• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 5 – 10.

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukkan bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) urin kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pemberian Berbagai Media Tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan interaksi kedua perkuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 1).

Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman Terung dengan Perlakuan POC Urin Kelinci dan Berbagai Media Tanam

POC MEDIA TANAM Rataan

M0 M1 M2 M3

P0 23,38 20,61 19,74 26,64 22,59

P1 21,33 25,13 19,52 23,41 22,35

P2 22,30 24,54 15,00 20,72 20,64

P3 23,83 19,88 16,00 24,98 21,17

Rataan 22,71ab 22,54ab 17,57d 23,94a

Keterangan : angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat rataan tinggi tanaman terung tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (23,94) yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan M0 (22,71) dan M1 (22,54) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan M2 (17,57). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada pengamatan parameter tinggi tanaman menunjukan hasil yang nyata. Adanya kemampuan pertumbuhan dan hasil tanaman pada perlakuan dengan pemberian berbagai media tanam mampu memenuhi unsur hara yang dibutuhkan. Pemberian pupuk organik cair urine kelinci tidak berpengaruh terhadap peubah tinggi tanaman. Hal ini dapat

disebabkan oleh pengaruh faktor sifat genetis yang lebih dominan dari tanaman terung sehingga tanaman tidak memberikan respons yang nyata serta faktor luar seperti POC urin kelinci yang belum siap pakai ditambah lagi pengaplikasi yang tercuci akibat faktor cuaca.

Hubungan tinggi tanaman terung dengan pemberian berbagai media tanam dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Histogram tinggi tanaman umur 5 MST terhadap pemberian berbagai media tanam

Pada gambar 1 dapat diketahui bahwa pemberian berbagai media tanam dengan dosis optimum yaitu pada media tanam Cocopeat (M3) = 30% + Top soil = 50 % + kompos = 20 % mampu membuat tinggi tanaman terung yang maksimum 23,94 cm. Hal ini diduga media tanam cocopeat yang diberikan dapat menahan air dan mengurangi penguapan sehingga air yang tersedia cukup untuk pertumbuhan serta kandungan unsur hara yang terdapat pada cocopeat mampu untuk membantu ketersedian unsur hara sehingga dapat memberi pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman terung.

0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 T in ggi T an am an ( cm ) Media Tanaman (kg) M0 M1 M2 M3

Rinaldi (2012) melaporkan bahwa dosis, cara dan waktu yang tepat serta dengan pengolahan tanah yang baik dapat membantu meningkatkan ketersedian unsur hara yang diperlukan tanaman. Jika tanaman kekurangan kandungan unsur hara, maka laju pertumbuhan tersebuat akan lambat dan tidak optimal dalam produksi suatu tanaman.

Diameter Batang (cm)

Data pengamatan diameter batang tanaman terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 11 – 16.

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukkan bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) urin kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang. Pemberian Berbagai Media Tanam berpengaruh nyata terhadap diameter batang dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 2).

Tabel 2. Rataan Diameter Batang Tanaman Terung dengan Perlakuan POC Urin kelinci dan Berbagai Media Tanam.

POC MEDIA TANAM Rataan M0 M1 M2 M3 P0 0,9 0,85 0,76 1,05 0,89 P1 0,91 1,07 0,79 1 0,94 P2 0,83 1 0,68 1,02 0,88 P3 0,84 0,86 0,65 0,95 0,83

Rataan 0,87a 0,95a 0,72b 1,01a

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat rataan diameter batang tanaman terung tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (1,01cm) berbeda nyata dengan perlakuan M1 (0,95 cm) dan M0 (0,87 cm) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan M2

(0,72 cm). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada pengamatan parameter diameter batang tanaman terung menunjukkan hasil yang nyata. Muhammad et al (2014), melaporkan bahwa dengan bertambahnya umur tanaman terung, maka kebutuhan terhadap unsur hara terutama Nitrogen (N) juga semakin tinggi. Selanjutnya Yulistrarini (1991), melaporkan bahwa tanaman muda akan dapat menyerap unsur hara dalam jumlah yang sedikit sejalan dengan umur tanaman, kecepatan penyerapan unsur hara tanaman akan meningkat jika umur bertambah sesuai siklus hidupnya. Kualitas hidup tanaman juga sangat bergantung dari ketercukupan hara dari lingkungannya serta kemampuan akar dalam menyerap unsur hara dalam menunjang fase vegetatif tanaman.

Hubungan diameter batang tanaman terung dengan pemberian berbagai media tanam dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Histogram diameter batang umur 5 MST terhadap pemberian berbagai media tanam

Pada gambar 2 dapat diketahui bahwa pemberian berbagai media tanam dengan dosis optimum yaitu pada media tanam Cocopeat = 30% + Top soil = 50

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1 2 3 4 Diam ete r B at an g (m m ) Media Tanam (kg) M0 M1 M2 M 3

% + kompos = 20 % mampu membuat diameter batang tanaman terung yang maksimum 1,01 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1992) bahwa dengan ketersediaan unsur hara dalam jumlah cukup dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ditambahkan Sarief (1989), bahwa dengan tersediannya unsur hara dalam jumlah cukup memadai maka proses fisiologis di dalam tanaman akan berjalan dengan baik.

Jumlah Daun (helai)

Data pengamatan jumlah daun tanaman terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 17 – 22.

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukkan bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) urin kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman. Pemberian Berbagai Media Tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 3).

Tabel 3. Rataan Jumlah Daun Terung dengan Perlakuan POC Urin Kelinci dan Berbagai Media Tanam

POC Media Tanam Rataan M0 M1 M2 M3 P0 16,67 16,89 9,44 19,33 15,58 P1 15,56 14,78 0,33 17,44 12,03 P2 16,78 18,44 7,11 18,22 15,14 P3 14,33 14,56 6,67 21,33 14,22 Rataan 15,83c 16,17b 5,89d 19,08a

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rataan jumlah daun tanaman terung tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (19.08) berbeda nyata dengan perlakuan M0

(15.83), M1 (16.17) dan M2 (5.89). Dapat diketahui bahwa perlakuan yang memberikan hasil tinggi tanaman paling optimal yaitu perlakuan M3 (19.08). Hal ini karena, pada perlakuan M3 Cocopeat = 30% + Top soil = 50 % + kompos = 20 % menyediakan unsur hara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, salah satunya yaitu N. Seperti yang dikemukakan oleh Lingga dan Marsono (2008), bahwa peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang dan daun. Proses penyerapan air dan unsur hara dari tanah ke dalam akar tanaman dilakukan dengan cara maksimal. Unsur hara yang terkandung di dalam perlakuan M3 dapat menembus dinding sel tanaman, karena ketersediaan unsur hara pada perlakuan tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman terung. Berdasarkan uji DMRT 5% dapat diketahui bahwa perlakuan M3 mempunyai nilai rata-rata jumlah daun tanaman yang paling optimal dan berbeda nyata dengan perlakuan M0, M1, dan M2.

Hubungan Jumlah daun tanaman terung dengan pemberian berbagai media tanam dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Histogram jumlah daun umur 5 MST terhadap pemberian berbagai media tanam

Pada gambar 3 dapat diketahui bahwa pemberian berbagai media tanam dengan dosis optimum yaitu pada media tanam Cocopeat (M3) = 30% + Top soil = 50 % + kompos = 20 % mampu membuat jumlah daun tanaman terung yang maksimum 19,08. Hal ini sesusai peryataan Ruli (2017). Komposisi cocopeat terdiri dari 75% karbohidrat dan 25% lignin. Karbohidrat adalah golongan selulosa polisakarida yang sangat kompleks dan hemiselulosa sedangkan lignin adalah polimer yang juga kompleks. Dengan cadangan selulosa dan lignin yang dimiliki sangat tinggi, maka cocopeat dapat menjadi sumber makanan dan tempat tumbuh berkembangbiak yang baik bagi mikroorganisme yang menguntungkan untuk tanaman. Cocopeat mempunyai kandungan kalium (K) dan fosfor (P) yang

sangat tinggi. Selain itu cocopeat juga mengandung nitrogen (N), tembaga (CU),

boron (B), klorin (Cl), besi (Fe), molibdenum (Mo), kalsium (Ca), mangan (Mn),

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 1 2 3 4 Ju m lah Daun ( h elai ) Media Tanam (kg) M3 M2 M1 M0

magnesium (Mg), dan seng (Zn). Dari macam-macam unsur hara yang terkandung dalam cocopeat tersebut merupakan unsur hara yang paling dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhannya.

Umur berbunga (hari)

Data pengamatan jumlah umur berbunga tanaman terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 23 – 24.

Berdasarkan hasil analysis of variance (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukan bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) urin kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman terung putih. Pemberian Berbagai Media Tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah umur berbunga tanaman dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 4).

Tabel 4. Rataan Umur Berbunga Terung dengan Perlakuan POC Urin Kelinci dan Berbagai Media Tanam

POC Media Tanam Rataan M0 M1 M2 M3 P0 29,33 30,33 29,33 29,67 29,67 P1 30,33 31,00 30,33 29,67 30,33 P2 30,67 29,67 31,67 29,67 30,42 P3 30,67 30,33 31,33 29,33 30,42 Rataan 30,25bc 30,33b 30,67a 29,58c

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %.

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat rataan umur berbunga tanaman terung tertinggi terdapat pada perlakuan M2 (30,67) berbeda nyata dengan perlakuan M0 (30,25), M1 (30,33) dan M3 (29,58). Dengan perlakuan M2 = Serbuk gergaji =

30% + Top soil = 50% + Kompos =20%. Hal ini diduga bahwa dengan komposisi bahan organik Serbuk gergaji = 30% + Top soil = 50% + Kompos =20% yang ada dalam media tanam dapat memberi respon terhadap umur berbunga setelah 29 hari setelah pindah tanam, hal ini sesuai dengan pendapat Lilis (2005) dalam Widiwurjani dan Guniarti (2009) yang mengatakan bahwa dengan dengan adanya proses pengomposan bahan organik’ maka terjadi proses penbusukan yang akan menghasilkan senyawa-senyawa komples dalam bahan menjadi sederhana. Selanjutnya Ruskandi (2006) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi cepat atau lambat proses dekomposisi bahan organik adalah jenis bahan yang dikomposkan.

Hubungan umur berbungan tanaman terung dengan pemberian berbagai media tanam dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Histogram umur berbunga umur 5 MST terhadap pemberian berbagai media tanam.

Pada gambar 4 dapat diketahui bahwa pemberian berbagai media tanam dengan dosis optimum yaitu pada media tanam M2 (30,67). Dengan perlakuan M2

29 29.2 29.4 29.6 29.8 30 30.2 30.4 30.6 30.8 1 2 3 4 Um u r B er b u n ga Media Tanam (kg) M3 M2 M1 M0

= Serbuk gergaji = 30% + Top soil = 50% + Kompos =20% mampu memberi respon pertumbuhan umur berbunga tanaman terung yang maksimum (30,67. Kandungan unsur hara yang terdapat pada serbuk gergaji antara lain: CaCO3 berkisar 25 - 45 %, K2O : <10 %, P2O5 : < 1 %, Unsur hara mikro (Fe, Mn, Cu, dll) : <1 % yang mampu memberikan respon terhadap pertumbuhan generatif pada tanaman (Anita, dkk 2014). Hal ini sesuai dengan Sutiyoso (1996), mengemukakan bahwa penambahan berbagai komponen media tanam seperti pasir, arang kayu, serbuk gergaji dan sekam padi juga berpengaruh dalam memperbaiki struktur tanah. Serbuk gergaji mempunyai daya simpan air dan aerase yang baik, gembur sehingga akar tidak mengalami kesulitan untuk menembus dan akar mudah berkembang. Menurut Azhar et al. (2013), proses pembungaan dan pembuahan pada tanaman juga dipengaruhi oleh faktor luar antara lain yaitu temperatur, suhu, panjang pendeknya hari, dan ketinggian tempat. Umur mulai berbunga dan mulai berbuah juga tergantung dari varietas tanamannya.

Jumlah Cabang Produktif

Data pengamatan jumlah cabang produktif tanaman terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 25 – 26.

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukan bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) urin kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif tanaman. Pemberian Berbagai Media Tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif tanaman dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata.

Tabel 5. Rataan cabang produktif Tanaman Terung dengan Perlakuan POC Urin Kelinci dan Berbagai Media Tanam

POC Media Tanam Rataan

M0 M1 M2 M3 P0 6,89 4,56 3,33 6,00 5,19 P1 6,11 5,33 0,33 7,44 4,81 P2 5,22 6,11 3,44 6,33 5,28 P3 5,44 5,00 3,89 7,11 5,36 Rataan 5,92b 5,25bc 2,75c 6,72a

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat rataan cabang produktif tanaman terung tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (6,72) yang berbeda nyata dengan perlakuan M0 (5,92), M1 (5,25) dan M2 (17,57). Hal ini diduga kandungan cocopeat pada media taman memiliki unsur hara yang baik bagi pertumbuhan tanaman terung untuk merangsang tunas atau cabang baru. Cocopeat memiliki beberapa keunggulan sebagai media tanam. Salah satunya yang paling sering dimanfaatkan adalah kemampuan mengikat air (water holding capacity). Menurut hasil analisis dari penelitian Irawan, A dan Y. Kafiar (2015) kadar air yang dimiliki media cocopeat lebih tinggi dibandingkan dengan media arang sekam dan Tanah.

Hubungan cabang produktif tanaman terung dengan pemberian berbagai media tanam dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Histogram cabang produktif umur 5 MST terhadap pemberian berbagai media tanam

Pada gambar 5 dapat diketahui bahwa pemberian berbagai media tanam dengan dosis optimum yaitu pada media tanam M3 (6,72). Dengan perlakuan M3 = cocopeat = 30% + Top soil = 50% + Kompos =20% mampu memberi respon pertumbuhan cabang produktif tanaman terung yang maksimum (6,72). Dalam hal ini didapat bahwa pengamatan jumlah cabang poduktif tanaman terung putih menunjukan hasil yang nyata. Hal tersebut disebabkan oleh bertambahnya umur suatu tanaman maka kebutuhan akan unsur hara akan meningkat. Dengan M3 = cocopeat = 30% + Top soil = 50% + Kompos =20% yang diberikan pada media tanam terung dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara pada tanah dan memberikan dampak dengan menunjukan respon yang baik terhadap munculnya cabang produktif terung. Prihmatoro (1999) menyatakan bahwa unsur N (Nitrogen) diperlukan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif tanaman terutama bantang, cabang dan daun pada tanaman.

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 1 2 3 4 Caban g P rod u k tif Media Tanam (kg) M3 M2 M1 M0

Diameter Buah (Cm)

Data pengamatan diameter buah tanaman terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 33 – 38.

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukkan bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) dan Pemberian berbagai media tanam serta interaksi kedua perlakuan tersbut memberikan hasil tidak nyata.

Tabel 6. Rataan diameter buah Tanaman Terung dengan Perlakuan POC Urin Kelinci dan Berbagai Media Tanam

POC MEDIA TANAM Rataan

M0 M1 M2 M3 P0 3,44 3,30 3,36 2,75 3,21 P1 3,16 3,26 3,40 3,38 3,30 P2 3,11 3,47 2,87 3,36 3,20 P3 3,42 3,55 2,13 3,29 3,10 Rataan 3,28 3,39 2,94 3,20

Pada tabel 6 menunjukan rata – rata diameter buah tanaman terung pada pemberian POC urin kelinci yang terbaik pada perlakuan dengan dosi 400 ml/plot (P1) dengan rata – rata tertinggi sebesar (3,30 cm) diikuti dengan P0 (3,21 cm), P2 (3,20cm) dan P3 (3,10 cm). Untuk pemberian berbagai media tanam, rata – rata diameter buah terung terdapat pada pemberian berbagai media tanam M1 sebesar (3,39 cm) diikuti oleh M0 (3,28 cm) dan M3 (3,20 cm) dan M2 ( 2,94 cm) Pemberian POC urin kelinci sebanyak 600 ml/liter air belum mampu memberikan diameter buah terung yang signifikan, kelebihan unsur nitrogen pada tanah menjadikan diameter buah pada terung putih tidak signifikan, hal ini sesuai

dengan pernyataan oleh Ndereyimana et al (2013) yang menyatakan bahwa unsur nitrogen yang cukup dan sesuai dosis dalam tanaman dapat meningkatkan bobot buah, hal ini karena nitrogen berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tunas dan daun yang berperan dalam proses sintesis karbohidrat dan protein menjadi lebih efisien pada buah terung yang sedang berkembang dan mengakibatkan peningkatan jumlah dan panjang sel secara individual sehingga mampu meningkatkan ukuran buah pada terung.

Panjang Buah (Cm)

Data pengamatan panjang buah tanaman terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 27 – 32.

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukan bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) dan Pemberian Berbagai Media Tanam serta interaksi kedua perlakuan tersbut memberikan hasil tidak nyata.

Tabel 7. Rataan panjang buah Tanaman Terung dengan Perlakuan POC Urin Kelinci dan Berbagai Media Tanam

POC MEDIA TANAM Rataan

M0 M1 M2 M3 P0 19,82 21,77 21,33 22,19 21,28 P1 20,14 21,95 22,92 22,85 21,97 P2 22,56 22,86 22,94 22,71 22,77 P3 22,52 21,34 21,92 22,06 21,96 Rataan 21,26 21,98 22,28 22,45

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat rataan panjang tanaman terung tertinggi terdapat pada perlakuan. Pemberian POC Urin Kelinci 400 ml/1 liter air (P2) memiliki hasil tertinggi (22,77 cm) pemberian POC Urin Kelinci kontrol (P0)

memiliki hasil terendah (21,28 cm). Hasil pemberian berbagai media tanam cocopeat = 30% + Top soil = 50% + Kompos = 20% (M3) memiliki hasil tertinggi (22,45 cm), hasil pemberian berbagai media tanam kontrol (M0) memiliki hasil terendah (21,26 cm). Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh faktor genetis yang lebih dominan dari tanaman terung sehingga tanaman tidak menunjukan pengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan dan faktor lingkung seperti curah hujan dan intesitas cahaya matahari yang tidak sesuai dengan tanaman terung. Ketersediaan unsur hara yang rendah belum mencukupi kebutuhan tanaman yang mana pupuk organik umumnya sangat lambat dalam memberikan unsur hara terhadap tanaman karna memerlukan proses cukup lama untuk merombak bahan organik untuk dijadikan senyawa – senyawa yang dapat diserap tanaman dengan baik. Hal ini sesuai dengan penyataan Novijan (2005) yang mengatakan bahwa pemberian pupuk organik memerlukan waktu untuk proses penguraian agar tersedia hara bagi tanaman.

Jumlah Buah Per Sampel

Data pengamatan jumlah buah terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 39 – 44.

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukan- bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) urin kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per sampel. Pemberian Berbagai Media Tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per sampel. dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 8).

Tabel 8. Rataan Jumlah Buah Per Sampel Tanaman Terung dengan Perlakuan POC Urin Kelinci dan Berbagai Media Tanam

POC MEDIA TANAM Rataan

M0 M1 M2 M3 P0 2,89 1,56 1,67 2,11 2,06 P1 2,78 2,00 0,33 2,89 2,00 P2 1,56 2,00 1,33 2,89 1,94 P3 2,56 2,11 0,78 3,44 2,22 Rataan 2,44b 1,92c 1,03d 2,83a

Keterangan : angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat rataan jumlah buah per sampel tanaman terung tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (2,83) yang berbeda nyata dengan semua perlakuan M0 (2,44), M1 (1,92) dan M2 (1,03). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada pengamatan parameter jumlah buah per sampel tertinggi yaitu M3 (2,83) dan yang terendah M2 (1,03). Hal ini dikarena pada media tanam memberikan unsur hara yang cukup untuk tanam terung menghasilkan produksi jumlah buah yang nyata terhadap jumlah buah. Menurut Prihmatoro (1999) menyatakan bahwa unsur N (Nitrogen) diperlukan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif tanaman terutama bantang, cabang dan daun pada tanaman.

Hubungan jumlah buah per sampel tanaman terung dengan pemberian berbagai media tanam dapat dilihat pada Gambar 8

Gambar 6. Histogram jumlah buah umur 5 MST terhadap pemberian berbagai media tanam

Pada gambar 8 dapat diketahui bahwa pemberian berbagai media tanam dengan dosis optimum yaitu pada media tanam M3 (2,83). Dengan perlakuan M3 = cocopeat = 30% + Top soil = 50% + Kompos =20% mampu memberi respon pertumbuhan jumlah buah per sampel tanaman terung yang maksimum (2,83). Hal ini juga di dukung oleh keadaan lingkungan sekitar serta faktor genetis dari tanaman itu sendiri. Tidak semua bunga yang terbentuk dapat mengalami pembuahan dan tidak semua buah yang terbentuk dapat tumbuh terus hingga menjadi buah masak (Lakitan 2011). Dari segi fisiologis, tidak mungkin tanaman dapat menumbuhkan semua buah menjadi besar dan masak, selama tanaman tersebut tidak dapat menyediakan zat makanan yang dicukupi untuk pertumbuhan buah

Berat Buah Per Plot (Kg)

Data pengamatan berat buah per plot tanaman terung berserta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 45 – 46.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 1 2 3 4 Jum lah Bu ah P er Sam pel Media Tanam (kg) M3 M2 M1 M0

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukan bahwa faktor pemberian Pupuk Organik Cair (POC) urin kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap berat buah per plot tanaman. Pemberian Berbagai Media Tanam berpengaruh nyata terhadap berat buah per plot tanaman dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata.

Tabel 9. Rataan berat buah per plot Tanaman Terung dengan Perlakuan POC Urin Kelinci dan Berbagai Media Tanam

POC MEDIA TANAM Rataan

M0 M1 M2 M3 P0 450,00 362,33 206,33 756,67 443,83 P1 683,00 469,78 367,44 791,56 577,94 P2 455,22 430,56 289,44 531,11 426,58 P3 347,33 383,33 305,44 755,44 447,89 Rataan 483,89b 411,50c 292,17d 708,69a

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5 %

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat rataan berat buah per plot tanaman terung tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (708,69) yang berbeda nyata dengan semua perlakuan M0 (483,89), M1 (411,50) dan M2 (292,17). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada pengamatan parameter berat buah per plot tertinggi yaitu M3 (708,69) dan yang terendah M2 (292,17).

Marliah et al (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman akan lebih baik apabila semua hara yang dibutuhkan tanaman berbeda dalam keadaan yang cukup. Menurut harjadi (1991) bahwa ketersedian unsur hara ketersedian unsur hara yang cukup memungkinkan proses fotositensis berjalan optimum dan menghasilkan cadangan makan dalam jaringan lebih banyak, maka akan memungkinkan terbentuknya bunga atau buah yang banyak.

Hubungan berat buah per plot tanaman terung dengan pemberian berbagai media tanam dapat dilihat pada Gambar 9

Gambar 7. Histogram berat buah per plot tanaman terung terhadap pemberian berbagai media tanam

Pada gambar 9 dapat diketahui bahwa pemberian berbagai media tanam dengan dosis optimum yaitu pada media tanam M3 (708,69) yang berbeda nyata dengan semua perlakuan M0 (483,89), M1 (411,50) dan M2 (292,17). Prihmantoro (1999) mengemukakan bahwa pada pertumbuhan generatif tanaman Seperti pembentukan batang, cabang dan daun serat pembentukan klorofil diperlukan adanya unsur hara N. Meningkatkan pemberian pupuk secara optimum dengan terus menerus akan Menaikkan kapasitas produktif tanah, sehingga tanaman yang dihasilkan akan berpotensi lebih baik. Menurut Roeslan, (2004) mengemukakan bahwa bahan organik seperti media tanam dapat sebagai sumber humus, sumber hara makro dan mikro dan pembawa mikroorganisme yang menguntungkan dan juga sebagai pemacu pertumbuhan tanaman.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 1 2 3 4 B er at B u ah P er P lot Media Tanam (kg) M3 M2 M1 M0

Dokumen terkait