• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Dari analisa data yang dilakukan, diperoleh bahwa faktor waktu tanam (W) berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk , bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar efektif, luas daun, umur berbunga, cabang produktif, jumlah polong per tanaman, bobot biji per sampel, dan bobot 100 biji namun tidak berbeda nyata pada parameter umur panen.

Faktor inokulasi rhizobium (R) berbeda nyata pada parameter bobot basah akar, bobot basah tajuk, bobot kering akar, namun tidak berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering tajuk, jumlah bintil akar efektif, luas daun, umur berbunga, cabang produktif, umur panen, bobot 100 biji, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per sampel.

Adapun interaksi antara waktu tanam dengan rhizobium (W x R) berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman, luas daun, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per sampel, namun tidak berbeda nyata pada parameter bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar efektif, jumlah daun, umur berbunga, cabang produkt if, umur panen, dan bobot 100 biji.

Tinggi Tanaman (cm)

Dari data pengamatan tinggi tanaman pada Lampiran 5, 7, 9, dan 11 dan sidik ragam pada Lampiran 6, 8, 10, dan 12 dapat dilihat bahwa faktor waktu

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

tanam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 4 MST, 5 MST, dan 6 MST, dan interaksi waktu tanam dan rhizobium berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 6 MST namun faktor inokulasi rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman.

Data hasil uji beda rataan tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi kedelai terhadap perlakuan perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan ---cm--- W1 28,27 27,02 27,65 37,83 37,21 37,52 a 53,75 54,85 54,30 a 62,75 b 75,66 a 69,21 a

W2 28,38 24,13 26,25 32,79 31,51 32,15 b 43,73 42,03 42,88 b 55,02 cd 49,42 e 52,22 b

W3 25,21 23,59 24,40 32,95 30,41 31,68 b 46,57 41,20 43,89 b 58,41 c 49,73 e 54,07 b

Rataan 27,29 24,91 26,10 34,52 33,04 33,78 48,02 46,03 47,02 58,73 58,27 350,99

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 3 MST, dengan rataan tertinggi pada W1 (27,65) dan terendah pada W3 (24,40) dan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (37,52) dan terendah pada W3(31,68), pada 5 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (54,30) dan terendah pada W2 (42,88), pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (69,21) dan terendah pada W2(52,22).

Perlakuan rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi

tanaman 3 MST, dengan rataan pada R0 (27,29) dan pada R1 (24,91), pada 4 MST, dengan rataan pada R0 (34,52) dan pada R1 (33,04), pada 5 MST, dengan

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

rataan pada R0 (48,02) dan pada R1 (46,03), pada 6 MST, dengan rataan pada R0 (58,73) dan pada R1 (58,27).

Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 3 MST, dengan rataan tertinggi pada W2R0 (28,38) dan terendah pada W3R1 (23,59), pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R0 (37,83) dan terendah pada W3R1 (30,41), pada 5 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1

(54,85) dan terendah pada W3R1 (41,20), dan berpengaruh nyata pada pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (75,66) dan terendah pada

W2R1(49,42).

Hubungan antara waktu tanam terhadap tinggi tanaman 4, 5, dan 6 MST ditampilkan pada Gambar 1.

0 20 40 60 80 W1 W2 W3 waktu tanam ti nggi t anam an 4 MST 5 MST 6 MST

Gambar 1, Tinggi kedelai dengan perlakuan perbedaan waktu tanam

Hubungan antara interaksi waktu tanam dengan rhizobium terhadap tinggi tanaman 6 MST ditampilkan pada Gambar 2.

0 20 40 60 80 W1R0 W1R1 W2R0 W2R1 W3R0 W3R1 T inggi T anam an

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 2, grafik tinggi tanaman terhadap interaksi waktu tanam dan rhizobium Jumlah Daun (helai)

Dari data pengamatan jumlah daun pada Lampiran 13, 15, 17, 19 dan sidik ragam pada Lampiran 14, 16, 18, dan 20, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun 3 MST dan 4 MST, namun faktor inokulasi rhizobium dan interaksi waktu tanam dan rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun.

Data hasil uji beda rataan jumlah daun dengan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah daun kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan ---cm---

W1 5,53 5,33 5,43 a 7,53 7,40 7,47 a 14,80 13,00 13,90 37,07 41,13 39,10 W2 5,27 5,13 5,20 ab 6,67 6,73 6,70 ab 10,13 11,53 10,83 33,67 31,60 32,63 W3 4,27 3,80 4,03 c 6,40 5,80 6,10 b 13,67 11,40 12,53 30,20 33,07 31,63 Rataan 5,02 4,76 4,89 6,87 6,64 6,76 12,87 11,98 12,42 33,64 35,27 34,46

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada jumlah daun 3 MST, dengan rataan tertinggi pada W1 (5,43) dan terendah pada W3 (4,03), dan 4 MST, dengan rataan tertinggi pada W1 (7,47) dan terendah pada W3 (6,10) dan tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 5 MST, dengan

rataan tertinggi terdapat pada W1 (13,90) dan terendah pada W2 (10,83), dan 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (39,10) dan terendah pada W3(31,63).

Perlakuan rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun 3 MST, dengan rataan pada R0 (5,02) dan pada R1 (4,76), pada 4 MST, dengan

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

rataan pada R0 (6,87) dan pada R1 (6,64), pada 5 MST, dengan rataan pada R0 (12,87) dan pada R1 (11,98), pada 6 MST, dengan rataan pada R0 (33,64) dan pada R1 (35,27).

Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun 3 MST, dengan rataan tertinggi pada W1R0 (5,53) dan terendah pada W3R1 (3,80) pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R0 (7,53) dan terendah pada W3R1(5,80), pada 5 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R0 (14,80) dan terendah pada W2R0 (10,13), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (41,13) dan terendah pada W3R0(30,20).

Hubungan antara waktu tanam dengan jumlah daun 3 dan 4 MST ditampilkan pada Gambar 3.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 W1 W2 W3 waktu tanam ti nggi t anam an 3 MST 4 MST

Gambar 3, Jumlah daun kedelai dengan perlakuan waktu tanam Bobot Basah Akar (g)

Dari data pengamatan bobot basah akar pada Lampiran 21, dan 23 dan sidik ragam pada Lampiran 22, dan 24, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah akar pada 4 MST, dan faktor inokulasi rhizobium berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah akar pada

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

4 MST, namun interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot basah akar.

Data hasil uji beda rataan bobot basah akar dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Bobot basah akar kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi

rhizobium

4 MST 6 MST

Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan

---g---

W1 2,60 2,12 2,36 a 2,91 3,69 3,30

W2 1,32 1,10 1,21 b 3,80 2,78 3,29

W3 3,04 2,50 2,77 c 3,78 2,84 3,31

Rataan 2,32 a 1,91 b 2,11 3,50 3,10 3,30

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter bobot basah akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3 (2,77) dan terendah pada W2 (1,21), namun tidak berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi W3 (3,31) dan terendah pada W2 (3,29).

Rhizobium berpengaruh nyata pada parameter bobot basah akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (2,32) dan terendah pada R1(1,91), namun tidak berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi

R0 (3,50) dan terendah pada R1 (3,10).

Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot basah akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (3,04) dan terendah pada

W2R1 (1,10), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W2R0(3,80) dan terendah pada W2R1 (2,78).

Hubungan antara waktu tanam dengan bobot basah akar pada 4 MST ditampilkan pada Gambar 4.

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 W1 W2 W3 Waktu Tanam B obot B as ah A k ar

Gambar 4, Bobot basah akar kedelai dengan perlakuan waktu tanam Bobot Basah Tajuk (g)

Dari data pengamatan bobot basah tajuk pada Lampiran 25, dan 27, dan sidik ragam pada Lampiran 26, dan 28, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah tajuk, namun faktor inokulasi rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot basah tajuk.

Data hasil uji beda rataan bobot basah tajuk dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Bobot basah tajuk kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

4 MST 6 MST

Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan

---g---

W1 15,34 12,96 14,15 b 57,13 52,79 54,96 a

W2 7,57 6,79 7,18 c 33,16 29,68 31,42 b

W3 27,68 15,20 21,44 a 47,16 25,00 36,08 b

Rataan 16,86 a 11,65 b 14,26 45,81 35,82 40,82

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter bobot basah tajuk pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3 (21,44) dan terendah pada W2(7,18), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (54,96) dan terendah pada W2 (31,42).

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

Rhizobium berpengaruh nyata pada parameter bobot basah tajuk pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (16,86) dan terendah pada R1(11,65), namun tidak berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi

R0 (45,81) dan terendah pada R1 (35,82).

Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot basah tajuk pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0(27,68) dan terendah pada W2R1 (6,79), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R0 (57,13) dan terendah pada W3R!(25,00).

Hubungan antara waktu tanam dengan bobot basah tajuk pada 4 MST dan 6 MST ditampilkan pada Gambar 5.

0 20 40 60 W1 W2 W3 Waktu Tanam B obot B as ah T aj uk

Gambar 5 Bobot basah tajuk dengan perlakuan waktu tanam pada 4 MST dan 6 MST

Hubungan antara rhizobium dengan bobot basah tajuk pada 4 MST ditampilkan pada Gambar 4.

0 5 10 15 20 R0 R1 Rhizobium B obot B as ah T aj uk

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 4, Bobot basah tajuk kedelai dengan perlakuan rhizobium pada 4 MST Bobot Kering Akar (g)

Dari data pengamatan bobot kering akar pada Lampiran 29 dan 31, dan sidik ragam pada Lampiran 30 dan 32, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering akar pada 4 MST, faktor inokulasi rhizobium berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering akar pada 4 MST namun interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering akar.

Data hasil uji beda rataan bobot kering akar dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Bobot kering akar tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

4 MST 6 MST

Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan

---g---

W1 0,76 0,64 0,70 b 0,97 1,21 1,09

W2 0,38 0,37 0,37 c 1,14 0,74 0,94

W3 0,94 0,62 0,78 a 1,03 0,91 0,97

Rataan 0,69 a 0,54 b 0,62 1,05 0,96 1,00

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter bobot kering akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W

3

(0,78) dan terendah pada W2 (0,37), namun tidak berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (1,09) dan terendah pada W2 (0,94).

Rhizobium berpengaruh nyata pada parameter bobot kering akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (0,69) dan terendah pada

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

R1(0,54), namun tidak berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi R0 (1,05) dan terendah pada R1 (0,96).

Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (0.94) dan terendah pada W2R1 (0,37), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (1,21) dan terendah pada W2R1(0,74).

Hubungan antara waktu tanam dengan bobot kering akar pada 4 MST ditampilkan pada Gambar 6.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 W1 W2 W3 Waktu Tanam B obot K er ing A k ar

Gambar 6, Bobot kering akar kedelai dengan perlakuan waktu tanam

Hubungan antara rhizobium dengan bobot kering akar pada 4 MST ditampilkan pada Gambar 7.

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 R0 R1 Waktu Tanam B obot K er ing A k ar

Gambar 7, Bobot kering akar kedelai dengan perlakuan rhizobium pada 4 MST

Bobot Kering Tajuk (g)

Dari data pengamatan bobot kering tajuk 4 MST dan 6 MST pada Lampiran 33 dan 35, dan sidik ragam pada Lampiran 34, dan 36, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tajuk, namun faktor inokulasi rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering tajuk.

Data hasil uji beda rataan bobot kering tajuk dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Bobot kering tajuk tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

4 MST 6 MST

Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan

---g---

W1 2,74 2,20 2,47 11,54 9,93 10,74 a

W2 1,96 1,43 1,69 6,22 4,18 5,20 c

W3 4,29 2,26 3,27 9,47 5,81 7,64 b

Rataan 3,00 1,96 2,48 9,08 6,64 7,86

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering tajuk pada 4 MST, dengan rataan tertinggi

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

terdapat pada W3 (3,27) dan terendah pada W2(1,69), namun berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1 (10,74) dan terendah pada W2 (5,20).

Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering tajuk pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (3,00) dan terendah pada R1(1,96), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi R0 (9,08) dan terendah pada

R1 (6,64).

Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot kering akar pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (4,29) dan terendah pada W2R1 (1,43), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (11,54) dan terendah pada W2R1(4,18).

Hubungan antara waktu tanam dengan bobot kering tajuk pada 6 MST ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 8.

0 5 10 15 W1 W2 W3 Waktu Tanam B obot K er ing T aj uk

Gambar 8, Bobot kering tajuk kedelai dengan perlakuan waktu tanam pada 6 MST Jumlah Bintil Akar Efektif (bintil)

Dari data pengamatan bobot kering tajuk 4 MST dan 6 MST pada Lampiran 37 dan 39, dan sidik ragam pada Lampiran 38, dan 40, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bintil akar efektif,

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

namun faktor inokulasi rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah bintil akar efektif.

Data hasil uji beda rataan jumlah bintil akar efektif dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah bintil akar efektif tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

4 MST 6 MST

Perlakuan R0 R1 Rataan R0 R1 Rataan

---bintil---

W1 3,44 2,89 3,17 b 2,39 2,67 2,53 b

W2 2,78 2,56 2,67 b 19,00 17,44 18,22 a

W3 6,00 4,67 5,33 a 2,33 3,83 3,08 b

Rataan 4,07 3,37 3,72 7,91 7,98 7,94

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter jumlah bintil akar efektif pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3 (5,33) dan terendah pada W2 (2,67), dan berpengaruh nyata pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W2 (18,22) dan terendah pada W1 (2,53).

Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah bintil akar efektif pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada R0 (4,07) dan terendah pada R1(3,37), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi R1 (7,98) dan terendah pada R0 (7,91).

Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah bintil akar efektif pada 4 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W3R0 (6,00) dan terendah pada W2R1(2,56), dan pada 6 MST, dengan rataan tertinggi terdapat pada W2R0 (19,00) dan terendah pada W3R0(2,33).

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

Hubungan antara waktu tanam dengan jumlah bintil akar efektif ditampilkan pada Gambar 9. 0 5 10 15 20 25 W1 W2 W3 Waktu Tanam J um lah B int il A k ar y ang A k ti f 6 MST 4 MST

Gambar 9, Jumlah bintil akar efektif kedelai dengan perlakuan waktu tanam

Luas Daun (cm2)

Dari data pengamatan luas daun pada Lampiran 41 dan sidik ragam pada Lampiran 42, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam dan interaksi waktu tanam dan rhizobium berpengaruh nyata terhadap parameter luas daun, namun faktor inokulasi rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter luas daun.

Data hasil uji beda rataan luas daun dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Luas daun tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

Perlakuan W1 W2 W3 TOTAL RATAAN

R0 9.16 b 6.97 d 6.95 de 23.08 7.69

R1 10.24 a 7.35 c 6.52 f 24.12 8.04

TOTAL 19.40 14.32 13.47 47.20

RATAAN 9.70 a 7.16 b 6.74 c 7.87

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter luas daun, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1 (9,70) dan terendah pada W3(6,74). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter luas daun, dimana rataan pada R0 (7,69) dan pada R1 (8,04). Interaksi berpengaruh nyata pada parameter luas daun, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1 (10.24) dan terendah pada W3R1(6,52).

Hubungan antara waktu tanam dengan luas daun ditampilkan pada Gambar 10. 0 2 4 6 8 10 12 W1 W2 W3 Waktu Tanam Luas D aun

Gambar 10, Luas daun kedelai dengan perlakuan waktu tanam

Hubungan antara interaksi waktu tanam dan rhizobium dengan luas daun ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 11.

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009 0 2 4 6 8 10 12 W1R0 W1R1 W2R0 W2R1 W3R0 W3R1 Luas D aun

Gambar 11, Luas daun kedelai dengan perlakuan interaksi waktu tanam dan rhizobium

Jumlah Cabang Produktif (cabang)

Dari data pengamatan jumlah cabang produktif pada Lampiran 43 dan sidik ragam pada Lampiran 44, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang produktif, namun faktor inokulasi rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang produktif.

Data hasil uji beda rataan jumlah cabang produktif dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah cabang produktif tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

Perlakuan W1 W2 W3 TOTAL RATAAN

R0 7.20 6.20 6.40 19.80 6.60

R1 7.53 5.93 6.13 19.60 6.53

TOTAL 14.73 12.13 12.53 39.40

RATAAN 7.37 a 6.07 bc 6.27 b 6.57

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang produktif, dimana rataan tertinggi terdapat pada

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

W1 (7,37) dan terendah pada W2(6,07). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang produktif, dimana rataan pada R0 (6,60) dan pada R1 (6,53). Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang produktif, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1(7,53) dan terendah pada W2R1(5,93).

Hubungan antara waktu tanam dengan jumlah cabang produktif ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 12.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 W1 W2 W3 Waktu Tanam J um lah C abang P roduk ti f

Gambar 12, Jumlah cabang produktif kedelai dengan perlakuan waktu tanam

Umur Berbunga (HST)

Dari data pengamatan umur berbunga pada Lampiran 45 dan sidik ragam pada Lampiran 46, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam berpengaruh nyata terhadap parameter umur berbunga, namun faktor inokulasi rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur berbunga.

Data hasil uji beda rataan umur berbunga dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Umur berbunga tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

Perlakuan W1 W2 W3 TOTAL RATAAN

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

R1 39.33 47.33 42.33 129.00 43.00

TOTAL 79.33 94.00 88.33 261.67

RATAAN 39.67 c 47.00 a 44.17 b 43.61

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter umur berbunga, dimana rataan tertinggi terdapat pada W2 (47,00) dan terendah pada W1(39,67). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter umur berbunga, dimana rataan pada R0 (44,22) dan pada R1 (43,00). Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur berbunga, dimana rataan tertinggi terdapat pada W2R1 (47,33) dan terendah pada W1R1(39,33).

Hubungan antara waktu tanam dengan umur berbunga ditampilkan pada Gambar 13. 35 40 45 50 W1 W2 W3 Waktu Tanam U m ur B er bunga

Gambar 13, Umur berbunga kedelai dengan perlakuan waktu tanam Umur Panen (HST)

Dari data pengamatan umur panen pada Lampiran 47 dan sidik ragam pada Lampiran 48, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam, inokulasi rhizobium dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur panen.

Data hasil uji beda rataan umur panen dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Umur panen tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

Perlakuan W1 W2 W3 TOTAL RATAAN

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

R1 102.00 99.67 98.00 299.67 99.89

TOTAL 199.00 197.67 196.00 592.67

RATAAN 99.50 98.83 98.00 98.78

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam tidak berpengaruh nyata pada parameter umur panen, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1 (99,50) dan terendah pada W3(98,00). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter umur panen, dimana rataan pada R0 (97,67) dan pada R1 (99,89). Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur panen, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1(102,00) dan terendah pada W1R0(97,00).

Jumlah Polong Per Tanaman (polong)

Dari data pengamatan jumlah polong per tanaman pada Lampiran 49 dan sidik ragam pada Lampiran 50, dapat dilihat bahwa faktor waktu tanam dan interaksi waktu tanam dan rhizobium berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong per tanaman, namun faktor inokulasi rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah polong per tanaman.

Data hasil uji beda rataan jumlah polong per tanaman dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah polong per tanaman kedelai terhadap perbedaan waktu tanam dan inokulasi rhizobium

Perlakuan W1 W2 W3 TOTAL RATAAN

R0 93.80 b 68.73 d 65.87 e 228.40 76.13

R1 126.27 a 74.87 c 52.80 f 253.93 84.64

TOTAL 220.07 143.60 118.67 482.33

RATAAN 110.03 a 71.80 b 59.33 c 80.39

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan waktu tanam berpengaruh nyata pada parameter jumlah polong per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1 (110,03) dan terendah pada W3(59,33). Rhizobium tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah polong per tanaman, dimana rataan pada R0 (76,13) dan pada R1(84,64). Interaksi berpengaruh nyata pada parameter jumlah polong per tanaman, dimana rataan tertinggi terdapat pada W1R1(126,27) dan terendah pada W3R1 (52,80).

Hubungan antara waktu tanam dengan jumlah polong per tanaman ditampilkan pada Gambar 14.

0 20 40 60 80 100 120 W1 W2 W3 Waktu Tanam J um lah P ol ong P er T anam an

Gambar 14, Jumlah polong per tanaman kedelai dengan perlakuan waktu tanam Hubungan antara interaksi waktu tanam dan rhizobium dengan jumlah polong per tanaman ditampilkan pada Gambar 15.

Elrisa Ramadhani : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Perbedaan Waktu Tanam Dan Inokulasi Rhizobium, 2009.

USU Repository © 2009 0 20 40 60 80 100 120 140 W1R0 W1R1 W2R0 W2R1 W3R0 W3R1 J um lah P ol ong P

Dokumen terkait