• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Pembahasan

1. Keaktifan Siswa

Analisis data terdiri dari diskusi kelompok dan prsentase. a. Diskusi kelompok

1) Diskusi kelompok sesi I

Jumlah siswa yang terlibat (%) Kriteria ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR

6,67 30 70 100 100 cukup

Dilihat dari tabel kriteria keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok secara keseluruhan pada sesi I dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan keaktifan siswa dikatakan cukup.

Berdasarkan paparan pada bagian pelaksanaan halaman 54. Terlihat bahwa siswa yang berkemampuan tinggi lebih mendominasi soal yang diberikan kepada kelompok tersebut, sehingga siswa yang berkemampuan rendah kurang bisa mempunyai kesempatan untuk lebih banyak membaca soal. Tetapi siswa yang berkemampuan rendah tersebut lebih melakukan kegiatan misalnya mencari sumber-sumber yang berhubungan dengan materi yang dibahas di dalam soal tersebut.

97

2) Diskusi kelompok sesi II

Jumlah siswa yang terlibat (%) Kriteria ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR

3,33 23,33 50 96,67 100 rendah

Dilihat dari tabel kriteria keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok secara keseluruhan pada sesi II dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan keaktifan siswa dikatakan rendah.

Pada diskusi kelompok sesi II siswa sudah bisa untuk berbagi, tidak mendominasi dan individual (dipaparkan pada halaman 60). tetapi siswa dalam satu kelompok tersebut lebih banyak diam, ataupun kalau siswa terlihat aktif mereka tidak aktif dalam hal diskusi kelompok. mereka lebih aktif membicarakan hal yang lainnya.

b. Pada Saat Presentasi

1) Pada saat presentasi sesi I

Jumlah siswa yang terlibat (%) Kriteria ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR

0 10 26,67 83,33 100 rendah

Dilihat dari tabel kriteria keaktifan siswa pada saat presentasi secara keseluruhan pada sesi I dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan keaktifan siswa dikatakan rendah.

Pada saat presentasi berlangsung hanya beberapa siswa yang bisa menanggapi presentasi, hal tersebut dipaparkan pada halaman 56. Siswa yang lainnya hanya mendengarkan saja dan sibuk mencatat pekerjaan siswa yang lainnya yang sedang dipresentasikan. Peneliti sempat

mengingatkan agar siswa memperhatikan presentasi, karena akan diberi waktu untuk mencatat hasil presentasi.

2) Pada Saat presentasi sesi II

Jumlah siswa yang terlibat (%) Kriteria ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR

0 3,33 26,67 73,33 100 rendah

Dilihat dari tabel kriteria keaktifan siswa pada saat presentasi secara keseluruhan pada sesi II dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan keaktifan siswa dikatakan rendah.

Dilihat pada pelaksanaan halaman 61 bahwa ada 1 siswa yang menanggapi dan membantu kelompok yang sedang presentasi. Siswa tersebut menuntun temannya agar mendapatkan jawaban sendiri, tidak langsung memberikan jawabannya. Hal tersebut juga dipaparkan pada halaman 62, ada siswa yang bertanya dan menanggapi presentasi, tetapi siswa yang bertanya tersebut adalah siswa yang sama.

Beberapa hal yang menjadi faktor rendahnya tingkat keaktifan pada diskusi kelompok dan presentasi adalah siswa yang belum terbiasa dengan peneliti, masih malu-malu apabila ingin bertanya dan menyampaikan pendapat. Penyebab yang lain adalah siswa kurang percaya diri dengan jawabannya sendiri, apabila ingin menyampaikan pendapatnya siswa terlihat kurang percaya diri karena takur apabila jawaban yang dimilikinya tidak benar. Siswa juga malu apabila tampil di depan orang banyak, untuk presentasi saja siswa harus disebutkan nama

99

dan kelompoknya walaupun pada pertemuan sebelumnya sudah terdapat kesepakatan mengenai presentasi.

2. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan analisis tabel 4. 23, dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai nilai KKM hanya 13 siswa dari 30 siswa, sebesar 43,3%. Sedangkan siswa yang tidak mencapai nilai KKM berjumlah 17 siswa dari 30 siswa, sebesar 56,6%.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Kartika Budi maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran koperatif tipe Group Investigation (GI) dikatakan rendah dilihat dari hasil belajar siswa untuk pokok bahasan luas permukaan bangun ruang sisi lengkung.

Ada beberapa faktor yang mendasari hal tersebut, diantaranya adalah siswa terlalu menghafal rumus luas permukaan tabung dan kerucut yang sebenarnya dicari pada saat diskusi kelompok. pada saat diskusi kelompok siswa mengambil rumus tersebut dari buku pegangan siswa, dan langsung menuliskan di dalam lembar kerja siswa, sehingga ketika peneliti menanyakan asal dari rumus luas permuakaan tabung tersebut mereka terlihat kebingungan. Hal tersebut dipaparkan pada pelaksanaan halaman 54 pada bagian inti.

Hal lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar di kelas tersebut berasal dari kelompok diskusi sendiri. Peneliti menyebar siswa-siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi dibanding yang lainnya dengan tujuan agar siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat

membantu siswa yang berkemampuan rendah. Sesuai paparan pelaksanaan halaman 54 pada bagian pelaksaan inti, terlihat bahwa tingkat egois siswa masih terlihat tinggi. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tidak bisa membantu siswa yang berkemampuan rendah. Mereka lebih mendominasi LKS, sehingga siswa-siswa yang memiliki kemampuan rendah kurang memiliki kesempatan untuk kepemilikan soal dan LKS. Dan siswa-siswa yang berkemampuan agak rendah tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya kepada temannya. Sehingga siswa-siswa yang pintar makin pintar, tetapi siswa yang bodoh juga semakin tidak bisa mengerjakan, dan tidak berusaha untuk bertanya kepada teman yang lebih pandai.

Tingkat keseriusan juga menjadi salah satu faktor rendahnya tingat hasil belajar di kelas tersebut. Hal ini dapat dilihat pada paparan halaman 57 pada kegiatan inti. Ketidakseriusan siswa terlihat pada saat beberapa siswa berceletuk “Ah, kor mbak’e we”. Kalimat yang terucap dari siswa menandakan siswa tidak serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Di kelas tersebut terdapat kelompok siswa yang selalu membuat gaduh di kelas dan tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ketika diskusi kelompok berlangsung mereka tak jarang saling mengobrol, padahal mereka tidak terdapat di dalam satu kelompok. tentu saja itu sangat mengganggu teman lain yang ingin serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada saat terjadi hal seperti itu peneliti sudah berusaha untuk memperingatkan siswa agar menjaga ketenangan dan tidak

101

mengganggu teman lainnya, tetapi para siswa hanya tenang setelah diperingatkan saja, beberapa menit kemudian mereka kembali membuat gaduh.

Dokumen terkait