• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pembahasan Pertumbuhan Eucalyptus pellita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan media semai mempunyai perbedaan yang dominan terhadap parameter-parameter yang diamati.

Pemberian suatu media yang bervariasi akan memberikan hasil yang bervariasi dalam pertumbuhan suatu jenis tanaman. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji Duncan terhadap pertumbuhan Eucalyptus pellita dengan menggunakan beberapa media semai yang memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi, diameter dan pertambahan jumlah helai daun yang bervariasi dan pengaruh yang nyata terhadap nisbah tinggi / diameter batang selama 13 minggu dalam shading house.

Nilai yang terbesar untuk parameter tinggi diperoleh dari media tanah dengan kotoran domba (2:1) (M5), dan nilai terbesar untuk diameter diperoleh media (cocopeat , peat moss , vermiculite =2:2:1) dengan kotoran domba (2:1)

(M20) sedangkan nilai pertambahan jumlah helai daun yang terbesar berada pada perlakuan media cocopeat dengan kompos (2:1) atau M8. Nilai yang terbaik untuk nisbah tinggi / diameter batang diperoleh dari dari media (cocopeat , peat moss , vermiculite =2:2:1) dengan kotoran domba (1:1) atau M19.

Hal ini diduga bahwa media yang dipakai dan bahan organik lainnya yang digunakan untuk menghasilkan pertumbuhan tinggi dan diameter terbesar dapat menyediakan unsur hara yang siap dipakai atau diserap tanaman untuk melakukan proses metabolisme sehingga menghasilkan pertumbuhan yang optimal seperti tinggi dan diameter.

Nilai respon tinggi media M5 diperoleh hasil sebesar 57.56 cm di mana media tersebut terdiri dari tanah dan kotoran domba (2:1). Hal ini dikarenakan bahwa dalam media tanah telah mempunyai kandungan unsur hara baik sehingga dapat diserap oleh tumbuhan dan melalui proses metabolisme maka unsur hara tersebut digunakan untuk membangun sel-sel baru yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman (Irawan 2005). Media ini memiliki kandungan unsur hara yang dapat memicu pertumbuhan tinggi yang terbaik walaupun pertumbuhan diameter dan pertambahan jumlah helai daun hampir sebaik pertumbuhan tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan uji Duncan di mana media M5 memberikan respon yang sama dengan media M20 untuk diameter terbesar dan M8 untuk pertambahan jumlah helai daun terbesar.

Pemberian media M20 yang terdiri dari (cocopeat , peat moss , vermiculite

=2:2:1) dengan kotoran domba dengan perbandingan 2:1 menghasilkan nilai diameter terbesar sedangkan pemberian media M19 memberikan pengaruh untuk nilai nisbah tinggi / diameter batang Eucalyptus pellita di mana media M19 juga mempunyai komponen media yang sama baik makro dan mikro dengan media M20.

Hal ini dikarenakan media-media tersebut terdiri dari empat macam komponen penyusun media yaitu cocopeat, peat moss , vermiculite dan kotoran domba. Media cocopeat mempunyai kandungan asam yang kecil dibandingkan dengan media peat moss, mempunyai kapasitas daya pegang air yang tinggi, menyumbang beberapa nutrisi baik dari makronutrsi seperti N, P, K, Ca, Mg, Cl, Na dan hara mikro seperti Zn, B, Fe, Mn, Cu (Meerow 2007).

Ketaren dan Djatmiko (1981) menyatakan bahwa media serbuk sabut kelapa (cocopeat) mempunyai aerasi yang baik serta memiliki kapasitas memegang air yang tinggi dalam mempertahankan kelembaban media sehingga menyebabkan ketersediaan air dan unsur hara lebih banyak dan efektif diserap akar. Serbuk sabut kelapa (cocopeat) mempunyai daya menyimpan air yang sangat baik, yaitu 6 - 8 kali dari berat media serta mengandung unsur-unsur yang diperlukan tanaman seperti N, P, Ca dan Mg meskipun dalam jumlah yang kecil.

Media peat moss memberikan aerasi yang baik dan menyediakan kapasitas daya pegang air yang kuat untuk menghindari kekeringan yang cepat dan mempunyai range pH antara 4,0 – 5,0 serta mempunyai tingkat kesuburan yang rendah Media peat moss mengandung kurang lebih 95% bahan organik sehingga membuat media ini menjadi menguntungkan untuk bahan tambahan dalam memperbaiki struktur media dan aktivitas mikroorganisme. Media peat moss mempunyai kapasitas tukar kation yang baik sehingga media ini mempunyai kemampuan untuk menyerap dan mempertahankan nutrisi serta mengurangi pencucian hara sampai nutrisi hara tersebut dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.

Media peat moss juga mempunyai porositas yang baik sehingga dapat berguna untuk mempertahankan air dan udara serta dapat membantu proses perakaran.

Media ini mempunyai kandungan hara nitrogen yang kecil dan hara lainnya seperti kalium, fosfor, kalsium, magnesium dan sulfur yang kandungannya samhat kecil. Meskipun begitu, nitrogen yang terkandung dalam peat moss ini tidak mudah terlepas cepat sehingga nitrogennya tidak selalu tersedia untuk tanaman.

Media vermiculite juga memberikan kapasitas daya pegang air yang kuat dan memberikan beberapa nutrisi hara yang dibutuhkan tanaman seperti magnesium dan kalium. Media vermiculite ini mempunyai range pH antara 6,5 – 7 dan steril (Niemiera 2007). Media ini mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi sehingga media ini dapat mempertahankan hara, memperbaiki aerasi dan tidak meminta penyiraman yang sering. Vermiculite berguna dalam membantu sistem perakaran dengan cepat dan penetrasi ke bawah sehingga memudahkan perakaran dalam menyerap nutrisi hara.

Media-media tersebut mempunyai kandungan unsur hara yang bervariasi baik dari makronutrisi maupun mikronutrisinya dan karakteristik sifat fisik dan

kimia media sehingga mengakibatkan pertumbuhan Eucalyptus pellita meningkat terutama dalam diameter batang. Hal ini dikarenakan media tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan diameter menjadi terbaik dibanding dengan media lainnya. Hasil dari campuran tersebut dapat berupa perubahan fisik, kimia dan biologi media pertumbuhan tersebut dan diduga dapatt memberikan nutrisi sehingga dapat memicu pertumbuhan diameter batang dibanding pertumbuhan tinggi dan pertambahan jumlah helai daunnya..

Hal ini juga didukung dari peranan kotoran domba sebagai pupuk kandang yang mempunyai kandungan N, P, K yang tidak terlalu tinggi tetapi dapat memperbaiki kesuburan tanah, permebilitas tanah, porositas, struktur tanah, dan daya menahan air (Muslihat 2003). Struktur media yang baik menjadikan perakaran berkembang dengan baik sehingga semakin luas bidang serapan terhadap unsur hara. Kelancaran proses penyerapan unsur hara yang dilakukan tanaman terutama difusi tergantung dari persediaan air tanah yang berhubungan erat dengan kapasitas menahan air. Secara fisik, pupuk kandang yang diberikan membuat agregat media menjadi mantap sehingga mempunyai pengaruh terhadap porositas dan aerasi persediaan air dalam media sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Secara kimia, pupuk kandang dapat sebagai bahan organik yang dapat menyerap bahan bersifat racun seperti aluminium, besi dan mangan serta dapat meningkatkan pH media. Secara biologi, pemberian pupuk kandang ke dalam media akan memperkaya jasad organisme dalam media.

Nisbah tinggi / diameter batang semai Eucalyptus pellita pada media M19 menunjukkan bahwa semai pelita ini layak untuk dipindahkan ke areal lapangan di mana semai pelita telah mempunyai cukup cadangan makanan yang disimpan dalam batang sehingga dapat bertahan hidup jika kondisi di lapangan tidak begitu memungkinkan untuk pertumbuhannya terutama untuk areal yang beriklim angin atau kering. Nisbah tinggi / diameter batang yang diperoleh media M19 sebesar 17.2 menunjukkan bahwa adanya etiolasi di mana pertumbuhannya tinggi tidak seiring dengan pertumbuhan diameter. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas akar pelita dapat mendukung pertumbuhannya dengan cara menyerap nutrisi hara dan air dalam media M19.

Kandungan bahan organik yang rendah di dalam media merupakan salah satu kendala dalam penyediaan air, udara, dan unsur hara bagi tanaman sehingga menghambat pertumbuhan dan mengurangi hasil tanaman. Kandungan bahan organik dalam media yang cukup tinggi akan membuat kondisi media menjadi kondusif untuk pertumbuhan akar tanaman. Seluruh komponen tersebut mampu memacu proses fotosintesis secara optimal. (Muslihat 2003).

Nilai pertambahan jumlah helai daun terbesar yang dihasilkan dari media M8 yang terdiri dari media cocopeat dan kompos mempunyai nilai sebesar 17.25.

Hal ini dikarenakan media cocopeat menyediakan unsur hara makro N,P,K, Ca, Mg, Cl, Na dan unsur hara mikro seperti Zn, B, Fe, Mn, Cu (Meerow 2007).

Media cocopeat ini selain mempunyai daya kapasitas pegang air yang tinggi juga dapat mempertahankan kelembaban sehingga efektif untuk akar dalam melakukan penyerapan unsur hara media. Walaupun media M8 dan M20 mempunyai satu komponen yang sama yaitu cocopeat tetapi peranan cocopeat lebih terlihat dalam pertambahan jumlah helai daun. Hal ini dikarenakan dalam media M20 selain mempunyai komponen cocopeat juga mempunyai komponen peat moss, vermiculite dan kotoran domba sehingga peranan media M20 terlihat pada nilai pertumbuhan diameter terbesar.

Pemberian kompos juga dapat memberikan dampak positif juga seperti meningkatkan ketersediaan makro dan mikronutrien bagi tanaman. Penggunaan kompos sangat baik karena dapat memberikan manfaat baik bagi media maupun tanaman.

Kompos dapat menggemburkan tanah, memperbaiki struktur dan porositas media, serta komposisi mikroorganisme media, meningkatkan daya ikat media terhadap air, menyimpan air tanah lebih lama, dan mencegah lapisan kering pada media. Kompos juga menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, mencegah beberapa penyakit akar, dan dapat menghemat pemakaian pupuk kimia dan atau pupuk buatan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk kimia. Empat fungsi kompos yaitu:

1. Fungsi nutrisi, nutrisi yang disimpan diubah menjadi bahan organik.

2. Meningkatkan struktur tanah, yaitu melalui peningkatan persentase bahan organik yang meningkatkan struktur media.

3. Meningkatkan populasi dan aktivitas organisme media. Kompos juga meningkatkan kemampuan mengikat air dan agregat media, meningkatkan infiltrasi, menghalangi terjadinya erosi dan menunjang penyebaran dan penetrasi akar tanaman.

4. Memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman yang diberi kompos lebih tahan terhadap hama dibandingkan tanaman yang tidak diberi kompos maupun yang tidak dipupuk.

Kematangan kompos yang digunakan juga menjadi faktor yang mempengaruhi cepat aplikasinya ke tanaman. Kriteria kematangan kompos bervariasi tergantung bahan asal kompos, kondisi dan proses dekomposisi selama pengomposan. Kompos yang sudah matang memiliki kandungan bahan organik yang dapat didekomposisi dengan mudah, nisbah C/N yang rendah, tidak menyebarkan bau yang ofensif, kandungan kadar airnya memadai dan tidak mengandung unsur-unsur yang merugikan tanaman (Anonim, 2007).

Hasil uji Duncan terhadap respon pertumbuhan Eucalyptus pellita pada berbagai perlakuan media semai menunjukkan bahwa respon paling kecil berada pada perlakuan media (cocopeat , serbuk gergaji , sekam padi) atau M11 terhadap parameter-parameter yang diamati antara lain diameter, tinggi dan jumlah helai daun. Hal ini diduga berasal pada media tersebut belum terdekomposisi sempurna dari penggunaan serbuk gergaji maupun sekam padi. Hal ini dikarenakan pada media serbuk gergaji mengandung komponen kimia lignin dan selulosa yang mengakibatkan proses dekomposisi menjadi terhambat (Erlan 2005). Sedangkan dari media cocopeat, selain media tersebut memberikan unsur hara baik dari hara makro maupun mikro juga mengandung komponen lignin dan selulosa (Meerow 2007).

Media sekam padi memiliki drainase dan aerasi yang baik, tidak mempengaruhi pH, mengandung hara atau larutan garam, mempunyai kapasitas menyerap air dan mengandung unsur hara N, P,K, Cl dan Mg (Erlan 2005) . Hal tersebut tidak dapat mempengaruhi proses dekomposisi yang diakibatkan adanya kandungan lignin dan selulosa yang menyebabkan proses dekomposisi lambat terutama pada media cocopeat yang mempunyai kandungan lignin dan selulosa

sangat tinggi, sehingga perubahan unsur-unsur hara yang dikandung untuk diubah ke dalam bentuk hara yang diserap oleh tanaman menjadi sangat lambat. Keadaan ini yang menyebabkan pertumbuhan Eucalyptus pellita menjadi terhambat karena proses fotosintesis yang dilakukan menjadi terganggu.

Protein sederhana adalah bahan yang mudah terdekomposisi, sedangkan lignin merupakan bahan yang lambat terdekomposisi. Secara urutan, kemudahan bahan yang untuk terdekomposisi adalah sebagai berikut:

1. Gula, zat pati, protein sederhana mudah terdekomposisi 2. Protein kasar

3. Hemiselulosa 4. Selulosa 5. Lemak

6. Lignin. Lemak, waks, dll sangat lambat terdekomposisi Hasil respon tinggi, diameter dan jumlah helai daun yang sama dari pemberian perlakuan M5, M8, dan M20 membuktikan bahwa media ini dapat menghasilkan pertumbuhan yang baik walaupun tiap media tersebut memberikan nilai hasil terbesar tiap parameternya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0,5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/part per million dari berat keringnya) (Anonim 2007).

Bahan organik yang diketahui dapat memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah. Kandungan bahan organik yang rendah di dalam media merupakan salah satu kendala dalam penyediaan air, udara, dan unsur hara bagi tanaman sehingga menghambat pertumbuhan dan mengurangi hasil tanaman. Sebaliknya, kandungan bahan organik dalam media yang cukup tinggi akan membuat kondisi

tanah menjadi kondusif untuk pertumbuhan akar tanaman (Setyorini 2005).

Dengan demikian, pemberian media dan bahan organik lainnya memberikan pertumbuhan tanaman lebih efektif dan hasil tanaman yang lebih baik.

Ketersediaan hara dan porositas baik tersebut juga menghasilkan sistem perakaran berkembang di mana perakaran tersebut secara efektif dapat menyerap unsur hara secara efektif untuk menunjang proses fotosisntesis sehingga menghasilkan pertumbuhan tinggi dan diameter yang optimal bagi tanaman.

Pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan sel. Makin cepat sel membelah dan memanjang (membesar) semakin cepat tinggi dan pembesaran diameter tanaman. Pertumbuhan tersebut berhubungan dengan kandungan unsur hara N dalam media yang merupakan unsur penting dalam pertumbuhan tanaman (Muslihat 2003).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait