• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan secara cross sectional di dua rumah sakit pemerintah. Rekomendasi Departemen kesehatan (Depkes) menyatakan pentingnya skrining tiroid pada bayi baru lahir. Suatu studi menyatakan bahwa gangguan tiroid pada wanita 4-5 kali lebih banyak dibandingkan pada pria dan sebagian besar terjadi pada saat wanita hamil karena perubahan hormonal dan metabolisme selama kehamilan. Gangguan tiroid pada ibu hamil dapat berupa kekurangan atau kelebihan hormon tiroid, namun yang paling umum terjadi adalah kekurangan hormon tiroid atau disebut hipotiroid. 13

Pada negara berkembang, hipotiroid ibu hamil terjadi karena kekurangan iodium. Selain itu, sekitar 10% dari ibu hamil memproduksi antibodi atau zat anti yang menyerang kelenjar tiroidnya sendiri yang disebut Anti TPO-Ab (Anti Thyroid Peroxidase Antibody) pada awal kehamilannya. Sebagian dari ibu hamil yang positif memproduksi anti TPO akan mengalami hipotiroid tetapi bersifat subklinik atau tidak bergejala, namun bila diperiksa di laboratorium akan didapatkan kadar TSH yang tinggi. Hipotiroid pada ibu hamil dapat berakibat buruk bagi ibu maupun perkembangan janin atau bayinya, terutama bila hipotiroid terjadi pada trimester pertama karena pada periode tersebut janin hanya dapat memperoleh hormon tiroid dari ibunya.13,15,22

Prevalensi terjadinya hipotiroid pada bayi baru lahir di negara berkembang seperti Indonesia adalah 1:3600 hingga 1: 5000. Kasus ini lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan dibandingkan pada bayi laki laki dengan perbandingan 3:1.8

Pada penelitian ini didapatkan jumlah bayi laki-laki (47.5%) dan bayi perempuan (52.5%) ( tabel 1). Pada penelitian ini didapati rerata berat badan lahir 3154 gram. Pada penelitian ini ditemukan rerata panjang badan bayi 49.07 cm ( tabel 1). Penelitian sebelumnya di Turki diterangkan tidak ada perbedaan berat badan dan panjang badan bayi yang di ikutkan dalam penelitian.8 Kelenjar tiroid menyekresi tiroksin, triyodotironin, yang mempunyai efek pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresi kalsitonin, suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsium dan sangat berperan pada perubahan panjang badan.9 Berat badan dan panjang badan bayi lahir secara cukup bulan tidak memiliki hubungan signifikan terhadap kadar hormon tiroid, walaupun Tienboon melaporkan bahwa kadar tiroid erat hubungannya dengan panjang badan.6 Pada penelitian ini tidak dijumpai hubungan antara berat badan, panjang badan dan kadar hormon tiroid bayi baru lahir.

Sirkulasi darah ibu dan janin terjadi sekitar 50% sampai 70% selama kehamilan. Plasenta mengandung darah sekitar 75 sampai 125 mL pada bayi. Arteri umbilikalis akan mengalami konstriksi setelah kelahiran, kemudian vena umbilikalis akan mengalami dilatasi, dan akhirnya darah akan mengalir

secara langsung.22-25 Sekitar 1 dari 400 kehamilan berhubungan dengan pendarahan transplasenta janin sekitar > 30 mL dan sekitar 1 dari 2000 kehamilan berhubungan dengan perdarahan transplasenta janin sekitar > 100 mL. Bila janin menerima transfusi sebanyak 30 sampai 50 mL per menit, hal ini bisa menyebabkan polisitemia.1-3,21

Penelitian ini dilakukan pada 40 bayi yang sesuai kriteria.26 Darah bayi pada penelitian ini diambil melalui vena umbilikal 24 jam pertama kehidupan.23 Penelitian yang dilakukan sebelumnya pada tikus untuk melihat hubungan antara anemia induk dengan kadar tiroid bayi tikus memiliki hubungan yang bermakna. Penilitian dengan cara skrining tiroid pada bayi dengan pengambilan darah dari tumit bayi sudah dilakukan di India.8,10,21

Pada penelitian ini kami berusaha untuk menghindari bias dengan cara mengeksklusikan ibu diabetes mellitus (suatu penelitian mendapatkan ibu yang menderita diabetes mellitus memiliki volume darah yang tersisa di plasenta lebih besar), preeklamsia, eklamsia, hipertensi, mendapat diazepam atau oksitosin untuk induksi persalinan karena kondisi tersebut diatas dapat mempengaruhi transfusi plasenta yang terjadi, sehingga pertambahan volume darah yang terjadi bukanlah semata-mata disebabkan oleh penundaan pengikatan tali pusat. Demikian pula halnya bayi dengan kelainan kongenital mayor dieksklusikan karena pertimbangan etis. Trauma lahir seperti hematoma sefal, perdarahan subaponeurosis, caput succedaneum,

bruishing juga dapat mempengaruhi hemoglobin karena adanya extravasated blood.22,24,25

Penelitian ini mengambil sampel bayi cukup bulan, partus spontan dan kehamilan tunggal. Bayi kurang bulan (prematur) seringkali mengalami asupan enteral yang kurang, keluarnya mekonium lebih lambat, dan sirkulasi enterohepatik yang meningkat,27 cenderung memiliki kadar albumin yang lebih rendah,27 sehingga dapat mempengaruhi kadar T3,T4 dan TSH bayi. 26,27 Plasenta previa, kehamilan kembar, sectio caessaria (SC) dapat

menurunkan transfusi plasenta yang terjadi, dan transfusi plasenta yang lebih berarti terjadi pada persalinan pervaginam.28 Pada kehamilan kembar dapat terjadi twin to twin transfusion sehingga dapat mempengaruhi transfusi plasenta yang terjadi.23

Semua bayi dalam penelitian ini diperlakukan sama kecuali dalam hal pemberian diet. Ada tiga variasi diet yaitu bayi yang hanya mendapat ASI, campuran ASI dan PASI dan yang hanya mendapatkan PASI, hal ini dikarenakan belum ada atau jumlah ASI yang ada belum mencukupi kebutuhan bayi. Namun pada penelitian ini perbedaan persentase variasi diet pada kedua kelompok dapat diabaikan. Vitamin K1 sebanyak 1 mg disuntikkan secara intramuskular pada hari pertama kelahiran yang bertujuan untuk meminimalkan pengaruhnya terhadap kadar bilirubin dibandingkan jika digunakan vitamin K3 karena dapat mencetuskan hemolisis.26

Pada penelitian ini didapat tingkat pendidikan ibu yang berbeda dari tingkat SD sampai dengan S1, dimana tingkat pendidikan SMA paling tinggi sebanyak 60 %, D3 paling sedikit yaitu 2.5%. Tidak dijumpai adanya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan anemia pada ibu hamil dan kadar T3,T4 dan TSH pada penelitian ini.

Suatu penelitian melaporkan terjadi perubahan fungsi tiroid pada bayi bayi yang mengalami anemia.10 Penelitian lainnya melaporkan bahwa terdapat hubungan antara kadar serum ferritin dengan perkembangan kognitif walaupun tidak menunjukkan status besi fetal.16 Penelitian lain melaporkan terdapat hubungan antara status besi yang rendah, ferritin yang rendah kadar T3 rendah, T4 rendah dan TSH yang meningkat dengan perkembangan mental dan psikomotor.6

ADB pada masa bayi menimbulkan manifestasi klinis, yang paling serius adalah gangguan fungsi otak di kemudian hari berupa gangguan motorik, berkurangnya kemampuan kognitif, gangguan perilaku, dan gangguan mielinisasi irreversibel.4,5 Status besi pada bayi juga dipengaruhi status ibu selama masa kehamilan. Salah satu cara perbaikan status besi bayi dimulai selama masa kehamilan atau awal kelahiran adalah dengan penundaan pengikatan tali pusat, karena dapat mempengaruhi volume darah yang ditransfer melalui plasenta. Manifestasi klinik akan mempengarui TPO dengan menekan kadar T3, T4 meningkatkan kadar TSH.5-7

Dari hasil penelitian ini dengan analisa regresi linier didapat bahwa hemoglobin ibu sebagai prediktor tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar T3 pada bayi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hemoglobin ibu dengan T3 bayi (P>0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara hemoglobin ibu dengan kadar T4 bayi (P<0.05). Terjadi korelasi negatif antara hemoglobin ibu dengan kadar T4 bayi, yang ditandai dengan tanda negatif.

Pada penelitian ini hemoglobin ibu tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar TSH, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hemoglobin ibu dengan kadar TSH bayi (P>0.05).

Penelitian ini menyebutkan bahwa kadar feritin ibu tidak memiliki hubungan signifikan dengan kadar T4 bayi( P>0.05), tidak terdapat hubungan signifikan antara feritin ibu dengan T3 dan TSH pada bayi ( P>0.05)

Satu studi memperkirakan bahwa terjadi hubungan mekanisme antara TPO, metabolisme iodin dan anemia defisiensi besi.29-30 Pada penelitian ini tidak dilakukan pemantauan berkelanjutan untuk memantau efek lebih lanjut ADB pada ibu hamil dengan kadar T3,T4 dan TSH bayi baru lahir terhadap perkembangan psikomotorik dan psikososial dan hal ini merupakan kelemahan penelitian ini.22,26

Peneliti menyadari bahwa studi ini masih belum sempurna dan masih banyak dijumpai kelemahan, diantaranya yaitu jumlah sampel yang sedikit oleh karena sampel merupakan bayi sehat yang banyak orang tua keberatan

25

darah bayinya diambil, keterbatasan dana, keterampilan dalam pengambilan darah sampel, serta faktor-faktor lain yang tidak dilakukan penilaian dan dapat menimbulkan bias dan mempengaruhi hasil penelitian, seperti status gizi ibu, jumlah asupan kalori bagi bayi, waktu rawat inap yang relatif singkat yaitu berkisar 2 sampai 3 hari sehingga waktu untuk pengamatan bayi relatif singkat.

Pada penelitian ini tidak didapat hubungan signifikan antara ADB pada ibu hamil dengan kadar T3 dan TSH pada bayi baru lahir, dan terdapat hubungan signifikan dengan kadar T4 bayi baru lahir, hal ini diduga bahwa triyotironin kira kira empat kali kekuatan tiroksin, tetapi terdapat jauh lebih sedikit dalam darah dan menetap lebih sungkat dari pada tiroksin.4 Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat perkembangan psikomotorik dan psikososial bayi yang dilahirkan dengan ibu ADB.

Dokumen terkait