HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.5 Pembahasan Penelitian
Analisis Multinationality
Multinationality dalam penelitian ini dilambangkan dengan MULNAT.
Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,001. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,001 < 0,05), maka hipotesis nol (H01) ditolak dan
menerima hipotesis alternatif (Ha1). Berarti terdapat pengaruh signifikan multinationality terhadap thin capitalization. Hal ini berarti semakin banyak
suatu perusahaan multinasional memiliki cabang di luar negeri, semakin terpicu pula perusahaan tersebut untuk melakukan praktik thin capitalization. Hasil ini konsisten dengan penelitian Taylor dan Richardson (2013) dan Nuraini (2014).
Multinationality yang memiliki pengaruh signifikan terhadap thin capitalization menandakan bahwa perusahaan multinasional memandang
multinationality sebagai salah satu celah untuk melakukan penghindaran pajak.
Semakin banyak cabang atau anak suatu perusahaan di luar negeri, maka perusahaan juga akan lebih mudah dalam mengatur struktur permodalan untuk anak perusahaannya. Dengan kata lain, perusahaan multinasional yang memiliki banyak cabang atau anak perusahaan di luar negeri akan lebih sulit untuk dideteksi bahwa perusahaan telah melakukan penghindaran pajak karena
perusahaan seperti ini dapat mengatur berapa maksimum hutang yang akan diberikan kepada anak perusahaannya. Dengan ini, maka perusahaan multinasional dapat mengoptimumkan tingkat hutang berbunganya sehingga atas beban bunga tersebut dapat secara penuh menjadi pengurang (deductible expense) Penghasilan Kena Pajak (PKP). Sehingga pajak yang ditanggung oleh perusahaan akan mengecil. Tidak adanya aturan di Undang-Undang Perpajakan yang mengatur besarnya perbandingan antara hutang dan modal suatu perusahaan menyebabkan perusahaan di Indonesia semakin bebas untuk melakukan praktik
thin capitalization.
Analisis Pemanfaatan Tax Haven
Pemanfaatan Tax Haven dalam penelitian ini dilambangkan dengan TAXHAV. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,000 < 0,05), maka hipotesis nol (H02) ditolak dan
menerima hipotesis alternatif (Ha2). Berarti pemanfaatan tax haven berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap thin capitalization. Hal ini menandakan bahwa perusahaan multinasional memanfaatkan keberadaan tax haven country untuk melakukan penghindaran pajak melalui skema thin capitalization. Hasil ini sejalan dengan penelitian Taylor dan Richardson (2013) dan Nuraini (2014).
Pemanfaatan tax haven yang secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap thin capitalization menandakan tax haven country merupakan celah bagi perusahaan multinasional dalam melakukan praktik penghindaran pajak. Tingkat pajak yang sangat rendah atau bahkan tidak adanya pengenaan pajak di tax haven
country tersebut mengundang banyak perusahaan multinasional untuk melakukan
investasi disana bahkan mendirikan cabang atau anak perusahaan, tidak terkecuali perusahaan multinasional di Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti melihat banyak sekali perusahaan multinasional yang mendirikan cabang di beberapa negara tax haven, misalnya British Virgin Island, Cayman Island, Singapura, dll. Tarif pajak badan di BVI sebesar 12%, Cayman Island sebesar 0% dan Singapura sebesar 15%(final), mengundang perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI untuk mendirikan anak perusahaan disana. Dengan adanya anak perusahaan di negara tax haven, jika anak perusahaan di negara tax haven memberikan pinjaman berupa hutang berbunga kepada induk perusahaan di Indonesia, maka atas penghasilan bunga yang diterima anak perusahaan tersebut dari Indonesia akan dikenakan pajak yang sangat rendah atau bahkan tidak dikenakan pajak. Bukan hanya itu, seluruh penghasilan dari perusahaan yang berdomisili di tax
haven countries juga akan dikenakan pajak yang serupa.
Analisis Pemotongan Pajak (Withholding Taxes)
Pemotongan pajak dalam penelitian ini dilambangkan dengan WTAX. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,070. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,070 > 0.05), maka hipotesis nol (H03) diterima dan
menolak hipotesis alternatif (Ha3). Berarti pemotongan pajak (withholding taxes)
tidak berpengaruh signifikan terhadap thin capitalization. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian–penelitian sebelumnya.
Withholding Taxes yang tidak berpengaruh signifikan terhadap thin capitalization terjadi dimungkinkan karena pemotongan pajak PPh pasal 26
dilakukan bukan hanya untuk anak perusahaan yang memiliki hubungan istimewa dengan induk perusahaan di Indonesia. Withholding Taxes PPh pasal 26 dipotong oleh pemotong di Indonesia kepada Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) atas penghasilan yang diterima dari Indonesia. Ada kemungkinan perusahaan multinasional di Indonesia memberikan penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri. Atas penghasilan tersebut, perusahaan multinasional ini wajib memotong PPh pasal 26 yang kemudian menjadi Utang Pajak PPh pasal 26. Oleh karena itu jika suatu perusahaan multinasional melakukan pemotongan pajak PPh pasal 26 belum tentu mengindikasikan bahwa perusahaan yang melakukan pemotongan pajak ini bertujuan melakukan praktik thin capitalization.
Analisis Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional dalam penelitian ini dilambangkan dengan INST. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,582. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,582 > 0,05), maka hipotesis nol (H04) diterima dan
menolak hipotesis alternatif (Ha4). Berarti kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap thin capitalization. Hasil ini sejalan dengan penelitian Annisa dan Kurniasih (2012).
Kepemilikan institusional yang secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap thin capitalization berarti bahwa kepemilikan saham suatu perusahaan oleh institusi tidak mempengaruhi perusahaan tersebut dalam
melakukan praktik penghindaran pajak melalui skema thin capitalization. Kepemilikan saham oleh institusi menandakan bahwa institusi memiliki hak yang besar atas perusahaan tersebut. Namun kepemilikan institusional yang besar belum tentu dapat mengontrol manajemen dalam mengatur struktur hutang perusahaan. Tindakan pengawasan perusahaan yang dilakukan oleh pihak investor institusional hanya sebatas monitoring. Institusi dapat mendorong manajerial untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan namun tidak berarti dapat memaksanya. Terlebih perusahaan multinasional di Indonesia rata-rata dimiliki oleh institusi. Mungkin hal tersebut juga menjadi alasan mengapa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap
thin capitalization.
Analisis Ukuran Komite Audit
Ukuran komite audit dalam penelitian ini dilambangkan dengan ACSIZE (Audit Committe Size). Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,000 < 0,05), maka hipotesis nol (H05) ditolak
dan menerima hipotesis alternatif (Ha5). Berarti ukuran komite audit memiliki
pengaruh signifikan secara parsial terhadap thin capitalization. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa dan Kurniasih (2012) dan Putri (2015).
Ukuran komite audit yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap thin
capitalization menandakan keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan
audit yang efektif, rentang jumlah anggota yang diperlukan adalah 3-5 orang. Namun saat melakukan penelitian, peneliti menemukan cukup banyak perusahaan multinasional yang hanya memiliki personil dalam komite audit kurang dari 2 bahkan tidak ada sama sekali. Sedangkan dengan semakin besarnya ukuran komite audit dalam suatu perusahaan akan meningkatkan fungsi pengawasan terhadap pihak manajemen. Manajemen yang terkesan memiliki perilaku
opportunistic akan melakukan apapun demi kepentingan manajemen itu sendiri.
Fokus dalam penelitian ini adalah thin capitalization. Thin capitalization ini
dapat menjadi salah satu sarana bagi manajemen untuk melakukan manipulasi laba tanpa mempedulikan kualitas pelaporan keuangan perusahaan. Sehingga dengan semakin besarnya ukuran komite audit dalam suatu perusahaan multinasional, maka kualitas pelaporan keuangan serta penggunaan hutang perusahaan semakin terjamin.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh multinationality, pemanfaatan tax haven, pemotongan pajak (withholding taxes), kepemilikan institusional, dan ukuran komite audit terhadap praktik thin capitalization pada perusahaan multinasional go public di Indonesia periode 2012-2014, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
2. Pengaruh Multinationality terhadap Thin Capitalization
Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,001. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,001 < 0,05), maka hipotesis nol (H01) ditolak dan
menerima hipotesis alternatif (Ha1). Berarti multinationality berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap thin capitalization.
2. Pengaruh Pemanfaatan Tax Haven terhadap Thin Capitalization
Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,000 < 0,05), maka hipotesis nol (H02) ditolak dan
menerima hipotesis alternatif (Ha2). Berarti pemanfaatan tax haven berpengaruh
3. Pengaruh Pemotongan Pajak (Withholding Taxes) terhadap Thin Capitalization.
Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,070. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,070 > 0.05), maka hipotesis nol (H03) diterima dan
menolak hipotesis alternatif (Ha3). Berarti pemotongan pajak (withholding taxes)
tidak berpengaruh signifikan terhadap thin capitalization.
4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Thin Capitalization
Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,582. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,582 > 0,05), maka hipotesis nol (H04) diterima dan
menolak hipotesis alternatif (Ha4). Berarti kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap thin capitalization.
5. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Thin Capitalization
Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan (0,000 < 0,05), maka hipotesis nol (H05) ditolak dan
menerima hipotesis alternatif (Ha5). Berarti ukuran komite audit memiliki