Dalman. 2017. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Doyin dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya

Ilmiah. Semarang: UNNES Press

Farida.Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta.

Bumi. Aksara.

Fathurohmah, A. (2018). 69 | Jurnal Warna Vol. 2 , No. 2, Desember 2018.

Jurnal Warna, 2(2), 69–75.

108

Fatimah, N. (2015). Implementasi Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share dalam Pembelajaran Bercerita di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Penelitian Humaniora, 16(4), 90–98.

Gea, T. (2018). Kemampuan Siswa Dalam Mengekspresikan Pikiran Dan Perasaan Melalui Kegiatan Bercerita Dengan Metode Artikulasi Di Kelas Vii Smp Negeri 1 Tuhemberua Tahun Pembelajaran 2015/2016. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra, 3(1), 258–267. https://doi.org/10.32696/ojs.v3i1.76

Haryadi dan Zamzami. (1996/1997). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti.

Hermawan, Herry. 2012. Menyimak; Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hernawati, T., Aprilia, I. D., & Gunawan, D. (2020). Pengembangan Keterampilan Berbahasa Lisan Pada Anak dengan Hambatan Pendengaran melalui Program Terpadu. Jurnal Penelitian Pendidikan,20(3),360–369.https://doi.org/10.17509/jpp.v20i3.30110 Ida Malati Sadjati. (2017) Hakikat Bahan Ajar.In Pendidikam (Vol.3, Issue

1,pp.1–62).http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/2016/08/08/idik4009 pengembanganbahanajar/%0Ahttps://www.euskalit.net/archivos/20 1803/modelogestionavanzada_2018.pdf?1%0Ahttps://dialnet.unirioj a.es/servlet/articulo?codigo=4786739%0Ahttps://www2.deloitte.co m/content/dam/

Jenggawah, N., Pada, S., Berpikir, K., Dan, K., & Belajar, M. (2010). Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember Digital Jember Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember. 68–74.

Krathwohl, D. R. (2004). Methods of Educational and Social Science Research: An Integrated Approach (2nd ed.). Illinois: Waveland Press.

Marlina, E., Apriliya, S., & Hamdu, G. (2018). Kemampuan Bercerita Siswa SD Menggunakan Buku Pop Up. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(1), 84–99.

Mulyati, Y. (2009). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berorientasikan dalam Perspektif Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI

Mulyati, Y. (2015). Hakikat Keterampilan Berbahasa. Pdgk4101/Modul1, 1–

34.

Mulyati, Y. (2015). Hakikat Keterampilan Berbahasa. Pdgk4101/Modul1, 1–

34. Negeri, S. D., Kegiatan, A. A., & Kunci, K. (2016). Penerapan Metode Bercerita Dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Dan Karakter Peserta Didik Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 20(1).

Mulyati, Y. (2015). Hakikat Keterampilan Berbahasa. Pdgk4101/Modul1, 1–

34.

Mulyati, Yeti. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Munandar, Utami. (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat.

Jakarta: Rineka cipta.

Munirah. 2017. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Makassar: CV Media Sembilan-Sembilan.

Negeri, S. D., Kegiatan, A. A., & Kunci, K. (2016). Penerapan Metode Bercerita Dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Dan Karakter Peserta Didik Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 20(1).

Nunuk Suryani, dkk. (2018). Media Pembelajaran Inovatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nurani, R. Z., Nugraha, F., & Sidik, G. S. (2018). Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Menyimak Dongeng Di Era Digital.

EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 10(2), 78.

https://doi.org/10.17509/eh.v10i2.10867

Nurhanani, Z., Wiyono, B. B., & Nurchasanah, N. (2020). Analisis Penggunaan Media Puppet Show untuk Peningkatan Kemampuan Menyimak dan Bercerita Siswa. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, DanPengembangan,5(7),1020.https://doi.org/10.17977/jptpp.v5i7.1 3812

Nurjaya, Gede. 2018. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Nurwati, A. (2014). Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa Dalam Pelajaran Bahasa. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 9(2), 385–

400. https://doi.org/10.21043/edukasia.v9i2.781

Pentiernitasari, E. (2017). Pengaruh Metode Bercerita Dengan Media Gambar Terhadap Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Penelitian Universitas Jambi, 1–69.

https://repository.unja.ac.id/id/eprint/2130%0A

Prihatin, Y. (2017). Problematika Keterampilan Menyimak Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Sastranesia, 5(3), 45–52.

https://core.ac.uk/download/pdf/267901046.pdf

Purwanto. (2005). Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar. Jakarta: Jumal Teknodik Depdiknas.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rosdawita. (2013). Pembelajaran Menyimak Berbasis Pendekatan Kontekstual. Pembelajaran Menyimak Berbasis Pendekatan Kontekstual, Vol. 3 No. (2), 2089-3973.

Saddhono. (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati.

Sari, N. I., & Septiani, E. (2020). Meningkatkan Kemampuan Membaca Efektif Dan Menulis Kreatif Pada Siswa Sma Di Jakarta. Jurnal Terapan Abdimas, 5(2), 149. https://doi.org/10.25273/jta.v5i2.5568 Satriyanti, & Said, ide; munirah. (2020). Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa

Pengaruh Directed Reading Thinking Activity Terhadap Pendahuluan Keterampilan empat aspek, ada Keterampilan bermanfaat interaksi dalam komunikasi berbahasa melakukan dalam yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca. 6(April), 27–40.

Suarsih, C. (2018). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dengan Menerapkan Metode Show And Tell Pada Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II di SD Negeri Sumurbarang Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang Tahun Pelajaran 2. Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, 1(1), 1–58.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta, CV

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.Jakarta: PT Bumi Aksara

Tandi, I., Munirah, & Syafruddin. (2020). The Effect of Peer Tutor Method on Reading Ability of Students in Class V SD INPRES NIPA-NIPA Makassar City. Jurnal Dikdas, 8(1), 29–41.

Tarigan, Djako Dan Henry, Guntur. (1994). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry, Guntur. (1987). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan. (2015). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tarman A. Arif, A. S. S. dan S.M. (2020). Pengaruh Penggunaan Metode Konvensional Berbantuan Media Gambar Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Di Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(6), 192–201.

Wirda Ningsih, M. (2016). Penerapan Media Audio-Visual terhadap Keaktifan pada Materi Hubungan antara Sumber Daya Alam dengan Lingkungan Siswa Kelas IV SD Negeri Pasi Teungoh Kecamatan Kaway XVI. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2, 1–14.

(1)

INSTRUMEN

PENELITIAN

117

(RPP) KELAS EKSPERIMENT

Satuan Pendidikan : SD Inpres Mallengkeri Bertingkat 1 Kelas/Semester : 4/2

Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku Sub Tema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku Alokai Waktu : 1 hari

Model Pembelajaran : Directed Listening Thinking Activity (DLTA) Brbantuan Media Audio Visual Berbasis Budaya Lokal

DISUSUN : A. NURDAWANI

105061100720

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang di anutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli danpercaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.

KI 3 : Memahami pemahaman faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang di jumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang beriman dan berahlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR C. INDIKATOR

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.

3.9.1 Mengidentifikasi dan memahami tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

3.9.2 Menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.

4.9.1 Mengidentifikasi, menyajikan dan menunjukan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat.

4.9.2 Menyimpulkan dan Menceritakan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat.

119

1. Melalui kegiatan mengamati gambar, peserta didik dapat mengidentifikasi dan memahami tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

2. Setelah mengamati gambar, peserta didik dapat Menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

3. Melalui kegiatan menyampaikan identifikasi, peserta didik dapat menunjukan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat

4. Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat Menyimpulkan dan Menceritakan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat.

E. MATERI PEMBELAJARAN

• Cerita fiksi

• Cerita dongeng

F. METODE PEMBELAJARAN

1. model Pembelajaran : Direct Listening Thinking Activity (DRTA) berbantuan media audio visual

1. 2. Metode :(Ceramah,tanya jawab dan penugasan)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu Kegiatan

Pendahuluan

1. Guru memberi salam dan menyuruh ketua kelas untuk memimpin temannya untuk berdo’a menurut agama dan keyakinannya masing-masing

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

3. Guru menginformasikan tema yang akan di belajarkan yaitu tema 8 sub tema 1 tentang “Lingkungan Tempat Tinggalku “ 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Guru melakukan apersepsi dan bertanya

jawab tentang materi yang akan dibahas 6. Menyampaikan KKM yang akan dicapai

yaitu 70

10 menit

Kegiatan Inti

1. Guru bertanya tentang daerah tempat tinggal siswa.

2. Guru meminta siswa mengungkapkan pendapatnya secara percaya diri.

3. Guru menjelaskan tentang cerita fiksi dan memberi contoh cerita fiksi.

4. Guru memberi penjelasan bahwa dongeng termasuk cerita fiksi.

5. Guru menjelaskan secara singkat materi pembelajaran tentang dongeng.

6. Siswa diminta mengamati gambar dengan seksama.

7. Siswa memprediksi isi cerita berdasarkan gambar

8. Guru menuliskan judul cerita dongeng yang akan dipelajari di papan tulis kemudian meminta siswa membacakan 9. Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok

10. Guru memutarkan video dongeng Ambo Upe dan burung Elang

11. Setiap siswa melaporkan hasil simakan cerita yang telah dibuat

12. Siswa menceritakan kembali dongeng yang telah disaksikan dengan menggunakan bahasanya sendiri.

13. Guru bersama siswa mencocokkan hasil cerita siswa dengan dongeng yang disimak sebelumnya.

45 menit

121

15. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan LKS.

16. Siswa mengumpulkan pekerjaannya 17. Guru menilai hasil kerja siswa.

18. Siswa di minta membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas.

19. Guru membantu siswa memperbaiki kalimat yang kurang tepat pada cerita siswa

Kegiatan Penutup

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Guru menyampaikan pesan moral “tetap menjaga kebersihan lingkungan”.

3. Mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk menutup kegiatan pembelajaran)

15 menit

H. SUMBER BELAJAR 1. Sumber

Buku Cerita Dongeng dan Buku Tema 4 Semester 2 Kelas IV SD 2. Media

Lcd Laptop

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

a. Penilaian sikap(KI-2) percaya diri, peduli tanggung jawab disiplin b. Penilaian Pengetahuan

Ketepatan dalam menjawab soal Pilihan ganda dan esay tentang cerita fiksi

3 Peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan 0 c. Penilian Keterampilan

Keterampilan menyimak dan keterampilanercerita A. Keterampilan menyimak

NO

ASPEK YANG

DINILAI SUB ASPEK

SKOR

1

Tema

Siswa dapat menentukan judul dongeng dengan tepat..

5 2 Latar Siswa dapat Menemukan latar waktu dengan

tepat.

5 3 Tokoh &

Penokohan Siswa dapat memecahkan tokoh-tokoh yang ada

dalam cerita dongeng dengan tepat 20 Siswa dapat mendiagnosis sifat-sifat tokoh dengan

tepat. 5

Siswa dapat menyimpulkan pekerjaan Ambo Upe 5 4 Alur Siswa dapat menyimpulkan Mengapa para warga

desa itu tidak berani melompat ke sungai yang dalam bersama pencuri?

5

5 Amanat Siswa dapat menyimpulkan amanat cerita dengan tepat

5

123 NO. ASPEK YANG

DINILAI DESKRIPSI PENILAIAN SKOR

1. Kesesuaian isi cerita dengan dongeng

Seluruh isi cerita sesuai dongeng 4 Setengah atau lebih isi cerita sesuai

dengan dongeng 3

Kurang dari setengah isi cerita sesuai dengan dongeng

2 Seluruh isi cerita belum sesuai dengan

dongeng

1 2. Kelancaran bercerita Seluruh isi cerita disampaikan dengan

lancar 4

Setengah atau lebih isi cerita disampaikan dengan lancar

3 Kurang dari setengah isi cerita

disampaikan dengan lancar

2

Belum mampu bercerita 1

3. Mimik Seluruh isi cerita disampaikan dengan mimik yang sesuai

4 Setengah atau lebih isi cerita disampaikan

dengan mimik yang sesuai

3 Kurang dari setengah isi cerita

disampaikan mimik yang sesuai

2

Belum sesuai mimik 1

4. Gesture Seluruh isi cerita disampaikan dengan

gesture yang sesuai 4

Setengah atau lebih isi cerita disampaikan

dengan gesture yang sesuai 3

Kurang dari setengah isi cerita disampaikan gesture yang sesuai

2

Belum sesuai gesture 1

5. Ketepatan ucapan

Seluruh isi cerita disampaikan dengan Ketepatan ucapan yang sesuai

4 Setengah atau lebih isi cerita disampaikan

dengan ketepatan ucapan yang sesuai 3 Kurang dari setengah isi cerita

disampaikan ketepatan ucapan yang sesuai

2

Tidak sesuai dengan ketepatan ucapan 1

Satuan Pendidikan : SD Inpres Mallengkeri Bertingkat 1 Kelas/Semester : 4/2

Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku Sub Tema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku Alokai Waktu : 1 hari

Model Pembelajaran : Directed Listening Thinking Activity (DLTA) tanpa Brbantuan Media Audio Visual Berbasis Cerita Budaya Lokal

DISUSUN : A. NURDAWANI

105061100720

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

125 A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang di anutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli danpercaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.

KI 3 : Memahami pemahaman faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang di jumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang beriman dan berahlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR C. INDIKATOR

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.

3.9.1 Mengidentifikasi dan memahami tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

3.9.2 Menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.

4.9.1 Mengidentifikasi, menyajikan dan menunjukan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat.

4.9.2 Menyimpulkan dan Menceritakan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat.

1. Melalui kegiatan mengamati gambar, peserta didik dapat mengidentifikasi dan memahami tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

2. Setelah mengamati gambar, peserta didik dapat Menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

3. Melalui kegiatan menyampaikan identifikasi, peserta didik dapat menunjukan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat

4. Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat Menyimpulkan dan Menceritakan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat.

E. MATERI PEMBELAJARAN

• Cerita fiksi

• Cerita dongeng

F. METODE PEMBELAJARAN

1. model Pembelajaran : Direct Listening Thinking Activity (DLTA) TANPA berbantuan media audio visual

1.2 Metode :(Ceramah,tanya jawab dan penugasan)

127

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru memberi salam dan menyuruh ketua kelas untuk memimpin temannya untuk berdo’a menurut agama dan keyakinannya masing-masing

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

3. Guru menginformasikan tema yang akan di belajarkan yaitu tema 8 sub tema 1 tentang “Lingkungan Tempat Tinggalku “ 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Guru melakukan apersepsi dan bertanya

jawab tentang materi yang akan dibahas 6. Menyampaikan KKM yang akan dicapai

yaitu 70

10 menit

Kegiatan Inti

1. Guru bertanya tentang daerah tempat tinggal siswa.

2. Guru meminta siswa mengungkapkan pendapatnya secara percaya diri.

3. Guru menjelaskan tentang cerita fiksi dan memberi contoh cerita fiksi.

4. Guru memberi penjelasan bahwa dongeng termasuk cerita fiksi.

5. Guru menjelaskan secara singkat materi pembelajaran tentang dongeng.

6. Siswa diminta mengamati gambar dengan seksama.

7. Siswa memprediksi isi cerita berdasarkan gambar

8. Guru menuliskan judul cerita dongeng yang akan dipelajari di papan tulis kemudian meminta siswa membacakan

9. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

10. Guru membagikan teks dongeng disetiap kelompok, dan mempersilahkan setiap perwakilan kelompok membacakan dongeng

11. Setiap siswa melaporkan hasil simakan cerita yang telah di dengarkan dari teman-temannya.

12. Siswa menceritakan kembali dongengi yang telah disaksikan dengan menggunakan bahasanya sendiri.

45 menit

14. Siswa menjawab pertanyaan sesuai teks yang diberikan guru dengan bantuan media audiovisual

15. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan LKS.

16. Siswa mengumpulkan pekerjaannya 17. Guru menilai hasil kerja siswa.

18. Siswa di minta membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas.

19. Guru membantu siswa memperbaiki kalimat yang kurang tepat pada cerita siswa

Kegiatan Penutup

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Guru menyampaikan pesan moral “tetap menjaga kebersihan lingkungan”.

3. Mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk menutup kegiatan pembelajaran)

15 menit

H. SUMBER BELAJAR 1. Sumber

Buku Cerita Dongeng dan Buku Tema 4 Semester 2 Kelas IV SD 2. Media

Lcd Laptop

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

a. Penilaian sikap(KI-2) percaya diri, peduli tanggung jawab disiplin b. Penilaian Pengetahuan

Ketepatan dalam menjawab soal Pilihan ganda dan esay tentang cerita fiksi

129

2 Peserta didik dapat menjawab pertanyaan Essay dengan benar 20 3 Peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan 0

c. Penilian Keterampilan

Keterampilan menyimak dan keterampilan bercerita A. Keterampilan menyimak

NO

ASPEK YANG

DINILAI SUB ASPEK SKOR

1

Tema

Siswa dapat menentukan judul dongeng dengan tepat..

5

2 Latar Siswa dapat Menemukan latar waktu dengan tepat.

5

3 Tokoh &

Penokohan

Siswa dapat memecahkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita dongeng dengan tepat

20

Siswa dapat mendiagnosis sifat-sifat tokoh dengan tepat.

5

Siswa dapat menyimpulkan pekerjaan Ambo Upe 5 4 Alur Siswa dapat menyimpulkan Mengapa para warga

desa itu tidak berani melompat ke sungai yang dalam bersama pencuri?

5

5 Amanat Siswa dapat menyimpulkan amanat cerita dengan tepat

5

NO. ASPEK YANG

DINILAI DESKRIPSI PENILAIAN SKOR

1. Kesesuaian isi cerita dengan dongeng

Seluruh isi cerita sesuai dongeng 4 Setengah atau lebih isi cerita sesuai

dengan dongeng 3

Kurang dari setengah isi cerita sesuai dengan dongeng

2 Seluruh isi cerita belum sesuai dengan

dongeng

1 2. Kelancaran bercerita Seluruh isi cerita disampaikan dengan

lancar 4

Setengah atau lebih isi cerita disampaikan dengan lancar

3 Kurang dari setengah isi cerita

disampaikan dengan lancar

2

Belum mampu bercerita 1

3. Mimik Seluruh isi cerita disampaikan dengan mimik yang sesuai

4 Setengah atau lebih isi cerita disampaikan

dengan mimik yang sesuai

3 Kurang dari setengah isi cerita

disampaikan mimik yang sesuai

2

Belum sesuai mimik 1

4. Gesture Seluruh isi cerita disampaikan dengan gesture yang sesuai

4

Setengah atau lebih isi cerita disampaikan dengan gesture yang sesuai

3 Kurang dari setengah isi cerita

disampaikan gesture yang sesuai

2

Belum sesuai gesture 1

5. Ketepatan ucapan

Seluruh isi cerita disampaikan dengan

Ketepatan ucapan yang sesuai 4 Setengah atau lebih isi cerita disampaikan

dengan ketepatan ucapan yang sesuai

3 Kurang dari setengah isi cerita

disampaikan ketepatan ucapan yang sesuai

2

Tidak sesuai dengan ketepatan ucapan 1

131 Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku

Subtema : 1. Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran : 1

Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan mengamati gambar, peserta didik dapat mengidentifikasi dan memahami tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

2. Setelah mengamati gambar, peserta didik dapat Menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi dengan tepat.

3. Melalui kegiatan menyampaikan identifikasi, peserta didik dapat menunjukan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat

4. Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat Menyimpulkan dan Menceritakan tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual dengan tepat.

A. Cerita Fiksi

• Cerita fiksi adalah cerita yang dibuat berdasarkan hayalan dan imajinasi pengarang atau tidak nyata. Yang termasuk cerita fiksi adalah novel, cerita pendek, fable, dan dongeng.

• Cerita Dongeng

Dongeng adalah merupakan cerita tradisional yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa penuh dengan khayalan (fiksi) yang di anggap oleh masyarkat suatu hal yang tidak benarbenar terjadi, dan di sampaikan secara turun- temurun.

Dongeng biasanya ditulis dalam alur cerita yang singkat, sederhana, dan bergerak cepat. Selain itu juga menggunakan gaya penceritaan yang lisan.

Ciri-ciri dongeng, di antaranya:

1. Setiap dongeng mengandung pesan moral.

2. Pesan moral pada dongeng disampaikan secara langsung atau dituliskan.

3. Peristiwa di dalam dongeng bersifat fiktif atau enggak benar-benar terjadi.

4. Terdapat karakter pada dongeng yang enggak dijelaskan secara rinci.

Nah, apa perbedaan cerita rakyat dan dongeng?

dan langsung pada topik yang ingin diceritakan.

Karakter pada cerita rakyat terdiri dari manusia, hewan, dan makhluk ghaiab.

Sedangkan dongeng memiliki karakter seperti tumbuhan, hewan, makhluk mitos atau karakter yang memiliki kualitas manusia.

133 Cerita dari Provinsi sulawesi Selatan.

Provinsi Sulawesi Selatan terletak di kawasan pesisir selatan Pulau Sulawesi. provinsi yang masuk ke dalam zona waktu Indonesia tengah ini memiliki ibu kota yang terletak di Makassar. provinsi yang dikenal dengan makanan khasnya coto makassar juga memiliki banyak cerita rakyat, salah satu cerita rakyat yang masih dikenal hingga sekarang adalah kisah Ambo Upe dan burung elang.

pada zaman dahulu kala tersebutlah Seorang kepala desa yang bernama Ambo asse. Ambo Asse memimpin sebuah desa yang sebagian besar warganya memelihara kerbau. Ambo Asse memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Ambo Upe. Ambo Upe dikenal sebagai anak yang rajin dan berbakti kepada orang tuanya. Karena sifatnya tersebut, Ambo Upe dipercaya oleh ayahnya untuk menggembalakan kerbau.

suatu ketika hari sangat terik Ambo Upe yang sedang menggembalakan kerbau memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang, ketika sedang beristirahat, tiba-tiba seekor anak burung jatuh di dekatnya, Ambo Upe segera mengambil anak burung tersebut ketika diperhatikan ternyata seekor anak burung elang, terdapat luka-luka kecil di badan anak burung elang tersebut,

“ternyata kamu seekor anak burung elang tapi dimanakah indukmu? Bagaimana engkau terpisah dengannya ada beberapa luka di badanmu jangan khawatir aku akan mengobati dan memeliharamu”

anak burung elang yang dipelihara dengan baik oleh Ambo Upe tumbuh menjadi burung elang dewasa.

Setiap hari burung elang tersebut selalu mengikuti Ambo upe menggembalakan kerbau. Ambo Upe tidak tidak pernah memasukkan burung elang tersebut ke sangkar atau mengikatnya dengan tali seperti biasanya ketika hari sangat terik Ambo Upe yang sedang menggembalakan kerbaunya beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang, angin sepoi-sepoi membuatnya tertidur ketika sedang tidur itulah seekor kalajengking datang dari atas pohon dan hampir menyengat kepala Ambo Upe ,tiba-tiba hampir saja ekor kalajengking menyengat kepala ambo upe, namun burung elang lebih cepat bertindak dengan mematuk kalajengking tersebut akibatnya Ambo Upe terbangun karena terkejut

“wah burung elang kau menyelamatkanku dari sengatan kalajengking”

suatu ketika desa tempat tinggal Ambo Upe diresahkan oleh banyaknya kerbau milik warga yang hilang ambo asse selaku kepala desa pun menjadi gelisah dengan masalah ini

” Upe belakangan ini desa kita ada masalah mengalami masalah mengenai banyaknya kerbau yang hilang. Sampai saat ini kita belum tau siapa pencurinya ayah harap kamu jangan terlalu jauh sendirian”

setelah berbicara dengan ayahnya Ambo upe berkata

“tenang saja ayah kalaupun ketemu pencurinya pasti akan kuringkus sendirian ..hehe”

Dalam dokumen BAB 1 PENDAHULUAN (Halaman 125-200)

Dokumen terkait