BAB III PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Prosedur pemeberian kredit merupakan sebuah tahapan yang harus
dilalui sebelum kredit diberikan untuk menilai kelayakan calon debitur
sehingga risiko kredit bermasalah lebih kecil. Prosedur pemberian kredit dan
penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu
dengan yang lain tidak jauh berbeda. Perbedaan terletak dari bagaimana tujuan
bank tersebut serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan
commit to user
1. Kredit Modal Usaha
Kredit modal usaha adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
penambahan modal usaha nasabah atau untuk mendirikan usaha baru.
2. Kredit Multiguna
Kredit Multiguna adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi berbagai kebutuhan nasabah lainnya, seperti untuk pernikahan,
biaya pendidikan, atau renovasi rumah.
3. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan debitur, misalnya untuk membeli kendaraan atau rumah.
4. Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor (tahun 1996-ke atas)
5. Pembiayaan Pembelian Mobil (tahun 1990-ke atas)
6. Pembiayaan Pembelian Motor Gede (MOGE)
1. Prosedur Pemberian Kredit pada PT. BPR Nguter Surakarta
PT. BPR Nguter Surakarta dalam menjalankan produknya melakukan
proses manajemen dengan cara menetapkan tata cara/prosedur dalam
memberikan kredit melalui:
1. Marketing
Hal pertama yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta dalam
menjalankan produknya adalah memasarkan, dalam hal tersebut yang
kreditnya dilakukan dengan cara menyebar browsur (canvasing) dan
menawarkan kembali kepada mantan nasabah (debitur) PT. BPR Nguter.
Pemasaran dapat juga dilakukan saat di BPR Nguter Surakarta yaitu para
nasabah datang sendiri kemudian pegawai PT. BPR Nguter menjelaskan
prosedur yang harus dilalui dan produk yang sesuai untuk kualifikasi
nasabah tersebut tapi mungkin dalam hal ini Costumer Service yang justru
lebih berperan kemudian marketing menghantar nasabah memenuhi
prosedur yaitu nasabah/debitur diwajibkan melengkapi berkas-berkas dan
mengisi formulir untuk melengkapi syarat-syarat dan aplikasi pengajuan
kredit. Syarat-syarat yang digunakan antara lain :
1) Foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk) suami-istri
2) Foto copy KK (Kartu Keluarga)
3) Surat Nikah atau Akte Cerai
4) Rekening Listrik, air dan telepon
5) Foto copy jaminan (BPKB/Sertifikat)
6) Slip Gaji
7) Daftar riwayat pinjaman (SID)
8) Dokumen Pendukung lainnya
Aplikasi permohonan kredit antara lain :
1) Surat kesanggupan pembayaran
2) Slip setor
commit to user
5) Spesimen tanda tangan nasabah (perseorangan)
Ketentuan-ketentuan yang diberikan antara lain :
1) Besarnya nominal untuk kredit umum yang diberikan 70% dari nilai
jaminan atau nilai pasar yang diberikan, kredit proaktif plafon yang
diberikan 3 kali lipat dari nilai jaminan apabila jaminan yang
digunakan sertifikat unit mobil, dan 2 kali lipat dari nilai jaminan
apabila jaminan yang digunakan sertifikat tanah kering.
2) Suku bunga pinjaman kredit umum adalah 1,75% untuk bunga flat dan
2,75% untuk bunga menurun keduannya dalam jangka satu tahun,
apabila plafon diatas 100 juta bunga dapat dinegosiasikan. Suku bunga
kredit proaktif dengan sistem rekening koran 0,05% per hari dari
nominal yang digunakan dalam jangka waktu 6 bulan.
3) Potongan kredit untuk kredit umum biaya administrasi sebesar 1% per
tahun, materai Rp. 12.000,-, tabungan Rp. 10.000,-. Untuk proaktif
dikenakan administrasi pembukuan Rp. 350.000,-, untuk
administrasi/profisi 0,5% dari plafon, meterei Rp. 18.000,-.
Apabila syarat-syarat sudah lengkap kemudian semua berkas para nasabah
dikumpulkan dan diserahkan kepada Admin AO.
2. Administrasi AO
Tugas Admin AO mengecek kelengkapan berkas-berkas nasabah
yang telah diterima dari marketing dan kemudian dilakukan pengecekan
dengan SID (Sistim Informasi Debitur) dari situ akan terlihat data nasabah
yang lancar atau nasabah yang pernah bermasalah dengan bank lain.
3. Surveyor(AO)
Nasabah yang lancar akan diproses kembali terhadap kondisi nasabah
dengan menerapkan prinsip 5C (Capital, Character, Collateral, Condition of
Ekonomic, Capacity) oleh pihak Surveyor. Keadaan nasabah akan ditulis
dalam formulir analisis kredit sesuai dengan hasil survei, kemudian berkas
nasabah kembali dikumpulkan pada bagian Pemeriksaan Administrasi AO.
Apabila dari laporan hasil analisa kredit menyatakan bahwa kredit dapat
diterima maka Surveyor akan menyerahkan seluruh persyaratan kredit
beserta laporan analisa kredit kepada bagian Kabag Kredit.
4. Kabag Kredit
Seluruh syarat berdasarkan hasil analisa kredit yang telah sesuai ketentuan
yang diberikan PT. BPR Nguter akan ditanda tangani oleh Kabag Kredit
pada Lembar Persetujuan Kredit (LPK). Apabila dari laporan analisis kredit
tersebut menyatakan bahwa kredit tidak dapat diterima atau tidak disetujui
maka Kabag Kredit akan memberikan penjelasan dan alasan kepada bagian
Marketing mengenai penolakan permohonan kredit untuk disampaikan
kepada calon debitur.
5. Administrasi AO
Admin AO kembali melakukan pengecekan terhadap berkas-berkas
commit to user
nasabah kurang lengkap, berkas tersebut akan dikembalikan kepada
nasabah untuk melengkapi.
6. Direksi
Direksi mempunyai wewenang dalam pencairan kredit, karena bagian
direksi yang menyetujui apakah kredit itu layak dicairkan atau tidak.
Apabila direksi menyetujuinya maka direksi akan menandatangani
berkas-berkas pengajuan kredit tersebut.
7. Pencairan
Setelah mendapat persetujuan direksi lalu dilakukan pengetikan perijinan
antara nasabah dengan PT. BPR Nguter Surakarta. Apabila semua
berkas-berkas pengajuan kredit lengkap dan sudah mendapat persetujuan dari
semua pihak maka langkah terakhir dalam arus penyaluran kredit adalah
pencairan. Hal ini nasabah harus mengambil sendiri uangnya ke bank, tidak
boleh di wakilkan oleh siapapun. Tujuannya yaitu untuk memperkecil
tindak kejahatan dan supaya tidak ada pihak yang dirugikan.
Kredit merupakan risiko terbesar dalam seluruh manajemen di suatu bank,
karena apabila kredit yang diberikan tidak tepat sasaran maka akan berakibat
fatal bagi bank itu sendiri. Untuk menanggulangi terjadinya kredit yang tidak
tepat sasaran yang berakibat kredit bermasalah PT. BPR Nguter Surakarta
mempunyai cara atau antisipasi untuk menghadapi hal tersebut, antara lain
dengan prosedur pemberian kredit yang diberikan secara benar, prosedur yang
PT. BPR Nguter Surakarta mempunyai cara yang specifik dalam mengatasi
kredit loan yaitu pendekatan terbaik sesuai dengan kebijakan yang berlaku dan
pertimbangan tertentu, antara lain tindakan preventif, tindakan ini dilakukan
sebelum terjadi transaksi, yang berperan dalam hal ini marketing dan
surveyor. Hal yang dilakukan hanya memproduksi kredit yang sehat dan
berkualitas dari SID yang baik, mengedepankan analisis kelayakan debitur,
memastikan pengembalian kredit debitur, dokumen permohonan kredit calon
nasabah lengkap. Setelah kredit berjalan kemudian tindakan yang dilakukan
adalah tindakan pro aktif yang dilakukan oleh bank dengan melakukan
pemantauan kelancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya agar kualitas
kredit tetap baik. Bank membantu nasabah apabila mengalami kesulitan
penjualan dengan memberikan informasi dan solusi cara mengatasi masalah
tersebut. Apabila nasabah sulit membayar atau menunggak maka pihak bank
atau surveyor akan melakukan review atas usaha kredit yang diberikan.
Apabila kedua tindakan tersebut sudah dilakukan tetapi tetap terjadi kredit
bermasalah, maka akan dilakukan tindakan penyelamatan. Pada dasarnya tidak
semua kredit macet dapat diselamatkan tetapi bank dapat meminimalkan
kerugian dengan tindakan yang cepat dan tepat yaitu dengan menarik barang
bukti sebelum barang bukti dilenyapkan oleh nasabah melalui kolektor.
2. Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit
commit to user
calon nasabah apakah layak atau tidak untuk diberikan kredit, dan
menggunakan Prinsip 5C, yaitu : Character, Capacity, Capital, Collateral,
Condition of economy.
a. Character / watak
Dasar dari pemberian kredit adalah kepercayaan, jadi yang
mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank
bahwa si peminjam memiliki moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi
yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik
dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, masyarakat, atau dalam
menjalankan usahanya.
Manfaat dari penilaian character ini, adalah untuk mengetahui
sejauh mana tingkat kejujuran dan intergritas serta tekad yaitu kemauan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari calon debitur, character ini
sangat penting, walaupun debitur tersebut mampu membayar
hutang-hutangnya namun tidak ada etiket baik tentu akan membawa berbagai
masalah bagi bank dikemudian hari.
Menilai karakter seseorang bukanlah hal yang mudah, karena kita
memerlukan ketrampilan psikologis untuk dapat menilai character
seseorang. Pihak bank menilai karakter calon debitur dengan cara :
1. Meneliti daftar riwayat hidup debitur dengan cara wawancara langsung
dengan nasabah ataupun bertanya kepada masyarakat di lingkungan
calon debitur tinggal.
3. Meneliti apakah calon debitur terlibat pada suatu masalah, penjudian,
perampokan, pemabuk, dan lain-lain.
4. Meminta informasi dari bank lain, disini yang dimaksud mengecek
SID (Sistem Informasi Debitur) calon debitur, apakah masih
mempunyai tanggungan pada pihak lain ataupun tidak.
b. Capacity
Capacity merupakan kemampuan debitur dalam melunasi
kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukan atau yang
akan dilakukan yang dibiayai oleh bank. Jadi sampai sejauh mana usaha
yang akan diperolehnya, akan mampu melunasi tepat waktu sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati.
Pengukuran capacity ini, dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan historis, yaitu menilai past performes dari nasabah yang
bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau
selalu menunjukan kearah maju.
2. Pendekatan finacial, yaitu dengan menilai posisi neraca dan laporan
perhitungan rugi/laba untuk periode terakhir, yaitu untuk mengetahui
berapa besarnya solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas tingkat
usahanya.
3. Pendekatan edukasional, yaitu menilai latar belakang pendidikan para
commit to user
4. Pendekatan yuridis, yaitu menilai apakah calon debitur tersebut secara
yuridis mempunyai kapasitas untuk mewakili dirinya atau badan usaha
yang diwakilinya untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan
bank.
5. Pendekatan managerial, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan
nasabah dalam melaksanakan fungsi managemen dalam memimpin
perusahaannya.
6. Pendekatan teknis, yaitu menilai sejauh mana kemampuan calon
debitur dalam mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja,
bahan baku, peralatan-peralatan kerja/atau mesin, administrasi dan
keuangan bahkan sampai pada kemampuan merebut pangsa pasar.
Apabila dana yang dicairkan untuk pembiayaan barang konsumsi,
maka penilaian capacity nasabah didasarkan pada pekerjaan yang
sedang dikerjakan oleh nasabah saat ini dan seterusnya. Pihak bank
menyimpulkan apakah nasabah tersebut mampu melunasi
kewajiban-kewajiban atau tidak.
c. Capital
Pihak bank menilai dari jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh
calon debitur. Sebagai contoh apabila calon debitur meminta pihak bank
untuk mengajukan kredit, maka jaminan yang diberikan minimal harus
d. Collateral
Collateral adalah barang jaminan yang diberikan oleh peminjam sebagai
jaminan atas kredit yang diterima. Manfaat collateral adalah sebagai alat
pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau
sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi hutangnya. Jaminan juga
sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya
ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang pada saatnya kredit
tersebut harus dilunasi. Jaminan ini sifatnya sebagai pelengkap dari
kelayakan/keterlaksanaan dari proyek nasabah.
Penilaian terhadap collateral ini harus ditinjau dari 2 sudut yaitu sudut
ekonomisnya yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan
dijaminkan, serta nilai yuridisnya yaitu apakah barang-barang jaminan
tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai barang
jaminan.
e. Condition of Economy
Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain
yang mempengaruhi keadaan perekonomian dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari debitur yang memperoleh kredit. Condition of
Economy sangat penting diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk
perubahan-perubahan yang bergerak di luar negeri sendiri. Faktor-faktor
makro ekonomis ini termasuk pula peraturan-peraturan pemerintah
commit to user
Penilaian terhadap condition of economy dimaksudkan pula untuk
mengetahui sejauh mana kondisi-kondisi yang mempengaruhi
perekonomian suatu negara/suatu daerah akan memberikan dampak yang
bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif terhadap perusahaan
yang memperoleh kredit tersebut untuk memungkinkan penilaian prinsip
ini perlu dipelajari masalah-masalah politik budaya, kebijakan-kebijakan
pemerintah setempat, peraturan-peraturan moneter, perpajakan, anggaran
belanja, dan pendapatan negara yang bersangkutan, keadaan perekonomian
dan sebagainya.
Kelima prinsip tersebut PT. BPR Nguter Surakarta yang mendapatkan
perhatian lebih dibandingkan dengan prinsip-prinsip yang lainnya adalah
character. Hal tersebut dikarenakan penilaian character dari seorang debitur
sangatlah sulit, selain itu pihak BPR tidak ingin kejadian di masalalu terulang
kembali yaitu krdit macet yang diakibatkan kurang telitinya dan kurang
profesionalnya dalam menganalisa calon debitur terutama segi character.
Untuk analisa lainnya yaitu capacity, capital, collateral dan condition of
economy telah dilaksanakan sesuai prosedur.
Contoh Study Kasus
Bapak Sutris seorang wiraswasta yang di bidang perdagangan. Beliau
mempunyai gudang yang berada di Sragen, yang menjual berbagai macam
penjualan perbulan mencapai Rp. 180.000.000,- dan Beliau mendapat
keuntungan sebesar Rp. 20.000.000,- Istri bekerja sebagai guru di sekolah
dasar swasta. Pendapatan istri per bulan sebesar Rp. 2.000.000,-. Bapak Sutris
mempunyai 2 orang anak yang masih bersekolah di SMP dan SMA.
Pengeluaran Pak Sutris per bulan untuk keperluan rumah tangga sebesar
Rp. 3.000.000,- untuk biaya telepon/listrik/air sebulan sebesar Rp. 500.000,-
untuk biaya pendidikan dalam sebulan sebesar Rp. 1.000.000,- dan untuk
biaya lain-lain sebesar Rp. 500.000,-. Beliau ingin mengembangkan usahanya
Bapak Sutris berniat mengajukan pinjaman kepada PT. BPR Nguter Surakarta
sebesar Rp. 150.000.000,- dengan menyertakan jaminan BPKB 2 unit mobil
milik beliau, dengan harga pasaran Rp. 78.000.000,- dan Rp. 102.000.000,-.
Di lingkungan sekitar tempat tinggal Pak Sutris dikenal seorang dengan
kepribadian yang baik, sering membantu tetangga sekitar, aktif dalam kegiatan
lingkungan dan sangat kooperatif. Beliau dan juga istrinya mempunyai
pinjaman yang masih berjalan di beberapa bank lain. Besarnya angsuran yang
harus dikeluarkan Pak Sutris tiap bulannya mencapai Rp. 6.000.000,-. Info
dari bank lain menyebutkan bahwa SID yang dimiliki Pak Sutris bagus, tidak
pernah bermasalah/lancar.
Analisis Kredit
a. Character
commit to user
menngalami kesusahan, selain itu juga aktif dengan kegiatan di
lingkungan. Beliau juga belum pernah mempunyai masalah dengan
tetangga sekitar dan juga di luar lingkungannya. Info dari bank lain
menyebutkan pinjamannya bagus, tidak pernah telat dan lancar.
b. Capacity Aspek pendapatan Besar pendapatan : Rp. 20.000.000,- Penghasilan istri : Rp. 2.000.000,- + Total pendapatan : Rp. 22.000.000,- Aspek pengeluaran
Biaya rumah tangga : Rp. 3.000.000,-
Telepon/listrik/air : Rp. 500.000,-
Biaya pendidikan : Rp. 1.000.000,-
Biaya lain-lain : Rp. 500.000,- +
Total pengeluaran : Rp. 5.000.000,- _
Sisa penghasilan : Rp. 17.000.000,-
Angsuran di bank lain : Rp. 6.000.000,- _
Penghasilan bersih : Rp. 11.000.000,-
c. Collateral
Jaminan berupa mobil milik pribadi dengan taksiran jaminan sebagai
berikut :
Harga pasar/taksiran : Rp. 72.000.000,- + Rp. 108.000.000,-
Permintaan kredit : Rp. 150.000.000,-
Realisasi : Rp. 125.000.000,-
d. Capital
Bapak Sutris telah menekuni bidan perdagangan selama 10 tahun dan
berjalan dengan baik, modal yang dimiliki cukup banyak.
e. Condition of economy
Status tempat tinggal : Milik sendiri
Asset yang dimiliki : Perabot rumah tangga, motor, mobil
Kondisi ekonomi : Baik
Kesimpulan :
Bedasarkan pertimbangan-pertimbangan dari hasil survei, bukti-bukti fisik
dan cek lingkungan serta jaminan yang memadai, maka pemohon layak
untuk didanai, sebagai berikut :
Pemberi kredit : Rp. 125.000.000,-
Jangka waktu : 18 bulan
Suku bunga : 1,5% flat
Angsuran
Pokok : Rp. 6.944.444,-
Bunga : Rp. 1.875.000,- +
commit to user
BAB IV
PENUTUP