• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN

Penelitian mengenai uji sensitivitas ini menggunakan teknik disk difussion test (The Kirby-Bauer Method). Tujuannya adalah untuk melihat perbedaan efektifitas antara pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih dengan pasta gigi yang mengandung fluor dalam konsentrasi yang berbeda terhadap S.mutans. Kemampuan S.mutans mensintesis glucan

merupakan salah satu sifat virulensi bakteri ini dalam kaitannya dengan pembentukan plak dan karies gigi. Pengurangan jumlah S.mutans pada rongga mulut akan mengurangi pembentukan plak dan karies gigi.

Efektifitas daya antibakteri pasta gigi ini dilihat dari besarnya diameter zona hambat yang terbentuk disekitar cakram yang berisi pasta gigi sebagai bahan coba yang diamati pada media

MHA yang telah diinokulasi oleh S.mutans. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata zona hambat pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih 100%, 10%, 1%, 0,1%, 0,01% secara berturut- turut adalah 48,60 mm, 30,63 mm, 13,03 mm, 8,003 mm, 0 mm. Sedangkan rata-rata zona hambat pasta gigi yang mengandung fluor 100%, 10%, 1%, 0,1%, 0,01% secara berturut-turut adalah 38,71 mm, 20,18 mm, 9,67 mm, 0 mm, 0 mm. (tabel 1)

Dilihat dari hasil pengukuran zona hambat, rata-rata zona hambat yang paling besar adalah pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih pada konsentrasi 100% yaitu 48,60. Hal ini menunjukkan bahwa pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan S.mutans apabila dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung fluor. Perbedaan yang paling menonjol adalah pada konsentrasi 0,1% dimana pada konsentrasi

tersebut pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih masih menunjukkan zona hambat sedangkan pasta gigi yang mengandung fluor tidak menunjukkan zona hambat lagi pada konsentrasi tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan aktivitas antibakteri pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih terus meningkat sebanding dengan jumlah peningkatan minyak atsiri daun sirih (tabel 1).

Pasta gigi placebo juga ternyata memiliki zona hambat. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan yang terdapat dalam pasta gigi juga sudah memiliki sifat bahan antikaries seperti kalsium karbonat karena bahan ini dapat menaikkan pH saliva dan juga memiliki bahan yang bersifat antiplak seperti sodium lauryl sulfat karena bahan ini memiliki sifat dapat menghambat aktivitas glucosiltransferase dan fruktosiltranferase.11 Pada penelitian ini diperoleh hasil yang kurang stabil pada semua pasta gigi bahan coba, hal ini kemungkinan terjadi karena prosedur pengenceran tiap pasta gigi yang kurang homogen.

Daun sirih diketahui memiliki daya antibakteri karena adanya fenol dan turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri. Salah satu senyawa turunannya adalah hydroxychavicol

yang memiliki daya antibakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa. Adanya senyawa ini dapat mengakibatkan struktur tiga dimensi protein terganggu dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya kerusakan pada struktur kerangka kovalen. Hal ini mengakibatkan protein berubah sifat, namun aktivitas biologisnya menjadi rusak sehingga protein tidak dapat melakukan fungsinya.2

Ekstrak daun sirih memiliki daya antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan

S.mutans, S. sanguis dan A. viscosus. Ekstrak daun sirih secara tidak lansung dapat menghambat perlekatan S.mutans karena ekstrak daun sirih dapat menghambat enzim glucosyltransferase

tidak akan terbentuk lingkungan yang kondusif untuk perlekatan S.mutans.4 Penelitian ini menegaskan kepada kita bahwa ekstrak daun sirih yang terdapat dalam pasta gigi mempunyai khasiat dapat menghambat pertumbuhan plak.

Penelitian Nalina dan Rahim memperlihatkan bahwa ekstrak daun sirih dapat menghambat produksi asam hal ini dihubungkan dengan proses pembentukan energi atau

glycolysis oleh bakteri S.mutans. Asam lemak yang terdapat dalam ekstrak daun sirih ternyata dapat menghambat glycolytic enzyme yang sangat berperan dalam proses metabolisme bakteri. Sebagai akibatnya bakteri kekurangan energi untuk melangsungkan hidupnya pada akhirnya terjadi hambatan pertumbuhan bakteri tersebut.4

Hasil penelitian Nalina dan Rahim memperlihatkan bahwa ekstrak daun sirih yang terdiri dari 39,31% hydroxychavicol dapat merusak secara langsung membran plasma sel bakteri

S.mutans. 4

Penelitian Sandeep, Inshad, Intzar, Furqon, Manoj et all yang meneliti tentang efek antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi ekstrak daun sirih memperlihatkan bahwa ekstrak daun sirih memiliki efek bakterisid terhadap bakteri uji meliputi S.mutans, E.faecium, E.faecalis,

S.sanguis, A.viscosus, H.actinomycetemcomitans, P.intermedia, F.nucleatum dan P.gingivalis.25 Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih sangat berperan tidak hanya menekan pertumbuhan S.mutans tetapi juga menekan pertumbuhan bakteri lain yang juga merupakan bakteri pembentuk plak dan pada akhirnya mengontrol proses terjadinya karies dan gingivitis.

Berdasarkan hasil uji komparasi ganda, terdapat perbedaan yang bermakna (P<0,05) pada rata-rata zona hambat antara pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih dengan pasta gigi yang mengandung fluor. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat antibakteri keduanya dimana

hydroxychavicol pada ekstrak daun sirih bersifat bakterisid sedangkan fluor bersifat bakteriostatik. (tabel 2)

Pasta gigi yang mengandung fluor di pasaran umumnya berbentuk Sodium fluoride

(NaF), Stanium fluorida (SnF) dan Sodium monofluorofosfat (NaMNF).12 Menurut Steven, William, Brian, Jayant, David et all fluoride bekerja untuk mengontrol karies dini dengan beberapa cara. Fluor dapat menghambat demineralisasi enamel dan meningkatkan remineralisasi. Bakteri kariogenik memetabolisme karbohidrat dan menghasilkan asam, sehingga pH rongga mulut menjadi asam dan dapat mengubah struktur enamel. Fluor dapat menguatkan gigi dengan meningkatkan proses remineralisasi sehingga enamel resisten terhadap asam. Fluor dapat menghambat karies dengan cara menghambat aktivitas metabolisme bakteri kariogenik dalam memetabolisme karbohidrat untuk menghasilkan asam dan polisakarida adhesif yang diperlukan untuk berkolonisasi pada permukaan gigi. Kelebihan fluor dalam jangka panjang dapat menyebabkan fluorosis.18

Kelemahan penelitian ini adalah penggunaan sampel yang merupakan biakan murni

S.mutans yang telah ada dan dilakukan replikasi tiap-tap bahan cobanya. Hal ini berarti bahwa, biakan murni S.mutans pada tiap pengulangan percobaan merupakan hasil isolasi S.mutans dari plak yang berasal dari individu yang sama. Selain itu pada penelitian ini pasta gigi yang digunakan adalah pasta gigi komersil yang mengandung ekstrak daun sirih dan fluor sehingga kadar ekstrak daun sirih dan jenis daun sirih yang digunakan dalam pasta gigi tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek antibakteri pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih ini, dimana pasta gigi coba yang digunakan diracik sendiri sehingga konsentrasi dan jenis daun sirih yang digunakan dapat dikendalikan oleh

Dokumen terkait