• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 7 Kondisi sanitasi lingkungan di Kampung Cihiris, Desa Cisarua Kampung Cihiris merupakan salah satu kampung dari 29 kampung yang ada di Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung. Desa Cisarua merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kerja PT Antam Pongkor Persero Tbk dari 3 desa yang berada di wilayah PT Antam yaitu desa Melasari, Desa Nanggung dan Desa Cisarua. Gambar 7 menunjukkan buruknya sistem sanitasi yang ada di Kampung Cihiris. Kampung Cihiris memiliki total luas wilayah 6.97 ha yang terbagi dalam 3 RT. Jumlah penduduk di Kampung Cihiris saat ini sebanyak 1,539 jiwa dengan rincian jumlah penduduk pada masing-masing RT seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Data rincian jumlah penduduk setiap RT Kampung Cihiris RT Jumlah Penduduk (jiwa)

1 500

2 517

3 522

Jumlah penduduk perempuan di Kampung Cihiris adalah sebanyak 746 jiwa lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk laki-laki yang berjumlah 793 jiwa. Kampung ini memiliki kepadatan yang tinggi yaitu 221 jiwa/ha. Kampung Cihiris termasuk dalam wilayah RW 01 dari 10 RW yang terdapat di Desa Cisarua. Sektor perekonomian di Kampung Cihiris ditopang oleh sektor pertanian dan perkebunan karena wilayah ini berada pada wilayah Gunung Halimun sehingga memiliki tanah yang subur. Selain kedua sektor tersebut, sektor lainnya yang juga menggerakkan perekonomian masyarakat Kampung Cihiris adalah sektor peternakan, perkebunan dan pertambangan.

16

Pada penelitian ini desain rancangan tangki septik komunal yang dibuat berdasarkan proyeksi penduduk untuk 10 tahun yang akan datang yaitu pada tahun 2026. Proyeksi penduduk Kampung Cihiris dilakukan dengan menggunakan metode matematika yaitu metode eksponensial. Sementara itu, data yang digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk adalah data jumlah penduduk Kampung Cihiris selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2014, 2015 dan 2016 seperti pada Gambar 8.

Gambar 8 Data jumlah penduduk kampung Cihiris

Berdasarkan data hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk 10 tahun yang akan datang di Kampung Cihiris dengan menggunakan Persamaan (2) diperoleh laju pertumbuhan jumlah penduduk di Kampung Cihiris dari tahun 2014 hingga tahun 2016 adalah 12.1 persen sementara hasil proyeksi jumlah penduduk Kampung Cihiris pada tahun 2026 adalah 5,165 jiwa. Artinya, bahwa dengan asumsi laju pertumbuhan jumlah penduduk di Kampung Cihiris adalah konstan yaitu 12.1 persen dengan jumlah penduduk saat ini 1,539 jiwa maka pada tahun 2026 nanti jumlah penduduk di Kampung Cihiris akan bertambah menjadi 5,165 jiwa. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk Kampung Cihiris ditampilkan pada Lampiran 2.

Lahan Penempatan Tangki Septik Komunal

Berdasarkan data hasil pemetaan pada lahan tangki septik komunal yang direncanakan diperoleh peta kontur dalam bentuk 2 dimensi seperti pada Gambar 9 yang dibuat dengan menggunakan program Surfer 9. Tanda panah yang terdapat pada Gambar 9 menunjukkan arah aliran air (flow net) pada lahan yang dipengaruhi oleh elevasi lahan. Air akan mengalir dari elevasi tertinggi menuju elevasi yang lebih rendah. Ilustrasi bentuk lahan yang sebenarnya dapat dilihat pada peta kontur 3 dimensi seperti pada Gambar 10.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 2014 2015 2016 laki-laki perempuan

17

Gambar 9 Peta kontur 2 dimensi lahan tangki septik komunal

Gambar 10 menunjukkan ilustrasi topografi lahan tangki septik komunal. Skala warna pada gambar tersebut menunjukkan kontur pada lahan, warna biru muda menunjukkan lahan yang memiliki kontur yang tinggi sedangkan warna abu menunjukkan kontur lahan yang rendah.

Gambar 10 Peta kontur 3 dimensi lokasi lahan tangki septik komunal

Penempatan lokasi tangki septik komunal disesuaikan berdasarkan kondisi lapang dan peta kontur Kampung Cihiris yang diperoleh dari hasil pemetaan seperti pada Gambar 11. Tangki septik komunal yang didesain untuk Kampung Cihiris ditempatkan pada lokasi seperti pada Gambar 11 yaitu pada elevasi 450 mdpl. Pada lokasi tersebut terdapat lahan kosong yang memungkinkan untuk dibangun tangki septik komunal karena luas lahan cukup luas dan topografinya masih memungkinkan untuk dilakukan cut-fill.

m

18

Gambar 11 Peta lokasi penempatan tangki septik komunal

Selain itu, lokasi ini merupakan lokasi yang paling efektif dan optimum untuk dibangun tangki septik komunal karena hanya terdapat 2 blok layanan yang memiliki elevasi lebih rendah dari elevasi lahan tangki septik komunal. Artinya, limbah dari semua blok layanan dapat dialirkan secara gravitasi kecuali 2 blok layanan lainnya yang memiliki elevasi lebih rendah dari lahan tangki septik komunal. Total jumlah blok yang dapat terlayani adalah sebanyak 30 blok layanan.

Desain Fungsional dan Struktural Tangki Septik Komunal

Tangki septik komunal dan bidang resapan yang didesain terdiri dari beberapa unit fungsional yaitu tangki pengendapan pertama, tangki septik 2, baffel, manhole, pipa inspeksi dan pipa ventilasi. Tangki pengendapan pertama berfungsi untuk tahap awal pengendapan lumpur dan padatan serta tahap awal proses degradasi senyawa organik secara biologis. Sementara tangki septik 2 berfungsi sebagai unit pengolahan lanjutan terhadap senyawa-senyawa organik dengan menggunakan mikroorganisme. Baffel berfungsi sebagai sekat atau kompartemen di dalam tangki septik komunal. Fungsi sekat atau kompartemen ini adalah untuk menahan air limbah yang baru masuk dari pipa inlet baffel agar waktu detensi air limbah di dalam tangki septik lebih panjang sehingga pengolahan oleh mikroorganisme bisa berlangsung efektif.

Komponen lainnya yang terdapat pada tangki septik komunal adalah manhole. Manhole adalah lubang inspeksi yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar untuk kegiatan maintenance yaitu memeriksa, memperbaiki dan atau membersihkan tangki septik komunal. Selain manhole pada bagian atas tangki septik juga terdapat komponen lainnya yaitu pipa ventilasi dan pipa inspeksi. Pipa ventilasi merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pengolahan limbah dengan menggunakan tangki septik komunal karena pada pengolahan ini

19 akan dihasilkan gas metan sehingga apabila tidak terdapat pipa ventilasi akan memperbesar resiko terjadinya ledakan di dalam tangki septik komunal akibat terjadi penumpukan gas metan.

Pipa inspeksi berfungsi sebagai lubang inspeksi secara visual dari luar tangki. Selain berfungsi untuk lubang inspeksi, pipa inspeksi juga berfungsi sebagai lubang untuk melakukan penyedotan lumpur. Sementara itu, bidang resapan tangki septik komunal terdiri atas beberapa lapisan yaitu lapisan kerikil yang berfungsi sebagai media infiltrasi air limbah pada bagian dasar, dan pada bagian atas selanjutnya berturut-turut lapisan ijuk yang berfungsi agar tanah urug tidak turun dan masuk ke dalam lapisan kerikil, lapisan pasir yang berfungsi untuk menyaring air hujan yang ikut terinfiltrasi agar tidak ada material lainnya seperti tanah ikut terinfiltrasi dan dapat menyumbat lubang resapan dan urugan tanah yang berfungsi untuk mengurangi infiltrasi air hujan pada bagian paling atas. Air limbah dari pipa outlet tangki septik komunal selanjutnya akan dialirkan melalui pipa penghubung menuju boks bagi. Boks bagi adalah sebuah kotak yang berfungsi untuk membagi penyaluran air limbah dari tangki septik komunal ke 3 jalur bidang resapan yang dirancang.

Perhitungan Dimensi Tangki Septik Komunal

Berdasarkan hasil perhitungan dimensi tangki septik komunal di Kampung Cihiris menggunakan Persamaan (3) hingga Persamaan (11) diperoleh hasil seperti pada Tabel 3. Perhitungan dimensi tangki septik komunal dapat dilihat pada Lampiran 3. Oleh karena lahan kosong yang tersedia Kampung Cihiris sangat minim, maka waktu pengurasan lumpur yang digunakan sebagai kriteria desain di rancang setiap 2 tahun sekali.

Tabel 3 Data hasil perhitungan dimensi tangki septik komunal Kampung Cihiris Kriteria Desain Nilai Satuan

jumlah penduduk (P) 5,165 orang

waktu pengurasan (N) 2.0 tahun

lumpur yang dihasilkan (S) 40.0 liter/orang/tahun

kebutuhan kapasitas penampung air (A) 413.2 m3

debit limbah kakus (Q) 10.0 liter/orang/hari

waktu detensi (Th) 1.1 hari

kebutuhan kapasitas penampung lumpur (B) 56.1 m3

volume tangki septik 469.3 m3

volume tangki pengendapan pertama 352.0 m3

perbandingan panjang terhadap lebar 1:2

freeboard 0.3 m

tinggi tangki septik 3.0 m

tinggi keseluruhan tangki 3.3 m

lebar tangki 2 9.0 m

panjang tangki 2 17.0 m

lebar tangki bak pengendapan pertama 7.5 m

20

Berdasarkan SNI 03-2398-2002, perbandingan panjang terhadap lebar tangki septik komunal adalah 1:2 atau 1:3 sedangkan pada kriteria desain tangki septik komunal Kampung Cihiris digunakan perbandingan 1:2. Selanjutnya, masih menurut sumber yang sama kriteria desain untuk tinggi tangki septik komunal adalah 1-5 m dengan tinggi jagaan 0.3 m. Pada penelitian ini, tinggi tangki septik yang digunakan adalah 3 m sehingga tinggi total tangki septik komunal adalah 3.3 m. Selain itu, volume tangki pengendapan pertama adalah ¾ dari volume tangki seluruhnya.

Tangki septik komunal terdiri dari 2 tangki yaitu tangki pengendapan pertama dan tangki septik 2 dengan menggunakan perbandingan lebar terhadap panjang 1:2 dan data volume masing-masing limbah yang akan ditampung sehingga diperoleh dimensi tangki septik 1 atau tangki pengendapan pertama dengan lebar sebesar 7.5 m dan panjang 15 m dan tangki septik 2 dengan lebar 9 m dan panjang 18 m. Pada rancangan tangki septik komunal dinding yang digunakan merupakan dinding batu bata dengan spesi 1:3 sedangkan pelat beton yang digunakan merupakan beton bertulang dengan tebal 8 cm pada pelat bagian atas dan 10 cm untuk pelat bagian bawah seperti pada Gambar 12.

Gambar 12 Detail beton bertulang tangki septik komunal

Selain itu, salah satu unit struktural lainnya adalah baffel. Berdasarkan SNI-03-2798-2002 baffel diletakkan pada jarak 2/3 dari panjang tangki seperti pada Gambar 13. Baffel untuk tangki pengendapan pertama diletakkan pada jarak 10 m dari pipa inlet sedangkan baffel pada tangki septik kedua diletakkan pada jarak 12 m dari pipa inlet.

21 Unit struktral lainnya yaitu manhole yang didesain dengan diameter 60 cm seperti ditampilkan pada Gambar 14. Diameter manhole sangat penting diperhatikan karena akan mempengaruhi ukuran badan pekerja yang bisa masuk ke dalam tangki septik komunal. Jumlah manhole yang di desain tidak hanya 1 untuk setiap tangki karena besarnya volume tangki septik komunal sehingga untuk tangki 1 dibuat 6 manhole sedangkan untuk tangki septik 2 dibuat 8 manhole.

Gambar 14 Manhole tangki septik komunal

Selain manhole pada bagian atas tangki septik juga terdapat komponen lainnya yaitu pipa ventilasi dan pipa inspeksi. Desain struktural pipa inspeksi dan pipa ventilasi terlihat seperti pada Gambar 15. Satuan yang digunakan pada Gambar 15 adalah cm.

Gambar 15 Pipa Ventilasi dan pipa inspeksi

Kedua pipa ini mempunyai diameter pipa yang sama yaitu 10 cm. Jumlah pipa ventilasi yang dirancang untuk tangki septik 1 dan tangki septik 2 masing-masing sebanyak 8 pipa. Pada tangki septik 1 jumlah pipa inspeksi yang dirancang sebanyak 6 pipa sedangkan pada tangki septik 2 tangki septik yang dirancang sebanyak 8 pipa.

Perhitungan Beban dan Kekuatan Struktur Tangki Septik Komunal

Dalam menentukan tebal pelat yang akan digunakan baik itu untuk struktur atas dan bawah tangki septik komunal dilakukan perhitungan struktur terlebih dahulu. Perhitungan yang dilakukan meliputi perhitungan beban yang bekerja atau besarnya nilai beban yang akan ditahan oleh pelat beton tersebut. Setelah ditentukan tebal pelat beton yang akan digunakan selanjutnya di lakukan kontrol terhadap momen dan lendutan untuk menentukan apakah tebal pelat yang digunakan mencukupi atau dapat menahan beban yang bekerja. Berdasarkan data

22

hasil perhitungan menggunakan Persamaan (12) hingga Persamaan (43) diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa mutu beton yang digunakan adalah K250 dengan kuat tekan 21 Mpa sedangkan baja tulangan yang digunakan adalah BJTP24 yang memiliki tegangan leleh 24 Mpa. Perhitungan beban dan struktur pelat dibedakan atas struktur pelat bagian atas dan struktur pelat bagian bawah. Pada struktur pelat bagian atas untuk untuk tangki 1 dan tangki 2 hanya memikul beban sendiri sedangkan pada struktur pelat bagian bawah harus menahan gaya tekan dari beban air dan lumpur. Sementara itu, untuk struktur pelat bagian atas dilakukan pengecekan terhadap momen dan lendutan sedangkan pada struktur pelat bagian bawah hanya dilakukan pengecekan terhadap momen. Hal ini disebabkan karena struktur pelat bagian bawah ditopang langsung oleh tanah sehingga lendutan diabaikan. Tebal pelat beton yang direncanakan untuk bagian atas adalah 80 mm sedangkan tebal pelat beton yang direncanakan untuk bagian bawah adalah 100 mm.

Tabel 4 Data perhitungan beban dan struktur pelat tangki septik komunal

Parameter Nilai pelat atas tangki 1 pelat bawah tangki 1 pelat atas tangki 2 pelat bawah tangki 2 beban (kN/m2) 1.92 26 1.92 28.96

kuat tekan beton (Mpa) 21 21 21 21

tegangan leleh baja (Mpa) 240 240 240 240

panjang bentang x (m) 7.5 7.5 9 9

panjang bentang y (m) 15 15 18 18

tebal pelat beton (mm) 80 100 80 100

perbandingan panjang bentang

2 2 2 2

diameter tulangan (mm) 8 10 8 10

tebal selimut beton (mm) 20 20 20 20

faktor momen maksimum 6.36 6.36 6.36 6.36

faktor tahanan momen 0.51 3.9 0.74 5.56

lendutan izin maksimum (cm)

6.25 - 7.5 -

lendutan terjadi total (cm) 3.62 - 7.24 -

Berdasarkan hasil perhitungan tebal pelat yang direncanakan tersebut mampu menahan momen dan lendutan yang terjadi sehingga tebal pelat tersebut dapat digunakan. Pelat beton dikatakan dapat menahan momen apabila nilai faktor momen maksimum lebih besar dari nilai faktor tahanan momen sedangkan pelat beton dikatakan mampu menahan lendutan apabila nilai lendutan izin maksimum lebih besar dari nilai lendutan yang terjadi. Perhitungan lengkap beban dan struktur pelat beton dapat dilihat pada Lampiran 4.

Bidang Resapan Tangki Septik Komunal

Berdasarkan (Sumardji dan Hamdi 2013) terdapat beberapa kriteria desain dalam merancang bidang resapan diantaranya laju perkolasi pada lahan tersebut

23 ada di interval 0.5-24 menit/cm, ketinggian muka air tanah minimum 0.6 m di bawah dasar rencana saluran peresap atau (1-1.5) m di bawah muka tanah dan jarak horizontal dari sumber air (seperti sumur) tidak boleh kurang dari 10 m. Berdasarkan data peta jenis tanah di Kecamatan Nanggung (Lampiran 5) diketahui bahwa jenis tanah di Kampung Cihiris adalah Komplek Latosol Merah Kekuningan sehingga menurut (Committee On Tropical Soils Agriculture Board National Research Council 1972) tanah jenis ini mempunyai laju perkolasi 1.65 menit/cm.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis terhadap kedalaman sumur warga yang ada disekitar lahan tangki septik komunal yang mempunyai kedalaman 10 m maka dapat disimpulkan bahwa tinggi muka air tanah di daerah ini lebih dari 1.5 m dari permukaan tanah. Selanjutnya berdasarkan hasil survey lokasi, jarak sumur dari rumah warga yang terdekat yang ada disekitar lahan tangki septik komunal adalah 15 m. Berdasarkan hasil analisis terhadap kriteria desain bidang resapan diperoleh data dimensi tangki septik komunal seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 Data dimensi bidang resapan tangki septik komunal Kampung Cihiris Parameter Nilai Satuan

lebar dasar saluran 60 cm

lebar atas saluran 90 cm

diameter pipa peresap 10 cm

jarak bukaan perforasi 0.5 cm

diameter bukaan 1 cm

jarak antar bidang resapan 160 cm

lebar boks bagi 200 cm

tinggi boks bagi 200 cm

panjang boks bagi 200 cm

Data di atas diperoleh berdasarkan kriteria desain menurut (Sumardji dan Hamdi 2013). Lebar dasar saluran digunakan 60 cm karena laju perkolasi pada lahan tersebut 1.65 menit/cm. Jarak bukaan perforasi setiap 3-6 mm dan diameter bukaan 1 cm dengan jarak antar bidang resapan harus lebih dari 150 cm. Bidang resapan terdiri dari 4 lapisan dengan material yang berbeda yaitu lapisan batu pecah pada lapisan paling bawah dan kemudian berturut-turut lapisan ijuk, pasir dan urugan tanah. Tebal setiap lapisan bidang resapan ditampilkan pada Tabel 6 sedangkan detail setiap lapisan bidang resapan dan pipa peresap seperti pada Gambar 16.

Tabel 6 Data tebal setiap lapisan bidang resapan tangki septik komunal Jenis Bahan Nilai Satuan

kerikil 40 cm

ijuk 5 cm

pasir 10 cm

24

Gambar 16 Detail lapisan bidang resapan dan pipa peresap

Berdasarkan data hasil perhitungan dimensi tangki septik komunal dan data analisis dimensi bidang resapan selanjutnya dibuat desain atau gambar rancangan tersebut dengan menggunakan program AutoCAD 2013 dan dibuat dalam bentuk detail engineering design. Gambar DED tangki septik komunal dan bidang resapan secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 7 hingga Lampiran 39.

Tanaman Pereduksi Bau dan Gas Metan (CH4)

Pada proses pengolahan air limbah di tangki septik komunal akan dihasilkan berbagai senyawa kimia yang dapat menyebabkan bau tak sedap serta gas metan yang akan keluar melalui pipa ventilasi. Senyawa-senyawa kimia ini tentu akan menganggu kenyamanan terutama untuk masyarakat yang berada disekitar lahan tangki septik komunal. Selain itu, gas metan (CH4) merupakan salah satu polutan gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya global warming. Oleh sebab itu, perlu dilakukan tindakan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat adanya bau yang tidak sedap yang berasal dari proses dekomposisi limbah tinja dan emisi gas metan yang dihasilkan untuk menjaga kenyamanan masayarakat yang tinggal disekitar wilayah tangki septik komunal dan untuk meminimalisir emisi CH4 ke atmosfer.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan tanaman pereduksi bau dan gas metan. Pada penelitian ini tanaman yang digunakan adalah pohon Tanjung yang berfungsi untuk mereduksi bau dan tanaman Sansivieria sp yang berfungsi untuk menyerap gas metan (CH4). Pohon Tanjung ditanam di sepanjang pagar pembatas lahan tangki septik komunal dan bidang resapan. Tanaman Tanjung (Mimusops elengi L.) merupakan salah satu jenis tanaman pohon yang menghasilkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk (Sarlina 2009). Gambaran bentuk pohon Tanjung dan bunganya seperti pada Gambar 17 dan Gambar 18. Tanaman Tanjung (Mimusops eiengi) berukuran sedang dan dapat juga kecil. Dapat tumbuh pada tanah berpasir, di dataran rendah yang terbuka. tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 800 meter di atas permukaan laut (Suryowinoto 1997). Tanaman dapat menyerap bau secara langsung atau tanaman akan menahan gerakan angin yang bergerak dari sumber bau.

25

Gambar 18 Pohon Tanjung

(Mimusops elengi)

Akan lebih baik lagi hasilnya, jika tanaman yang ditanam dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan bau harum. Tanaman yang dapat menghasilkan bau harum antara lain cempaka (Michelia champaka) dan tanjung (Mimosops elengi) (Dahlan 1992). Sementara itu, tanaman yang digunakan untuk menyerap gas metan yang dihasilkan pada proses pengolahan limbah tinja pada tangki septik komunal adalah Sansivieria sp. Tanaman ini ditanam di atas bidang resapan dan disekitar tangki septik komunal. Bentuk fisik tanaman ini dapat dilihat pada Gambar 19. Tanaman Sansivieria merupakan jenis tanaman hias yang memiliki kemampuan untuk menyerap polusi. Mekanisme Sansivieria dalam menyerap polutan adalah saat tanaman bernafas akan menyerap polutan seperti CH4 dan gas beracun lainnya.

Gambar 19 Tanaman Sansivieria sp

Sansivieria menggunakan stomata sebagai vacum cleanernya untuk menyedot polutan atau gas beracun dan akan memasuki sistem metabolisme dalam tubuh tanaman. Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada bagian akar, mikroba melakukan proses detoksifikasi. Melalui proses ini, mikroba akan menghasilkan suatu zat yang diperlukan oleh tanaman. Dalam proses pernafasan tersebut dihasilkan gas yang bermanfaat bagi manusia yaitu berupa oksigen. Proses ini berlangsung terus menerus selama tanaman masih hidup (Pusporini 2009).

Gambar 17 Bunga Tanjung (Mimusops elengi)

26

Rancangan Anggaran Biaya Tangki Septik Komunal dan Bidang Resapan

Berdasarkan gambar detail engineering design yang telah dibuat dan data volume cut fill dapat ditentukan Rancangan Anggaran Biaya apabila rancangan tangki septik komunal dan bidang resapan di Kampung Cihiris akan direalisasikan. Rancangan anggaran biaya tangki septik komunal dan bidang resapan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Rancangan Anggaran Biaya tangki septik komunal dan bidang resapan

No Uraian Satuan Volume Harga

Satuan (Rp)

Jumlah (Rp) Pekerjaan Persiapan

A-04 1 m2 Pengukuran dan Pasang

Bouwplank m2 274.50

69,957

19,203,197

A-08 1 m2 Membersihkan Lapangan

& Perataan m2 584.7 11,535 6,744,515 Pekerjaan Tanah

B-02 Menggali 1 m3 tanah biasa

sedalam 2 meter m3 549.00

103.815

56,994,435

B-09 Mengurug kembali 1 m3 galian m3

161.67

18,648

3,014,899 B-11 Mengurug 1 m3 pasir urug

m3 5.10

245,470

1,251,897

B-14 Memasang 1 m2 Lapisan Ijuk

tebal 10 cm, untuk bidang resapan m3 2.43 99,705 242,283 B-16 1 m3 Pasangan Batu m3 16.59 402,900 6,684,111 Pekerjaan Beton D- 31

Membuat 1 m3 balok beton bertulang (200 kg besi + bekisting) m3 9.62 7,231,939 69,600,181 D- 32

Membuat 1 m3 Plat beton bertulang (150 kg besi + bekisting) m3 49.41 6,435,443 317,975,239 Pekerjaan Dinding

E-01 Memasang 1 m2 Bata Merah

tebal 1 Bata, 1pc : 3ps m2 447.3 386,022 172,667,641 Pekerjaan Plesteran F-02 Membuat 1 m2 Plesteran 1 PC : 2 PS, tebal 15 mm m2 1192.83 77,464 92,400,916 Pekerjaan Sanitasi

M-08 Memasang 1 m pipa penyalur

air limbah jenis pipa tanah m 76.75

53,642

4,117,013

M-16 1 M' Pipa PVC θ 4" (AW) m 18.55 679,368 12,602,268

Pekerjaan Penanaman Pohon

O-03 1 Lubang (40 x 40 x 40) cm,

tanam pohon perdu pohon 31

34,798

1,078,751

27 Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dibuat dengan menggunakan data harga satuan pekerjaan Kabupaten Bogor 2016 dan disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilakukan pada proyek pembangunan tangki septik komunal dan bidang resapan di Kampung Cihiris. Sementara itu, jenis pekerjaan yang menyedot dana paling banyak yaitu pekerjaan beton yang menghabiskan dana mencapai Rp 387,575,420 atau 50 persen dari total dana yang harus dikeluarkan. Jenis pekerjaan pada pekerjaan beton ini meliputi pemasangan kolom, balok dan plat beton bertulang. Pekerjaan sanitasi meliputi pemasangan pipa sedangkan pekerjaan penanaman pohon merupakan pekerjaan finishing. Detail rincian biaya dan pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Dokumen terkait