• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subjek penelitian adalah pasien pengunjung RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010 sebanyak 956 orang yang terdiri dari 340 orang laki-laki (35,56 %) dan 616 orang perempuan (64,44 %). Pasien yang dijumpai memiliki kelainan dan penyakit pada lidah adalah sebesar 45,5 % (435 pasien) dan 54,5 % (521 pasien) lainnya tidak memiliki kelainan dan penyakit pada lidahnya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam periode Februari – Maret 2010 dijumpai pasien kelompok umur 4-9 tahun sebesar 6,73 % laki-laki dan 8,48 % perempuan, kelompok umur 10-19 tahun sebesar 4,94 % laki-laki dan 11,72 % perempuan, kelompok umur 20-29 tahun sebesar 8,67 % laki-laki dan 21,96 % perempuan, kelompok umur 30-39 tahun sebesar 5,36 % laki-laki dan 8,69 % perempuan, kelompok umur 40-49 tahun sebesar 4,98 % laki-laki dan 6,79 % perempuan, kelompok umur 50-59 tahun sebesar 3,3 % laki-laki dan 4,7 % perempuan,dan untuk kelompok umur diatas 60 tahun sebesar 1,58 % laki-laki dan 2,1 % perempuan. (Gambar 12)

Gambar 12. DISTRIBUSI PASIEN RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI - MARET 2010 BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN

Tabel 1. DISTRIBUSI PASIEN RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010 BERDASARKAN SUKU BANGSA

Suku Bangsa Jumlah Persentase

Batak Jawa Melayu Aceh Minang Sunda India Madura Dayak 366 354 103 80 43 5 2 2 1 38,2 37,04 10,8 8,4 4,52 0,52 0,21 0,21 0,1 Total 956 100

Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 956 pasien yang menjadi subjek penelitian, suku Batak adalah suku yang paling banyak dijumpai, yaitu sebesar 38,2 %, diikuti oleh suku Jawa 37, 04 %, suku Melayu 10,8 %, suku Aceh 8,4 %, suku Minang 4,52 %, suku Sunda 0,52 %, suku India 0,21 %, suku Madura 0,21 %, dan suku Dayak 0,1 %. (Tabel 1)

Gambar 13. DISTRIBUSI JUMLAH KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010

Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang tidak memiliki kelainan dan penyakit lidah adalah sebesar 11 % pada laki-laki dan 43,5 % pada perempuan, pasien yang memiliki 1 jenis kelainan dan penyakit lidah sebesar 13,4 % pada laki-laki dan 12,2 % pada perempuan, 2 jenis kelainan dan penyakit lidah sebesar 10,8 % pada laki-laki dan 7,9 % pada perempuan, 3 jenis kelainan dan penyakit lidah sebesar 0,4 % pada laki-laki dan 0,3 % pada perempuan, dan lebih dari 3 jenis kelainan dan penyakit lidah sebesar 0,3 % pada laki-laki dan 0,2 % pada perempuan. (Gambar 13)

Tabel 2. PREVALENSI KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010

Kelainan lidah Jumlah Persentase

Coated tongue Scalloped tongue Geographic tongue

Fissured tongue Ankyloglossia Median rhomboid glossitis

Hairy tongue Macroglossia Bald tongue 187 104 67 53 38 34 18 13 12 19,56 10, 87 7 5,54 3,97 3,87 1,88 1,35 1,25

Penelitian ini menunjukkan kelainan dan penyakit lidah yang paling banyak dijumpai pada pasien RSGMP FKG USU periode Februari – Maret 2010 adalah coated tongue sebesar 19,56 %, dan yang paling sedikit dijumpai adalah bald tongue sebesar 1,25 %. (Tabel 2)

Penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kelainan dan penyakit lidah lebih banyak diderita oleh pria (24,6 %) dibandingkan dengan wanita (20,9 %). Frekuensi coated tongue, fissured tongue, dan hairy tongue secara signifikan lebih tinggi pada pria, sedangkan geographic tongue lebih tinggi pada wanita. Sementara itu, frekuensi scalloped tongue sama besar pada pria dan wanita. (Tabel 3)

Tabel 3. DISTRIBUSI KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN

RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Kelainan Lidah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan N % n % Coated tongue 105 30,88 82 13,31 Scalloped tongue 37 10,88 67 10,87 Geographic tongue 16 4,7 51 8,27 Fissured tongue 27 7,94 26 4,22 Ankyloglossia 20 5,88 18 2,92

Median rhomboid glossitis 19 5,58 15 2,43

Hairy tongue 16 4,7 2 0,32

Macroglossia 7 2,05 6 0,97

Tabel 4. DISTRIBUSI KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH PADA PASIEN

RSGMP FKG USU PERIODE FEBRUARI – MARET 2010

BERDASARKAN KELOMPOK UMUR

Kel. Lidah Umur 4 – 9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 > 60 n % n % n % n % n % n % n % CT - - 10 6,28 57 19,45 61 45,18 32 28,57 14 18,18 13 37,14 ST 2 1,37 17 10,69 29 9,89 25 18,51 17 15,17 11 14,28 3 8,57 GT 1 0,68 13 8,17 17 5,8 21 15,55 11 9,82 3 3,89 1 2,85 FT 1 0,68 5 3,14 11 3,75 12 8,88 11 9,82 8 10,38 5 14,28 A 4 2,75 9 5,66 11 3,75 6 4,44 3 2,67 - - 5 14,28 MRG 3 2,06 8 5,03 9 3,07 4 2,96 5 4,46 2 2,59 3 8,57 HT - - - 2 1,48 4 3,57 7 9,09 5 14,28 M - - 2 1,25 5 1,7 3 2,22 3 2,67 - - - - BT - - - - 1 0,34 1 0,74 2 1,78 4 5,19 4 11,42

Penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi coated tongue, scalloped tongue, dan geographic tongue paling tinggi dijumpai pada kelompok umur 30 – 39 tahun. Frekuensi fissured tongue, ankyloglossia, median rhomboid glossitis, hairy tongue dan bald tongue paling tinggi dijumpai pada kelompok umur >60 tahun. Frekuensi macroglossia paling tinggi dijumpai pada kelompok umur 40 – 49 tahun. (Tabel 4)

BAB 5 PEMBAHASAN

Perhatian terhadap kesehatan rongga mulut secara keseluruhan menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Kesehatan rongga mulut tidak hanya difokuskan pada kesehatan gigi semata, tetapi juga termasuk organ dan jaringan di sekitarnya. Demikian pula kesehatan lidah perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan rongga mulut secara keseluruhan serta kualitas hidup manusia.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara memiliki Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan yang diperuntukkan bagi pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat dan pelaksanaan kepaniteraan klinik mahasiswa program profesi dokter gigi. RSGMP yang terletak di jalan Alumni ini terdiri dari 8 klinik, yaitu : klinik ortodonsia, klinik bedah mulut, klinik prostodonsia, klinik konservasi gigi, klinik penyakit mulut, klinik periodonsia, klinik pedodonsia, klinik departemen ilmu kesehatan gigi masyarakat.

Banyak pasien yang datang untuk berobat di RSGMP FKG USU setiap harinya. Pasien-pasien tersebut sangatlah beragam baik jenis kelamin, usia, suku, status pendidikan maupun status sosial. Pasien datang dengan berbagai keluhan. Namun keluhan utama yang paling umum dijumpai adalah sakit pada gigi dan keluhan estetis. Hanya sedikit pasien yang datang dengan keluhan utama berupa sakit atau ketidaknyamanan pada lidahnya.

Pada periode Februari – Maret 2010 pasien yang datang ke RSGMP FKG USU paling tinggi pada kelompok umur 20–29 tahun sebesar 30,64% dan pasien perempuan lebih banyak dibandingkan dengan pasien laki-laki. Hal ini serupa dengan penelitian Motallebnejad dkk (2006) di Iran walaupun angkanya lebih rendah, pasien kelompok umur 20–29 tahun merupakan pasien yang paling banyak yaitu sebesar 27,14 %, demikian juga pasien perempuan lebih banyak dibandingkan pasien laki-laki.6 Penelitian di Turki yang dilakukan oleh Avcu dkk (2001) juga didominasi oleh kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 24 % dan pasien perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.5

Suku bangsa merupakan salah satu data penting untuk diketahui karena berkaitan dengan kebiasaan hidup yang berbeda-beda bagi setiap suku yang dapat memberikan pengaruh pada lidah. Pasien yang datang ke RSGMP FKG USU berasal dari suku yang berbeda-beda seperti disebutkan di atas. Suku yang paling banyak dijumpai adalah suku Batak yaitu sebesar 38,2 %. Suku batak merupakan suku bangsa asli yang paling banyak dijumpai di Provinsi Sumatera Utara, terutama di kota Medan. Suku yang paling banyak dijumpai berikutnya adalah suku Jawa yaitu sebesar 37,04 %. Selisih jumlahnya tidak terlalu besar dengan suku Batak.

Dalam penelitian ini, dari 956 pasien yang diperiksa, 45,5 % pasien dijumpai memiliki kelainan dan penyakit lidah. Walaupun pengunjung lebih banyak berjenis kelamin perempuan, tetapi angka kelainan dan penyakit lidah lebih tinggi pada laki-laki. Hal ini mungkin terjadi karena sebagian besar pasien pria memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, meminum kopi secara rutin yang disertai dengan oral hygiene yang buruk. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Avcu dkk

(2001) di Turki yang menemukan 52,2 % dari 5150 pasien yang diperiksanya memiliki kelainan lidah, tetapi pasien yang memiliki kelainan lidah juga lebih tinggi pada pasien laki-laki.5 Hasil penelitian Motallebnejad dkk (2006) lebih rendah yaitu sebesar 35,3 % pasien dari 1901 pasien yang diperiksa memiliki kelainan dan penyakit lidah. Motallebnejad dkk juga mendapati pasien yang memiliki kelainan dan penyakit lidah lebih banyak pada laki-laki.6 Mojarrad dkk (2006) menemukan 39,7 % pasien memiliki kelainan dan penyakit lidah, tetapi prevalensinya lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki.3

Dalam penelitian ini, penyakit dan kelainan lidah yang paling banyak dijumpai adalah coated tongue yaitu sebesar 19,56 %. Coated tongue lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu 30,88 % dibandingkan dengan perempuan yaitu 13,31 % dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur 30-39 tahun. Pasien yang dijumpai memiliki coated tongue adalah pasien yang memiliki kebiasaan merokok, peminum teh dan atau kopi secara rutin serta kondisi oral hygiene yang buruk. Sebagian besar pasien yang memiliki kriteria di atas adalah pasien laki-laki. Avcu dkk (2001) dan Motallebnejad dkk (2006) juga mendapati coated tongue merupakan kelainan dan penyakit lidah yang paling banyak dijumpai yaitu 23,2 % dan 13,4 %.5,6 Dalam penelitian yang dilakukan Avcu dkk (2001) prevalensi coated tongue pada laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu 23,1 % dan 23,3 % dan paling tinggi dijumpai pada kelompok umur 50-59 tahun.5 Motallebnejad dkk (2006) mendapati coated tongue lebih tinggi pada laki-laki (16,7 %) dibandingkan dengan perempuan (11,2 %), dan paling tinggi pada kelompok umur di atas 60 tahun.6 Pada pasien lanjut usia banyak dijumpai kondisi oral hygiene yang tidak memadai, hiposalivasi, dan

gangguan pola nutrisi akibat proses penuaan sehingga banyak lansia dijumpai memiliki coated tongue.6 Abas dkk (2008) mendapati 20,4 % dari 75 pasien yang diperiksa menderita coated tongue.7

Scalloped tongue merupakan kelainan lidah tertinggi kedua yang dijumpai dalam penelitian ini yaitu sebesar 10,87 %. Prevalensi scalloped tongue hampir sama antara laki-laki dan perempuan yaitu 10,88 % dan 10,87 % dan paling tinggi pada kelompok usia 30-39 tahun. Hal ini mungkin terjadi karena tingkat stress yang sama tingginya antara laki-laki dan perempuan pada kelompok umur 30-39 tahun sehingga menimbulkan kebiasaan buruk pada pasien seperti mengisap lidah dan clenching. Selain itu scalloped tongue berkaitan juga dengan macroglossia, dimana pasien yang mengalami macroglossia pada umumnya memiliki scalloped tongue. Hasil penelitian yang diperoleh Motallebnejad dkk (2006), Avcu dkk (2001), Abas dkk (2008), dan Vörös-Balog dkk (2000) lebih rendah yaitu 6,8 %, 1,22 %, 1,9 %, dan 0,68 %. Motallebnejad dkk (2006) dan Avcu dkk (2001) sama-sama mendapati scalloped tongue lebih banyak dijumpai pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, sedangkan Vörös-Balog dkk (2000) mendapati scalloped tongue lebih banyak pada laki-laki.5-7,12

Geographic tongue dijumpai sebesar 7 % pada penelitian ini. Prevalensinya lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki yaitu 4,7 % dan 8,27 % dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur 30-39 tahun. Hasil yang lebih tinggi diperoleh pada penelitian Mojarrad dkk (2006), Yarom dkk (2004) dan Abas dkk (2008) yaitu 27 %, 12,8 % dan 7,4 %.3,7,10 Sementara itu hasil yang lebih rendah diperoleh pada penelitian Darwazeh dkk (1993), Vörös-Balog dkk (2000),

Khozeimeh dkk (2003), Motallebnejad dkk (2006), Avcu dkk (2001), Mumcu dkk (2003), dan Mathew dkk (2005) yaitu 6,8 %, 5,70 %, 4,8 %, 3,6 %, 1,2 %, 1 %, dan 0,84 %.1,5,6,9,11,12,14

Dari seluruh kelainan dan penyakit lidah yang diperiksa, dijumpai fissured tongue sebesar 5,54 %. Laki-laki lebih banyak dijumpai memiliki fissured tongue dibandingkan dengan perempuan yaitu 7,94 % dan 4,22 %. Kelainan ini paling banyak dijumpai pada kelompok umur di atas 60 tahun. Dalam penelitian ini angka fissured tongue semakin tinggi seiring dengan pertambahan usia, sesuai dengan yang dituliskan pada tinjauan pustaka. Selain itu, jumlah, lebar, dan kedalaman fissured tongue juga bertambah seiring dengan pertambahan usia. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Abas dkk (2008), Vörös-Balog dkk (2000), Avcu dkk (2001), Mojarrad dkk (2006), Khozeimeh dkk (2003), Yarom dkk (2004), Darwazeh dkk (1993), Motallebnejad dkk (2006), dan Mathew dkk (2005) memperoleh hasil yang lebih tinggi yaitu 38,9 %, 29,2 %, 19,96 %, 12,9 %, 11,8 %, 11,5 %, 11,4 %, 10 %, dan 5,7 %.1,3,5-7,10-12,14 Sedangkan hasil yang lebih rendah dijumpai pada penelitian yang dilakukan oleh Mumcu dkk (2003) yaitu sebesar 5,2 %.9

Ankyloglossia dijumpai sebesar 3,97 % pada penelitian ini. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada laki-laki (5,88 %) dibandingkan dengan perempuan (2,92 %) dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur di atas 60 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Abas dkk (2008) dan Khozeimeh dkk (2003) memperoleh hasil yang lebih tinggi, yaitu 9,3 % dan 5 %.1,7 Sedangkan Motallebnejad dkk (2006) memperoleh hasil yang lebih rendah, yaitu 2,7 %.6

Median rhomboid glossitis juga dijumpai dalam penelitian ini sebesar 3,87 %. Seperti kelainan dan penyakit lidah lainnya, MRG juga lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan, dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur di atas 60 tahun. Hasil yang lebih rendah diperoleh Motallebnejad dkk (2006), Yarom dkk (2004), Khozeimeh dkk (2003), dan Mathew dkk (2005), yaitu masing-masing sebesar 2,7 %, 2,4 %, 1,75 %, dan 1,5 %.1,6,10,14

Dalam penelitian ini juga didapati pasien memiliki kelainan hairy tongue sebesar 1,88 %. Angka kelainan hairy tongue lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu 4,7 % dan 0,32 %. Kelainan ini paling banyak dijumpai pada kelompok umur di atas 60 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dipaparkan dalam tinjauan pustaka, yaitu hairy tongue lebih sering terjadi pada pria terutama yang berusia di atas 30 tahun dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.13 Avcu dkk (2001), Abas dkk (2008), Mumcu dkk (2003), dan Darwazeh dkk (1993) mendapatkan hasil yang lebih tinggi dalam penelitian mereka yaitu 11,28 %, 7,4 %, 3,8 %, dan 3,4 %.5,7,9,11 Sebaliknya, Motallebnejad dkk (2006) dan Khozeimeh dkk (2003) memperoleh hasil yang lebih rendah, yakni 1,2 % dan 0,8 %.1,6

Macroglossia dijumpai sebesar 1,35 % dalam penelitian ini. Kelainan ini juga lebih tinggi pada pasien laki-laki dan paling banyak dijumpai pada kelompok umur 40-49 tahun. Semua pasien macroglossia juga memiliki kelainan scalloped tongue karena ukuran lidah yang melebihi normal menekan gigi. Pada beberapa kasus dijumpai diastema yang cukup jelas pada gigi pasien. Hasil yang lebih rendah

diperoleh Avcu dkk (2001) dan Motallebnejad dkk (2006) dalam penelitiannya, yaitu 1,24 % dan 0,5 %.5,6

Kelainan dan penyakit lidah yang paling sedikit dijumpai dalam penelitian ini adalah balt tongue yaitu sebesar 1,25 %. Kondisi ini dijumpai hampir sama banyak antara laki-laki dan perempuan. Bald tongue paling banyak dijumpai pada kelompok usia di atas 60 tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena proses penuaan yang dialami oleh pasien lanjut usia, disamping kemungkinan adanya defisiensi nutrisi. Pasien yang menderita bald tongue umumnya mengeluhkan perasaan terbakar pada lidahnya dan mulut terasa kering. Hasil serupa diperoleh Motallebnejad dkk (2006) pada penelitiannya, yaitu sebesar 1,2 %.6 Sementara itu Avcu dkk (2001) dan Abas dkk (2008) mendapati prevalensi bald tongue lebih tinggi pada penelitiannya, yaitu sebesar 2,85 % dan 1,9 %.5,7 Lain halnya dengan Mumcu dkk (2003) yang memperoleh hasil lebih rendah, yaitu 0,7 %.9

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa kelainan dan penyakit lidah yang paling banyak dijumpai adalah kelainan yang disebabkan oleh faktor environmental. Coated tongue dan scalloped tongue merupakan kelainan lidah yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup pasien. Sementara itu kelainan dan penyakit lidah yang paling sedikit dijumpai merupakan kelainan lidah yang disebabkan oleh penyakit yaitu bald tongue.

Dalam penelitian ini penulis tidak menghubungkan faktor-faktor yang mengakibatkan kelainan dan penyakit lidah dengan kelainan dan penyakit lidah itu sendiri. Penulis hanya mendiagnosa dan mencatat kelainan dan penyakit lidah yang dijumpai pada pasien berdasarkan pada pemeriksaan klinis secara visual saja. Dengan

demikian perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan untuk mencari hubungan antara faktor-faktor penyebab dengan kelainan dan penyakit lidah tersebut serta mengevaluasi kelainan dan penyakit lidah yang dijumpai secara klinikopatologis.

BAB 6

Dokumen terkait