• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

F. Teknik Analisa Data

2. Temuan Penelitian

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pembelajaran Praktek Klinik

No Pelaksanaan

Pembelajaran Frekuensi Persen

1. Baik 27 87

2. Tidak 4 13

Berdasarkan tabel jawaban kuesioner responden mengenai pelaksanaan pembelajaran praktek klinik kebidanan didapatkan hasil yaitu 27 (87%) responden menjawab benar sehingga menunjukkan hasil yang baik. Hal ini berarti secara umum dalam persiapannya institusi pendidikan berhasil dalam menyiapkan pelaksanaan pembelajaran praktek klinik yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan sehingga dapat ditumbuhkan dan dibina sikap serta kemampuan akademik profesional pada mahasiswa.

Berdasarkan buku panduan praktek klinik kebidanan yaitu tujuan pembelajaran praktek klinik kebidanan adalah :

a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dari berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi dalam pelayanan klien yang nyata.

b. Mengembangkan potensi peserta didik untuk menampilkan perilaku kebidanan yang bermula dalam situasi nyata di tempat pelayanan kesehatan.

c. Memberi kesempatan pengalaman belajar kepada peserta didik bekerja secara tim dalam proses asuhan kebidanan.

d. Memberi Pengalaman awal dan memperkenalkan kepada peserta didik dunia kerja kebidanan untuk menjadi seorang bidan.

47

Seperti yang diungkapakan oleh informan yang memiliki pandangan baik terhadap pelaksanaan pembelajaran praktek klinik kebidanan sebagai berikut :

“ Pelaksanaan praktek klinik sangat penting biar kita bisa terampil dilahan ngak cuma tau teori aja.”

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Peran Pembimbing Klinik

No Peran Pembimbing

Klinik Frekuensi Persen

1. Baik 24 77,41

2. Tidak 7 22,58

Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel jawaban kuesioner responden mengenai peran pembimbing praktek klinik kebidanan didapatkan hasil baik yaitu sejumlah 24 (77,41%) responden. Reilly dan Obermann (2002)

menyatakan bahwa “teori menawarkan apa yang dapat dibuat secara

eksplisit dan formal, tetapi pkraktik klinik selalu lebih kompleks dan menyajikan lebih banyak realitas daripada yang dapat ditangkap

melalui teori saja”. Khusus bagi mahasiswa ilmu kesehatan, peran praktik klinik dan praktikum tidak dapat dilepaskan dari pencapaian kompetensi yang diharapkan.Praktik klinik memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menjadi orang yang cekatan dalam mempraktikkan teori yang telah didapatkan.Praktik klinik diharapkan dapat menjadi lebih dari sekedar kesempatan untuk menerapkan teori

yang dipelajari di kelas ke dapalam praktik. Seperti yang diungkapakan oleh informan sebagai berikut :

“ CI yang dipilih sudah cukup baik, sudah sesuai dengan kriteria, mau menagajarin, pendidikan nya juga sudah sesuai minimal D III lah .”

Pendapat lainnya

“ CI nya terkadang suka cuekin mahasiswa, kita nggak diperhatikan dibiarin aja. “

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pemilihan Lahan Praktek Klinik

No Pemilihan Lahan

Praktek Klinik Frekuensi Persen

1. Baik 14 45,16

2. Tidak 17 54,84

Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel jawaban kuesioner responden mengenai pemilihan lahan praktek klinik kebidanan didapatkan hasil sejumlah 17 responden (54,84%) berpendapat tidak baik. Padahal menurut de Tornyay dan Thompson, 1987 Lingkungan yang dipilih untuk pengalaman praktek klinik akan memudahkan pencapaian peserta didik terhadap obyektif dan tujuan praktik klinik dalam program studi kebidanan. Pemilihan lembaga bergantung terutama pada obyektif

49

mata kuliah khusus, aspek lain yang perlu dipertimbangkan mencakup jenis pengalaman klinik yang diinginkan dan tingkatan peserta didik.

Seperti yang diungkapakan oleh informan sebagai berikut :

“ Pemilihan lahan sudah cukup baik, sudah sesuai dengan target yang akan dicapai.”

Pendapat lain :

“ Pemilihan lahan sih sudah baik, tapi karena bayak juga jumlah sekolah bidan di Jogjakarta itu mengakibatkan kita menjadi sulit di lahan, kadang-kadang terlalu ramai. Tapi juga kadang tidak bisa di prediksi ternyata lahan tidak ada pasiennya, nah itu terkadang yang menjadi kendala.”

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tugas Pembimbing Praktek Klinik

No Tugas Pembimbing

Praktek Klinik Frekuensi Persen

1. Baik 20 64,51

2. Tidak 11 35,49

Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel jawaban kuesioner responden mengenai tugas

pembimbing praktek klinik kebidanan didapatkan hasil sejumlah 20

responden (64,51%) berpendapat baik. Seperti yang diungkapakan oleh informan sebagai berikut :

“ Pembimbing belum menjalankan tugas nya dengan baik karena terkadang kita dalam melakukan praktek tidak didampingi.”

Pendapat lain :

“ Tidak baik karena terkadang tidak melakukan prosedur

bimbingan misalnya pre dan post comperence.”

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Bimbingan Praktek Klinik

No Bimbingan Praktek

Klinik Frekuensi Persen

1. Baik 22 70,9

2. Tidak 9 29,1

Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel jawaban kuesioner responden mengenai bimbingan praktek klinik kebidanan didapatkan hasil sejumlah 22 responden (70,1%) berpendapat baik. Metode Bimbingan yang digunakan dalam praktik klinik kebidanan berdasarkan Panduan Praktik Klinik Kebidanan Program Studi Diploma III Kebidanan

STIKES „Aisyiyah Yogyakarta adalah

1) Pendampingan (Bed Side Teaching) di lahan praktik untuk mendapatkan keterampilan sesuai dengan kasus yang ditargetkan 2) Directly Observed Prosedural Skill (DOPS)/Penilaian langsung

pada saat mahasiswa melakukan asuhan kepada pasien

3) Laporan pendokumentasian dari kasus yang didapatkan, kemudian dilakukan responsi

4) Seminar kasus

51

6) Ujian keterampilan baik dengan pasien langsung maupun dengan phantom

7) Jadwal Luar Dinas (JALUDIN) dengan mengajukan surat permohonan JALUDIN.

Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa

STIKES „Aisyiyah Yogyakarta Program Studi Diploma III Kebidanan

semester IV dimana pada saat penelitian ini berlangsung mereka sedang menjalani kegiatan Praktek Klinik Kebidanan IV. Pengambilan sampel dilakukan secara berantai (Purposive Sampling) dimana teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Usia responden bervariasi antara 19 sampai 23 tahun, semua responden saat ini berdomisili di DIY. Reponden berasal dari suku dan daerah yang berbeda-beda.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil survey awal, terdapat pendapat secara umum tentang pembelajaran praktek klinik dilihat dari segi pembelajaran yang harus disiapkan oleh institusi pendidikan dikatakan baik. Setelah dilihat dari uraian pada interview guide terdapat mahasiswa yang berpandangan pembelajaran praktek klinik sangat penting bagi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan sehingga dapat ditumbuhkan dan dibina sikap serta kemampuan akademik profesional pada mahasiswa yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan. Seperi yang diungkapakan oleh

informan yang memiliki pandangan baik terhadap pelaksanaan pembelajaran praktek klinik kebidanan sebagai berikut :

“Pelaksanaa pembelajaran praktek di „Aisyiyah sudah baik, karena setiap pelaksanaan sudah terdapat persiapan yang matang baik dari segi persiapan yang berhubungan dengan kegiatan akademik maupun persiapan klinik, termasuk penentuan lahan praktek, CI, serta pelaksanaan bimbingan itu sendiri”.

Tetapi terdapat perbedaan pandangan pada informan sebagai berikut :

Persiapan dari kampus sih sudah baik tapi kadang-kadang dari tempat praktek (lahan) nya itu suka penuh dengan mahasiswa dan terkadang juga kita tidak di bimbing hanya dibiarkan saja seolah-olah tidak ada”.

Dari pernyataan informan tersebut dapat disimpulkan bahwa persiapan dalam pelaksanaan pembelajaran praktek klinik sebenarnya sudah sangat baik hanya saja banyak nya jumlah institusi pendidikan kebidanan yang menjadi kendala pada saat ini sehubungan dengan penempatan lahan praktek dan bimbingan. Hal ini dapat diperkuat dengan pendapat Bradley&Bligh,2005 bahwa lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapai obyektif dan tujuan praktik klinik dalam sebuah program pendidikan ilmu kesehatan. Di beberapa komunitas, pemilihan tempat klinik merupakan suatu proses yang sulit karena adanya kompetisi antar institusi untuk penggunaan lahan praktik klinik, terutama rumah sakit dan lahan praktik lainnya. Banyak lahan praktik klinik yang digunakan secara tradisional mungkin tidak sesuai dengan keragaman obyektif yang akan dicapai dalam praktik klinik, seperti promosi

53

kesehatan, pertolongan persalinan dan perawatan postpartum, dan asuhan neonates. Penggunaan banyak tempat untuk praktik klinik seringkali dibutuhkan untuk memenuhi obyektif program ini dan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk merawat klien dengan berbagai masalah kesehatan dan ikut serta dengan disiplin lain dalam pemberian asuhan kebidanan.

Reilly dan Obermann (2002), Ada beberapa kriteria utama yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lingkungan untuk praktik klinik.Hal yang terpenting di setiap lingkungan adalah mempertahankan tanggung jawab staf pengajar untuk pengalaman praktik. Kriteria diatur dalam 4 area:

1) Keseluruhan: Lingkungan staf pengajar, dan Pembimbing Klinik/Clinical Instructure

a) Lingkungan memiliki izin atau terakreditasi jika dapat dipakai b) Personil administratif dan pembimbing klinik fleksibel dalam

menentukan pengalaman belajar, waktu peserta didik di lembaga, peran staf pengajar, waktu Clinical Instructure (CI) di tempat, dan aspek lain dari pengalaman belajar

c) Filosofi lingkungan klinik sesuai dengan nilai dan kepercayaan CI d) CI ada untuk mengajar di lingkungan praktek

e) Evaluasi pengalaman terdahulu dari CI dan peserta didik di dalam lingkungan menggambarkan standar program kebidanan

f) Biaya yang dihubungkan dengan penggunaan lingkungan klinik dapat diterima pada program studi kebidanan

2) Klien

a) Populasi klien sesuai dengan obyektif yang akan dicapai

b) Populasi klien jumlahnya cukup untuk jumlah peserta didik yang akan ditempatkan di ddalam lingkungan

c) Klien yang ada di lingkungan memiliki waktu yang cukup untuk pencapaian obyektif

d) Rentang pengalaman belajar tersedia di dalam lingkungan

e) Praktik asuhan kebidanan menggunakan yang terbaru/telah diperbarui

f) Asuhan kebidanan mewakili standar praktik dan nilai-nilai serta kepercayaan CI

g) Sumber daya (misalnya pelayanan sosial) untuk perawatan klien tersedia di dalam lingkungan dan dapat diakses untuk peserta didik h) Catatan klien dapat diakses peserta didik dan mewakili praktik

yang terbaru 3) Staf

a) Pembimbing klinik yang ada berperan sebagai pendidik, pembimbing, dan peran lainnya, bergantung pada obyektif

b) CI bekerja sama dengan pembimbing akademik dan peserta didik dalam pemilihan pengalaman belajar

c) Pembimbing akademik ikut serta dalam orientasi yang dilakukan terhadap pengalaman dan harapan serta dalam evaluasi pengalaman tersebut

55

4) Sarana-Prasarana untuk Peserta Didik dan Pembimbing Akademik a) Sarana-prasarana untuk pembelajaran peserta didik tersedia di

lahan praktik

b) Tempat disediakan bagi pembimbing akademik dan peserta didik untuk menyimpan milik pribadi dan mengadakan pertemuan

c) Lingkungan juga mencakup fasilitas ruang makan jika tidak tersedia di dekatnya.

Dari informan penelitian ini yang telah mengikuti Pembelajaran praktek klinik

sebelumnya membuat mahasiswa tahu bagaimana tugas pembimbing klinik

yang merupakan bidan dalam melaksanakan peran dan fungsinya, seperti yang

telah disampaikan informan:

“Fungsi bidan itu ya, pendidik yaitu sebagai ya mungkin seperti itu pendidik membuka lahan, yaitu sebagai pendidik .

“Fungsi dan peran bidan sebagai pendidik, peneliti, pelaksanaan“. Menurut saya

Tugas pembimbing lapangan / Clinical Instructor menurut Sujianti dan Dyah Dwi Kusumawati dalam buku Keterampialan Dasar Praktik Klinik II Tahun 2010 :

1) Mengorientasikan mahasiswa

2) Melaksanakan Pre Conference dengan mahasiswa meliputi : (1) Mendiskusikan tujuan praktik

(2) Mengidentifikasi target pencapaian ketrampilan dan nilai yang dibutuhkan mahasiswa

(3) Mendiskusikan rencana belajar mengacu pada kontak belajar yang telah dibuat oleh mahasiswa

(4) Mengkaji kesiapan diri mahasiswa untuk melaksanakan praktik seperti pemahaman konsep, sikap dan kondisi psikologis

(5) Mengidentifikasi kasus sesuai kebutuhan belajar dalam kontrak belajar

3) Melaksanakan bimbingan praktik

(1) Melaksanakan bimbingan dan pengarahan kepada mahasiswa baik dari segi asuhan kebidanan maupun pendokumentasian

(2) Pembimbing memilih metode bimbingan yang sesuai untuk membantu mahasiswa mencapai kompetensinya

(3) Memperkenalkan dan menjelaskan hal-hal yang baru (ilmu, alat, prosedur, dan lain-lain) sesuai dengan kemajuan teknologi di lapangan kepada mahasiswa

4) Melaksanakan Post Conference dengan mahasiswa meliputi ; (1) Mendiskusikan kegiatan belajar yang telah dilakukan

(2) Meminta setiap mahasiswa menceritakan kegiatan belajar yang telah dilakukan

(3) Memberi penguatan terhadap keberhasilan yang diperoleh mahasiswa

(4) Meminta mahasiswa mengevaluasi sendiri proses belajar yang telah dilakukan, keberhasialan dan kegiatan yang masih memerlukan perbaikan untuk kemudian diberi penguatan terhadap aktifitas

57

mahasiswa selanjutnya

(5) Secara bersama-sama menilai pencapaian tujuan belajar atau kompetensi. Mahasiswa diminta menilai sendiri pencapaian tujuan belajar atau kompetensinya dan merumuskan tindak lanjut untuk merumuskan kegiatan belajar berikutnya.

(6) Pembimbing lapangan dan pembimbing institusi menandatangani pencapaian kompetensi dalam buku pencapaian kompetensi dalam buku pencapaian kompetensi/keterampilan dan memberikan nilai bagi mahasiswa telah menunjukkan kemampuannya dalam pencapaian kompetensi tertentu

5) Membuat laporan kemajuan mahasiswa kepada institusi pendidikan 6) Kualifiksi Clinical Instructor :

(1) Pendidikan D III Kebidanan/D IV Kebidanan (2) Pengalaman: tiga tahun di pelayanan kebidanan (3) Pelatiahan : mendapatkan sertifikat CI

(4) Keterampilan : dapat berkomunikasi efektif dan menguasai teknik ketrampilan kebidanan

(5) Kepribadian : jujur, kreatif, dan inovatif (6) Tanggung jawab dan energik

(7) Tanggap terhadap lingkungan dan loyal

Tugas pembimbing lapangan menurut Panduan Praktik Klinik

Kebidanan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES „Aisyiyah

1) Memandu Pre dan Post Conference

2) Mendampingi mahasiswa selama melaksanakan keterampilan (Bed Side Teaching)

3) Melakukan observasi langsung (DOPS) dengan menggunakan Daftar Tilik buku Panduan Umum dan Laporan Rekapitulasi disertai tanda tangan dan stempel.

4) Mengevaluasi keterampilan dan sikap mahasiswa terkait dengan kasus yang diambil.

5) Mengoreksi laporan mahasiswa terkait dengan kasus yang diambil. 6) Memantau kehadiran mahasiswa selam praktuk.

7) Melakukan evaluasi pembelajaran praktik klinik untuk memberikan masukan kepada pihak institusi pendidikan.

8) Bagi pembimbing yang ditunjuk sebagai penguji, bersama pembimbing pendidikan menguji mahasiswa pada pelaksanaan ujian di lahan praktik.

9) Memberikan nilai praktik klinik sesuai dengan pedoman

10)Mengisi buku laporan bimbingan dan kegiatan praktik klinik kebidanan dan mengumpulkannya pada akhir pelaksanaan praktik klinik kebidanan

Peran sebagai pembimbing klinik diantaranya sebagai agen pembaharu, sebagai nara sumber, sebagai manajer, sebagai mediator dan fasilitator sudah dilaksanakan dengan baik oleh bidan yang bertugas membimbing klinik. Hendaknya, peran sebagai pembimbing klinik harus dilaksanakan

59

dengan sebaik mungkin dan secara maksimal agar nantinya mahasiswa yang dibimbing mendapatkan bekal keilmuwan yang sesuai dengan teori dilapangan.

Tugas yang dilakukan pembimbing klinik selama di lapangan diantaranya adalah melakukan pre conference sebelum mahasiswa melakukan praktik yaitu dengan mengorientasikan mahasiswayang sedang melaksanakan praktik klinik. Pentingnya metode pre conference dilakukan diperkuat oleh pernyataan dalam kumpulan makalah pelatihan bimbingan klinik (2003) bahwa pentingnya pre conference dilakukan untuk pelaksanaan melaksanakan diskusi tentang persiapan peserta didik, pengenalan masalah klien, rencana tindakan asuhan kebidanan, cara dan strategi pelaksanaan tindakan. Selain itu pembimbing klinik juga melakukan pendampingan disaat mahasiswa melaksanakan keterampilan bed side teaching langsung dengan pasien. Bidan sebagai pembimbing klinik bertugas memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang sedang melaksanakan asuhan kebidahan kepada klien.

Pembimbing klinik juga melakukan observasi langsung (DOPS) dengan menggunakan daftar tilik dan buku panduan umum dan laporan rekapitulasi yang sudah disediakan oleh institusi pendididkan. Di akhir kegiatan praktik klinik pembimbing klinik juga melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dicapai oleh mahasiswa yang melaksankan praktik klinik. Hendaknya seorang pembimbing klinik memberikan umpan balik secara positif kepada mahasiswanya. Kegitan evaluasi di akhir kegiatan praktik klinik tidak lupa

juga dilaksanakan agar dapat dijadikan masukan bagi institusi lapangan maupun institusi pendidikan agar kelak pelaksanaan pembelajaran praktek klinik dapat dilakukan dengan maksimal.

Pelaksanaan pembelajaran praktek klinik dapat dilaksanakan setelah persiapan-persiapan dilakukan dengan sebaik-baiknya, untuk menunjang kelancaran praktik lapangan yang akhirnya dapat mencapai hasil yang optimal. Pembimbing praktik mempunyai peranan yang sangat penting dalam bekerjasama dengan pihak-pihak terkait peran pembimbing klinik, tugas pembimbing klinik, prinsip-prinsip bimbingan klinik, strategi bimbingan praktik klinik sudah dilaksanakan dengan baik oleh pembimbing klinik dilapangan. Hal ini memacu kita untuk lebih meningkatkan kwalitas dari pelaksanaan pembelajaran praktek klinik yang dilakukan oleh pembimbing klinik. Dengan pemberian bimbingan praktik klinik yang optimal dari pembimbing klinik dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mencapai kompetensi dan ketrampilan teknis dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien dimasyarakat.

Dokumen terkait