• Tidak ada hasil yang ditemukan

91

anggaran mbak. Jadi pelaksanaan kegiatan pengembangan itu sangat bergantung pada besarnya APBD.”76

Hal senada juga di ungkapkan Desi Setyowati berikut ini:

“Kita selalu menyesuaikan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Berapapun besarnya anggaran yang kami dapatkan, itu harus dialokasikan dengan tepat. Soalnya kan disesuaikan dengan kemampuan daerah juga. Ya ibaratnya kami menggunakan hukum ekonomi, dengan biaya yang sedikit tapi manfaatnya bisa banyak.”77

B. Pembahasan

1. Peran Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya dalam Pengembangan UMKM Unggulan di Kota Surabaya

Menurut Poerwadarminta peran adalah perilaku yang dilakukan baik individu maupun kelompok pada kondisi tertentu, yang mana perilaku yang dilakukan itu adalah suatu tindakan yang memang diinginkan baik individu maupun kelompok yang mempunyai kedudukan atau jabatan di dalam tatanan masyarakat.78

Dari pernyataan di atas kalau dikorelasikan dengan peran Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya merupakan peran dalam upaya pengembangan UMKM unggulan yang ada di kota Surabaya.

Agar kita dapat mengetahui peran apa saja yang sudah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya dalam pengembangan UMKM,

2019

76 Sumber : Hasil wawncara dengan Sri Rahayu pelaku UMKM pada tanggal 21 Oktober

77 Sumber : Hasil wawncara dengan Desi Setyowati pelaku UMKM pada tanggal 28 November 2019

92

penulis mengelompokkan menjadi tiga peran, yaitu peran sebagai fasilitator, peran sebagai regulator, dan peran sebagai katalisator.

Di bawah ini peneliti akan memaparkan analisis dan interpretasi teoritis terkait dengan peran Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya dalam mengembangkan UMKM unggulan.

a. Peran Dinas Koperasi dan UMKM sebagai fisilitator

Dalam hasil penelitian, penulis menemukan Dinas Koperasi dan UMKM sudah menlaksanakan perannya dengan maksimal sebagai fasilitator, yang dapat dibuktikan dengan program yang dijalankan dan diberikan antara lain:

Dalam hal pemasaran Dinas Koperasi dan UMKM sudah menyiapkan wadah untuk pendamping pada tim digital e IKM setiap sebulan sekali yang bertujuan supaya para pelaku UMKM dapat memasarkan hasil produknya melalui berbagai sosial media.

Untuk Sumber Daya Manusia Dinas Koperasi dan UMKM telah mengadakan beberapa program pelatihan agar keterampilan atau skill para pelaku UMKM meningkat. Dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM mendatang kan para ahli sebagai pelatih juga menyelenggarakan workshop bagi pelaku UMKM yang baru yang belum mempunyai skill. Salah satu

program yang diselenggarakan ialah Program Pengembangan

93

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM

Program ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia UMKM yang tangguh dan mempunyai jiwa wirausaha. Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya Sumber Daya Manusia bagi UMKM sehingga terwujud UMKM yang kuat, mandiri, inovatif, dinamis, dan berdaya saing tinggi. Untuk mendukung program tersebut maka kegiatan yang dilakukan adalah dengan: Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan Bagi UMKM.

Jiwa kewirausahaan merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh setiap pengusaha, terutama para pelaku UMKM. Jiwa kewirausahaan ini mempunyai keterkaitan besar dengan unsur inovasi. Jika seorang pelaku usaha memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, maka ia akan mampu untuk menciptakan hal baru yang memiliki nilai lebih. Seringkali wirausaha hanya diartikan sebagai kegiatan dengan memulai bisnis baru, masih berskala kecil, dan milik sendiri. Padahal lebih dari itu, seseorang dikatakan berjiwa wirausaha jika ia mampu mempraktekkan inovasi secara sistematis, serta mampu mengendalikan segala resiko yang muncul dari usahanya tersebut. Akan tetapi, sekarang ini jiwa kewirausahaan sudah sangat jarang dimiliki oleh pelaku UMKM. Sebab sebagian besar UMKM masih belum berani mengambil segala resiko yang muncul nantinya. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Lana Zuhara D berikut:

“Wah kalau untuk melakukan terobosan-terobosan baru kita masih mikir-mikir mas. Iya kalau produk baru itu diminati oleh

94

masyarakat, lha kalau enggak kan kita juga yang nanggung ruginya. Kalau prinsip saya itu jalanin yang pasti-pasti aja lah mas. Jangan mikir yang mulukmuluk. Gini aja sudah bersyukur banget.”79

Hal ini sesuai pula dengan penyataan bapak Muhammad Antok, selaku Teknis 1 Bagian Umum dan Kepegawaian berikut ini:

“Pengusaha kita ini kebanyakan belum berani melakukan terobosan-terobosan baru, karena terbatas oleh banyak faktor, seperti pendidikan dan pengalaman. Kalau mereka diajak untuk maju, itu masih agak sulit. Karena kebanyakan masih bersikap nrimo dengan keadaannya yang sekarang, dan tidak berani mengambil resiko yang belum pasti.”80

Oleh karena itu, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya dalam melaksanakan Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM menyelenggarakan kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi UMKM. Pelatihan kewirausahaan ini bertujuan untuk mengembangkan serta meningkatkan kualitas pribadi Sumber Daya Manusia (SDM) UMKM. Selain itu, kegiatan ini juga bermaksud untuk meningkatkan kemampuan manajerial serta kewirausahaan bagi UMKM, sehingga tercapai kinerja yang optimal dan tumbuh berkembang menjadi UMKM yang sehat, tangguh, dan mandiri sebagai pelaku usaha dalam perekonomian rakyat.

Sosialisasi penyelenggaraan pelatihan ini dilakukan melalui kerjasama dengan kelompok masyarakat, dalam hal ini adalah kelompok PKK. Biasanya Dinas Koperasi dan UMKM memberitahukan kepada 79 Sumber : Hasil wawncara dengan Lana Zuhara D selaku pelaku usaha pada tanggal 16 November 2019

80 Sumber : Hasil wawancara dengan bapak Muhammad Antok selaku Teknis 1 Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jawa

95

kelompok PKK masing-masing Kecamatan jika akan mengadakan

pelatihan kewirausahaan ini. Kelompok PKK tersebut akan

mensosialisasikan kepada anggota-anggotanya. Kemudian bagi yang berminat akan mendaftar pada pengurus kelompok PKK tersebut. Selanjutnya, kelompok PKK tersebut yang akan memilih. Peserta yang dapat mengikuti pelatihan ini adalah mereka-mereka yang direkomendasikan oleh kelompok masyarakat tersebut. Hal ini seperti yang dikatakan bapak Drs. Imam sutrisno, M.M berikut ini:

“Peserta yang mengikuti pelatihan ini tidak ada kriterianya. Asalkan dia punya minat, ya silakan ikut. Entah itu dari usaha rumah tangga, kaki lima, ataupun dari usahausaha mikro kecil yang lain. Biasanya kami bekerjasama dengan PKK. PKK nanti menunjuk siapa saja yang berminat, lalu diajukan kepada kami. Jadi tidak ada kriterianya untuk menjadi peserta pelatihan ini.”81

Mengingat pentingnya tujuan dari kegiatan ini, maka

penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan merupakan agenda rutin tahunan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya. Untuk keperluan narasumber, Dinas Koperasi dan UMKM biasanya bekerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan dengan mendatangkan ahli-ahli yang berkompeten di bidang kewirausahaan maupun manajemen usaha, serta meghadirkan tamu pengusaha yang telah berhasil di bidangnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan ini adalah pemberian materi oleh narasumber yang telah ditunjuk dan didampingi dari staf Dinas

81 Sumber : Hasil wawancara dengan bapak Drs. Imam sutrisno, M.M selaku Kepala Bidang UMKM Kota Surabaya pada tanggal 10 oktober 2019

96

Koperasi dan UMKM Kota Surabaya yang berkaitan dengan kewirausahaan dan kemampuan manajerial. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh bapak Drs. Imam sutrisno, M.M berikut:

“Selama tahun 2018, kami telah menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan ini selama 5 kali yang bertempat di Aula Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya, dan kami lihat antusiasme masyarakat sangat tinggi, sebab terlihat pesertanya selalu banyak, minimal itu 50 orang. Yang menjadi materi dalam pelatihan ini ya tentang kewirausahaan itu sendiri, dan juga pelatihan tentang kemampuan manajerial, seperti manajemen usaha dan akuntasi dasar. Biasanya kami mendatangkan ahli-ahli manajemen dari lembaga pendidikan, dan tidak lupa dengan mengundang dari pengusaha sukses juga. Untuk berbagi pengalaman nantinya.”82

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari ibu Choirul Mahpuduah berikut ini:

“Pada waktu pelatihan Kewirausahaan yang dulu sempat saya ikuti, kami diberi penjelasan seputar kewirausahaan dan administrasi keuangan. Selain itu kami juga langsung disuruh mempraktekkan bagaimana membuat pembukuan akuntansi. Hasil yang saya peroleh dari pelatihan itu, saya menjadi lebih tahu bagaimana mengelola dan memimpin kelompok paguyuban ini.”83

Materi dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabya selama tahun 2018 antara lain:

1. Pemberian pelatihan mengenai Kewirausahaan bagi UMKM. Yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2018, dengan peserta 90 orang. Materi yang dijelaskan dalam pelatihan ini adalah:

Pengenalan potensi Motivasi berwirausaha

97

Teknik Pemasaran dan Pengembangan Pasar Teknik Promosi yang efektif

Praktek tentang kewirausahaan

Hal ini bertujuan agar pelaku usaha UMKM lebih memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi dan lebih berani untuk melakukan inovasiinovasi, serta mampu menjalankan usahanya dengan baik.

2. Pemberian pelatihan mengenai Manajemen Usaha Kecil bagi UMKM. Yang dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2018, dengan peserta 120 orang. Materinya antara lain:

Pemasaran Permodalan

Administrasi Usaha Manajemen Usaha

Tujuan dari pelatihan ini adalah agar pelaku usaha UMKM mampu mengoperasikan segala kegiatan manajerial yang terkait dengan jalan usahanya.

3. Pemberian pelatihan mengenai Akuntansi Dasar. Yang dilaksanakan pada 24 Juli 2018, dengan peserta 90 orang. Materi yang disampaikan antara lain:

Pengertian Akuntansi Koperasi Bukti Pembukuan

Buku Besar dan Latihan

98

Laporan Keuangan Neraca dan Buku Besar Daftar Saldo dan Latihan

Laporan Keuangan Neraca dan Buku Besar Laporan Hasil Usaha

Tujuan dari pelatihan ini adalah agar setiap pelaku usaha UMKM mampu melakukan pembukuan yang benar dalam usahanya. Dalam pelatihan akuntansi dasar ini, biasanya peserta pelatihan diberikan praktek langsung atau latihan agar para peserta benarbenar mampu untuk melakukan pembukuan yang tepat.

4. Pemberian pelatihan mengenai Ekspor Impor bagi UMKM. Pelaksanaannya pada tanggal 25 Agustus 2018, dengan peserta 50 orang. Materi yang diberikan adalah sebagai berikut:

Bagaimana Memulai Eksport Strategi Pemasaran

Bagaimana Meningkatkan Pendapatan melalui Eksport Tatacara Ekspor

Pengalaman Ekspor

Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan memacu para pelaku usaha untuk lebih memajukan usahanya melalui ekspor impor. Selain itu, pelatihan ini juga untuk mengenalkan mengenai strategi dan tata cara melakukan strategi ekspor impor yang baik.

99

5. Pemberian Bintek peningkatan SDM berperspektif gender. Pelaksanaannya pada tanggal 15 Oktober 2018, dengan peserta 200 orang. Materinya sebagai berikut:

Kesetaraan Gender

Penataan produk bagi UMKM wanita Bagaimana berwirausaha

Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wanita. Dalam kegiatan ini, para peserta akan diberikan penjelasan mengenai kesetaraan gender dan pengarahan untuk menjalankan usaha yang tepat bagi wanita.

Jiwa kewirausahaan sangat penting dimiliki dalam setiap individu seorang pengusaha untuk menjalankan usahanya. Akan tetapi tidak semua pengusaha memilikinya. Maka dari itu, pelatihan kewirausahaan ini sudah seharusnya dilakukan. Tetapi sayangnya hasim pelatihan ini belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh para pengusaha. Masih banyak pengusaha yang belum berani melakukan inovasi terhadap usahanya dan takut terhadap resikoresiko usaha yang akan dihadapinya.

b. Peran Dinas Koperasi dan UMKM sebagai regulator

Dalam penelitian ini, fungsi regulator adalah menentukan peraturan yang mendukung kepada proses jalannya suatu pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM sudah menjalankan fungsi dan perannya sebagai regulator dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM, sebagai mana tertera di bawah ini:

100

Melalui fungsi dan tugas pokok Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya dalam menjalankankoordinasi, pembinaan, serta pengawasan pelaksanaan dalam membantu pemerintah kepala daerah dalam hal ini Wali Kota Surabaya.

Penyusunan Kebijakan Tentang UMKM

Sejalan dengan era otonomi, setiap daerah diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Maka dari itu, setiap daerah juga mempunyai wewenang untuk membuat aturanaturan sendiri sesuai dengan kondisi dan keadaan wilayahnya. Demikian juga dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya, dalam programnya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, maka dilakukan suatu penyusunan suatu draft Rancangan Peraturan Daerah yang mengatur tentang UMKM. Rancangan Peraturan Daerah yang disusun tetap mengadopsi dari Peraturan Pusat dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UKM, yang kemudian disesuaikan dengan kondisi UMKM di daerah.

Maksud dari adanya penyusunan kebijakan yang mengatur tentang Koperasi dan UMKM ini antara lain:

a. Untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan usaha Koperasi dan UMKM yang ada sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.

101

a. Memberikan pedoman dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UMKM agar keberadaannya lebih kuat dan bermanfaat dalam sistem perekonomian Indonesia di tingkat Daerah Kota Surabaya. b. Menciptakan iklim usaha yang kondusif pada berbagai tingkatan

pemerintahan, agar Koperasi dan UMKM dapat berdaya saing di tengah perekonomian global baik di dalam dan luar negeri.

Dalam penyusunan draft Raperda tersebut, Dinas Koperasi dan UKM bekerja sama dengan pihak ketiga, yakni Konsultan Kebijakan untuk penyusunan naskah akademik dan draft Raperda tentang Koperasi dan UMKM. Konsultan kebijakan ini bertugas untuk mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan kebijakan- kebijakan tentang Koperasi dan UMKM yang ada di tingkatan Pemerintahan Pusat. Bertolak dari aturanaturan pusat tersebut, kemudian disusun peraturan-peraturan baru yang telah disesuaikan dengan kondisi yang di daerah di daerah. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari ibu Sri Rahayu berikut ini:

“Dalam penyusunan draft Raperda ini Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya bekerja sama dengan pihak ketiga. Tugasnya adalah mencari referensi-referensi tentang Kebijakan Koperasi dan UMKM di tingkat pusat. Untuk kemudian disesuaikan dengan keadaan yang ada di daerah itu sendiri. Setelah disesuaikan kan ada yang sesuai dan ada yang tidak. Nah dari itu, kita dapat menambah ataupun mengurangi.”84

2019

102

Dalam proses penyusunan kebijakan, juga dilakukan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan Konsultan, pihak Koperasi dan UMKM, serta dari Dinas Koperasi dan UKM sendiri. Fungsi dari FGD ini adalah untuk mendiskusikan draft yang telah disusun, serta dengar pendapat dengan pihak Koperasi dan UMKM. Selain itu, Konsultan tersebut juga meminta pendapat dari para stakeholders, antara lain dari Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia), PKPRI (Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia), Askopsindo (Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia), serta dari beberapa Paguyuban UMKM. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan bapak Drs. Imam sutrisno, M.M berikut ini:

“Dalam proses penyusunan draft Raperda, kami juga menggelar FGD yang dihadiri dari pihak UMKM, Konsultan, dan dari Dinas Koperasi dan UKM sendiri. Dalam FGD ini didiskusikan, ada koreksi nggak dari pihak UMKM, kemudian apa yang kurang jelas, langsung didiskusikan di situ. Supaya nanti kalo benarbenar jadi Perda kan nggak kaget gitu, sudah tau isinya.”85

Hal ini dibenarkan oleh Ibu Choirul Mahpuduah berikut ini:

“O iya mas, dulu saya sempat diundang Dinas Koperasi dan UKM untuk rapat dengar pendapat dalam rangka penyusunan kebijakan UMKM. Di situ acaranya ya penjelasan mengenai rancangan yang sedang disusun. Kami dari pihak UMKM juga diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan ataupun masukan mengenai rancangan tersebut. Harapan saya ya semoga kalau sudah jadi kebijakan itu mampu menjadi payung hukum yang jelas bagi jalan usaha kami seterusnya.”86

103

Draft Raperda yang disusun tersebut mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan usaha Koperasi dan UMKM, serta aturan- aturan tentang pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Di dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM tersebut juga mencakup aturan- aturan mengenai pengawasan terhadap Koperasi dan UMKM yang nantinya dapat digunakan untuk mengevaluasi kelemahan-kelemahan serta peluang yang dimiliki oleh Koperasi dan UMKM, dan dijadikan input untuk menetapkan strategi apa yang tepat untuk pengembangan Koperasi dan UMKM tersebut.

Hingga saat ini penyusunan Raperda masih terus berjalan. Sebab, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyusun suatu kebijakan yang benarbenar sesuai dengan keadaan UMKM yang ada di daerah. Selain itu, diperlukan pula proses penyusunan yang matang agar kebijakan yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai aturan yang kuat dalam mengembangkan sektor UMKM di daerah.

c. Peran Dinas Koperasi dan UMKM sebagai katalisator

Pengertian dari peran Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya yang efektif menurut hemat penulis adalah keterlibatan Dinas dalam proses pengembangan dan pemberdayaan. Tetapi perlu diingat bahwa keterlibatan yang dilakukan ini sebatas perangsang bagi tercapainya target yang akan dituju.

Dalam hal ini peran Dinas Koperasi dan UMKM sebagai katalisator yang mengacu terhadap pengembangan dan pemberdayaan

104

UMKM menurut UU No. 20 Tahun 2008 bisa dilihat dari beberapa program yang telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM daerah.

Jalinan kerja sama dengan para stakeholders

Pelaksanaan setiap kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya tentu saja tidak dapat dilakukan sendirian. Perlu dibutuhkan jalinan kerja sama dan bantuan dari pihakpihak terkait untuk memperlancar jalannya kegiatan tersebut. Para stakeholders tersebut antara lain:

1) Lembagalembaga pemberi bantuan modal, dalam hal pemberian bantuan kredit untuk kegiatan perkuatan usaha UMKM.

2) BKK (Bank Kredit Kecamatan) yang bertugas sebagai tempat untuk pencairan dana bantuan modal, sekaligus mengurusi pengembaliannya.

3) Lembaga-lembaga pendidikan dan tenaga-tenaga ahli dalam hal membantu memberikan materi dalam rangka penyelenggaraan pelatihan Kewirausahaan.

4) Pihak Konsultan Kebijakan yang membantu dalam proses penyusunan naskah akademik dan draft Raperda tentang Koperasi dan UMKM.

5) Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata, dan Dinas terkait yang saling berkoordinasi dalam rangka memfasilitasi kebutuhan.

105

6) Aparat pemerintahan serta Kelompok-kelompok masyarakat dalam memberikan pendataan UMKM yang berhak diberi pembinaan.

7) Asosiasi Koperasi dan UMKM dalam hal keikutsertaannya untuk mewakili memberi input dalam penyusunan kebijakan tentang Perkoperasian dan UMKM.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Desi Setyowati berikut ini:

“Pelaksanaan semua kegiatan pengembangan ini nggak akan ada artinya tanpa kerja sama dari berbagai pihak yang terkait. Contohnya dari lembaga pemberi bantuan kredit untuk sosialisasi penyediaan modal, dari lembaga pendidikan untuk pelatihan kewirausahaan, pihak konsultan dalam penyusunan draft raperda, dan beberapa Dinas untuk mengembangkan pasar Ngarsopuro. Semua itu kami libatkan agar program kegiatan yang sudah kami rancang bisa berjalan efektif dan efisien serta tepat guna.”87

Selain dari yang dipaparkan di atas, peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam produk dan pengolahan adalah dengan bermitra dengan INKA, Telkom, Perbankan, serta Pos Giro. Para pelaku usaha cenderung berminat untuk meminjam modal di Perbankan yang disediakan oleh oleh BUMN dan lainnya melalui CSR (Coorporate Social Responbiity) yang bermakna suatu tindakan yang dijalankan perusahaan sebagai suatu tanggung jawab perusahaan kepada lingkungan dan sosial dengan kegiatan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Dinas Koperasi dan UMKM sedang melakukan inovasi untuk pelaku usaha yang

106

mana akan mempermudah mereka dalam meminjam modal ke bank dengan memanfaatkan kartu Breeze dari Bank BRI. Dengan begitu pelaku usaha tidak akan mengalami kesusahan dalam meminjam modal ke bank karena sudah mempunyai kartu Breeze yang disediakan oleh Bank BRI.

BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang sebagaimana telah dijabarkan dan dikemukakan pada bab sebelumnya, maka oleh karena itu pada awal bab ini diuraikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan meurapakan jawaban singkat dari hasil pembahasan dan penelitian sedangkan saran merupakan masukan dari hasil kesimpulan yang kurang maksimal.

Dokumen terkait